Episode *15

Ibu dan anak itupun tertawa bahagia memikirkan Kania yang sedang bersujud memohon-mohon pada Brian untuk dinikahi.

"Kasihan sekali dia, Ma. Pasti Brian sangat amat risih dan jijik saat melihat dia," kata Zara bicara sambil tertawa.

"Tentu saja sayang. Kasihan sekali nasib si kutu busuk yang malang."

"Sayang sekali, kita tidak bisa menyaksikan pertunjukan itu. Jika tidak, itu pasti akan jadi pertunjukan paling seru sepanjang sejarah," ucap Zara.

"Iya sayang. Sungguh sangat di sayangkan. Jika saja vila itu dekat dan papa kamu tidak ada di rumah, mungkin kita bisa pergi. Tapi, papa kamu ada di rumah sekarang. Jika kita pergi, maka kita akan terlihat belangnya."

"Iya Ma. Haduh ... terpaksa kita harus merelakan tontonan yang sangat menarik. Oh ya, Ma. Aku penasaran sama isi koper yang Kania bawa. Apa mama benar-benar memberikan dia pakaian yang layak untuk ia pakai tadi?"

"Sayang, kamu lupa siapa mama kamu ini? Tentu saja tidak, Zara."

"Maksud mama? Mama lagi-lagi ngerjain dia, gitu?"

"Ya jelas dong. Mana boleh kita biarkan setiap kesempatan yang kita punya terbuang begitu saja. Jika ada kesempatan, kita harus manfaatkan. Walau sekecil apapun kesempatan itu."

"Ya ya ya," ucap Zara sambil mengangguk-anggukkan kepalanya. "Mama benar. Sangat-sangat benar. Lalu, apa yang mama siapkan untuk Kania di dalam koper itu?"

"Kain lap."

"Apa? Mama siapkan dia kain lap untuk ia pakai?"

"Nggak, mama bercanda aja kok. Mama gak sebodoh itu, Zara. Mana mungkin mama sediakan dia kain lap untuk ia bawa ke kediaman Brian. Karena hal itu akan membuat reputasi keluarga kita menjadi buruk, terutama mama. Karena mama yang membereskan barang-barang yang Kania bawa."

"Ih, aku jadi bingung dengan apa yang mama katakan. Maksud mama itu apa sih? Padahal aku udah bahagia banget tadi saat mendengar mama bilang kalau mama sediakan lap untuk Kania. Lalu, mama bilang itu hanya bercanda. Sebenarnya, apa sih yang mama rencanakan untuk Kania di sana?"

"Dasar anak yang malas berpikir. Tentunya mama sediakan baju yang paling bagus untuk Kania di dalam koper itu. Baju-baju yang ia bawa semua baju-baju seksi mama yang sudah lama tidak mama pakai. Semua baju itu masih sangat bagus, dan ada yang masih baru karena belum mama sentuh sebentar pun."

"Lalu? Apa tujuan mama menyediakan baju-baju bagus itu untuk Kania?"

"Tentunya untuk memperlihatkan kesan bohong Kania pada Brian dong, Zara. Kok itu aja kamu gak bisa mikir sih?"

"Kamu gak bisa mikir apa? Kania pasti sedang menjelek-jelekkan kita di depan Brian untuk membuat Brian bersimpati dan menerima dia sebagai istri. Terus, saat Brian tahu kalau isi koper milik Kania itu baju-baju bagus, Brian pasti berpikir kalo Kania itu bohong sama dia. Lagipula, baju-baju bagus itu sangat mahal-mahal harganya. Jikapun Brian tidak berpikir Kania berbohong, lalu dia pasti berpikir, Kania itu gadis yang tidak baik. Dari mana coba ia dapat baju-baju bagus jika Kania tidak dapat perhatian keluarga."

Zara bertepuk tangan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. "Luar biasa. Mama sangat luar biasa pemikirannya. Aku saja tidak sedikitpun terpikirkan soal itu. Tapi mama ... mama sangat cerdik sampai memikirkan semuanya secara detail. Aku salut sama mama. Benar-benar salut."

"Mama gitu lho," kata Salma dengan bangga.

"Luar biasa, Ma. Sangat luar biasa. Mama bukan hanya merelakan dia menjadi pengganti aku. Tapi, mama juga menciptakan rasa benci di hati Brian sebelum Kania menjadi anggota keluarga Aditama. Dengan begitu, walaupun Kania menjadi nyonya muda Aditama, dia juga tidak akan diakui Brian sebagai istri. Ini luar biasa penyiksaan nya, Ma. Sangat luar biasa," ucap Zara sambil terus mengangumi sang mama.

"Tentu saja mama tidak rela dia bahagia, Sayang. Walaupun dia menikah dengan keluarga kaya raya, dia tetap harus menderita karena kita."

"Tentu, Ma."

Mereka berdua kembali tertawa atas kelicikan yang mereka lakukan. Tanpa mereka sadari, apa yang sebenarnya terjadi pada Kania. Mereka hanya merencanakan sebisa mereka tanpa bisa mengatur apa sebenarnya yang sang pencipta atur.

Di kamar tamu, bu Ninik sedang menatap Kania dengan tatapan tak percaya. Kania yang buruk rupa, kini telah berhasil ia sulap menjadi putri cantik yang sangat luar biasa.

Kania merasa grogi dengan tatapan kagum yang bu Ninik berikan padanya. Ia yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan pakaian baru, kini bertingkah serba salah karena rasa grogi itu.

"Bu Ninik, kenapa? Apa aku jelek dengan baju ini? Kalau begitu, aku buka lagi aja," ucap Kania sambil beranjak ingin masuk ke kamar mandi kembali.

"Eee jangan Nona Kania! Jangan di buka lagi. Nona Kania sangat cantik dan baju itu terlihat benar-benar bagus di tubuh Nona. Jadi, jangan gak perlu diganti lagi, Nona."

"Beneran, bu Ninik? Aku cocok dengan baju ini? Apa ini tidak berlebihan bagi aku?" tanya Kania sambil melihat dirinya sebisa mungkin.

"Tentu saja sangat cocok, nona Kania. Nona benar-benar cantik dan sedikitpun tidak ada yang berlebihan. Malahan, nona terlihat sangat luar biasa dengan baju ini. Coba deh, nona Kania lihat diri nona di cermin ini. Nona pasti akan mengangumi diri nona sendiri."

Kania mengikuti apa yang bu Ninik katakan. Ia berjalan maju menuju cermin yang berada di sampingnya.

Saat ia sudah berada di depan cermin, ia menatap sosok cantik yang ia lihat di dalan cermin tersebut. Sosok cantik itu adalah dirinya. Dia yang begitu cantik dengan stelan biru muda dengan rok panjang yang menjulur ke bawah.

Bukan hanya itu saja, dandanan natural sentuhan tangan bu Ninik benar-benar sempurna di wajah cantik milik Kania. Gadis yang sebenarnya memang sudah terlahir dengan kecantikan, hanya perlu sedikit sentuhan saja sudah menimbulkan kecantikannya. Setidaknya, itu yang bu Ninik ucapkan saat ia merias Kania tadi.

Apa yang bu Ninik katakan itu memang benar adanya. Kania memang terlahir sebagai gadis cantik. Hanya saja, kecantikan itu harus tersembunyi karena ulah mama dan adik tirinya yang begitu licik dan jahat.

"Ayo nona, kita keluar sekarang!" ucap bu Ninik membuyarkan lamunan Kania.

"Oh iya. Ayo!" ucap Kania sambil mengikuti langkah bu Ninik.

Mereka pun keluar dari kamar tersebut. Bu Ninik membawa Kania menuju anak tangga. Hal itu membuat rasa penasaran Kania bangkit. Ia tidak bisa menahan bibirnya untuk tidak bertanya.

"Kita mau ke mana bu Ninik?"

"Ke lantai dua nona. Kita akan ke kamar tuan muda."

"Menurut pesan singkat yang pak Hadi kirimkan padaku, tuan muda ingin nona ke kamarnya untuk bicara empat mata." Bu Ninik menjelaskan.

Terpopuler

Comments

Aidah Djafar

Aidah Djafar

luar biasa jg nanti emak vs anak kena karmanya 🤔😬 dasar emak anak licik jahat akut 😬liat nanti kalian kena batunya 🤔 senjata makan tuan 😬👿

2023-05-04

5

Sabilnur Alif

Sabilnur Alif

semangat semmaannnggaatt Kaniaaaaa..buat Brian jatuh cinta lbh dl sma loo

2023-02-26

2

Itha Fitra

Itha Fitra

akhir ny,brian jd bucin dech🤭

2022-12-05

1

lihat semua
Episodes
1 Episode *1
2 Episode *2
3 Episode *3
4 Episode *4
5 Episode *5
6 Episode *6
7 Episode *7
8 Episode *8
9 Episode *9
10 Episode *10
11 Episode *11
12 Episode *12
13 Episode *13
14 Episode *14
15 Episode *15
16 Episode *16
17 Episode *17
18 Episode *18
19 Episode *19
20 Episode *20
21 Episode *21
22 Episode *22
23 Episode *23
24 Episode *24
25 Episode *25
26 Episode *26
27 Episode *27
28 Episode *28
29 Episode *29
30 Episode *30
31 Episode *31
32 Episode *32
33 Episode *33
34 Episode *34
35 Episode *35
36 Episode *36
37 Episode *37
38 Episode *38
39 Episode *39
40 Episode *40
41 Episode *41
42 Episode *42
43 Episode *43
44 Episode *44
45 Episode *45
46 Episode *46
47 Episode *47
48 Episode *48
49 Episode *49
50 Episode *50
51 Episode *51
52 Episode *52
53 Episode *53
54 Episode *54
55 Episode *55
56 Episode *56
57 Episode *57
58 Episode *58
59 Episode *59
60 Episode *60
61 Episode *61
62 Episode *62
63 Episode *63
64 Episode *64
65 Episode *65
66 Episode *66
67 Episode *67
68 Episode *68
69 Episode *69
70 Episode *70
71 Episode *71
72 Episode *72
73 Episode *73
74 Episode *74
75 Episode *75
76 Episode *76
77 Episode *77
78 Episode *78
79 Episode *79
80 Episode *80
81 Episode *81
82 Episode *82
83 Episode *83
84 Episode *84
85 Episode *85
86 Episode *86 (End)
87 Episode *87 (Eks Part1)
88 Episode *88 (Eks part2)
89 Episode *89 (Eks part3)
90 Visual + salam author
91 Pengumuman karya baru
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Episode *1
2
Episode *2
3
Episode *3
4
Episode *4
5
Episode *5
6
Episode *6
7
Episode *7
8
Episode *8
9
Episode *9
10
Episode *10
11
Episode *11
12
Episode *12
13
Episode *13
14
Episode *14
15
Episode *15
16
Episode *16
17
Episode *17
18
Episode *18
19
Episode *19
20
Episode *20
21
Episode *21
22
Episode *22
23
Episode *23
24
Episode *24
25
Episode *25
26
Episode *26
27
Episode *27
28
Episode *28
29
Episode *29
30
Episode *30
31
Episode *31
32
Episode *32
33
Episode *33
34
Episode *34
35
Episode *35
36
Episode *36
37
Episode *37
38
Episode *38
39
Episode *39
40
Episode *40
41
Episode *41
42
Episode *42
43
Episode *43
44
Episode *44
45
Episode *45
46
Episode *46
47
Episode *47
48
Episode *48
49
Episode *49
50
Episode *50
51
Episode *51
52
Episode *52
53
Episode *53
54
Episode *54
55
Episode *55
56
Episode *56
57
Episode *57
58
Episode *58
59
Episode *59
60
Episode *60
61
Episode *61
62
Episode *62
63
Episode *63
64
Episode *64
65
Episode *65
66
Episode *66
67
Episode *67
68
Episode *68
69
Episode *69
70
Episode *70
71
Episode *71
72
Episode *72
73
Episode *73
74
Episode *74
75
Episode *75
76
Episode *76
77
Episode *77
78
Episode *78
79
Episode *79
80
Episode *80
81
Episode *81
82
Episode *82
83
Episode *83
84
Episode *84
85
Episode *85
86
Episode *86 (End)
87
Episode *87 (Eks Part1)
88
Episode *88 (Eks part2)
89
Episode *89 (Eks part3)
90
Visual + salam author
91
Pengumuman karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!