Episode *13

"Pak Hadi, ke sini sebentar!"

"Baik tuan muda," ucap pak Hadi langsung mengikuti apa yang Brian katakan.

"Lihat ini! Apa dia yang pak Hadi maksud dengan gadis yang datang untuk menikah denganku?" tanya Brian dengan nada tak percaya.

"Iya tuan muda. Dialah gadis yang datang untuk menikah dengan tuan muda. Namanya Kania, anak dari Burhan Hermansyah yang sedang menjalin kerja sama dengan perusahaan tuan muda."

"Apa-apaan ini. Setelah papa mendatangkan gadis-gadis cantik, sekarang ia mengirimkan cinderella buruk rupa padaku? Benar-benar ide yang luar biasa."

"Baiklah, aku akan ikuti jalan cerita yang telah papa buat," ucap Brian sambil tersenyum.

"Johan. Ayo turun dan berikan pertujukan bagus untuk cinderella buruk rupa yang papa berikan padaku!"

"Baik tuan muda." Johan pun kembali bangun dari duduknya.

"Pak Hadi, berikan aku kursi roda itu," kata Brian sambil menunjuk ke arah kursi roda yang berada di samping tempat tidur.

"Baik tuan muda," ucap pak Hadi sambil menjalankan perintah.

"Apa kita akan menjalankan rencana yang sama seperti sebelumnya tuan muda?" tanya Johan sambil menunggu pak Hadi mengantarkan kursi roda datang ke Brian.

"Sepertinya," ucap Brian singkat sambil tersenyum.

"Tuan muda, ini kursi rodanya." Pak Hadi datang bersama kursi roda yang ia dorong.

"Terima kasih pak Hadi."

"Sama-sama tuan muda."

Brian duduk di atas kursi roda. Lalu, mereka bersiap-siap untuk keluar dari kamar itu dengan Johan yang mendorong kursi roda milik Brian tersebut.

Namun, Brian menghentikan langkah mereka saat berada di depan pintu kamar.

"Tunggu! Sepertinya ada yang kurang," kata Brian sambil mengangkat tangannya.

"Apa yang kurang tuan muda?" tanya Johan ikut berpikir.

"Topeng. Di mana topeng yang biasa aku gunakan untuk memberikan kesan menyeramkan pada setiap gadis yang ingin menjadi istriku?"

"Oh iya, aku melupakan hal itu," kata Johan sambil bergegas kembali menuju meja yang berada tak jauh dari jendela.

Ia membuka laci, lalu mengeluarkan topeng hitam yang bisa menutupi sebagian wajah si pemakainya. Johan membawa topeng itu ke pada Brian.

"Ini topengnya tuan muda," ucap Johan sambil menyerahkan topeng tersebut pada Brian.

Brian menerima topeng itu, lalu memakainya segera. Wajah khas Brian yang tampan itupun segera tersembunyi dengan sempurna dibalik topeng hitam yang terlihat sedikit menyeramkan.

"Ayo! Berikan pertunjukan terbaik untuk si cinderella buruk rupa agar dia kapok," kata Brian setelah ia selesai memakai topeng tersebut.

Tak butuh waktu lama untuk sampai ke bawah. Karena mereka menggunakan lift. Segera, mereka menuju ruang tamu yang di mana Kania sedang ngobrol bersama bu Ninik.

"Tuan muda." Bu Ninik menyapa Brian dengan sopan.

Mendengar kata tuan muda yang bu Ninik ucapkan, sontak, Kania langsung bangun dari duduknya. Mata Kania tajam menatap laki-laki yang sedang berada di atas kursi roda dengan wajah menggunakan topeng hitam sebagian.

"Terima kasih banyak bu Ninik sudah menemani tamu saya. Sekarang, bu Ninik bisa kembali melakukan tugas bu Ninik," ucap Brian dengan nada lembut namun terdengar tegas dan dingin.

"Baik tuan muda. Saya permisi dulu," ucap bu Ninik sopan sambil beranjak meninggalkan tempat tersebut.

Kania tidak bicara. Begitu juga Brian. Ia tidak mengucapkan sepatah katapun setelah bicara dengan bu Ninik beberapa saat yang lalu. Sebaliknya, Brian malah menatap tajam Kania. Melihat gadis itu dengan tatapan tak percaya. Mengulang apa yang ia lihat beberapa kali, dari ujung kaki sampai ujung rambut.

"Siapa nama kamu?" tanya Brian tiba-tiba memecahkan kesunyian. Ia sengaja menanyakan nama Kania walaupun sudah tahu dari pak Hadi siapa nama gadis yang datang ke vila nya kali ini.

"Kania." Kania menjawab singkat dengan nada tegas tanpa manja atau embel-embel apapun sebagaimana para gadis yang pernah Brian temui sebelumnya.

"Nama yang bagus. Tapi sayang, tidak sebagus orangnya." Brian berucap terus terang pada Kania. Berharap gadis itu marah dan menunjukkan sifat aslinya sekarang juga.

Tapi sayang, apa yang Brian harapkan sepertinya tidak akan pernah terjadi. Karena Kania terlihat tidak sakit hati sedikitpun, apalagi marah pada Brian dengan ucapan pedas Brian barusan.

Merasa usahanya tidak berhasil. Brian pun tidak putus asa. Ia kembali memikirkan cara lain untuk menyakiti hati dan membuat marah gadis yang ada di hadapannya saat ini.

"Benarkah kamu orang yang papaku sediakan untuk ia nikahkan dengan aku? Tapi ... sepertinya ini tidak benar. Apa mungkin kamu salah alamat?" tanya Brian lagi.

"Maaf tuan muda. Aku tidak salah alamat. Aku datang atas perintah papaku. Karena kedua orang tua sudah sepakat menjodohkan kita." Kania berucap mantap walau sebenarnya, ia sendiri tidak yakin dengan apa yang lidahnya ucapkan.

Brian tertawa bersama Johan. Mereka menertawakan jawaban Kania yang begitu yakin dengan perjodohan yang tidak pernah Brian sepakati sebelumnya.

"Kamu dengar Johan, gadis yang buruk rupa ini sedang bermimpi indah. Kita biarkan saja atau, bangunkan dia?" tanya Brian pada Johan yang ada di sampingnya.

"Sebaiknya kita bangunkan saja dia tuan muda. Kasihan sekali jika cinderella buruk rupa ini bermimpi terlalu lama. Nanti, jika dia bangun sendiri dan sadar kalau mimpinya tidak pernah jadi nyata, itu akan membuat cinderella buruk rupa terlalu sakit hati tuan muda."

Keduanya kembali tertawa terbahak-bahak. Sementara itu, Kania tidak marah sedikitpun. Ia hanya diam sambil menatap tenang ke arah Brian dan Johan.

Hal itu membuat Brian kesal. Apa yang ia harapkan sedikitpun tidak menjadi nyata. Dia pun menghentikan tawanya, lalu menatap tajam ke arah Kania.

'Apa gadis ini tidak punya emosi? Atau, apa dia tidak punya hati?' tanya Brian dalam hati.

Brian merasa tertantang dengan Kania. Biasanya, para gadis yang telah lalu, pasti akan marah jika ia perlakukan seperti itu. Mereka yang awalnya bersikap manja dan genit, pasti akan berubah setelah Brian mengeluarkan kata-kata yang tidak enak seperti cacian dan ejekan.

Para gadis itu akan berbalik mengejek Brian dengan kata-kata yang lebih pedas lagi. Seperti mengatakan kekurangan Brian dan masih banyak kata-kata kotor lainnya yang akan mereka ucapkan. Tapi dengan Kania, tidak.

Gadis itu malah sebaliknya. Diam dan menikmati setiap cacian dan ejekan yang Brian berikan. Hal itu membuat Brian merasa semakin penasaran dengan cinderella buruk rupa yang ada di hadapannya saat ini.

"Kenapa kamu diam? Apa kata-kataku ini tidak bisa kamu pahami apa maksudnya?" tanya Brian tak bisa menahan diri lagi.

"Maaf tuan muda, aku diam karena memang tidak memahami apa yang tuan muda maksud. Jadi, jika bicara denganku, aku harap tuan muda bisa berterus terang saja."

Terpopuler

Comments

Jusmiati

Jusmiati

😀😀😀😀 jawaban yang tepat..

2023-05-15

2

loly_geulis 🔥

loly_geulis 🔥

skakmat kau tuan muda😆😆

2023-05-11

3

Aidah Djafar

Aidah Djafar

🤦cderella buruk rupa kata c Brian 🤦 bntar lagi jg Lo bucin Brian.. 🤔😁😂

2023-05-04

0

lihat semua
Episodes
1 Episode *1
2 Episode *2
3 Episode *3
4 Episode *4
5 Episode *5
6 Episode *6
7 Episode *7
8 Episode *8
9 Episode *9
10 Episode *10
11 Episode *11
12 Episode *12
13 Episode *13
14 Episode *14
15 Episode *15
16 Episode *16
17 Episode *17
18 Episode *18
19 Episode *19
20 Episode *20
21 Episode *21
22 Episode *22
23 Episode *23
24 Episode *24
25 Episode *25
26 Episode *26
27 Episode *27
28 Episode *28
29 Episode *29
30 Episode *30
31 Episode *31
32 Episode *32
33 Episode *33
34 Episode *34
35 Episode *35
36 Episode *36
37 Episode *37
38 Episode *38
39 Episode *39
40 Episode *40
41 Episode *41
42 Episode *42
43 Episode *43
44 Episode *44
45 Episode *45
46 Episode *46
47 Episode *47
48 Episode *48
49 Episode *49
50 Episode *50
51 Episode *51
52 Episode *52
53 Episode *53
54 Episode *54
55 Episode *55
56 Episode *56
57 Episode *57
58 Episode *58
59 Episode *59
60 Episode *60
61 Episode *61
62 Episode *62
63 Episode *63
64 Episode *64
65 Episode *65
66 Episode *66
67 Episode *67
68 Episode *68
69 Episode *69
70 Episode *70
71 Episode *71
72 Episode *72
73 Episode *73
74 Episode *74
75 Episode *75
76 Episode *76
77 Episode *77
78 Episode *78
79 Episode *79
80 Episode *80
81 Episode *81
82 Episode *82
83 Episode *83
84 Episode *84
85 Episode *85
86 Episode *86 (End)
87 Episode *87 (Eks Part1)
88 Episode *88 (Eks part2)
89 Episode *89 (Eks part3)
90 Visual + salam author
91 Pengumuman karya baru
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Episode *1
2
Episode *2
3
Episode *3
4
Episode *4
5
Episode *5
6
Episode *6
7
Episode *7
8
Episode *8
9
Episode *9
10
Episode *10
11
Episode *11
12
Episode *12
13
Episode *13
14
Episode *14
15
Episode *15
16
Episode *16
17
Episode *17
18
Episode *18
19
Episode *19
20
Episode *20
21
Episode *21
22
Episode *22
23
Episode *23
24
Episode *24
25
Episode *25
26
Episode *26
27
Episode *27
28
Episode *28
29
Episode *29
30
Episode *30
31
Episode *31
32
Episode *32
33
Episode *33
34
Episode *34
35
Episode *35
36
Episode *36
37
Episode *37
38
Episode *38
39
Episode *39
40
Episode *40
41
Episode *41
42
Episode *42
43
Episode *43
44
Episode *44
45
Episode *45
46
Episode *46
47
Episode *47
48
Episode *48
49
Episode *49
50
Episode *50
51
Episode *51
52
Episode *52
53
Episode *53
54
Episode *54
55
Episode *55
56
Episode *56
57
Episode *57
58
Episode *58
59
Episode *59
60
Episode *60
61
Episode *61
62
Episode *62
63
Episode *63
64
Episode *64
65
Episode *65
66
Episode *66
67
Episode *67
68
Episode *68
69
Episode *69
70
Episode *70
71
Episode *71
72
Episode *72
73
Episode *73
74
Episode *74
75
Episode *75
76
Episode *76
77
Episode *77
78
Episode *78
79
Episode *79
80
Episode *80
81
Episode *81
82
Episode *82
83
Episode *83
84
Episode *84
85
Episode *85
86
Episode *86 (End)
87
Episode *87 (Eks Part1)
88
Episode *88 (Eks part2)
89
Episode *89 (Eks part3)
90
Visual + salam author
91
Pengumuman karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!