Karena Milka

Dino berusaha menahan rasa sakit akibat lukanya, sementara Reihan berjalan mondar-mandir karena cemas memikirkan Dino. 

"Gw gpp Reihan, ini udah diobatin, cuman berdarah sedikit" Ucap Dino. Reihan justru mengomelinya, "Gak parah apa nya, tulang telunjuk lo sampe retak! udah pulang aja!! gw antar!!" Dino menolak.

"Dia, aku pikir dia bisa menghiburku tapi malah membuatku semakin kesal dan marah" Ucap Dino kepada Reihan sambil berjalan ke kamar Milka.

"Lo masih cinta, sama dia?" Tanya Reihan yang tak ingin dibahas Dino.

"Naomi!" Panggil Dino sambil mengetuk kamar Milka. Ia yakin Naomi pasti sudah kembali. Tak lama seorang suster cantik membuka pintunya dengan panik, Dino heran kenapa bukan Naomi yang buka.

"Suster? Naomi dimana?" Tanya Reihan. 

"Milka?" Panggil Dino namun tak menemukannya dimana-mana. "Maaf Mas, Milka menghilang!" Ucap suster itu. 

"Apa? Milka, Rei. Dia hilang!" Tak lagi memikirkan rasa sakit ditangannya. Dia langsung berlari dan tak sengaja bertabrakan dengan orang lain menyebabkan tangannya terbentur tembok, hal ini sangat menyakitkan. 

"Auuu" Dino berteriak kesakitan. "Dino! lo gpp, tangan lo Dino, kita pergi ke UGD ya?" Reihan memapah Dino. 

"Gak perlu Reihan, aku baik-baik saja" Dino lalu meninggalkan Reihan dan menuju parkiran mobil sambil merogoh kantongnya mencari kunci mobilnya. 

"Apartemen, ya pasti disitu!" Dino cepat-cepat berlari menuju mobilnya. "Aduh mobil itu kenapa parkir disini!" Ucapnya sambil mendorong mobil yang menghalangi jalan mobilnya. Saat hendak masuk ke mobil, ia mendengar suara grasak-grusuk dari samping mobilnya. "Siapa itu!" Sambil berjalan mendekati asal suara itu. Dia menghela nafasnya, "Milka, you're here?" Dia mengangguk sambil tersenyum setalah tertangkap basah oleh kakaknya.

Ia tersenyum pada Dino, Milka pun berdiri, dia mengeluarkan kotak P3K yang baru saja dibelinya di apotik 24 jam rumah sakit. Dino melirik ke arah lukanya dan menyembunyikannya.

"Udah diobatin di UGD tadi" Ucap Dino. Milka lalu memegang tangan Dino yang terluka. 

"Buka mobilnya" suruh Milka pada kakaknya, sama juteknya dengan Dino tapi dia tak bergeming mendengar tentang hal itu. Mereka duduk berdua di dalam mobil. 

"Auuuu, sakit Milka" Milka semakin mengeraskan tekanan pada tangan Dino.

"Tadi bisa marah-marah, sekarang ciut, enak gak mukul tembok? kata dokter apa? patah? geser?" Tanya Milka. "Yang terakhir benar" Ucap Dino

"Kamu denger" tanya Dino lalu menyetel lagu classic dengan handphonenya

"Aku diambil dari panti asuhan mana?" Ucap Milka sambil membalut luka Dino lagi. Dino kaget mendengarnya, "Kamu adik kakak, masa dari panti asuhan." 

"Aku dengar pembicaraan kalian" Dia lalu memeluk Dino. Dino juga memeluk Milka, "kamu adik kandung aku, cuman kamu lahir dari seorang ibu pengganti, mama sakit dan tak bisa mengandung lagi tapi oma sangat menginginkan cucu perempuan. Oleh karena itu, papa menyewa rahim orang lain, sehingga kamu lahir dari seorang ibu pengganti. Selain itu, kamu sebenarnya punya saudara kembar, tetapi dia tidak dapat diselamatkan karena menderita kelainan jantung. Kematian adik kembarmu membuat mama begitu sedih sehingga kami setuju untuk tidak pernah membahasnya. Ingat kamu adikku, Milka" Penjelasan itu membuat milka mengerti mengapa kakaknya sangat protektif padanya.

"Kak, aku tahu saat ini hati kakak pasti sangat menderita. Pertama, Milka lagi sakit. Kedua, Kakak berantem sama kak Naomi. Aku tahu kak, kakak sangat mencintai kak Naomi. Aku juga sangat menyukai kak Naomi." Ucap Milka memeluk Dino dari samping.

"Berhenti membicarakan Naomi, Milka. Dia membuat kakak kesal." Ucap Dino. 

"Kak, cobalah mengerti kak Naomi, tanya alasannya kenapa dia melakukan itu. Setiap orang pasti punya alasan melakukan itu." Balas Milka. 

"Milka, kamu tahu apa yang Naomi lakukan?" Dino heran dengan perkataan Milka. Milka melepaskan pelukannya. "Aku tahu, ekspresi kakak yang ngomong." lalu memeluk lengan Dino erat sambil menitihkan air mata, "Milka tidak akan meninggalkan kakak" Peluk Milka lebih erat.

"Kamu mau makan ice cream, tapi langsung balik ke kamar ya" Milka mengangguk.

 ---

Sementara Reihan yang juga ikut mencari menemukan Naomi sendirian duduk dibangku lorong rumah sakit dekat parkiran VIP. 

"Naomi, kenapa lo disini?" Tanya Reihan

Ekspresinya kosong, make up yang berantakan, muka merah karena terus mengeluarkan air mata. Kedua sepatu heels, diletakkannya diatas bangku. 

"Ngapain lo duduk sendirian, gak pulang? Nungguin Dino? Lebih baik lo pulang dia gak mau ketemu sama lo." Reihan meninggalkan Naomi. 

"Sepertinya lo gak pernah suka sama aku, sejak aku berpacaran dengan Dino. Dan sekarang lo pasti bahagia karena hubungan aku dan Dino diambang ke hancuran." Ucap Naomi. 

"Iya, gw emang puas, dan gw adalah salah satu orang yang mendoakan lo putus dari Dino, lo gak pantes buat dia." Ucap Reihan yang ketus.   

"Dia cinta sama gw!" Teriak Naomi mempertahankan pendapatnya. 

"Oh ya, Kalau iya, mana kalung yang dia kasi ke lo?" Tanya Reihan membuat Naomi terdiam, ia meraba lehernya dengan terbata-bata berkata, "Udah diambil sama dia" membuat Reihan tersenyum.

"Itu kenapa, dia gak pernah suka sama lo, dia sendiri yang bilang sama gw waktu kita semua kuliah di Inggris." membuat Naomi kaget. "Dia bersama lo, hanya karena Milka!" Balas Reihan lagi yang membuat Naomi semakin drop. Sekilas ia, mengingat perkataan Dino tadi mengenai Milka. 

"Karena Milka" Ucapnya Parau. 

"Iya, lo pikir diri lo siapa? Lo liat diri sendiri, kalian berdua itu jauh banget. Bagaikan langit dan bumi. Dino itu, adalah Dino Bratajaya pewaris tunggal perusahaan Bratajaya Group, dia punya segalanya sedangkan lo? Lo punya apa? Lo hanya gadis miskin dan cupu yang nekat berbohong untuk menghancurkan hati orang lain!" 

"Menghancurkan hati orang lain?" Seka Naomi. 

"Iya dan sekarang Dino pasti sangat membenci lo, karena lo bilang Milka bukan adik kandungnya!".

"Aku gak bermaksud seperti itu, aku dengar kalau Tante Ratih hanya melahirkan Dino, jadi aku pikir Milka bukan adiknya, aku tak bermaksud menyakitinya, aku mencintainya" Ucap Naomi membela dirinya.

"Oh iya, siap-siap ucapkan selamat tinggal pada Dino." Ledek Reihan yang membuat Naomi kesal. 

"Reihan!, gw gak peduli, perasaan siapa yang sakit, tapi perlu lo tahu, gw akan mempertahankan Dino sampai kapanpun! Karena gw cinta dia dan Dino satu-satunya!" Balas Naomi menohok. 

"Cinta??? lo itu gak tahu apa-apa, lo cuman cewek tukang selingkuh yang masih dipertahankan Dino untuk kebahagiaan adiknya Milka! Kalau bukan karena Milka, dia sudah pasti mengakhiri hubungan kalian berdua!"  Reihan meluapkan semua emosi, perkataannya bertubi-tubi menggambarkan keadaan yang memang terjadi dengan hubungannya dengan Dino. Mulai dari perkataan Dino tentang Gilang, ucapannya tentang Milka, dll. Seketika ia tersadarkan jika memang mungkin benar, jika hubungannya dengan Dino adalah semata-mata karena Milka. Ia terhanyut dalam pikiran dan perasaannya kali ini. Dia berjalan menjauhi Reihan sambil mencoba mengingat lagi semua yang terjadi. 

"Naomi mau kemana lo?" Reihan menarik tangan Naomi, ia terlihat lemas. Tak mengerti lagi apa yang harus dilakukannya. Pandangannya kosong, hatinya hancur, sulit dirinya menerima kenyataan kalau selama ini, dia hanyalah bayangan yang hadir dalam hidup Dino karena keinginan Milka. Tak peduli apa yang dirasakannya, Reihan memaksanya menerima kenyataan dan melepaskan Dino. "Lepaskan Dino"

"Denger Naomi, dari awal gw gak suka dan gak sudi lo jadian sama Dino!" Ucap Reihan memaksa Naomi.

"Lo gak berhak ngomong kayak gitu, karena lo gak tahu apa-apa! apa yang sudah terjadi antara aku dan Dino!" Balas Naomi mendorong Reihan dan menamparnya. 

"Gw tahu, Gilang selingkuhan lo!" 

"Gw ulangi, gw sangat membenci lo karena lo upik abu yang berharap dapat pangeran. Lo membuat adik gw harus kehilangan cowok yang dicintainya karena dia lebih memilih cewek seperti lo. Ingat dia pacaran sama lo karena itu permintaan adiknya" Reihan tersenyum puas.

"Gw selalu berharap lo putus sama Dino, bahkan saat lo ketahuan selingkuh dia tetap gak mau putus dari lo, mengantungkan lo, itu karena siapa? Mil-ka adik tercintanya!!" jawab Reihan sambil menunjuk Naomi dengan kemarahan.

"Reihan!" Teriak Dino dari jauh. Ia lalu berjalan kearah mereka.

"Ada apa ini?" Tanyanya membuat Reihan membeku, ia lalu merangkul Naomi dan mengusap air matanya. "Kenapa kamu nangis?" tanyanya.

"Dino! Aku gak mau putus!" Naomi mencium bibir Dino dan Ia membalasnya, di depan Reihan. 

"Naomi" Ucap Dino menghentikan ciuman itu karena ada handphonenya berbunyi, "Tunggu, Naomi" kembali bersikap dingin padanya. 

"Hey Naomi, kalau lo berani ngomong ke Dino, awas lo!" Ancam Reihan mencari celah untuk menghasut Naomi. Membuatnya tidak percaya diri akan hubungannya dengan Dino. Lebih baik aku mencabut akarnya ucap Reihan dalam hati 

"Gw dan Dino bersahabat dari kecil, Milka juga adik gw, So gw gak terima lo ngomong kayak gitu, jadi bersikaplah lebih baik pada Milka atau lo akan kehilangan pangeran lo itu!" Kata Reihan lalu masuk ke mobilnya dan meninggalkan Naomi sendirian dengan riasannya yang luntur akibat terus menangis. 

Dino mengusap air mata Naomi, "Mana Reihan? Aku antar pulang ya?" 

"Dengan tangan seperti ini? Gak perlu!" Ucap Naomi menghempaskan tangan Dino. 

Dino bagaimana caranya aku bisa menerima kenyataan ini, mungkinkah aku hanya bayangan yang kamu ciptakan untuk membuat orang lain bahagia? mungkinkah semua ini hanya ilusi semata ku. 

"Naomi!" Panggil Dino menarik tangannya untuk mengikuti dia ke mobilnya. Sedikit demi sedikit, Dino menarik tangan Naomi sejajar dengan dirinya. Dia lalu memasangkan jaket jeans yang pada Naomi lalu merangkulnya dengan hangat. 

"Ayo masuk!" Perintahnya yang tak digubris oleh Naomi. Tanpa berkata ia memalingkan wajahnya. "Hey! kalau aku bilang masuk, ya masuk." Dino meletakkan tangannya diatas kepala Naomi dan memastikan kepala Naomi tidak akan terbentuk saat masuk ke mobil. 

"Din, I love you" Ucap Naomi sambil memegang tangan Dino namun seperti biasa tak digubris olehnya. Ia kembali menitihkan air mata sementara laki-laki yang dicintainya cuek dengan keadaannya sekarang. 

"Din mau mampir?" Tanya Naomi lagi. Dino mengeleng tanpa menatap wajah Naomi. Mereka terdiam 2-3 menit tanpa berkata apapun.

"Kamu gak turun, sudah sampai?" Dino lalu mendekat untuk melepaskan seatbelt. Manja banget sih" Keluh Dino.

Naomi mengalungkan tangannya pada leher Dino dan mengecup pipinya. "I love you, Dino.. aku cinta kamu, sangat mencintai kamu!" Ucapnya sambil menitihkan air mata. Ia lalu mengecup bibir Dino. Sekali lagi Dino menghempaskan dirinya.

"Kamu kenapa Nom? Ada apa?" tanyanya curiga dengan kondisi Naomi. Ia bertanya namun Naomi hanya diam. Ia memutuskan memasang kembali seatbelt itu lalu mengemudikan mobilnya menuju ke sebuah kedai makanan dan mengajak Naomi makan.

"Turun yuk, aku lapar". Dino tak ingin Naomi mengandeng tangannya. 

"Dino, kamu gak mau makan disini!" Tanya Naomi heran kenapa Dino membungkus semua makanan yang dipesannya. "Jangan banyak tanya!" 

Dino kembali menyetir menuju ke suatu tempat yang indah sebuah bukit, di sana mereka bisa melihat banyak bintang bertaburan. "Turun, gw bukan supir! Jangan jadi orang udik ya, yang gak bisa buka seatbelt sendiri!" Ucap Dino galak membuka bagasi mobilnya. 

Naomi turun dan terkagum melihat bukit bintang dengan pemandangan indah didepannya. Lampu gedung yang indah ditambah bintang di langit. "Ayo makan!" Teriak Dino menawarkan makanan yang tadi ia beli.

"Dino kamu ingat gak, dulu waktu kita di England. Kalau aku selalu masakin kamu Miso sup." Tanya Naomi merindukan saat-saat bersama Dino di Inggris. "Iya, yang terakhir kamu gagal dan bikin aku sakit perut." Balas Dino tersenyum mengingatnya. 

"Naomi! Apa kamu masih mau melanjutkan hubungan kita?" Pertanyaan Dino, membuat Naomi terdiam dan kembali menitihkan air mata. "Inikah dinner terakhir kita?" Balas Naomi.

"Makanan ini gak enak! Kamu harusnya belikan aku makan terbaik di Jakarta!" Teriak Naomi menahan air matanya. 

"Jahat kamu Dino jahat!" Ia memukul Dino yang hanya bisa diam. "Lebih dari 12 tahun Dino! Kenapa Dino, kalau aku salah aku minta maaf." Naomi memohon lalu memeluk Dino lagi, lebih erat. "Dino kasih aku waktu, aku akan buat kamu mencintai aku!" Ucap Naomi lalu mulai mencium Dino lembut dan kini lelaki itu membalasnya. Dino merangkulnya lebih erat.  

Dino meneteskan air matanya, "Bertahanlah Naomi sampai akhir!" Ucap Dino menarik Naomi masuk ke mobil dan tepat hujan turun setelahnya. Ia mengecup bibir Naomi dan tak ingin melepasnya. "I'm Yours" Ucap Naomi memeluk tengkuk Dino dengan mesra. Menarik laki-laki yang kini menatapnya dengan intens. "Aku pasti bisa membuat kamu jatuh cinta lagi pada ku." Jawabnya.

"Tidak segampang itu." Balas Dino menenggelamkan dirinya dalam pelukan Naomi.

Lagu Kesempurnaan Cinta terus berputar, ini judul lagu kesukaan Naomi. Sementara Dino terus menatap keluar jendela. Dia terus mengingat perkataan Naomi bahwa ia akan membuat dirinya jatuh cinta. Bertanya dalam hati, apa yang terjadi padanya? mungkinkah dia mulai ragu. Sementara tangan Naomi berada diatas tangan Dino.

"Dingin" suara orang itu mengalihkan pandangan Dino.

"Hutts, It's ok Naomi!" refleks Dino mengusap lembut rambut Naomi yang sedang tidur di pangkuannya diselimuti oleh jaket milik Dino.

"Have a sweet dream, Naomi" Ucapnya seakan memberikan sugesti positif pada Naomi. Sesekali ia menepuk bahu Naomi agar ia tidur lebih nyenyak. 

Dino meletakkan Naomi di tempat tidur, sambil memandanginya. Ia merapikan rambut Naomi dan membersihkan make up Naomi perlahan. Naomi terus bergerak risih sambil menutup matanya. "Tidur yang nyenyak Naomi" Tepuk nya lembut. Menyelimutinya dan menyiapkan minumnya.  

"Dino, don't leave me!" Ucapnya merangkul leher Dino. "Jangan tinggalin aku sendiri." Ucapnya lagi.

"Naomi, lepas. Aku gak bisa. Kamu harus istirahat." Ucapnya. "Sebentar aja." Dino membiarkan dirinya dimiliki Naomi malam ini.

Waktu menunjukkan pukul 22.00, Dino memindahkan Naomi dari pelukannya agar tidurnya lebih nyaman. Ia lalu beranjak dan mengambil pakaiannya. Sambil merapikan pakaiannya, ia memeriksa seisi kamar. Ia takut jika Naomi mengonsumsi obat tertentu.

Tak sengaja ia, melihat fotonya dan Naomi saat mereka lulus SMP. Ia pun teringat moment dimana, Naomi selalu menjadi korban keisengannya dari dulu.

"Dino, ini tas berat banget!" Ucapnya sambil mengayuh sepedanya. 

"Jangan cerewet kamu, aku gak suka punya pacar suka ngeluh!" Ucap Dino. 

"Nom, awas ada pohon!" Teriaknya membuat Naomi sadar kalau dia akan menabrak pohon. 

"Aduh!!" Keluh Naomi kesakitan karena jatuh, ditambah mukanya yang kotor karena tanah menempel pada seluruh tubuhnya dan rasa malu menghampirinya. Dino yang mempercepat lari sepedanya menghampiri Naomi, "kamu baik-baik aja kan?" Ucap Dino sambil tersenyum geli melihat tubuh Naomi penuh dengan tanah. " Yaudah, aku antar pulang ya!" 

"Sepeda kamu biar nanti, pak Beben yang bawa" Ia menunjuk pada mobil Mercedes Bend yang dari jauh mengikutinya." Dino pun mengangkat tasnya yang ternyata super berat. "Beratkan?" Tanya Naomi lalu ia mengeluarkan batu bata dari tas itu yang membuat Naomi marah. "Dino, jadi kamu!" 

"Huttss! gak boleh marah! Mau dianterin gak?" Ancam Dino yang sebenarnya juga merasa bersalah pada Naomi. Ia memapah Naomi, dan memboncengnya didepan. 

"Liat tuh aku luka besok gak boleh gitu lagi ya!" Ucap Naomi yang di iyakan oleh Dino. "Tapi kamu maafin aku ya?" pinta Dino dan Naomi mengiyakan. "Yeeee, aku dibonceng Dinoooo!!!!!" 

"Huttsss!!" Orang-orang yang melihat tersenyum, sementara Pak Beben bingung cara membawa sepeda Naomi.

"Aduh den Dino ... den Dino" Pusing dengan tingkat Dino.

Dino selalu tersenyum dan tertawa selama perjalanan, tak ada rasa lelah. Ini adalah pertama kalinya dia membonceng orang lain selain Milka. 

Mengingatnya membuat Dino tersenyum, sekali lagi ia menatap Naomi.  Mengecupnya dahinya, "Naomi, apa kurangnya aku? Mengapa kamu ingin membuatku jatuh cinta padamu? Apakah kamu melupakan semua tentang kita? Apa aku ini membosankan? sampai kamu berhubungan dengan Gilang?" Celetuk Dino, hatinya kembali sakit mengingat kejadian dimasa lalu. Tak tahan dia langsung keluar dari kamar dan mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. 

Ia kembali ke kamar Milka, Ia melihat Milka asik membaca Novel. 

"Hi kak!" Sapa Milka. "Sebentar lagi tidur kok" Balasnya, ia tahu kakaknya pasti menyuruhnya tidur. Dino mengangguk dan merebahkan dirinya di sofa sebelum dia memulai kerjaannya lagi. 

Jam menunjukkan pukul 23.00, Dino masih berteman dengan dokumen sedangkan Milka sudah tertidur dengan buku novel diatas kepalanya.

"Milka, orang yang sangat kamu sukai sudah membuatku kesal hari ini." Sambil mengelus-elus rambut Milka.

Dino ingat, perkataan Milka bahwa dia tidak akan meninggalkannya, Dino lalu mendekatkan kelingkingnya dan kelingking Milka membuat suatu janji. You promise me, so don't leave me! Ucap Dino dalam hatinya.

17 tahun yang lalu,

Milka lahir ke dunia, dan semua orang bersenang dan bergembira.

"Maaf, kami hanya mampu menyelamatkan yang satu dari kedua bayi yang sedang dikandung oleh pasien, ibu dan bayi selamat" Ucap dokter yang menangani kelahiran Milka. Tina yang mendengarnya sedih, di timangnya Milka yang baru lahir, "Mama akan selalu menjaga kamu."

Milka kecil memegang kelingking Dino, saat itu dia langsung jatuh hati pada adiknya itu.

"Akhirnya keinginanmu untuk punya adik terwujud, kamu harus bersyukur pada Tuhan" Ucap Hendrik.

"Iya pa" Dino terlihat sangat bahagia. "Din jangan bahas soal, saudara kembar Milka lagi, adikmu cuman Milka hanya dia, jangan membuat mamamu bersedih" Ucap Hendrik sebelum masuk ke ruangan bayi.

17 tahun kemudian, 

"Milka" panggilnya lalu milka tersenyum padanya kearah mama dan papanya, mereka berfoto bersama tante Dina juga Nana. Dia menyimpan foto itu di dompetnya, disebelahnya fotonya dengan Naomi.

"Milka, hal paling membahagiakan dalam hidupku adalah memiliki kamu sebagai adikku. Kamu membuatku merasakan kebahagiaan yang sangat ingin ku pertahankan Dino memeluk foto itu erat. 

"Tuhan, jaga mereka, mereka orang-orang yang ku cintai." Ia mengelus rambut Milka perlahan

"Belum tidur ?" Sebutnya.

"Kak, kapan kak Naomi datang." Jawab Naomi polos

"Kamu sangat menyukai Naomi?" balas Dino

"Iya aku sangat menyukainya. Kakak gimana? " Balasnya.

"Sangat, kakak sangat menyukainya. Kakak akan minta kak Naomi datang untuk menemani kamu." balas Dino sambil menitikkan air mata dari kedua mata indahnya.

Apapun akan kakak lakukan untuk kamu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!