THE BEAUTIFUL WORD

"Kak, sudah tidur?" Tanya Milka dari depan pintu. Ia mengetuk pintu Dino pelan. Biasanya, jam segini Dino masih sibuk berkutat dengan pekerjaannya. Maklum, sebagai calon pewaris tunggal seluruh kerajaan bisnis Bratayudha.

"Milka, ada apa?" Dino membuka pintunya lalu mendorong kursi rodanya masuk kedalam kamar.

"Kak, lagi ada project besar ya, Strawberry House?" Tanya Milka.

"Iya, Mil. Oma kita di Bandung punya lahan yang masih belum digunakan. Kakak berencana untuk membuat rumah strawberry di sana." Ucap Dino sambil melanjutkan sketsa rumah itu.

"Sejak kapan kakak suka dengan strawberry. Oh ya, aku paham semua ini untuk kak Naomi ya?" Ucapnya.

"Tenang kak, kakak Naomi sudah tidur." Tambahnya membuat Dino sedikit lega. "Dia tidur dengan nyenyak kak. Gak perlu cemas atau kuatir." Tambahnya membuat kerutan di dahi Dino hilang.

"Aku takut dia sulit tidur di tempat yang baru." Balasnya.

"Kak, kenapa gak bisa buka hati kakak untuk kak Naomi lagi? Aku tahu kakak masih sangat mencintai Kakak Naomi." Bujuk Milka, ia memegang tangan Dino dan menunjuk bekas luka di telapak tangan Dino. "Luka ini apakah kak Naomi tahu? Kakak terluka untuk menyelamatkan Naomi saat SMP ?" Tanya Milka membuat Dino tertegun. Ia bertanya pada hatinya. Mengapa ia tidak memaafkan Naomi ? Mengapa dirinya ingin menyakiti Naomi? Jelas ia sadar, alam bawa sadarnya selalu mengarahkannya pada Naomi. Dirinya membutuhkan Naomi. Naomi yang ia butuhkan dan tempat ia bersandar selain keluarganya.

Dino meletakkan pensilnya lalu menghadap pada Milka. Ia mengelus kulit kepala Milka yang mulai ditumbuhi rambut-rambut tipis.

"Pertama, kakak mau tahu bagaimana keadaanmu selama 2 bulan ini?" tanyanya. Ia lalu mengeluarkan topi kupluk berwarna merah lalu memasangkan topi itu di kepala Milka.

"Kedua, bagaimana kamu tahu tentang asal usul luka kakak? Luka ini kakak dapatkan saat kakak lagi main sama teman-teman kakak" Dia lalu mencubit hidung Milka dan mengatakan padanya untuk jangan suka menebak dengan lembut.

"Ketiga, kamu masih kecil dan belum tahu cinta. Kakak belajar selama ini, melihat Naomi bahagia kakak juga bahagia. Kakak juga akan belajar memaafkan Naomi."

"Terakhir, sekarang sudah malam. Waktunya kamu istirahat Milka, jangan sampai kecapean atau kelelahan." Tak lama, Bi Minah mengetuk pintu Dino dan mengajak Milka untuk kembali ke kamar.

"Besok temui kak Naomi, Dia selalu menemaniku selama 2 bulan ini. Kakak juga istirahat, kakak baru saja tiba setelah hampir 2 bulan tidak mengunjungi ku." Milka memeluk Dino erat.

Dari luar pintu, Ratih melihat keduanya dan merasa terharu serta bersyukur melihat kedua anaknya tumbuh saling menyayangi dan mengasihi.

"Ma, kenapa hanya melihat dari luar?" Tanyanya.

"Din, mama mau memberikan ini untuk kamu. Ini adalah cincin turun temurun keluarga mama. Mama mau kamu memberikan ini pada calon istrimu kelak. Jika dia berikan ini padanya." Dino langsung menghentikan aktivitasnya, menurunkan suaranya. "Ma, bukankah kita sudah sepakat? Aku gak mau membuat Naomi lebih menderita bersamaku ma."

"Kalau begitu lupakan dia dan cari orang lain." Balas Ratih menimpali Dino.

"Tidak segampang itu. Aku tidak bisa membuka hatiku untuk perempuan lain." Balas Dino.

"Kamu perlu move on!" Tambah Ratih pada anak lelakinya.

"Move on gak harus dengan orang lain ma. Aku akan move on melalui pekerjaanku." Balas Dino bersiap melanjutkan designnya.

"Termasuk ini! Design ini, Strawberry House? Bukankah ini impian Naomi yang ingin realisasikan? Kamu itu gak suka strawberry lebih tepatnya kamu bahkan alergi dengan strawberry." Dino tidak mendengarkannya dan terus mendesign rumah itu.

"Dino dengarkan mama!" Ratih merebut pensil Dino. "Mama, ingat kamu pernah pulang dengan wajah kamu yang merah-merah akibat mengonsumsi Strawberry. Kamu juga pingsan setelah mengonsumsi selai roti Strawberry. Lalu, kenapa kamu mau semakin dekat dengan hal-hal yang membahayakan nyawa kamu." Ratih meletakkan tangannya dikedua bahu Dino yang saat ini menatapnya.

"Luka ditangan ini karena kamu berantem sama Ken musuh kamu saat SMP. Apa penyebab kalian berantem dan tangan kamu terluka terkena pisau? Ken mengerjai Naomi. Betulkan?" Tanyanya lagi

"Ma, kalau aku memaksakan Naomi bersama aku dia pasti akan semakin menderita. Mama tahu alasannya, aku sudah cerita ke mama semuanya. Ini keputusan terberat buat aku." Balas Dino.

"Dengan membiarkan dia berpikir kamu berselingkuh dengan Santi. Kamu beri harapan pada dia tetapi hati ini isinya hanya satu nama Naomi." Tambah Ratih, ia ingin Dino mendapatkan kebahagiaannya.

"Dino, jadikan dia milikmu. Istrimu!" Ratih menaruh kotak cincin itu di tangan Dino.

"Mama kembali ke kamar." Ratih lalu meninggalkan Dino.

Di Balkon kamarnya ia melihat bulan purnama yang begitu terang. Ia ingat dulu Naomi paling suka jika dia ajak melihat bintang.

"Nomi maafkan aku. Aku menghancurkan hubungan kita karena kesalahpahaman yang ayahku buat. Aku tidak ingin kamu menderita dengan hubungan diantara kita. Aku ingin kamu bebas mencari kebahagiaanmu. Meskipun aku tahu diri ini masih sangat membutuhkanmu." Air matanya kembali menetes sambil meminum segelas anggur ditangannya.

Ia kembali ke meja kerjanya dan membuka Macbook miliknya, background laptop itu masih foto Naomi yang dulu saat mereka masih di SMA, tepatnya ketika masa pengenalan sekolah berakhir. Rambut Naomi di kuncir dua lalu dikepang menggunakan topi yang terbuat dari potongan sepakbola sedangkan dirinya mengenakan topi petani dan berkalungkan name tag karton namanya dan kelasnya. Dino Bratayudha, 10 IPA 1. Dari lacinya, ia mengeluarkan foto Naomi ketika ia masih kecil. Foto itu ia temukan di panti ketika dulu ia terluka. Saat itu, ia tahu kalau Naomi adalah gadis kecil yang terjebak olehnya ketika ia kecil dulu.

Malam itu, Dino terbangun dan melihat Naomi tidur di lantai. Ia tersenyum dan menatap Naomi. Ia lalu mengintip beberapa barang di kamar Naomi, foto-foto Naomi dan satu hal yang membuatnya tertarik, foto Naomi saat ia kecil. Dino merasa familiar, dibalik foto itu tertulis, Bandung. Foto itu diambil dengan latar belakang rumah yang sama dekat rumah Omanya. "Rumah ini?"

"Apakah Naomi pernah tinggal juga di Bandung?" Ucap Dino. Tiba-tiba, ia kembali teringat ingatan itu lagi namun sekarang semakin jelas. Dalam ingatan itu,

Dino kecil berlari dengan kencang sambil mengandeng tangan seorang gadis kecil, ia memakai bando merah persis dengan yang dipake Naomi kecil di foto, ternyata hari itu ulang tahun Naomi. Ia menggunakan dress polkadot putih hitam sepatu putih baru.

"Auu!" keluh gadis itu tak sengaja ia jatuh dan terluka. "Aduh sakit, kakak." Ucapnya sambil menangis. Dino yang panik, akhirnya mengendong Naomi kecil dan membawanya kesebuah pohon besar. Ia lalu mengambil sapu tangan miliknya dan membalut luka itu.

"Kamu tunggu disini ya. Aku akan buat mereka pergi. Jadi kamu bisa lari." Ucap Dino

"Tidak, jangan tinggalkan aku sendiri. Aku takut." Ucap Naomi kecil.

"Tidak perlu takut. Kita akan bertemu kembali. Aku ada disini. Aku hafal daerah ini. Ini adalah areal perkebunan milik oma ku. Kamu tinggal lurus, di sana ada jalan besar." Tak lama, anak laki-laki itu pergi dan terdengarlah suara dentuman tembakan.

Sebelum berpisah, "Siapa nama kamu?" tanya gadis kecil itu.

Anak laki-laki itu, menjawab dengan mengerakkan mulutnya. "Dino!" lalu ia juga bertanya siapakah nama gadis itu. "Naomi.." ucapnya, "kita harus bertemu lagi.."

Setelah mengingat itu, Dino akhirnya tahu gadis kecil itu adalah Naomi. Dino langsung memeluk Naomi yang tertidur pulas, "Nom .. Terima kasih sudah menemukanku."

Air mata Dino menetes, ia menatap kearah langit, "Apa yang sedang kamu lakukan?"

Dino kemudian mengeluarkan sepotong kue cake strawberry cheesecake kesukaan Naomi. Ia tak lupa memasang lilin dan menyalahkannya. "Happy birthday Naomi. Wish you all the best. Nomi, I will always love you. Now, i trying the best. I want you to be happy. Pilihan terbaik adalah kita harus berpisah. Be yourself, raih duniamu." Dino lalu menangis sambil melihat kue itu.

Ia memejamkan matanya kembali mengingat bagaimana ia mengetahui rahasia besar yang menghancurkan hubungannya.

"Selamat siang Pak, ada yang mau bertemu. Namanya Pak Galang."

"Bu Sari, Bilang ke Dia aku sedang sibuk." Balas Dino sambil melanjutkan kerjaannya.

Tiba-tiba pintu terbuka dengan paksa.

"Maaf Pak, orang ini memaksa untuk masuk." Galang muncul dengan penuh amarah.

"Tidak, apa-apa. Ibu Sari bisa meninggalkan kami berdua." Balas Dino sopan. Sementara Gilang datang dan langsung menghajar Dino.

"Dino, dasar Buaya Lo! Masih aja Lo deketin Naomi. Masih juga bersikap dingin ke dia."

Gilang memberikan foto-fotonya yang sedang berpelukan dengan Naomi kepada Dino.

"Untuk apa semua ini ?" tanya dino yang mulai geram dan panas. 

"Aku selingkuhannya Naomi, jadi lepaskan dia, sehingga aku bisa memilikinya" Dino lalu memukul Gilang dengan kencang hingga mulutnya berdarah.

"Kamu berselingkuh dengannya, saat kamu tahu dia punya aku, dasar sial kamu! Kamu itu teman aku Gilang! Dia memukulnya lagi.

"Kamu merasa pantas untuknya!" Balasnya menantang. "Bulshit! Bersama kamu, dia tidak pernah menjadi dirinya. Dia selalu berusaha menjadi seseorang yang dapat disukai oleh keluarga kamu, terutama papa kamu. Dia mempelajari semua yang kamu sukai. Bagaimana cara memenuhi kriteria sebagai mantu idaman dari papamu? Kenyataannya adalah dia memaksakan diri untuk menyukainya, berusaha untuk mendapatkannya, tahu gak kamu? Kamu masih anggap dirimu pantas?" Balas Gilang 

"Kamu tahu, dia tidak sepintar kamu. Saat dia tahu kamu ke Inggris. Dia juga berusaha untuk bisa ke Inggris. Dia belajar pagi, siang dan malam sampai sakit hanya demi mengikuti tes beasiswa ke Inggris, karena ayah kamu gak suka punya menantu yang kurang pintar." Gilang terdiam menarik napasnya.

Gilang melanjutkannya lagi "Dia belajar make up dan fashion hanya untuk bersaing dengan sheila. Naomi takut kamu akan memilih dia karena papa kamu sangat menyukainya. Dia tahu kamu sangat menghargai dan mengikuti semua kemauan Hendrik Bratayudha yang selalu membandingkan keduanya.

"Stop! Gilang jangan menyebut nama orang tua dengan sembarangan. Kamu harus menghargai mereka." Pinta Dino, ia menerima semua luapan emosi Gilang padanya.

"Menghargai orang yang gak punya hati seperti dia. Menghalalkan segala cara untuk menghancurkan hubungan anaknya sendiri."

"Dia belajar makan pedes hanya demi kamu padahal dia sama sekali gak bisa makan pedes."

"Saat di Inggris, saat dia butuh kamu. Dimana kamu!" Gilang mendorong Dino.

"Kamu sibuk dengan urusanmu sendiri. Saat beasiswanya dicabut sama papa. Kamu dimana?" Dia Manarik kerah baju Dino. Dino tetap bersabar, ia ingin tahu semuanya. Dia tidak menyangka, selama ini Naomi kesulitan karenanya.

"Demi tetap bersama kamu, dia harus kerja mati-matian demi bisa meneruskan sekolahnya bahkan Oma menjual rumah peninggalan suami Oma Murni. Mereka sempat pindah ke rumah susun demi kamu, semua itu karena papa kamu dan demi kamu, tahu kamu?" Gilang menghajar Dino.

Dino kaget dan tak menyangka jika naomi mengalaminya. Dino sedih, dia menerima Naomi apa adanya.

"Kamu tahu kenapa Naomi berubah menjadi pencemburu karena dia takut kehilangan kamu. Dia takut suatu saat nanti kamu akan menerima pilihan papa kamu dan meninggalkannya. Kamu sendiri jugalah alasan hubunganku dengan Naomi bisa terjadi". Gilang pergi meninggalkan dino, dia benar-benar terpukul dengan semuanya. Ia menangis setelah mengetahui apa yang dialami Naomi. Ia tidak tahu sedikitpun.

Sebelum keluar dia mengatakan sesuatu yang membuat Dino down. "Satu rahasia besar tentang papa kamu, aku adalah orang yang dibayar papa kamu untuk menghancurkan hubunganmu. Aku adalah anak dari bekas supir keluargamu. Sejak SMP, aku diberikan beasiswa oleh papamu hanya untuk menghancurkan hubunganmu. Itu kenapa aku bisa ada disekolah yang sama bahkan berkuliah di Inggris bersama kalian." Ucapnya santai namun menjadi bencana bagi Dino.

"Apa? Papa aku?" Ucapnya terbata-bata. Seperti tersambar petir Dino mendengarnya.

"Tapi sekarang aku sadar telah jatuh cinta pada Naomi dan aku lebih bisa membahagiakan dia dibandingkan kamu." Pesan Gilang diakhir.

"Jadi selama ini papa dibalik semua ini?" Tanyanya sendiri. "Tapi kenapa? Why? Kenapa Papa begitu membenci Naomi? Apa yang terjadi diantara mereka berdua." Didalam otaknya kalimat ini selalu terulang dan menjadi penyesalan seumur hidupnya. Kalimat yang terlontar dari mulut Gilang katanya, "Kamu membiarkan dia berjuang sendirian mempertahankan cintanya, itukah yang namanya cinta Dino, pikirkan itu."

"Naomi" ucap Dino, matanya memerah. Dia tak kuasa menahan air matanya. Ia berlari ke atap gedung dan menangis di sana. Ia menangis kejar. Selama ini papa yang dia hormati adalah orang yang menyakiti wanita yang ia cintai.

"Tanpa sepengetahuan kamu, papa kamu sering menemui Naomi untuk mengancamnya. Memaksa dia untuk tampil sempurna." Ungkap Gilang.

"Naomi, maaf. Aku bodoh. Aku tidak bisa melindungi kamu. Aku melakukan lagi apa yang aku lakukan 18 tahun yang lalu." Dino menangis histeris.

"Seharusnya, aku sadar waktu itu Nomi. Maaf, aku yang tidak peka padamu. Aku sangat mencintaimu Nomi." Dino memeluk kedua kakinya erat. Menangis seperti anak kecil.

"Naomi, kamu kenapa pake heels setinggi ini? Hati-hati jatuh akibatnya bisa fatal." Dino mengendong Naomi di punggungnya. "Beruntung, keseleo mu tidak parah." Tambahnya sementara Naomi memeluknya erat setelah menyeka air matanya.

"Aku ingin terlihat cantik dan sempurna." Katanya.

"Ngaco! Kamu itu udah sempurna buat aku. Be yourself. Besok pake sepatu aja. Kalau perlu heels jangan yang terlalu tinggi." Balas Dino

"Aku berharap semua keluargamu juga begitu." Pintanya.

"Pastilah, kamu gak liat mamaku sayang banget sama kamu." Ucap Dino berjalan menyusuri jalan menuju parkiran mobil. Sementara Naomi menangis dalam diam, Aku berharap papamu juga seperti itu.

Dino pulang dan berjalan menuju kamar ayahnya. Dia mendengar dari luar pembicaraan papanya dengan papa Reihan yang sangat memuji Sheila dan berusaha menjodohkan dia dengannya. Dino semakin sedih, melihat dan mendengar dengan mata kepalanya sendiri. Terlebih itu semua demi kemajuan perusahaan.

Kembali ke masa sekarang,

Dino melepaskan seatbelt dan keluar dari mobilnya. Ia berjalan memasuki sebuah lorong rumah sakit menuju sebuah ruangan tusuk sate yang di tempati oleh Naomi.

Dibukanya pintu itu perlahan, didekatinya wanita itu. Dari samping tempat tidur, Dia mengelus rambutnya dan mencium keningnya. Merapikan selimutnya. Ia mencium kedua mata Naomi. "Bantu aku menjaga dia."

"Naomi, maaf. Aku minta maaf menyakiti kamu hari itu. Aku mau kamu happy, be yourself. Aku akan menjalankan tugasku dengan baik. Aku sudah memaafkan semua." Ia mengecup lebih tangan Naomi yang masih tertidur pulas.

"Kamu harus segera pulih." Ucapnya lagi.

Dia teringat hari disaat memilih untuk memutuskan Naomi setelah kedua sempat kembali bersama setalah operasi Milka berhasil.

"Naomi, mari kita bertemu." Isi dari pesannya untuk Naomi.

Disebuah kamar hotel super deluxe. Dino mendekor semuanya serba romantis.

"Dino, buat apa kamu buat semua ini?" Tanya Naomi.

"Happy anniversary Naomi." Ucap Dino membuat Naomi menangis. Setelah 5 tahun, baru hari ini Dino kembali merayakannya lagi bersama dirinya.

Dino, mengajaknya berdansa dan bernostalgia bersama. Dia juga membuat 5 keinginan yang paling ingin mereka lakukan. Dari kelima itu, Naomi ingin sekali membangun perkebunan Strawberry.

"Kenapa?" Tanya Dino sambil memeluk Naomi erat dalam peluknya. Naomi tersenyum sambil menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.

"Kamu kedinginan? Aku turunin AC nya." Sambil menaikan suhu AC.

"Besok pake baju lebih tebal ya." Ucapnya tersenyum setelah menerima pelukan Naomi.

"Begini lebih hangat." Kata Naomi manis.

"Nomi, Aku minta maaf karena terlalu egois. Kamu adalah keajaiban terindah yang dalam hidupku yang membuat aku gila. Kamu itu bagai candu dalam hidupku. Kamu harus ingat, only you, i'm yours." Ucap Dino dengan matanya yang sudah berkaca. Suasana menjadi hening, Naomi menatap mata Dino dalam.

"Aku Dino.." Naomi langsung mencium Dino. Dino menangis dalam tangisannya. Dino ingin melepaskan ciuman itu namun Naomi menolaknya. "Berikan aku yang terbaik versi kamu." Kata Naomi melanjutkan ciuman panas itu.

"Dino, mau kemana?" Kata Naomi sambil mengikat baju kimono yang dikenakannya. Dino sedang duduk di meja makan, ia menyiapkan roti untuk Naomi.

"Dino kamu sudah rapih mau kemana? Ke kantor?" Naomi memeluk Dino dari belakang dan kembali mencium pipinya.

"Nomi, duduk dan sarapan dulu." Dino memintanya untuk sarapan. "Kenapa, kamu melihatku seperti itu? Ada yang salah?" Tanyanya lagi.

"Kamu hari ini sangat tampan. Kemeja kamu baru ?" Balas Naomi menyantap Roti yang disiapkan Dino.

"Style seperti ini udah biasakan Naomi, kemeja Biru dan celana hitam. Biasanya aku juga seperti ini, rapi." Balas Dino melanjutkan sarapannya.

"Dino, besok aku mau ketemu Oma. Kamu ikut ya." Pinta Naomi.

"Kamu boleh buka isinya setelah aku keluar dari ruangan ini. Kondominium sudah aku alihkan kepemilikannya atas nama kamu. Sejumlah uang sudah aku transfer." Ucap Dino dingin.

"Dino, kamu kenapa? Apa isinya!" Bentaknya.

"Jangan Naomi. Nanti aja." Dino melarang. Namun Naomi memaksa, ia membuka amplop itu dan menemukan tiket pesawat ke Italia.

"Hanya itu yang bisa aku berikan untuk kamu. Setelah ini jangan temui aku lagi. Kita berakhir sampai disini." Ucap Dino

"Aku gak butuh ini!" Naomi langsung menumpahkan air keatas kepala Dino.

"Aku rasa ini setimpal." Balas Dino.Tanpa berkata-kata dia langsung meninggalkan Naomi. Dengan matanya yang sembab.

"Dino! Kamu jangan tinggalkan aku." Naomi mengejar dan memohon padanya sambil menarik tangan Dino. Namun, Dino dengan tegar terus berjalan menelusuri lorong hotel menuju Lift.

"Naomi, maafkan aku, mari kita akhiri semuanya. Jangan ikuti aku! Aku tidak ingin melihatmu lagi." Dino meninggalkan naomi dia masuk ke lift dan menangis. Keduanya sama-sama menangis.

"Dino, aku memaafkan mu." Ucap Naomi

5 hari setelahnya, Dino memutuskan untuk melepaskan semua haknya dan berniat meninggalkan rumah.

"Papa! Gak sudi gadis miskin dan gak tahu asal usulnya menjadi menantu papa." Teriak Hendrik di depan Dino. "Iya, semua adalah rencana papa. Papa yang merencanakan semua ..." Lanjutnya

"Termasuk orang yang sengaja menabrak Naomi waktu di kantor hingga akhirnya dia keguguran?" Tanya Dino tak percaya dan Hendrik terdiam.

"Pak, janin dalam rahim Naomi adalah anakku, darah daging ku, cucu papa." Bela Dino sambil menahan air matanya.

"Papa gak sudi terima anak itu. Siapa tahu dia bukan anak kamu!" Hendrik mencari cara agar topik ini berakhir. Ia sudah ketahuan Dino.

"Aku yakin anak itu adalah anakku. Meskipun dia selingkuh, dia tidak akan pernah tidur dengan laki-laki lain selain aku."

"Naif, kamu! Bisa saja dia tidur dengan banyak pria."

"Aku percaya dia dan aku gak perlu bukti." Dino mengakhiri segalanya.

"Dino kalau kamu terus membela dia. Papa tidak segan untuk mengusirnya. Papa lakukan ini untuk kebaikan kamu. Kamu gak boleh sama dia. Kamu akan tersakiti Dino." Teriak Hendrik ingin menyadarkan anaknya.

"Kenapa pa? Kenapa? Kenapa aku gak boleh sama dia? Karena latar belakang? Dia berasal dari keluarga miskin? Gimana dengan Tante Dina, suaminya adalah salah satu pegawai kita. Dia juga bukan orang kaya. Kenapa pa?" Dino meninggikan suaranya.

"Lebih baik Dino keluar dari rumah ini!"

"Dino, kalau kamu berani keluar dari rumah in. Papa akan buat Naomi semakin menderita." Ancam Hendrik tak membuat Dino gentar.

"Jangan Dino. Mama hanya punya kamu saat ini. Papa kamu tetaplah ayahmu tidak ada mantan ayah. Papa pasti punya alasan. Mama sudah kehilangan Milka. Dino, maafkan ayahmu." Pinta Ratih.

Dino meneteskan air matanya. Ia tidak tega melihat mama dan papanya. Selama ini papanya tidak pernah buruk dimatanya. Ia adalah idolanya, Hero dalam hidupnya.

"Pa, maafin Dino." Ia lalu memeluk Hendrik.

Dino menangis mengingat kejadian itu. Di samping Naomi, Dino menangis membuat Naomi terbangun. Tapi, ia tidak ingin Dino tahu. Naomi membalikkan tubuhnya dan ikut menangis bersama Dino. Tak ingin membangunkannya, Dino keluar dari kamar Naomi.

"Kamu harus jaga badan kamu. Jangan makan sembarangan badan kamu lemah, pencernaan mu bermasalah. Jangan menyiksa dirimu. Aku pulang." Ucapnya sebelum meninggalkan ruangan.

"Dino, aku tahu kamu juga menderita. Aku akan selalu menunggumu."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!