"mana malingnya? mana?"
"pffttt hahahaha" tawa Patul dan Sapi
"rese' banget sih adik ipar durjanah" ucapnya ngasal lalu ia tersadar dengan ucapannya "astaghfirullah"
"Afwan kakak ipar hahahaha"
Mendengar suara ribut akhirnya aku juga ikut bangun tanpa alarm dari Patul
"apaan sih ribut-ribut" kesalku dengan mata masih tertutup
"dah mendingan lu bangun aja micin, daripada entar lu habis diledekin sama mereka"
"ha? maksudnya?"
"nurut aja kata gua" akhirnya aku nurut lalu ikut bersiap-siap untuk sholat subuh .
Kami tiba di mushola, Terdengar jelas seseorang sedang adzan dan itu dengan suara yang sama.
"suara itu .." gumamku
Umi yang berada di sebelahku langsung tersenyum "itu suara anak umi, merdu kan"
Aku tersentak dan menoleh ke sebelah "i----iya umi, masyaallah"
Aku benar-benar lupa kalau disebelah ku adalah umi, untung saja umi tidak menyadari kalau aku saat ini sedang mengagumi anaknya.
Setelah sholat, aku dan the guys ke taman di dalam pesantren, walau tak ada kolam ikannya tapi Taman ini sangat membuat nyaman .
"oke, pagi ini kita akan bagikan kuesionernya" tegas Sapi
"tapi punya siapa dulu nih?"
"gua dong"
"enak aja kau, aku dulu"
Aku dan Patul hanya diam memandangi mereka yang sedang beradu mulut itu, lalu beberapa detik kemudian Kami saling pandang setelah itu ....
"DIAM!" Ucap kami serempak, sapi dan pipa kemudian tak berkutik lagi.
"kalian gak malu ya debat di sini?" tegurku kemudian mereka menggeleng .
"udah atuh, jangan debat lagi. gimana kalau kita nyebarnya barengan aja? menghemat waktu juga kan?"
"memangnya bisa?"
"insya Allah bisa, santri disini lumayan banyak, kita juga gak mungkin bagikan kesemuanya, kita bagi wilayah saja , gimana?"
"ide bagus, tapi siapa yang akan mengantarkan kita?"
Lalu tak lama kemudian datang dua orang laki-laki yang kami kenal.
"kami yang akan mengantarkan kalian" kata salah satu dari mereka, saat kami menoleh ternyata itu Ustadz Sakha dan disebelahnya adalah ustadz Fathan.
Saat kami sudah tahu keberadaan mereka, keduanya pun langsung mengucapkan salam "assalamu'alaikum"
"waalaikumussalam" jawab the guys
"beneran bang mau nemenin kita? tanyaku lagi
Ustadz Sakha mengangguk. what? cuma ngangguk?
'dasar kulkas berjalan' gumamku pelan, sangat pelan bahkan nyaris tak Terdengar, namun tiba-tiba
"ekhem, bilangin Abang kulkas berjalan lagi?" tanyanya dengan tersenyum sinis
Aku salah tingkah "eh anu--- enggak ih pede an"
"Abang dengar kok" ujarnya membuatku harus menahan malu lalu aku hanya ber oh riaa .
"udah-udah, urusan rumah tangga jangan dibawa kesini lah, ku bilang nanti sama Abi dan umi ya biar dikawinkan Kelen sekarang juga"
"NIKAH" ucapku dan ustadz Sakha, sementara yang lain sedang menahan tawa.
"wah gak sabaran nih minta di nikahin hahah" celetuk ustadz Fathan.
"yuk nikah sekarang dek" ajaknya
"enak aja, gak mau ah" lalu aku meninggalkan mereka dan pergi ke kamar.
Disisi lain saat aku pergi ke kamar, Ustadz Sakha ternyata memandangku sampai aku tak terlihat lagi.
Patul nyeletuk "zina mata mas, zina mata"
Ustadz Sakha menepuk jidatnya "astaghfirullah"
Ustadz Fathan memandang sahabat sejak kecilnya itu, ia melihat ada raut kegelisahan disana lalu tak lama kemudian ustadz Fathan menghampirinya dan menepuk bahu ustadz sakha.
"ana tahu apa yang ada dipikiran ente, saran ana beritahu kepada umi dan Abi tentang Shazfa, selebihnya biar Allah yang mengatur"
Patul juga melihat kedua lelaki itu , ia juga menghampirinya dengan berkata "jika jodoh maka Allah akan dekatkan, ber istikharah lah"
Sementara itu, pipa dan sapi hanya saling pandang karena gak paham dengan apa yang mereka ucapkan.
***
Seperti yang sudah direncanakan, pagi ini kami akan membagikan kuesioner, namun sebelum itu kami diajak sarapan dulu oleh umi.
Saat ini kami sudah di meja makan, Abi memimpin doa dan kami makan dengan nikmat tanpa ada suara. Jika dirumah Patul kami masih bisa bercanda, kali ini kami menjadi pendiam bahkan yang terdengar hanya suara sendok yang bergerak.
Setelah makan kami membantu bi Sumi membereskan meja makan. Aku dan Patul mengangkat piring, umi yang melihat pun langsung menahannya "mau dibawa kemana piring itu nduk?"
Kami tersenyum , lalu aku menjawab "Umi,nizinkan kami membantu bi Sumi"
Umi menggeleng "no, anak gadis umi di sini aja"
Kami pun pasrah, dan kembali duduk di meja makan.
"ekhemmm udah bisa dijadikan menantu ya umi" celetuk ustadz Fathan yang membuatku salah tingkah
Umi mengangguk "tapi masih belum waktunya"
"yang mana umi?" tanya Sapi ikut-ikutan ngerjain aku.
Umi tergelak "memangnya disini siapa yang mau sama anak-anak umi?"
Sapi, pipa, Patul dan ustadz Sakha langsung melihatku , umi pun juga ikutan melihatku sedangkan Abi tertawa melihat kami.
"Shazfa mau sama anak umi? Shazfa mah cocoknya dengan mas nya Sakha, eh bercanda loh nduk"
degggg!
Beribu pertanyaan ada dikepalaku. Ternyata Ustadz Sakha memiliki Abang, dan secara gak langsung umi tidak merestuiku dengan Ustadz Sakha. Ada rasa kecewa dibenakku, tapi aku bisa apa?
Jika aku dengan raut wajah tanda tanya, lain halnya dengan Ustadz Sakha, ia semakin diam dan sepertinya dia juga kesal dengan pernyataan uminya.
ekhem
Deheman Abi membuyarkan segalanya.
"jadi apa rencana kalian hari ini nduk?"
Patul mewakili kami "hmm begini Abi, kami berencana untuk menyebarkan kertas pertanyaan kepada seluruh santri, namun karena luasnya tempat di pesantren Abi ini kami berencana untuk membuat dua kelompok."
Abi manggut-manggut "baiklah, Abi dukung kalian. terus untuk kelompoknya?"
"hmm begini Abi, bolehkah kami meminjam Gus Sakha dan Gus Fathan untuk mengantar kami? Afwan, Lila juga gak begitu ingat dengan setiap sudut di pesantren Abi, takut kesasar Abi "
"haha kamu ini bisa saja" kata Abi lalu Abi terdiam sejenak.
"oke baiklah, kalian boleh membawa dua anak lajang Abi "
"Alhamdulillah " ucap kami barengan
"terus bagian kelompoknya bagaimana nduk?"
Pertanyaan itu membuat kami terdiam , lalu tak lama kemudian Patul mengungkapkan idenya
"bagaimana kalau tim Gus Sakha itu Safia dan Shazfa, sedangkan tim Aa' itu Lila dan Fifa"
Abi tersenyum dan mengangguk .
degggg!
Aku langsung gugup , hanya menunduk lah yang aku lakukan saat ini.
Umi menyadari kegelisahanku, lalu merangkul ku "ada apa nduk?"
"gak apa-apa umi" kataku tapi aku melihat Ustadz Sakha tersenyum, kenapa dengan dia?.
"kamu keberatan nduk satu tim dengan Sakha?"
'ha? keberatan? bahagia umi, ku bahagia' batinku.
"nak" panggil umi lagi
"ah enggak umi , Shazfa tidak masalah satu tim dengan Gus Sakha "
"Alhamdulillah, bagus lah kalau begitu . ya sudah kalian semua siap-siap ya"
Bersambung~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Hasrie Bakrie
Tetap semangat ya thor 💪
Minal aidzin wal Faidzin, mohon maaf lahir dan batin 🙏
Happy Eid Mubarak
2022-05-06
1
Ira Herawati
slalu hadir
2022-02-09
2