Milka First Love

"Yes, akhirnya hari ini bisa balik ke sekolah, milka ayo semangat belajar" Milka mengumpulkan energi positif untuk dirinya. Angelica dan Tania berlari memeluknya lalu berjalan bersama-sama menuju ruang kelas. Tania juga meminta Milka untuk duduk satu meja dengannya namun dia menolak dan memilih untuk duduk di kursi belakang. Ia duduk di sebelah seorang cowok pendiam, keturunan bule, yang super jutek ketika melihatnya. Melihat Milka duduk disebelahnya, ia lalu menarik bangkunya menjauhi bangku Milka, lalu memindahkan tasnya dan menaruhnya dilantai.

"Hello! Lo pikir gw kudisan, gak mau dekat-dekat" Ucap Milka menarik kursinya mendekati cowok itu. Tapi cowok itu justru menghindar dan malah keluar. Milka hanya melongo melihat cowok itu meninggalkannya bahkan sebelum berkenalan dengannya. 

Bel berbunyi, semua anak diwajibkan masuk dan duduk ditempatnya masing-masing, Pak Hendra selaku wali kelas dan guru ekonomi masuk dan membagikan kertas soal untuk latihan.

"Oh iya, saya ingin memperkenalkan teman sekolah kalian yang baru, kamu yang duduk disebelah Milka silahkan maju kedepan" panggil pak Hendra 

"Pantesan ternyata anak baru pantes aja songong, kayaknya ini orang pasti resek deh" ucap umpat Milka berbisik pada Tania.

"Hallo, nama saya bobby, salam kenal" dia memperkenalkan dirinya berbicara dengan santai awalnya di tersenyum dan kelamaan menjadi jutek. Dia lalu buru-buru duduk dan meminum obat yang diambilnya dari tas.

"Itu bobby yang fotografer itu bukan? Dia baru pindah dari Polandia, gw denger salah satu fotonya menang lomba fotografer international loh" ucap salah satu murid cewek dikelasnya.

"Hi, Bobby!" Goda teman-teman cewek yang lain. Namun ia tidak menggubris, Milka terus mengamatinya dengan seksama.

"Cuman katanya, dia tuh gak suka diekspose, jadi jarang banget ada yang punya foto mukanya, ternyata ini toh ganteng juga ya" ucap yang lain. 

Bobby, ahhh jangan-jangan dia bobby yang itu, temen kecilku Milka mulai menduga-duga.

Milka mulai bersikap SKSD pada Bobby. Ia tidak malu untuk berkenalan dan bersalaman lebih dulu dengan Bobby. "Hallo, maaf ya tadi.." Kata Milk membuat Bobby kaget dengan sikapnya.

"Bobby, ini aku milka, selamat datang di Jakarta, kapan kamu balik?" Tanya milka bertubi-tubi padanya. "Jangan sok kenal." Jawab Bobby.

"Aku Milka Bratajaya, teman SD kamu." Tambahnya lagi. "Mau belajar atau mau ngobrol?" Balasnya merasa tidak nyaman.

"Persis, kayak kak Dino." umpatnya. "Aku denger !" Balas Bobby.

"Milka, jangan berisik" kata pak Hendra 

"Bob, Pak Hendra itu galak tapi sebenarnya hatinya baik, dia guru favorit disini" Katanya sambil berbisik, namun bobby tidak mengubrisnya dan malah menjauh dan melakukan gerakan seperti mengusir nyamuk di dekat telinganya. Milka tertawa dengan sikap Bobby. Baginya hal ini lucu, "Dasar nyebelin kayak dulu, tapi sekarang dia ganteng. Dia senyum sendiri membuat Bobby. 

Bel istirahat berbunyi, Bobby beranjak dari tempat duduknya dan hendak pergi mengambil makanan diloker sekolah. Tapi dia merasa ada yang aneh dengan tangannya, seseorang mengenggam tangannya, Milka tersenyum lebar sambil memegang tangannya. "Kantin yuk?" ajak Milka. Bobby lalu merasa ilfill dan langsung menepis tangan Milka. "Don't distrub me, ok!" Milka kaget dan gak percaya, begitupun teman yang lain termasuk tania dan angelica.

"Kamu menolak seorang Milka Bratajaya. Semua orang itu berbaris untuk aku ajak ke Kantin." Kata Angelica.

"Gak penting!" Balas Bobby.

Bobby lalu mengambil kotak makan dan dibangku kosong sepi yang ada disebelah tangga menuju ruang olah raga. Milka yang merasa tertantang tidak pernah merasa patah semangat mencari Bobby ke seluruh sekolah dan akhirnya menemukan dia makan sendiri sambil mendengarkan musik. 

"Hey, kamu ngapain disini ?" Tanya bobby

"Aku lagi makan, kamu gak liat" Milka menjawabnya dengan ringan lalu membuka kotak makannya. 

"Tahu, kenapa harus disini?" Tanya Bobby sedikit kesal karena milka terus mengikutinya

"Emang ada tulisannya gak boleh makan disini?" Milka lalu mencari tulisan itu namun tidak menemukannya, dia mengangkat bahunya lalu menurunkannya kembali

"Ada! Aku yang ngomong barusan, aku mau tenang sekolah disini, dan aku gak mau berhubungan sama kamu ataupun Dino yang selalu manjain kamu dan bikin orang lain susah. Kamu bahkan tega membuat orang lain menderita dan dikeluarkan dari sekolah. Sekarang lebih baik kamu bawa makanan kamu pergi dari sini." Ucap Bobby kesal.

"Benerkan kamu itu Bobby yang gendut itu kan." Balas Milka. "Tapi perlu kamu ketahui ya kakak aku bukan orang yang akan menyakiti orang lain tanpa sebab tahu." Bela Milka juga kesal.

"Buat kamu" Milka menaruh sebotol juice di samping Bobby.

"Kamu tahu aku suka mangga?" Tanya Bobby heran gimana Milka bisa tahu.

"Tahulah, aku kan." Tiba-tiba Milka berlari meninggalkan Bobby, hidungnya mimisan. Aku harus segera ke kamar mandi. Dia merasa pusing dan badannya terasa sangat ringan. Ia tidak lagi bisa mengontrol dirinya untuk berdiri tegak. Lama kelamaan pandangannya buram, beruntung Bobby datang sehingga Milka jatuh dipelukannya. 

"Hey, Milka, kamu gak papa?" Tanya Bobby

"Gak kok, gak papa" Jawab Milka sambil dibantu Bobby bangun, "Kamu mau kemana?" lanjutnya.

"Mau ke kantin" Jawab Milka jutek, Bobby lalu menuntun Milka. "Mau ngapain?" tanya milka 

"Katanya mau ke kantin, yaudah kalau gak mau." tapi akhirnya Bobby tetap menemani Milka ke kantin.

Saat sampai di kantin, tiba-tiba Bobby merasa pusing, dadanya mulai sesak dan sekelilingnya mulai buram seperti mengelilinginnya, dia mulai merasa ketakutan dan semakin sesak nafas. Dia lalu berlari meninggalkan Milka lalu pergi ke kelasnya. Ia mengambil botol coklat berisi butiran pil putih. Dia meminum obat itu lalu mengatur napasnya. Beberapa saat dia baru merasa tenang, dia merebahkan kepalanya diatas meja kayu di depannya. Dia mengatur nafasnya dan mulai menghitung satu sampai sepuluh. Milka melihatnya dari luar dan teringat Ipod yang selalu dibawa Bobby, dia berjalan ke tempat duduk itu dan mengambil Ipod Bobby yang tertinggal. Dia lalu masuk dan memasangkan Ipod itu pada ditelinga Bobby. Bobby terbangun dan melihat Milka. 

"Thanks" Milka memberikan ipod itu kepada Bobby. "Iya" Balasnya lalu kembali merebahkan kepalanya ke kanan membelakangi Milka. Milka juga melakukan hal yang sama dengan bobby. Dia merasa jantungnya berdebar dengan kencang. Bobby lalu membalikan kepalanya dan membuka matanya. Mereka saling bertatapan. Wow gila dia ganteng banget kata Milka. Bobby lalu mendekat kepada Milka dan mengecup bibir Milka. Milka melebarkan matanya, Oh My God, Bobby cium aku dihari pertama kita ketemu di sekolah. Bobby lalu melepaskan bibirnya dan tersenyum padanya.

"Woi, ngeliatin apa lo?" Tanya Bobby jutek membuyarkan pikiran Milka yang sedang terpesona oleh dirinya.

"Milka" Milka mengajukan tangannya. "Bobby" dia membalas perkenalan Milka. "So, sekarang kita temenan ya" Ucap Milka. 

"hmmm" Balas Bobby.

"Hey, lo ngapain berduaan udah kayak orang pacaran aja. Bob dicariin sama Pak Hendra, katanya soal fotografi gitu" kata Didi yang terus berbicara tanpa henti. Bobby akhirnya mengikutinya keluar kelas. 

Hujan turun dengan lebat, semua orang menunggu jemputan hingga tersisa Milka yang duduk sendirian di halte sekolah. 

"Bobby, bareng ya, sepertinya aku gak dijemput" Bobby malah pergi meninggalkannya namun tak lama kemudian dia kembali lagi. Dia membuka kunci mobil supaya Milka bisa masuk dan mengantar Milka ke tempat lesnya

"Bob, gw denger lo juga les biola, dimana?" tanya milka 

"Di Music Studio" jawab Bobby singkat.

"Wah, di depan tempat lesku dong" Milka tersenyum sedangkan Bobby fokus menyeti. Milka turun dari mobilnya lalu menyeberang ke gedung depan, Milka melambaikan tangannya namun Bobby tidak merespon.

"Hallo kak Naomi, ada apa?" Jawab Milka menerima panggilan Naomi.

"Milka, kakak telat jemput ya. Pak Bondan gak bisa jemput karena dia sakit. Kakak baru tahu, kamu tunggu kakak ya, kakak otw ya" Ucap Dino setelah itu ia mengembalikan ponsel Naomi dan memberikan ponselnya.

"Tolong, Nom." Dia meminta Naomi untuk bergantian mencharger ponselnya.

"Naomi, aku udah bilang, kamu langsung ganti baju aja pas udah selesai main tennis, sekarangkan aku jadi telat jemput Milka, mana tadi dia gak dijemput Pak Bondan" Dino memarahi Naomi

"yaudah, marah terus, mana aku tahu, ponsel kamu lowbatt. Kalau aku tahu, aku udah suruh kamu berhenti main dari tadi. Kamu yang mau main bareng Reihan." Ucap naomi yang juga bete

"Naomi, kamu tuh ganti baju lama." Dino kesal.

"Duh, ngapain sih nih orang, berkerumun disitu" dino membunyikan klakson disepanjang antrian mobil yang macet dan stag.

"Sabar Dino" Ucap Naomi, coba membuat Dino tenang.

Milka keluar dari tempat lesnya dan menunggu hingga 2 jam di depan gedung. Dia melihat Bobby keluar ada banyak orang yang mengerumuninya. Tiba-tiba, banyak kamera dan beberapa wartawan dari majalah remaja langsung mengerumuni dirinya. Beberapa bertanya dan yang lain mengambil fotonya. Bobby mulai mengalami apa yang terjadi dengannya kemarin, kakinya gemetar, dia mulai merasa sesak nafas. Dia mencoba menghindari wartawan tanpa melihat ada motor.

"Awas" Teriak Milka dengan cepat dia berlari dan menyelamatkan Bobby. Bobby yang masih sesak nafas menjadi bulan-bulanan kamera para wartawan. Bobby merasa ketakutan sangat ketakutan. 

"Hey, berhenti semua, Pak satpam tolong!" Teriak Milka tiba-tiba dia merasa pusing namun hilang. Bobby mencoba mencari obatnya, namun tidak menemukannya, Milka membantu Bobby duduk di sofa. Namun, ia masih ketakutan dan meminta Milka untuk tinggal sebentar bersamanya. Ia merasa lebih tenang saat Milka memeluknya. Dia ingat saat mamanya memeluknya dulu. 

"Aku menderita Agrofobia. Fobia itu muncul ketika aku berada di lingkungan yang terlalu banyak orang seperti tadi. Ketika banyak yang mengerumuniku seperti tadi tapi bukan berarti aku anti sosial." 

"Aku pernah hilang di keramaian saat aku pertama kali datang ke Polandia. Saat itu aku masih kecil hari itu hujan. Karena kejadian itu aku juga kurang suka dengan hujan." Tambah Bobby lagi, "Mau nemenin aku beli ice cream?" Ajak Milka dan mereka pergi bersama.

"Bobby" sambil memakan ice cream dan duduk di taman melihat bintang.

"Ada bintang jatuh, ayo buat permintaan" kata Milka lalu membuatnya. Bobby yang melihatnya tersenyum lucu, masih ada orang yang percaya.

"Apa wish mu?" Tanya Bobby, milka hanya diam dan melanjutkan makan ice cream sampai habis. 

"Gimana cara saya berterima kasih?" Tanya Bobby

"Jadi pacar aku mau gak?" ceplos Milka.

"Hah, gak aku gak mau" Jawab Bobby tegas.

Milka merasa tertolak, mereka terdiam untuk sementara waktu. "Bob, pinjem catatan yang ekonomi dong" Bobby lalu mengambil bukunya dan memberikannya. Milka lalu mengambil bukunya dan pura-pura mencatat. Bobby tertawa, "Aku gak nyangka pacar aku gampang banget dibohongin" Naomi kaget dan menghentikan aktivitasnya. 

"Udah deh, kamu gak usah pura-pura pinjem buku aku, kamu pinjem buku ekonomi, aku kasi buku matematika kamu catat." Bobby membalikan tubuhnya searah dengan Milka.

"Ternyata kamu salah satu, cewek yang menjalankan prinsip emansipasi wanita ya?" Ledek bobby

"Bobby" Pipi Milka merah dan dia malu. "Milka kamu mau jadi pacar aku? Bukankah cowok harus nembak duluan?" Ucap Bobby membuat Milka salah tingkah.

"Jadi boleh dong aku tanya wish pacar aku apa?" dia melipat tangannya dia depan dadanya dan mengambil posisi santai.

"Aku berharap aku bisa jadi pacar kamu" Jawab Milka malu-malu.

"Kamu malu? Jadi wish kamu terkabul dong." Bobby tersenyum dan mukanya terlihat begitu tampan dan bahagia.

"But kamu masih punya utang sama aku. Kamu harus minta maaf sama aku. Karena dulu aku dimarahin karena kamu, padahal aku gak ngapa-ngapain kamu." Ledek Bobby

"Masih aja dendam, Bobby. Soal dulu maaf ya." Jawab milka.

"Pulang yuk aku antar" Ajak Bobby dan mereka pulang ke rumah masing-masing. 

 

Dirumah,

"Milka kamu dari mana?" Bentak Dino panik. "kakak panik mencari kamu, kakak bilang kamu harus tunggu kakak. Kamu kemana jam segini baru pulang? Kalau diluar kamu pusing atau pingsan lagi gimana?" tanya Dino yang kuatir dengan adiknya.

"Kak, Milka main sama temen Milka" Jawab Milka.

"Siapa?" Tanya Hendrik keras

"Kenapa sih kalian memperlakukan aku seperti aku ini penyakitan?" Milka naik kekamarnya dan mengunci diri.

Ponsel Dino berdering dan itu dari Naomi, namun ia tidak mengangkatnya dan malah menonaktifkan ponselnya. Naomi kesal dan membanting ponselnya. "Kenapa sih kamu gak angkat?" Ungkapnya kesal.

"Dasar cowok gak berperasaan, tadi marah sekarang gak angkat teleponku, nyebelin!" Dia ingat kejadian tadi siang saat Dino memarahinya lagi saat dia menyuruh Dino untuk tenang.

"Naomi! kamu tahu kan adik aku tuh sakit, sekarang aku gak tahu dia dimana dan kamu bilang aku harus tenang?" Dino mengelengkan kepalanya. 

"Tapi kan.." Dino memotong pembicaraannya. "Naomi, stop! Dia adik aku dan gak ada kata tapi, ngerti naomi. Kalau kamu gak setuju kamu boleh pulang sekarang tapi kalau mau ikut aku lebih baik kamu masuk ke mobil. Aku pusing ribut sama kamu." Naomi masuk ke mobil membiarkan Dino dengan kepanikannya. Dia merasa mual tiba-tiba. 

 ----

Dear diary, 

Hari aku jadian sama Bobby, dia teman masa kecilku yang selalu berantem sama aku, sekarang dia ganteng banget, I'm happy, I'm falling in love. 

MY FIRST LOVE, BOBBY tanda hati yang beruntun mengakhiri tulisannya kali ini 

 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!