Episode *8

"Kenapa mama malah tersenyum sih, Ma? Jawab apa yang aku tanyakan! Jangan malah senyum aja. Mama gak tahu apa, aku sedang cemas sekarang? Aku serius lho, Ma."

"Sayang, mama tahu apa yang sedang kamu pikirkan. Mama juga tahu bagaimana perasaan kamu sekarang. Untuk itu, kamu juga harus tahu siapa mamamu ini, Zara." Salma semakin melebarkan senyumnya.

"Maksud mama apa? Jangan bilang mama punya rencana lain yang tidak aku ketahui ya Ma."

"Tentunya sayang. Mamamu ini bukan orang bodoh yang dengan suka rela menyerahkan senjata berharga yang ia miliki."

"Katakan padaku, Ma. Apa rencana mama."

"Kita lihat saja nanti," ucap Salma sambil tersenyum. Kemudian, ia beranjak dari tempatnya.

"Ih mama. Bikin kesal aja deh," ucap Zara sambil menatap tajam mamanya.

Salma tidak menghiraukan tatapan tajam dari anaknya itu. Ia terus saja melanjutkan langkahnya meninggalkan kamar Zara.

"Mama bikin aku penasaran aja dengan rencana yang akan ia jalankan nanti. Tapi ... setidaknya aku bisa sedikit lebih tenang sekarang. Saat tahu mama tidak akan menyerahkan sertifikat itu pada Kania, hati ini terasa lega," ucap Zara sambil tersenyum menyeringai.

"Enak aja dia mau ambil sertifikat milik keluarga mamanya. Walaupun tidak terlalu berharga. Tapi aku juga tidak rela jika ia dapat apa yang ia ingin."

"Kania. Kamu tidak berhak mendapatkan apa yang kamu inginkan. Karena apa? Ya karena semua yang kamu inginkan itu akan menjadi milik aku. Milik dari Zara Zahera. Jangan mimpi bisa mendapatkan apa yang kamu inginkan Kania. Karena aku tidak akan membiarkan kamu bahagia sedikitpun," kata Zara sambil menatap dirinya di cermin besar yang berada di samping tempat tidurnya.

Sementara itu, Salma sedang ngobrol dengan Burhan di kamar mereka. Ia membicarakan soal perjodohan itu dengan wajah yang sedikit sedih.

"Mas, kamu tidak boleh begitu. Walau bagaimanapun, Kania itu juga tetap anak kamu, bukan?"

"Iya, dia memang anak aku. Tapi, aku tidak pernah menginginkan dia menjadi anakku, Salma. Ada rasa tidak rela dalam hati ini, jika dia yang menikah dengan anak pak David itu."

"Mas, biarkanlah ia yang menikah. Mungkin, ia ingin merasakan menjadi menantu orang kaya."

"Salma, jujur dari lubuk hatiku yang paling dalam. Aku sangat amat tidak setuju dengan keputusan ini."

"Tapi ini sudah menjadi keputusan Zara, Mas. Kamu tidak bisa menolak keputusan Zara. Karena kamu pasti tahu bagaimana hati Zara. Dia adalah anak yang sangat lembut dan tidak akan mau bersaing dalam segala hal. Zara adalah anak yang selalu mengalah. Jikapun kamu paksakan Kania mengalah, Zara tidak akan setuju. Karena dia tahu, Kania sudah sangat bahagia saat tahu kamu ingin menjodohkan putrimu dengan anak pemilik perusahaan ternama itu."

"Harusnya kamu langsung bicara dengan Zara kalau aku memilih menjodohkan dia dengan pewaris tunggal keluarga paling kaya di kota ini."

"Aku ingin melajukan hal itu, Mas. Tapi Zara, dia tidak. Dia bilang, putri papanya bukan cuma dia aja. Untuk itu, dia tahu diri dan harus mengalah dengan membiarkan kakaknya yang menikah duluan."

"Anak itu benar-benar terlalu baik. Baiklah, jika gadis yang tidak tahu diri itu benar-benar ingin menikah dengan keluarga kaya. Maka aku akan antar kan dia ke dalam keluarga seperti yang ia inginkan."

'Heh, bagus sekali. Itulah yang aku inginkan. Kamu benci dan semakin benci pada anak kandungmu. Aku yakin, dengan rasa tidak rela ini, kamu akan membuat hidup Kania sulit di keluarga barunya nanti,' kata Salma dalam hati.

____

Saat makan malam, Burhan kembali membicarakan soal perjodohan yang sebelumnya mereka bicarakan. Kali ini, dia ingin mendengarkan penuturan langsung dari kedua anaknya.

"Sebelumnya, kalian sudah tahu bukan, kalau aku mendapat tawaran dari pak David. Ia ingin menjadikan putriku sebagai menantunya."

"Kamu!" Burhan mengarahkan telunjuknya pada Kania yang sedang menyendok kan makanan ke dalam mulut. Kania sontak langsung mengangkat kan kepalanya untuk melihat Burhan.

"Ya. Ada apa dengan aku?" tanya Kania santai. Sebelumnya, dia sudah tahu kalau akan mendapat perlakuan ini. Untuk itu, ia tidak merasa kaget lagi sekarang. Karena Kania sudah menyiapkan hati sebelum ia pergi ke meja makan malam ini.

Tadi sore saat matahari menjelang senja. Ia yang kehabisan air turun ke bawah untuk minum. Saat ia melewati kamar utama yang tidak lain adalah kamar mama dan papanya, ia tanpa sengaja mendengarkan pembicaraan mama dan papanya di dalam kamar. Sungguh sangat menyakitkan untuk ia dengar. Tapi itulah kenyataan yang sesungguhnya. Ia tidak pernah dianggap sebagai anak. Dan perjodohan itupun tidak pernah direlakan untuknya.

Namun, karena hatinya sudah semakin sakit dan ia rasa tidak ada gunanya lagi untuk ia bertahan di rumah ini. Kania memutuskan untuk tetap mempertahankan kesempatan menikah dengan laki-laki kaya itu. Walaupun tanpa kerelaan dari sang papa.

"Manusia tidak punya rasa malu sedikitpun. Jika kamu benar-benar ingin menikah dengan anak pak David, maka kamu bisa berangkat ke rumah keluarga itu sendirian. Urus sendiri keperluan pernikahanmu dan gunakan wali lain untuk menjadi wali dari pernikahanmu itu."

"Papa. Tolong jangan begitu, Pa. Kak Kania itu adalah anak papa. Papa tidak bisa melakukan hal itu karena ini tidak adil untuk kak Kania." Zara bicara seolah-olah dia benar-benar gadis baik yang siap menjadi perisai kakaknya.

"Sayang, kamu tidak perlu membela dia lagi. Apa kamu tidak tahu kalau sebenarnya, pak David itu ingin kamu yang menjadi istri dari anaknya? Karena kamu cantik, baik hati, dan juga, semua kebaikan ada di kamu, Nak." Burhan bicara dengan nada sangat lembut pada Zara.

Kania yang mendengarkan kata-kata itu dengan cepat mencengkram tangannya untuk menyalurkan emosi yang sedang menguasai hati. Dengan sekuat tenaga, ia tahan air mata agar tidak jatuh ke pipi.

Rasanya, ia ingin tertawa sekarang. Saat benaknya memutar kembali kata-kata yang Burhan ucapkan barusan. 'Anak baik? Semua kebaikan ada di kamu sayang. Cih, dasar laki-laki tidak tahu apa-apa. Pantaskah kamu menjadi papaku, tuan Burhan?' tanya Kania dalam hati pada dirinya sendiri.

'Ya Allah ya tuhanku. Kuatkan lah hati hamba mu ini. Jangan biarkan aku menangis sekarang. Aku tidak ingin terlihat lemah di mata mereka semua.' Jerit Kania dalam hati.

Kania bangun dari duduknya setelah ia mampu menguasai diri. "Jika kalian tidak ingin aku menikah, maka aku tidak akan menikah." Setelah berucap seperti itu, Kania beranjak dari tempatnya.

Namun, niat Kania untuk meninggalkan meja makan itu harus gagal karena Zara yang menahan tangannya. "Kak Kania tunggu! Jangan pergi dulu. Kita masih belum selesai bicara, kak."

Terpopuler

Comments

oncom

oncom

jigem jigem jgn" zara anak haram alias bukan anak bapak burhan🗿🗿

2023-11-17

1

Bundanya Pandu Pharamadina

Bundanya Pandu Pharamadina

Bapaknya buta mata hatinya, Kania yg kuat dan tegas biar mereka nantinya tunduk

2023-05-24

0

Aidah Djafar

Aidah Djafar

emak sama anak akting ny melebihi artis 🤦🤣🤣🤣

2023-05-04

0

lihat semua
Episodes
1 Episode *1
2 Episode *2
3 Episode *3
4 Episode *4
5 Episode *5
6 Episode *6
7 Episode *7
8 Episode *8
9 Episode *9
10 Episode *10
11 Episode *11
12 Episode *12
13 Episode *13
14 Episode *14
15 Episode *15
16 Episode *16
17 Episode *17
18 Episode *18
19 Episode *19
20 Episode *20
21 Episode *21
22 Episode *22
23 Episode *23
24 Episode *24
25 Episode *25
26 Episode *26
27 Episode *27
28 Episode *28
29 Episode *29
30 Episode *30
31 Episode *31
32 Episode *32
33 Episode *33
34 Episode *34
35 Episode *35
36 Episode *36
37 Episode *37
38 Episode *38
39 Episode *39
40 Episode *40
41 Episode *41
42 Episode *42
43 Episode *43
44 Episode *44
45 Episode *45
46 Episode *46
47 Episode *47
48 Episode *48
49 Episode *49
50 Episode *50
51 Episode *51
52 Episode *52
53 Episode *53
54 Episode *54
55 Episode *55
56 Episode *56
57 Episode *57
58 Episode *58
59 Episode *59
60 Episode *60
61 Episode *61
62 Episode *62
63 Episode *63
64 Episode *64
65 Episode *65
66 Episode *66
67 Episode *67
68 Episode *68
69 Episode *69
70 Episode *70
71 Episode *71
72 Episode *72
73 Episode *73
74 Episode *74
75 Episode *75
76 Episode *76
77 Episode *77
78 Episode *78
79 Episode *79
80 Episode *80
81 Episode *81
82 Episode *82
83 Episode *83
84 Episode *84
85 Episode *85
86 Episode *86 (End)
87 Episode *87 (Eks Part1)
88 Episode *88 (Eks part2)
89 Episode *89 (Eks part3)
90 Visual + salam author
91 Pengumuman karya baru
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Episode *1
2
Episode *2
3
Episode *3
4
Episode *4
5
Episode *5
6
Episode *6
7
Episode *7
8
Episode *8
9
Episode *9
10
Episode *10
11
Episode *11
12
Episode *12
13
Episode *13
14
Episode *14
15
Episode *15
16
Episode *16
17
Episode *17
18
Episode *18
19
Episode *19
20
Episode *20
21
Episode *21
22
Episode *22
23
Episode *23
24
Episode *24
25
Episode *25
26
Episode *26
27
Episode *27
28
Episode *28
29
Episode *29
30
Episode *30
31
Episode *31
32
Episode *32
33
Episode *33
34
Episode *34
35
Episode *35
36
Episode *36
37
Episode *37
38
Episode *38
39
Episode *39
40
Episode *40
41
Episode *41
42
Episode *42
43
Episode *43
44
Episode *44
45
Episode *45
46
Episode *46
47
Episode *47
48
Episode *48
49
Episode *49
50
Episode *50
51
Episode *51
52
Episode *52
53
Episode *53
54
Episode *54
55
Episode *55
56
Episode *56
57
Episode *57
58
Episode *58
59
Episode *59
60
Episode *60
61
Episode *61
62
Episode *62
63
Episode *63
64
Episode *64
65
Episode *65
66
Episode *66
67
Episode *67
68
Episode *68
69
Episode *69
70
Episode *70
71
Episode *71
72
Episode *72
73
Episode *73
74
Episode *74
75
Episode *75
76
Episode *76
77
Episode *77
78
Episode *78
79
Episode *79
80
Episode *80
81
Episode *81
82
Episode *82
83
Episode *83
84
Episode *84
85
Episode *85
86
Episode *86 (End)
87
Episode *87 (Eks Part1)
88
Episode *88 (Eks part2)
89
Episode *89 (Eks part3)
90
Visual + salam author
91
Pengumuman karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!