MASA LALU YANG MENGHANTUI

"Oma, lelaki itu apakah mungkin dia anak kecil yang bersama Naomi 22 Tahun yang lalu?" Tanya Bi Menur kepada Oma yang sedang duduk di ranjangnya. Ia tidak menyangka Naomi yang ia besarkan dengan tangannya sanggup melakukan hal tidak benar seperti itu.

"Oma, kenapa? Menur liat dari tadi Oma hanya melamun saja." Tanya Bi Menur sambil memijat kaki Oma.

"Oma tidak menyangka Naomi sanggup melakukan itu, ia mengkhianati Dino yang sudah begitu baik kepada Naomi dan kita semua." Ucap Oma pilu.

"Oma baik dari mana? Jelas-jelas dia membentak Naomi seperti itu. Dasar laki-laki kurang ajar." Balas Bi Menur memanasi, sejak awal dia tidak suka jika Naomi berhubungan dengan Dino. Ia berharap bahwa anaknya Gendis yang akan bersanding dengan Dino. Ia cape hidup miskin tapi dia sangat setia pada Oma yang sudah memberinya tempat tinggal selama ini.

"Asal kamu tahu rumah ini bisa terus berjalan karena Dino. Donatur terbesar kita adalah Dino. Anak-anak bisa bersekolah di sekolah elit itu semua karena dia. Dia memberikan beasiswa untuk semua anak di panti. Selain itu, dia juga adalah pemilik dari rumah ini. Kamu masih ingat saat rumah ini akan dijual oleh pemiliknya. Dino orang yang membeli rumah ini dan membiarkan kita semua tinggal di rumah ini. Oma tahu dia sangat mencintai Naomi. Tidak mungkin dia menyakiti cucuku." Akhirnya Oma membuka rahasia yang seharusnya hanya dia dan Dino yang tahu.

"Dino, donatur di rumah ini." Sebut Rita dalam hatinya. "Aku tak menyangka anak dari Hendri Bratayudha sanggup melakukan kebaikan itu." Dalam hatinya yang masih diliputi oleh kebencian kepada keluarga itu. Ia bahkan masih ingat cara Hendrik mengusirnya seperti sampah setelah dia melahirkan Milka. Hendrik bahkan menghancurkan hidupnya dengan memasukan dirinya ke daftar blacklist perusahaan sehingga dia hidup terlunta-lunta dan harus berakhir di panti asuhan ini. Dia terus mengingat bertapa kejamnya Hendrik.

"Milka, adiknya Dino. Berarti dia adalah anakku. Mama senang kamu hidup berkecukupan nak. Kamu akan membantu mama untuk merebut kekayaan keluar Bratayudha." Ucap Rita yang sebetulnya Nesya dibalik pintu. Rita dalam hatinya mulai menyusun rencana jahat.

"Rita" sebut Bi Menur yang kaget melihatnya di depan pintu.

"Oma masih sedih ya." Tanya Rita pada Bi Menur.

"Tidak usah sok perhatian kamu." Balas Bi Menur ketus.

"Naomi, bisakah kita ketemu?" Tanya Dino dalam panggilannya.

"Buat apa lagi Dino, kita udah putus. Buat apa kita ketemu. Lebih baik kita akhiri." Balas Naomi ketus pada Dino.

"Nom, aku perlu bicara." Dino tetap berusaha bertemu dengan Naomi. "Aku tunggu kamu di rumah." Ucapnya sebelum Naomi menutup teleponnya.

"Aku tidak akan datang." Tutup Naomi.

"Naomi?" Panggil Dino untuk terakhir. Kenapa harus kamu tutup Naomi? Aku masih belum selesai.

"Dino, ini laporan pembangunan di Bali. Pembangunan berjalan dengan baik. Kapan kamu datang ke sana untuk tinjau langsung?" Tanya Reihan.

"Rey, kamu bisa wakilkan aku. Aku gak bisa ke sana. Kondisi Milka semakin memburuk. Aku mau temenin dia." Jawab Dino.

"Dino gak biasanya kamu." Balas Reyhan

"Rey kalau kamu tidak bisa ke sana sebaiknya kamu minta Rendy mengantikan dirimu. Rey, aku perlu waktu sendiri." Ucapnya memotong pembicaraan Reyhan dengan sopan.

"Lo masih mengharapkan dia?" Reihan menunjuk tali ikat berwarna biru yang melingkar di tangan Dino.

"Aku mengharapkan siapa saat ini tidak penting Rey. Saat ini yang utama adalah pekerjaan kita. Aku mau memeriksa laporan ini." Dino menunjuk ke tumpukan dokumen yang ada di depannya.

Setelah, Reyhan keluar. Dino meletakan dokumen itu dan merebahkan badannya di kursinya. Ia memijat kepalanya yang sedikit pusing.

"Hallo Milka, ada apa?" Dino mendengar suara yang berbeda bukan suara Milka.

"Siapa ini?" Tanyanya.

"Mas Dino, Milka pingsan dan sekarang masih dalam penanganan dokter." Jawab Santi di telepon.

"Dokter, gimana keadaan Milka? Dia baik-baik saja." Tanya pada Dodi yang terlihat lemas.

"Dino tenang dulu. Dengarkan Om. Keadaan Milka semakin menurun dan memburuk. Satu-satunya cara adalah dengan proses pencangkokan sumsum tulang belakang." Mendengar itu Dino tak dapat berkata apa-apa. Dia hanya bisa menundukkan kepalanya.

"Din, om tahu kamu sangat menyayangi Milka. Kita sudah melakukan segala cara, kita perlu campur tangan Tuhan juga." Dodi menepuk pundak Dino.

"Kak Dino!" Panggil Bobby dari kejauhan. "Aku udah dengar semuanya. Aku tahu Milka lagi sakit." Lanjutnya.

"Iya, Milka sakit. Dia menderita Leukimia. Aku berharap kamu bisa membahagiakan Milka. Aku titip Milka." Tepuk Dino pada bahu Bobby yang mulai lemas setelah mendengar kenyataan pahit ini.

Langkah ini begitu menyakitkan, hati ini telah hancur berkeping-keping. Ini karena aku yang tak berpikir panjang, awalnya mempertahankan dengan tujuan untuk menjaga hati yang sebenarnya telah hancur sejak awal. Aku yang salah menolak untuk menerima kenyataan. Saat ini, Aku Marah? Marah pada siapa? Marah pada diriku sendiri. Aku merasa bisa mengontrol segalanya, sampai aku dihadapkan pada kenyataan begitu banyak cela yang menyakitkan di setiap keyakinan ku.

"Milka, apa yang harus aku lakukan? Kakak sanggup berkorban untuk kamu. Kamu masih terlalu muda."

Nomor yang anda hubungi tidak dapat dihubungi

Dino semakin putus asa, "Naomi kenapa kamu gak pernah mau mengangkat teleponku? I need you Nom." Dino mulai mendirikan air matanya.

"Why Nom?"

"Mas Dino, Santi paham perasaan kamu. Santi juga sedih." Santi berusaha untuk menghibur Dino. Namun hal ini membuat Dino semakin tak nyaman."

"Suster Santi please, aku mohon. Aku perlu waktu sendirian." Dino pergi menjauh dari suster Santi.

"Mas Dino, aku cinta sama kamu mas." Teriak Santi.

"Aku bukan orang yang tepat untuk kamu suster. Kamu pantas untuk bahagia." Balas Dino dingin.

Dino terus menunggu Naomi di Penthouse namun seperti katanya dia tidak pernah datang menghampirinya. Pada Akhirnya, dia memutuskan untuk pergi ke Bandung menghampiri Naomi.

"Naomi" Panggil Dino keluar dari mobilnya.

"Kamu dari mana malam-malam?" Tambahnya

"Bukan urusan kamu, aku mau kemana?" Jawab Naomi jutek. Sedih mendengar jawaban itu, ia tetap berusaha tegar. Kesedihannya berasal dari Naomi yang sama sekali tidak ingin menatapnya. Ia terus membelakanginya. Namun, ia mencoba untuk terus melangkah.

"Naomi, kenapa kamu tidak datang? Aku selalu menunggu mu di Penthouse." Tanya Dino mendekati Naomi.

"Jangan sentuh aku." Naomi mengelak. "Dino! Kamu dengar aku baik-baik! Kamu gak perlu menunggu aku. Dino, kita udah gak ada hubungan apapun lagi!" Jawab Naomi langsung menghindari Dino.

"Nom, tunggu." Dino menahan Naomi.

"Dino, aku tidak lagi mencintaimu. Jadi lebih baik kamu pergi. Aku muak sama kamu!" Jawab Naomi ketus dan menyakitkan.

"Tatap mata aku. Saat kamu jawab itu." Pinta Dino.

"Din, bukannya kamu selalu bilang kalau aku ini wanita tukang selingkuh? Buat apa kamu deketin aku. Kita udah putus." Ucap Naomi menatap mata Dino.

"Aku akan menikah dengan pilihan ayahku." Ucap Dino menatap Naomi yang terlihat menahan air matanya. Naomi terbata-bata setelah mendengarnya.

"Baguslah, dia pasti wanita yang cantik, baik, kayak dan gak miskin seperti aku." Dino mengecup bibirnya.

"Kamu brengsek! Kamu akan menikah tapi kamu.." Naomi menampar Dino lalu berlari meninggalkannya.

"Apa yang terjadi malam itu?" Tanya Dino lantang

"Tidak ada yang terjadi." Balas Naomi

"Kenapa harus bohong. Kamu sungguhan menganggap tidak ada yang terjadi?" Balas Dino.

"Kalau begitu, kembalikan tali rambut yang pernah ku berikan untukmu." Tambah Dino.

"Baik" Naomi meraba tangannya dan sadar tali rambut itu sudah tidak ada.

"Tali rambutnya ada di aku." Dino memperlihatkan tali rambut itu ada padanya.

"Masih tidak terjadi apa-apa malam itu?" Tanyanya.

"Aku tahu segalanya Naomi." Ucap Dino.

"Apa yang kamu inginkan Dino?" Tanya Naomi lantang.

"Aku mau kamu bantu aku untuk bertemu dengan Tante Nesya." Pinta Dino.

"Siapa itu?" Naomi heran, ia tidak pernah mendengar nama itu.

"Tante yang tinggal bersama kamu." Tambah Dino

"Tante Rita?" Jawabnya

"Iya, dia. Aku perlu bertemu dengannya." Pinta Dino sekali lagi.

"Naomi, Tante Rita itu adalah Tante Nesya. Orang yang melahirkan Milka. Milka Surrogate Mother's." Dino membalikan badan Naomi. Ia tahu Naomi sedang menangis. Ia lalu memeluk Naomi erat.

"Milka itu adalah adik kandungku dari. Saat itu, karena kandungan mamaku bermasalah sementara Oma sangat menginginkan cucu perempuan. Papa menyewa rahim Tante Nesya. Setelah Milka lahir, aku dan mamaku tahu bahwa Tante Nesya adalah selingkuhan papa." Dino akhirnya mau menceritakan sesuatu yang menjadi rahasia keluarganya.

"Papa memilih untuk mempertahankan mama dan aku. dibandingkan Tante Nesya." Tambahnya lagi.

"Naomi, aku mohon bantu aku untuk bisa bicara sama dia. Milka dia butuh sekali sumsum tulang belakang itu." Tambahnya memohon pada Naomi yang hanyut pada tatapan Dino.

"Aku gak bisa Dino." Naomi langsung berlari dari Dino.

Sejak hari itu, dia terus mencoba menghubungi Naomi tapi tidak ada respond darinya. Ia mulai gelisah tentang Milka yang semakin menurun. Sementara Tante Rita semakin sulit ia temui. Setiap kali ia ingin bertemu dengan Rita, ia selalu menolak dan menghindar. Terlebih lagi, ia juga menghadapi tingkah aneh dari Bi Menur yang terlihat sangat tidak menyukainya.

"Pak, secara keseluruhan kita mengalami peningkatan keuntungan yang cukup besar. Selanjutnya, kita siap untuk menargetkan pasar Eropa." Ucap salah satu peserta rapat.

"Saya mau yang lebih detail." Pinta Dino seperti biasa. Dino memang orang yang sangat detail.

"Pak maaf, saya tidak menyiapkan data yang detailnya karena masih di olah." Sambil ketakutan manager pemasaran itu menjawab Dino. Ia takut akan dipecat seperti pendahulunya.

"Ok, kirimkan ke saya secepatnya. Saya akan putuskan setelah review kembali dengan data lebih detail." Tambahnya yang menjadi hal aneh bagi sebagian orang. Dino tidak pernah mereview bahan yang sudah dipresentasikan. Ia akan langsung memutuskan dan mencari solusi.

"Pak, apakah tidak sebaiknya dibahas sekarang seperti biasanya." Rendy mencoba mengingatkan Dino.

"Rapat hari ini, kita akhiri sampai disini." Ucapnya gelisah. Ia terus menerus melihat layar ponselnya. Ia berharap Naomi bisa membantunya.

Praakkkk! Salah satu OB tidak sengaja menabraknya dan menjatuhkan gelas yang dibawanya hingga pecah.

"Pak Dino, maaf. Saya tidak sengaja. Maaf, saya lalai.

"Bersihkan segera!" Perintah Bimo salah satu manager di perusahaan Dino.

"It's ok!" Ucap Dino lalu dia melangkah kembali meninggalkan bangkunya. Namun, suara pecahan gelas itu terus berdengung didalam otaknya. Tiba-tiba ingatan ini muncul dengan samar.

"Kenapa sih kamu gak mau main sama aku. Aku pinjam bonekanya!" Ucap seorang anak laki-laki yang berebut boneka dengan seorang anak perempuan.

"Gak!" ucap anak perempuan itu dengan tegas. Mendengar itu, anak laki-laki itu merebut boneka itu dari tangan anak perempuan itu. Tidak! anak kecil itu mencoba mempertahankannya.

Praakkk! Sebuah gelas jatuh dan disekitarnya terdapat bercak darah.

Dino merasakan sakit di kepalanya. Semakin sakit, dia mulai sesak. Ia melonggarkan kerahnya. Ia menahan sakit di kepalanya. Dia meringis kesakitan. Tak lama ia jatuh pingsan di ruang meeting.

Suara tangisan seorang anak perempuan yang terikat tangannya dengan menggunakan tali menggema di setiap sudut ruangan. Ia ketakutan setengah mati.

"Sudah! Aku pasti akan temukan cara agar kita bisa keluar dari sini." Ucap seorang anak laki-laki yang juga terikat dengan tali seperti anak perempuan itu. Tak lama seorang laki-laki menggunakan baju hitam datang menghampiri mereka berdua.

"Kalian berdua jangan berisik! Kamu, sebentar lagi orang tua kamu akan datang menebus kamu. Oma kamu yang punya perkebunan teh itu pasti akan membayar mahal untuk nyawamu!"

"Om saya mau makan. Om boleh bukain tangan aku?" Ucap Dino, ia yakin orang yang didepannya akan membukakan ikatan di tangannya agar dia bisa makan. Sementara, anak perempuan itu ketakutan sambil menundukkan kepalanya.

"Ok, jangan macam-macam." Ia lalu melepaskan ikatan itu. Tak berapa lama, ia menerima telepon dari seseorang yang mengatakan jika orang tuanya sudah datang membawa uang.

Tak kalah pinta, anak lelaki itu menggunakan waktu itu untuk melepaskan temannya. Ia mengambil pecahan botol yang ada di sekitar mereka. Ia lalu memotong tali itu hingga tangannya terluka dan perlahan kabur melewati jendela yang tidak terkunci. Bersyukur, penjaga itu tak melihat mereka.

"Hi! jangan kabur!" Teriak penjaga itu mengejar mereka.

Melihat tangan Dino terluka, ia merobek baju dress nya dan mengobati Dino. Setelahnya, "Ayo pegang tangan aku!" Ucapnya pada anak perempuan itu. Digenggamnya tangan itu kuat-kuat sambil berlari.

"Kamu tunggu disini ya. Aku akan buat mereka pergi. Jadi kamu bisa lari."

"Tidak, jangan tinggalkan aku sendiri. Aku takut."

"Tidak perlu takut. Kita akan bertemu kembali. Aku ada disini. Aku hafal daerah ini. Ini adalah areal perkebunan milik oma ku. Kamu tinggal lurus, di sana ada jalan besar." Tak lama, anak laki-laki itu pergi dan terdengarlah suara dentuman tembakan.

"Siapa nama kamu?" tanya gadis kecil itu.

Anak laki-laki itu, menjawab dengan mengerakkan mulutnya. "Dino!"

Dino terbangun dan menyadari dirinya ada diruang rawat dan disampingnya ada Santi yang sedang merawatnya.

"Suster? Sejak kapan disini?" Kalimat yang terlontar dari mulutnya setelah ia sadar.

"Aku sudah baik-baik saja. Suster boleh pergi." Tambahnya tidak memberi waktu Santi untuk menjawab.

"Saya mau merawat mas Dino. Saya cinta sama mas."

"Saya mau istirahat." Dino lalu pura-pura tidur agar Santi segera keluar. Sesaat setelahnya, ia kembali membuka matanya. Peri kecilku, dimanakah kamu?"

"Pa, mama takut jika ingatan Dino semasa kecil akan kembali lagi." Ucap Ratih sambil memeluk Hendrik

"Ma, semua akan baik-baik saja, peristiwa itu sudah terjadi lebih dari 20 tahun yang lalu. Saat itu, usia Dino masih 5 tahun. Dia gak mungkin ingat." Hendrik mencoba menenangkan Ratih yang sangat panik dan kuatir.

Tidak ada yang bisa menyembunyikan sebuah kebenaran. Peristiwa adalah sebuah bom waktu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!