Zio lega keceriaan Davina sudah kembali hanya karena ia memesan kan makanan favorit gadis itu. Davina kembali berceloteh dengan riang sembari menikmati makan siang sambil sesekali melempar candaan.
"Beneran Zio ternyata, apa kabar lama nggak ketemu?" Sapa seseorang yang menghentikan obrolan antara Zio dan Davina.
"Silla?" Wanita cantik itu tersenyum mendengar Zio menggumam kan namanya.
"Masih ingat ternyata" Pertemuan terakhir mereka 7 tahun yang lalu saat Silla memberikan undangan pernikahan nya setelah satu tahun hubungan keduanya kandas.
Terakhir Zio mendengar kabar bahwa Silla pindah ke kota lain untuk mengikuti suaminya yang merupakan pengusaha tambang.
"Iya aku masih ingat, kamu apa kabar?" sapa Zio santai.
"Aku baik, ini Davina ya? wah uda gede sekarang makin cantik" Silla tersenyum namun Davina hanya membalasnya dengan menganggukkan kepalanya. Ia masih ingat sosok Silla yang dulu terlihat begitu tak suka padanya. Karena ia sudah beranjak dewasa kini Davina paham bahwa antara Silla dan Zio pernah terjalin sebuah hubungan di masa lalu.
"Senang bisa bertemu kalian lagi Zio, kapan-kapan aku boleh main ke kantor kami ya" ucap Silla. tak banyak yang berubah padanya, Silla tetap cantik meski telah bertambah usia. Hanya saja wajahnya terlihat lebih bersahabat. Mungkin waktu 8 tahun telah banyak mengubah watak wanita itu.
"Aku uda menetap di sini lagi, jadi aku harap kita bisa merajut silaturrahmi yang sempat terputus. Aku duluan ya, enjoy! Bye Davina" Silla undur diri dari hadapan Zio dan Davina yang lebih banyak diam dan mengangguk atas ucapan nya.
"Tante Silla makin cantik, Om Zio masih mencintainya?" tanya Davina dengan tatapan menyelidik.
"Sekarang princess kecil om Zio sudah dewasa ya, uda bisa bertanya soal perasaan" Ucap Zio sambil terkekeh.
"Davina serius om" ucap gadis itu dingin.
"Sudah 8 tahun berlalu sayang. Tak pernah ada komunikasi yang terjalin. Menurut kamu apa mungkin rasa itu masih tersisah" tanya Zayn tersenyum miring.
"Mungkin aja, karena semua bisa terjadi di dunia ini"
"Tante Silla sudah menikah sayang, nggak mungkin om menaruh hati pada milik orang lain sementara yang masih free yang lebih cantik, lebih menarik dan juga seksi bertebaran di sekitar om Zio" Zio kembali terkekeh. Nyatanya selama ini ia tak pernah sempat untuk melirik wanita manapun di sekelilingnya. Ia hanya fokus pada Davina dan juga perusahaan.
"Tante Safira yang om maksud?" tanya Davina sinis.
"Yah salah satunya" ucap Zio santai.
"Tante Safira masuk dalam kriteria gadis idaman om Zio?" Davina terlihat semakin tegang dan penasaran.
"Safira cantik, cerdas, baik, masih muda hemm mungkin iya" ia tak mengerti mengapa Davina bertanya begitu jauh. Selama ini tak pernah ada pembahasan mengenai hal semacam ini.
"Tunggu, kenapa bertanya tentang hal ini? Jangan bilang oma yang meminta kamu untuk membujuk om Zio agar segera menikah?" Karena akhir-akhir ini sang mama mulai sering menyinggung terkait masalah pernikahan padanya.
"Kok nyambungnya ke sana? udah ah Davina mau pulang capek" gadis cantik itu terlihat begitu kesal.
"Nggak mau ikut om Zio ke kantor aja?" Zio semakin heran tak biasanya Davina meminta pulang. Biasanya ia akan merengek agar Zio mengizinkannya ikut ke kantor dan menemaninya bekerja hingga jam pulang tiba.
"Nggak mau ganggu om berduaan sama tante Safira" ucapnya ketus
🍁🍁🍁
"Aku yakin kamu cuma takut kehilangan perhatian dari om kamu Vin, secara kamu nggak punya siapa-siapa selain dia bukan karena apa-apa" ucap Lea sahabat Davina saat ia mulai bercerita tentang kegusaran nya saat memikirkan Zio bersama Safira. Apalagi Safira tampak jelas menaruh perhatian pada pria itu.
Kegelisahannya bertambah saat oma Ayumi mulai meminta Zio memikirkan tentang pasangan hidup. Kepalanya terlalu penuh jika berfikir sendiri karena itu ia nekat menceritakan rasa tidak nyaman di hatinya pada Lea, semoga tidak apa-apa fikir nya.
"Tapi aku nggak ngerasa kayak gitu Le" lirih Davina dengan tatapan menerawang.
"Terus kalo bukan itu apa? nggak mungkin kan kamu cemburu karena kamu suka sama om Zio? yah walaupun nggak aneh karena aku aja kadang baper padahal cuma melihat ketampanan nya aja. Apalagi kamu yang ngerasain kasih sayang dan perhatiannya" ucap Lea sambil tertawa.
Ucapan Lea membuat Davina termenung, berusaha menyelami perasaan nya.
"Tapi masa iya kamu suka sama om Zio yang udah ngerawat kamu dari kecil, dia kan pengganti orang tua kamu Vin sama aja kayak papa kamu" Lanjut Lea masih tak yakin dengan pendapatnya.
"Nggak tau lah Le, mungkin benar yang kamu bilang. Rasa nggak rela om Zio dekat sama cewek lalu menikah dan memiliki keluarga sendiri itu karena aku takut perhatiannya teralihkan. Sementara aku masih butuh kasih sayang dan perhatian yang utuh cuma buat aku. Soal perasaan lain aku nggak terlalu paham" ucap Davina setelah berfikir cukup lama.
"Aku mikirnya juga gitu, btw itu si Tomi gimana? kasihan tau nggak ngejar-ngejar kamu mulu dari kelas 1. Beneran belum bisa terbuka ya buat nerima dia?"
"Aku nggak tau, aku cuma nyaman untuk temenan aja deh kayaknya." Sejauh ini Davina belum merasakan ketertarikan pada lawan jenis nya. Ia belum merasakan getaran yang berbeda untuk menjalin hubungan percintaan seperti teman-temannya.
"Kamu puber nya telat banget apa gimana ya Vin, aku aja uda 3 kali ganti pacar kamu jatuh cinta aja belum pernah. Atau jangan-jangan kamu beneran naksir om Zio yah" Lea mengetuk-ngetuk dagu dengan jari nya seolah sedang berfikir berat.
"Kamu tu labil banget Le, tadi kamu yang bilang kalo aku nggak mungkin suka sama om Zio. Sekarang malah curiga"
"Yah abisnya dari sekian banyak cowok tampan dan populer di sekolah kok nggak ada satupun yang kamu suka. Atau jangan-jangan kamu suka sesama ya Vin? duh" Davina menatap sinis pada Lea yang memasang ekspresi ngeri.
"Makin nggak jelas" Sungut Davina sebal.
"Yah zaman sekarang tuh ngeri Vin, banyak banget kejadian kayak gitu. Jangan sampai ya kamu suka sama aku?" Ekspresi wajah Lea masih menampakkan kekhawatiran.
"Selama kita berteman aku pernah aneh-aneh nggak sama kamu Le? emang kamu ngerasa secantik itu ya sampe percaya diri banget aku bakalan suka sama kamu? aku emang belum pernah jatuh cinta tapi aku tau banget kalo aku tu 100% normal" Davina mencebik kesal.
"Santai nggak usah ngegas gitu ntar ilang loh cantiknya" Lea terbahak melihat reaksi kesal sahabatnya.
"Kami sih sengaja banget bikin aku kesal"
🍁🍁🍁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Oh ternyata udah Nikah? Semoga bahagia jadi gak jd akan Pelakor..
2025-04-06
0
RR.Novia
Zayn buruan balik ke lapak sebelah lagi bisa digantung nala ntar elu 🤣
2023-08-31
0
💦
dari kecil sudah terbiasa dengan zio, hingga davina belum menyadari kalau ketergantungan nya sama zio itu karena rasa cinta seorang wanita ke laki laki...
2022-09-01
0