Episode *10

Air mata jatuh perlahan saat Kania mengenang nasib malang yang menimpanya.

"Mama, oma, nenek. Aku ingin ikut kalian. Kenapa kalian tidak datang untuk menjemput aku, Ma?" Kania berucap lirih.

Rasanya, ia sama sekali tidak ingin bangun dari jatuh itu. Ingin tetap di sana selamanya. Karena kaki yang menopang tubuh, tidak kuat lagi berdiri.

Sementara itu, di kamar Zara, keluarga harmonis sedang ngobrol bersama.

"Mas, apa tidak akan jadi masalah nantinya, jika kita antar Kania seperti seorang pembantu datang ke rumah keluarga Aditama?" tanya Salma seakan ia benar-benar merasa kasihan pada Kania. Padahal tidak. Ia malah merasa sebaliknya. Sangat-sangat bahagia.

"Sebaiknya tidak. Karena menurut perkataan pak David, ia sedang berada di luar negara sekarang. Ia menyerahkan semua urusan pernikahan padaku."

"Lalu, bagaimana cara kamu menyiapkan pernikahan jika kamu langsung mengantarkan Kania besok? Apa kata pak David nantinya kalo dia tahu, pernikahan itu sebatas ijab khobul saja, Mas?"

"Itu tidak jadi masalah. Sebelum kita makan malam tadi, pak David sudah menghubungi aku dan berkata, kalau putranya tidak ingin diadakan acara resepsi atau sebagainya. Juga tidak ingin dihadiri oleh siapapun selain orang yang benar-benar penting sebagai syarat sah nikah."

"Apa? Kenapa bisa begitu, Pa? Apa putra pak David itu tidak punya niat untuk menikah?" tanya Zara penasaran.

"Kata pak David, putranya memang tidak setuju dengan perjodohan ini. Tapi, ia tidak bisa membiarkan putranya terus-terus menolak untuk menikah. Jadinya, ya pak David terpaksa menyetujui semua permintaan anaknya. Menikah tanpa ada acara apapun."

'Wuah, kayaknya, nasib Kania benar-benar malang. Sudah menikah dengan laki-laki cacat, tidak tahu bagaimana wajahnya, dan ... laki-laki itu juga ternyata tidak siap untuk menikah. Benar-benar sungguh kasihan,' kata Zara dalam hati sambil menahan senyum.

"Jadi, Mas. Pernikahan Kania ini sebatas pernikahan siri aja gitu?" tanya Salma untuk meyakinkan apa yang ada dalam pikirannya sekarang.

"Tidak. Pernikahan ini bukan pernikahan siri. Karena mereka akan menikah secara sah menurut negara dan menurut agama. Mereka akan menikah di KUA nantinya."

"Oh, gitu ya." Ada nada kecewa dalam kata yang Salma ucapkan. Namun, Burhan yang sudah buta akan segalanya, tidak bisa menanggapi nada itu.

'Sial. Aku pikir Kania akan menikah siri dengan anak orang kaya itu. Tapi taunya ... dia menikah secara resmi. Uh ... bikin kesal aja,' kata Salma dalam hati.

'Tapi gak papa. Bukankah memang ini yang aku inginkan? Dengan menikahnya Kania maka harta keluarga mas Burhan akan bisa aku pindah tangankan. Dan, yang paling penting adalah, laki-laki itu sebenarnya tidak ingin menikah. Dengan begitu, nasib Kania akan sama saja. Sama-sama tidak diharapkan di sini dan di keluarga barunya,' kata Salma lagi.

_____

Paginya, tanpa sarapan terlebih dahulu, Kania langsung di antar oleh pak sopir ke kediaman Brian Aditama. Dengan hanya membawa satu koper yang di sediakan oleh Salma, Kania langsung berangkat menuju kediaman Brian.

Selain koper yang Salma sediakan, Kania tidak diizinkan membawa apapun pergi dari rumah itu.

Meskipun kesal, namun ia tidak bisa berbuat apa-apa. Karena semua itu adalah perintah dari Burhan papanya. Tidak diizinkan mengemasi barang-barang miliknya sendiri, tidak juga boleh masuk ke kamar saat Salma membereskan barang-barang miliknya. Jika Kania bersikeras melanggar apa yang Burhan katakan, maka semua barang milik mama Kania akan di bakar semuanya.

Demi menjaga barang-barang milik almarhumah mamanya, Kania terpaksa mengikuti dengan pasrah apa yang ingin mereka lakukan padanya. Koper yang entah apa isinya ini, tetap ia bawa pergi bersamanya.

Kania yakin, isi dari koper ini pasti tidak benar. Karena Salma, pasti akan melakukan hal buruk padanya.

Bukan hanya itu, perhiasan yang sebelumnya ia pakai, semua ia lepaskan atas permintaan Burhan. Katanya, semua perhiasan yang Kania pakai itu dibeli dengan uang miliknya, atau uang dari keluarganya. Maka dari itu, Kania tidak diizinkan membawa satupun barang milik keluarga papanya pergi.

Kania yang tidak ingin bertengkar lagi, melakukan apa yang Burhan katakan. Ia melepaskan semua perhiasan yang selama ini ia kenakan. Namun, satu yang tidak ia berikan. Kalung dengan liontin bunga berwarna hijau milik almarhumah mamanya, yang nenek Kania berikan. Kalung itu ia simpan di bagian baju dalamnya. Jika tidak, kalung itu juga pasti di rampas oleh Salma dengan dalih perintah Burhan.

Mobil berjalan pelan melintasi jalan raya yang padat. Mata Kania menatap nanar keluar jendela mobil. Perlahan, air mata turun saat ia ingat kenangan manis bersama sang mama di rumah itu. Rumah yang sekarang harus ia relakan untuk orang lain. Orang yang datang dan merenggut semua kebahagiaan miliknya.

'Mama tenang saja, Ma. Aku akan ambil semua barang-barang mama nantinya. Tunggu aku datang lagi ya, Ma,' kata Kania sambil menyeka air mata yang jatuh perlahan.

Kurang dari tiga puluh menit lamanya mereka menempuh perjalanan menuju vila Brian. Akhirnya, mobil yang membawa Kania itu berhenti juga di depan vila megah yang sangat indah. Meskipun vila itu letaknya agak jauh dari keramaian kota, tapi, hal itu justru terasa sangat nyaman dan tentram. Kesan menenangkan sangat terasa di vila ini.

"Non Kania, bapak cuma bisa mengantarkan non Kania sampai depan sini. Sesuai perintah dari tuan Burhan, bapak harus segera kembali ke rumah setelah mengantarkan non Kania di depan vila. Sedangkan untuk selanjutnya, non Kania jalankan sendiri semuanya."

"Baiklah pak Jono. Terima kasih banyak telah mau mengantar saya sampai depan sini. Pak Jono bisa langsung kembali karena tuan Burhan pasti susah menantikan kedatangan pak Jono."

Selesai bicara seperti itu, Kania langsung keluar dari mobil tanpa menunggu jawaban dari apa yang ia ucapkan pada pak Jono, sopir papanya ini. Sedangkan pak Jono, ia hanya bisa menatap Kania dengan tatapan prihatin karena kasihan dengan nasib yang menimpa gadis itu.

"Kasihan non Kiara, ia adalah pewaris sah dari keluarga tuan Burhan. Tapi sayang, nasibnya malang. Tuan Burhan tidak menyukai dirinya dan dia harus menderita karena perlakuan mama dan adik tirinya itu," ucap pak Jono sambil menatap punggung Kania yang terus berjalan menuju gerbang vila.

"Maafkan pak Jono, non Kania. Pak Jono tidak bisa membantu non Kania. Karena pak Jono tidak punyak hak dan kekuatan untuk menolong non Kania. Pak Jono butuh kerjaan. Keluarga pak Jono butuh biaya untuk hidup. Sekali lagi maaf non Kania," kata pak Jono lagi dengan nada sedih.

Kania sampai di gerbang masuk vila. Ia bertemu satpam yang menjaga gerbang vila tersebut.

Terpopuler

Comments

Dennycia Lynne

Dennycia Lynne

happy end ya gaess

2023-05-19

2

Aidah Djafar

Aidah Djafar

semoga Kania di sambut dngn ramah penghuni vila trsbt ...🤔
kasihan Kania 😒
semangat Kania 👌

2023-05-04

0

Sabilnur Alif

Sabilnur Alif

moga ni awal kebahagiaan buat Tania.

2023-02-26

0

lihat semua
Episodes
1 Episode *1
2 Episode *2
3 Episode *3
4 Episode *4
5 Episode *5
6 Episode *6
7 Episode *7
8 Episode *8
9 Episode *9
10 Episode *10
11 Episode *11
12 Episode *12
13 Episode *13
14 Episode *14
15 Episode *15
16 Episode *16
17 Episode *17
18 Episode *18
19 Episode *19
20 Episode *20
21 Episode *21
22 Episode *22
23 Episode *23
24 Episode *24
25 Episode *25
26 Episode *26
27 Episode *27
28 Episode *28
29 Episode *29
30 Episode *30
31 Episode *31
32 Episode *32
33 Episode *33
34 Episode *34
35 Episode *35
36 Episode *36
37 Episode *37
38 Episode *38
39 Episode *39
40 Episode *40
41 Episode *41
42 Episode *42
43 Episode *43
44 Episode *44
45 Episode *45
46 Episode *46
47 Episode *47
48 Episode *48
49 Episode *49
50 Episode *50
51 Episode *51
52 Episode *52
53 Episode *53
54 Episode *54
55 Episode *55
56 Episode *56
57 Episode *57
58 Episode *58
59 Episode *59
60 Episode *60
61 Episode *61
62 Episode *62
63 Episode *63
64 Episode *64
65 Episode *65
66 Episode *66
67 Episode *67
68 Episode *68
69 Episode *69
70 Episode *70
71 Episode *71
72 Episode *72
73 Episode *73
74 Episode *74
75 Episode *75
76 Episode *76
77 Episode *77
78 Episode *78
79 Episode *79
80 Episode *80
81 Episode *81
82 Episode *82
83 Episode *83
84 Episode *84
85 Episode *85
86 Episode *86 (End)
87 Episode *87 (Eks Part1)
88 Episode *88 (Eks part2)
89 Episode *89 (Eks part3)
90 Visual + salam author
91 Pengumuman karya baru
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Episode *1
2
Episode *2
3
Episode *3
4
Episode *4
5
Episode *5
6
Episode *6
7
Episode *7
8
Episode *8
9
Episode *9
10
Episode *10
11
Episode *11
12
Episode *12
13
Episode *13
14
Episode *14
15
Episode *15
16
Episode *16
17
Episode *17
18
Episode *18
19
Episode *19
20
Episode *20
21
Episode *21
22
Episode *22
23
Episode *23
24
Episode *24
25
Episode *25
26
Episode *26
27
Episode *27
28
Episode *28
29
Episode *29
30
Episode *30
31
Episode *31
32
Episode *32
33
Episode *33
34
Episode *34
35
Episode *35
36
Episode *36
37
Episode *37
38
Episode *38
39
Episode *39
40
Episode *40
41
Episode *41
42
Episode *42
43
Episode *43
44
Episode *44
45
Episode *45
46
Episode *46
47
Episode *47
48
Episode *48
49
Episode *49
50
Episode *50
51
Episode *51
52
Episode *52
53
Episode *53
54
Episode *54
55
Episode *55
56
Episode *56
57
Episode *57
58
Episode *58
59
Episode *59
60
Episode *60
61
Episode *61
62
Episode *62
63
Episode *63
64
Episode *64
65
Episode *65
66
Episode *66
67
Episode *67
68
Episode *68
69
Episode *69
70
Episode *70
71
Episode *71
72
Episode *72
73
Episode *73
74
Episode *74
75
Episode *75
76
Episode *76
77
Episode *77
78
Episode *78
79
Episode *79
80
Episode *80
81
Episode *81
82
Episode *82
83
Episode *83
84
Episode *84
85
Episode *85
86
Episode *86 (End)
87
Episode *87 (Eks Part1)
88
Episode *88 (Eks part2)
89
Episode *89 (Eks part3)
90
Visual + salam author
91
Pengumuman karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!