DINO, KAKAK TERBAIK

"Ayo Milka, kita naik ke bukit itu!", Ajak seorang pangeran berkuda putih lengkap dengan pedangnya sambil mengulurkan tangannya kepada Milka. Milka tersipu mendengarnya, "Pangeran" Ucapnya malu. Milka lalu menyambut uluran tangan sang pangeran sambil tersipu-sipu memegang ujung dress-nya.

"Milka!"

"Pangeran" Ucap Milka

"Milka .. Milka... Milkaaaaaaaaaa!!!" Teriak Dino yang sedari tadi mencoba membangunkannya.

"Milka... Milka!" Teriaknya lagi. Teriakkan itu, terdengar begitu nyata di telinga Milka namun ia tetap tidak bergeming. Tangannya tetap terpaku memeluk guling kesayangannya lalu menarik selimut merah jambu untuk menutupi tubuhnya yang mengenakan baju tidur hello kitty.

"Susah banget sih bangunnya!" Keluh Dino kesal

"Milka!!! Milka!!!!" Teriaknya lebih kencang sambil menarik selimut yang menutupi wajah adik perempuannya itu. Teriakkan itu membangunkan Milka dari mimpinya.

"Siapa sih!" Teriak Milka kesal melempar boneka pisang yang ada disampingnya.

"Surprise!" Dino mencubit pipi adiknya itu lalu menunjukan kue ulang tahun miliknya.

Wajah Milka berubah menjadi penuh suka cita, ia langsung bergegas meniupnya dan seperti biasa membuat insta story di IG-nya. "My sweet 17" Teriaknya gembira.

"Eits!!, Make a wish dulu dong!" Ucap Dino.

"Done!!" Teriak Milka meminta kuenya.

"Entar dulu, nyanyi dulu!" Ledek Dino pada adik kecilnya itu.

"Ih!! Gak mau!! Tolak Milka mencubit lengan kakaknya dan merebut kuenya, meniup lilinnya dan memotong kuenya. Ia lalu menyuapi mama, papa dan kak Dino secara bergantian kue ulang tahunnya dan sebaliknya Dino juga menyuapi Milka.

"Happy Sweet 17, My Little Milka!" Ucap Dino sambil memeluk Milka dan tiba-tiba Ranti dan Hendrik muncul memberi kejutan

"Papa, mama!" Ucap Milka.

"Iya, minggu depan kita akan menetap di Indonesia untuk seterusnya" Ucap Hendrik.

"Serius pa, bakalan menetap di Indonesia? Asik!!" Ia langsung memeluk Dino dengan erat.

"Milka udah, aku gak bisa napas!" Dino mencoba melepaskan pelukan adiknya yang sengaja terus manja padanya. Hendrik tak mau kalah dengan kedua anaknya itu, menempelkan kue ulang tahun yang penuh dengan krim ke wajah Dino dan Milka.

"Pa, muka Dino!" Ucap Dino kesal, ia mengedipkan matanya memberi kode kepada mamanya untuk bekerja sama membalasnya. "Pa!" Dino langsung mengejar Hendrik dan memeluknya diikuti oleh yang lain.

Dikamar Dino, 

"Iya Naomi, udah disampaikan" ucap Dino lalu meletakkan ponselnya begitu saja di atas meja tanpa speaker.

"Kak Dino." Milka mengetuk kamarnya.

"Hi, Milka." Dino lalu memeluk Adiknya itu. "Belum tidur kamu anak kecil." Tambah Dino sambil melihat dokumen diatas mejanya.

Melihat itu Milka langsung memeluk Dino, "Milka sayang banget sama kakak." Ucap Milka memeluk Dino erat, hal ini membuat lelaki itu heran dan kaget. "Kak aku punya hadiah buat kakak" Milka menunjukkan sebuah jaket putih biru kepada Dino.

"Kak, jangan kerja melulu." Ia menyingkirkan semua dokumen kantor dari meja Dino dan menaruh jaket itu diatasnya. Warna jaket itu, dipilihnya sesuai dengan warna kesukaan Dino biru dan putih.

"Kak tanggal lahir kita cuman beda 5 hari aja, apa kak Naomi sesibuk itu sampai dia gak bisa datang?" Ucap Milka sedih.

"Milka, makasih ya kakak suka sekali cuman warnanya. Milka gak perlu sedih soal Naomi" belum juga menyelesaikan kalimatnya. Milka sengaja memotong pembicaraan sang kakak. Ia tahu hubungan kakaknya sedang tidak baik-baik saja.

"Warnanya sesuai kesukaan kakak kan?" tanyanya singkat.

"Tenang kakak sebagai adik yang dari Dino Bratayudha, aku kelas tahu warna kesukaan kakakku."

"Lihat, nih kamar kakak aja penuh dengan warna biru dan putih. Sprei putih, warna dinding biru. Sayangnya warna meja kerja Kakak nih gak sesuai gak senada." Tunjuk Milka sambil memperlihatkan ekspresi ia tahu.

"Iya, Milka" Dino memberi adiknya jempol sambil menggeleng dan tersenyum melihat sang adik yang selalu bersemangat jika mengomentari sesuatu. 

Milka lalu mendekat lagi pada kakaknya yang hendak membuka laptopnya. "Kak, kalau suruh pilih, Milka atau Kak Naomi, siapa yang akan kakak pilih?" Tanya Milka yang membuat Dino bingung.

"Memangnya kenapa harus pilih salah satu?" Balas Dino sambil memangku adiknya yang tiba-tiba menjadi detektif.

"Kakak! harus pilih aku karena Kak Naomi itu cerewet kak!" Ceplos Milka.

Dino lalu heran dengan sikap adiknya yang selalu meledek Naomi tapi juga mencarinya. Ia lalu meladeni pembicaraan adiknya sehingga membuat adiknya semakin asik meledek Naomi tanpa ada pembelaan apapun darinya.

"Dino!" Teriak Naomi.

Mendengar panggilan Naomi, membuat keduanya kaget, "Kak Dino!" Ucapnya berbisik.

"Dino, kamu lagi gak ngomongin aku kan?" Tanya Naomi.

"Gak kok!" Jawab mereka kompak.

"Kamu lagi sama siapa? Ada Milka ya?" Tanya Naomi sambil membuat resep pasta baru untuk Dino.

"Naomi, aku mau istirahat dulu. Kita lanjutin lagi besok" Dino lalu menutup panggilan itu.

"Milka sana balik ke kamar kamu. Kakak ada rapat besok pagi." Pinta Dino segera bergegas naik ke tempat tidurnya dan menarik selimutnya. Ia lalu melepas kacamatanya dan menaruhnya didalam kotak yang dia keluarkan dari laci disebelah kiri tempat tidurnya.

"Loh! Milka, kamu ngapain disini? Cepat, balik ke kamar kamu!" Ceplos Dino kaget melihat Milka berbaring di sampingnya dan menarik selimutnya menutupi kepalanya.

"Milka tidur sini ya?" Pinta Milka manja.

"Gak balik sekarang! Kamu itu udah besar! Milka sudah 17 Tahun."

"Pokoknya mau tidur disini!" Paksa Milka.

"Ok, jangan ngiler tapi." Dino tak bisa menolak keinginan sang adik. Dino lalu mematikan lampu dan membiarkan Milka tidur disebelahnya.

Milka terus menganggu Dino, "Ada apa sih milka?" Milka gak bisa tidur lalu memberikan buku dongeng 3 babi dan serigala.

"Kamu udah besar Milka ?" Tak lupa, Milka juga memberikan boneka tangan Babi dan Serigala pada Dino.

"Ok, setelah ini tidur ya!" Jawab Dino lalu mulai mendongeng. Dino memeluk adiknya agar adiknya bisa tidur dengan nyaman.

"Kak, aku harap, tahun depan kita masih bisa seperti ini ya" Ucap Milka terlontar begitu saja.

"Maksud kamu Mil? " Tanya kakaknya heran namun Milka sudah tertidur pulas dalam pelukannya.

"Memangnya kamu mau kemana?" Tanya Dino

"Milka gak mau kemana-mana, Milka berharap tahun depan kak Naomi ada disini di samping kakak." Milka lalu memeluk Dino erat.

"Amin" Balasnya.

Di ruangan kerja Dino,

"Naomi, berkas kemarin udah beres?" tanya Dino

"Sudah" Naomi membantu Dino merapikan kemejanya. "Happy birthday, Din." Naomi lalu membuka kotak makan berisi pasta Fettucini kesukaan Dino.

"Thanks" Dino lalu duduk dan mencoba masakan itu.

"Delicious" Dia lalu menyuapi Naomi untuk ikut mencobanya.

"Ini enak banget Naomi." Naomi langsung mencium Dino.

"Sorry, Dino" Dino menatapnya tajam. Dino lalu berdiri seperti ingin marah pada Naomi. Sejak awal, Dino selalu memisahkan hubungan kerja dan pribadi. Namun, kali ini Dino menariknya dan mengecupnya. Ia memejamkan matanya menikmati sentuhan lembut bibir Naomi.

Kring!!!! Ponsel Dino bergetar. Setelah mendengarnya wajahnya langsung berubah pucat. Ia lalu berlari meninggalkan ruangannya dan juga Naomi sendirian. Ia kalut, sambil mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi.

"Dino, Milka pingsan. Sekarang ia ada di rumah sakit. Mama dan Papa sudah disini. Kamu cepat kemari ya."

Dino berlari menuju sebuah ruangan yang dipenuhi oleh bilik-bilik tempat orang-orang bertahan untuk hidup. Ia lalu memeluk sang ibu, "Semua akan baik-baik saja, kita akan mencoba yang terbaik untuk Milka." Ucap Dodi salah satu dokter keluarganya.

"Ma, Milka sakit apa?"

Detik demi detik berlalu, ketakutan semakin terpancar di wajah Dino. Tak hanya dia, namun juga seorang wanita yang berdiri disampingnya.

"Kamu yang tenang ya. Kita bisa lewati ini demi Milka!" Ucap Hendrik menepuk pundak Dino.

"Ma, itu penyakit yang diderita om Johny?" tanyanya tak berdaya.

"Kalian hanya bisa liat dari luar untuk sementara" Ucap Dodi menepuk bahunya.

"Pengobatan terbaik akan dilakukan untuk Milka kamu tenang aja." Tambahnya mencoba menguatkan.

Perlahan namun pasti, ia melangkah mendekati sebuah jendela besar, penghubung antara ruang tunggu dan ruang rawat intensive. Di sebuah ruang khusus, Milka sedang tertidur dengan begitu banyak alat medis di sekujur tubuhnya.

"Milka.." Panggilnya, air mata tak tertahankan

"Jangan tinggalin kakak. Aku akan lakukan yang terbaik untuk kamu. Semampu aku." Ucap Dino sambil menangis tersedu mengetahui penyakit sang adik.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!