"Ya, ini tamanku. Aku yang merawatnya sejak pertama di tanami hingga saat ini."
"Maaf, aku pikir ini taman Brian. Maafkan aku yang sudah salah berjalan." Kania berucap dengan nada penuh sesal.
"Tunggu! Kamu bilang apa barusan? Brian?"
Kania menganggukkan kepala. Menjawab pertanyaan laki-laki yang ada di hadapannya saat ini. Laki-laki itu menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa Kania artikan apa maksud dari tatapan tersebut.
"Kamu siapanya tuan muda?" tanya laki-laki itu penuh selidik.
"Aku? Tunggu! Sebenarnya, aku ini salah jalan atau .... "
Belum sempat Kania menyelesaikan kata-katanya, sebuah suara yang terdengar semakin mendekat, mengalihkan perhatian kedua orang yang sedang saling menyimpan tanda tanya di hati masing-masing. Suara itu tak lain adalah suara bu Ninik yang datang mencari Kania.
"Nona Kania, ternyata di sini. Ibu sudah mencari sejak lima menit yang lalu, Nona."
"Bu Ninik mencari aku? Untuk apa?" tanya Kania mengalihkan perhatiannya.
"Tunggu! Nona? Kamu ... nona Kania? Calon istri tuan muda?" Ada sedikit wajah tak percaya yang laki-laki itu perlihatkan saat bicara pada Kania sekarang.
"Iya mas Ikhsan. Ini nona Kania, calon istri tuan muda kita."
"Ma--maafkan saya atas kelancangan barusan nona Kania. Saya tidak tahu kalau nona ini adalah nona Kania, calon istri tuan muda." Laki-laki yang bernama Ikhsan itupun berucap dengan penuh sesal pada Kania.
"Gak papa. Bukan salah kamu kok .... "
"Ikhsan nona. Nama saya Ikhsan, tukang kebun di vila tuan muda ini."
"Oh, Ikhsan. Salam kenal," ucap Kania sambil mengulurkan tangannya.
"Maaf nona Kania. Saya tidak berani menyambut uluran tangan dari nona. Mengingat ... status kita sangat jauh berbeda."
"Lho, kenapa harus berkata seperti itu? Bukankah kita manusia ini sama saja. Tidak ada yang tinggi dan tidak ada yang rendah statusnya di mata sang maha pencipta." Kania berucap dengan nada dan wajah serius.
"Tetap saja, saya dan nona itu berbeda. Maaf nona."
"Maafkan ibu yang lancang memotong obrolan nona Kania. Tapi, ibu mencari nona atas perintah tuan muda," ucap bu Ninik tidak ingin berlama-lama mendengarkan Kania yang sedang berdebat dengan Ikhsan.
"Oh iya bu, maaf. Aku mengabaikan bu Ninik barusan. Ada apa? Apa yang tuan muda inginkan dari aku? Maksudku ... apa yang dia katakan untuk bu Ninik sampaikan padaku?"
"Tuan muda ingin nona Kania kembali ke kamar untuk istirahat. Tuan muda juga sudah menyiapkan kamar baru untuk nona Kania."
"Oh, baiklah."
"Mm ... Ikhsan, aku harus kembali sekarang. Apakah ... apakah aku masih boleh datang ke taman ini lain waktu?"
"Tentu saja boleh nona. Tidak ada larangan untuk nona jika ingin datang. Kapan saja nona mau datang, terserah nona."
"Baiklah. Terima kasih banyak. Aku akan datang lagi nanti," ucap Kania sambil tersenyum.
Ikhsan pun membalas senyum Kania dengan senyum manis. Bu Ninik juga terlihat senang dengan sikap manis dan lembut yang ditunjukkan oleh calon nona mudanya ini.
'Kelihatannya, gadis ini adalah pilihan terbaik untuk tuan muda. Dia manis, lembut, dan juga berbudi baik. Semoga saja, perilakunya tidak berubah setelah menjadi nona muda,' kata bu Ninik dalam dengan penuh harap.
'Calon nona muda yang sangat baik dan manis,' ucap Ikhsan ikut memuji dalam hati.
Kelihatannya, tidak sulit untuk Kania mencuri perhatian dan memberikan kesan baik pada semua orang yang tinggal di vila ini. Karena sikap baik dan lembutnya itu membuat ia mudah bergaul dan disukai oleh semua orang.
Bu Ninik membawa Kania ke kamar lain di lantai dua. Kamar yang lumayan besar dan sangat indah dengan dekor serba pink. Sayangnya, Kania tidak terlalu suka dengan warna itu, sehingga dia merasa sedikit tidak nyaman saat berada di kamar yang menurut bu Ninik sangat indah. Karena biasanya, para gadis itu sangat menyukai warna pink dengan karakter hello kitty yang imut dan lucu.
Melihat gerak-gerik yang Kania tunjukkan. Bu Ninik segera merasa ada yang tidak beres dengan Kania saat ini. Ia adalah wanita yang peka akan perasaan wanita lain.
Bu Ninik pun berinisiatif untuk langsung bertanya pada Kania tentang apa yang Kania rasakan saat ini. "Nona Kania kenapa? Apa nona tidak suka dengan suasana kamar ini?"
"Eh ... ti--tidak bu. Aku ... su--ka kok. Ya, aku suka," ucap Kania berusaha memperlihatkan
senyum tidak enak yang pastinya terlihat sangat kaku di mata bu Ninik yang sangat peka.
"Nona Kania tidak perlu memaksakan apa yang nona rasa. Jika memang merasa tidak suka dengan suasana kamar ini, maka katakan saja. Ibu akan minta pelayan untuk menggantikannya lagi."
"Gak papa bu Ninik. Aku suka kok dengan suasana kamar ini. Hanya saja ... aku kurang suka dengan warna pink dan karakter hello kitty ini. Aku lebih suka dengan warna hijau dan karakter frog." Setelah berucap, Kania nyengir kuda sambil memperlihatkan gigi putihnya yang indah.
"Oh. Nona Kania ternyata gadis yang unik. Baiklah, nanti akan ibu usahakan merubah suasana kamar ini dengan warna dan karakter kesukaan nona."
"Tidak perlu, bu Ninik. Jangan merepotkan bu Ninik dengan apa yang aku suka. Kamar ini sudah bagus, jadi ... tidak perlu di ubah hanya karena aku tidak suka dengan warna dan karakternya saja."
Bu Ninik hanya senyum manis menangapi apa yang Kania katakan. Dalam hati, bu Ninik terus memuji sifat Kania yang menurutnya sangat lembut dan baik ini.
"Baiklah kalau begitu, nona Kania silahkan istirahat! Ibu pamit dulu."
"Iya bu Ninik. Terima kasih banyak."
"Sama-sama, nona Kania."
"Jika butuh sesuatu, nona bisa panggilkan ibu atau pelayan yang lainnya. Mereka semua sudah tahu siapa nona Kania sekarang."
"Iya, Bu."
Sepeninggalan bu Ninik, Kania langsung berbaring di atas kasur lebar yang ada di kamar ini. Rasanya, sungguh empuk kasur itu saat ia baringkan tubuhnya di atas kasur tersebut.
Namun, tiba-tiba, ia teringat dengan koper yang ia bawa bersamanya datang ke sini. Kania langsung bangun dari baringnya, lalu melihat sekeliling kamar tersebut.
Rasa hati ingin bertanya, tapi ia tidak enak untuk melakukan hal itu. Kania pun berinisiatif untuk mencari sendiri di mana keberadaan koper tersebut.
"Jika aku dipindahkan ke kamar ini, aku yakin, bu Ninik juga pasti memindahkan barang yang aku bawa ke sini." Kania berkata pada dirinya sendiri.
"Aku yakin koper itu ada di kamar ini. Tapi ... di mana koper itu ya? Mana aku belum membuka koper itu sama sekali. Aku tidak tahu apa isi dari koper yang mama berikan."
"Aduh ... bagaimana jika isi dari koper itu membuat masalah bagi aku? Aduh gawat lah."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Aidah Djafar
jngan2 koper Kania Uda di liat tuan bri ...🤔😠
2023-05-04
2
Itha Fitra
perasaan kania ni bnyk omong,tiap orang di ajak debat🤦♀️
2022-12-05
0
Ney Maniez
😲🤔
2022-11-26
0