"udah kaya cenayang lu"
"benar tu, hobby banget ngagetin orang"
"eh maap ni ya mak'e, bukan maksud hati ganggu Kelen, tapi tengok jam juga lah, gak Kelen lihat udah jam 10 ini? udah ngantuk aku, tuh Patul juga udah beberes dia. yoklah"
Aku dan Patul langsung melihat jam dinding yang berada di atas pintu, benar saja ini sudah jam 10 malam, aku yang biasanya ketiduran kenapa betah banget disini?
"bentar dua paragraf lagi, tanggung" sambil mengetik, sementara pipa langsung mematikan laptopnya .
"oh iya kalian semua ambil datanya pakai teori atau terjun langsung?" tanya Ustadz Fathan
"ekhem, nanya kami semua atau nanya Pipa aja nih?" goda Patul sambil menyenggol tangan ustadz Fathan
"astaghfirullah neng, suudzon terus sama a' , kalian semua lah. kalau saran aa' ya, sebaiknya terjun langsung alias pakai kuesioner"
"iya bang, memang pakai kuesioner"
"bagus, studi kasus barengan atau---?
"BARENGAN" Jawab kami serempak
"wow, jawabnya juga barengan ya mantap"
"kalau kalian gak keberatan kami bisa bantu"
"beneran bang? apa gak ngerepotin?"
"benar , iya kan kha?"
"insyaallah, kapan mau berangkat?"
"lusa bang, tapi masih belum tahu daerah mana"
Sejenak suasana menjadi hening memikirkan daerah mana yang harus dituju.
"ke pesantren ana saja gimana?" saran Ustadz Sakha
degggg
Usulannya membuat jantungku tak karuan, pasalnya jika studi kasusnya disana otomatis aku harus berjumpa dengan keluarganya, apa aku akan siap? bukan maksud hati untuk siap di terima, tapi siap untuk di tolak. Bahkan untuk masuk di kriteria mininum saja aku gagal, eh udah kaya mau lamaran kerja saja hihiks, dasar aku.
"woy! melamun aja kau"
bruk
Suara Sapi mengagetkan aku hingga menggeser tubuhku mengenai lenganny ustadz Sakha. memalukan bukan?
"astaghfirullah" ucap kami barengan
"maaf bang" sambil kutundukkan pandanganku agar jantung ini tak kedengaran berdebarnya.
"ga apa-apa "
Aku langsung menatap tajam ke arah sapi yang sejak tadi ingin melarikan diri "Sapiiiiiii !!!!!"
Pekikku membuat seisi ruangan menutup telinganya , aku yang sudah terlanjur malu tak peduli lagi dengan kondisi sekitar
"maaf, aku gak sengaja, habisnya kau sih daritadi melamun aja, kami semua udah jawab tinggal kau yang belum" lirih Sapi
Aku langsung bingung, lalu menatap mereka satu per satu "jawab? jawab apa? memang siapa yang nanya?"
ekhemmm
"Afwan ya A', mas, temen Eneng memang agak-agak dikit, tapi aslinya baik kok" ucap Patul yang merasa gak enakan, aku hanya pasrah karena memang tadi aku yang salah.
Ustadz Fathan mendekati adiknya sambil menepuk pelan bahu Patul "aman kok neng, mereka asik orangnya, apalagi yang pakai baju navy"
Baju navy yang dimaksud adalah Pipa, orangnya langsung salah tingkah
"kenapa pada natapin gua semua? ekhem, iya sih gua memang asik orangnya" kata Pipa dengan membanggakan dirinya
"jadi gimana dek? mau gak?" kali ini ustadz Sakha yang ngomong dan hanya aku yang dipanggil dek, matanya tertuju padaku, ingin sekali rasanya pingsan tapi tertahankan.
"kalian semua mau?" tanyaku balik dengan kesemua sahabatku
"iya, kami mau"
"ya sudah gue juga mau kalau begitu"
Ustadz Sakha langsung tersenyum sangat tipis tapi aku masih bisa melihatnya
***
Tibalah harinya, kami berangkat ke pesantren Ustadz Sakha, kali ini bukan hanya aku yang mengubah tampilan ku, tapi juga ada Sapi dan Pipa sementara Patul memang sudah berpenampilan syar'i.
Jika kedua orangtua Patul sudah biasa melihat kami, lain halnya dengan orangtua Ustadz Sakha jangan kan untuk biasa, jumpa saja baru kali pertamanya, dan kami tak mau membuat kesan yang buruk.
Sapi hari ini memakai gamis berwarna abu-abu dan pashmina panjang berwarna hitam yang dililit namun masih menutup dada. Pipa yang memakai kulot hitam dan baju tunik panjang berwarna hitam namun bermotif sedangkan jilbabnya berwarna biru muda menyesuaikan motif bajunya. dan Patul tetap dengan gamis hitamnya, juga jilbab hitam yang panjang. Sementara aku memakai rok lebar berwarna Milo dan baju tunik berwarna hitam bermotif juga jilbab instan syar'i berwarna Milo.
"masyaallah" ucap kami barengan saat bercermin lalu beberapa detik setelahnya kami tertawa setelah saling tatap.
"Alhamdulillah, aku teh senang banget lihat kalian kaya begini" ujar Patul kagum lalu Patul melihatku dan tersenyum "Istiqomah ya sha..."
Aku menganggukkan kepala "insyaallah Tul, doain gue"
Sementara pipa dan sapi hanya berdengus kesal melihat Patul, "Napa Lo" tanyaku pada mereka .
"masa loe doang dibilang Istiqomah, kita enggak?" celetuk Pipa
"memangnya loe mau berubah fashion loe jadi begini?"
Pipa lalu bercermin lagi lalu ia tersenyum "kayanya emang sudah saatnya gua hijrah, bismillah...."
"Alhamdulillah" ucap kami barengan lalu kami melirik Sapi yang menggaruk kan kepalanya
"eh jangan gitu lah Kelen lihat aku, udah kaya lihat rendang aja bah"
"jadi kamu teh gimana? Hmmm?"
Sapi menarik nafas panjang lalu membuangnya pelan "Bismillah... aku juga akan hijrah"
"alhamdulilah"
Lalu Patul meletakkan tangannya ke depan, dan kami juga menyusul, sambil mengucapkan yel-yel kami yang baru "the guys.... till Jannah"
Sementara diluar sudah ada dua orang lelaki yang menunggu kedatangan kami, siapa lagi kalau bukan Ustadz Sakha dan Ustadz Fathan .
Sebelum itu, kami berpamitan dengan Abah kyai dan ummahnya Patul.
"izin pamit ya Abah" ucap kami bertiga sambil menundukkan kepala lalu kami mencium tangan Ummah "pamit ya ummah" lain halnya dengan Patul yang mencium tangan Ummah dan abahnya juga memeluk kedua orangtuanya.
"hati-hati dijalan ya nak"
"iya ummah"
"Fathan, jaga adik kamu dan teman-temannya. Dan nak Sakha terimakasih sudah mau direpotkan keempat anak gadis Abah"
Ustadz Fathan mengangguk "siap Abah"
Sementara Ustadz Sakha tersenyum "sama sekali tidak merepotkan kok bah"
Setelah izin kami naik ke mobilnya Ustadz Sakha, untung saja hari ini ada Ustadz Fathan jadi beliau lah yang duduk didepan, jika tidak? bisa-bisa aku dikerjai lagi oleh mereka.
Perjalanannya lumayan jauh ternyata, memakan waktu tiga jam. Aku sudah sampai tertidur pun ternyata pas bangun masih belum sampai juga.
"Afwan nih, kita istirahat di pom bensin gimana? sebentar lagi masuk waktu Dzuhur, sebelum sholat kita bisa singgah di minimarketnya" saran Ustadz Sakha.
Kami mengangguk semua "ide bagus"
Tak lama kemudian jumpa lah sebuah pom bensin, Ustadz Sakha memberhentikan mobilnya di depan mushola yang berada di dalam kawasan pom bensin itu.
"Alhamdulillah" ucapnya lalu turun dari mobil, kami pun menyusulnya keluar.
Aku dan Patul memutuskan untuk membeli cemilan dan minuman untuk diperjalanan nanti sebelum sholat Dzuhur.
Saat di minimarket tiba-tiba aku berjumpa lagi dengan seseorang yang harusnya sudah lenyap ditelan bumi.
"hai Shazfa" panggilnya
Aku menoleh "eh kak Syauqi" ucapku memanggilnya kakak . Karena memang dulu sebelum pacaran dia kupanggil kakak, umurnya diatas kami dua tahun dan mungkin bakal menjadi mahasiswa abadi *eh.
"assalamu'alaikum kak" salam Patul
"waalaikumussalam, kalian mau kemana ? kok sampai disini"
"kami-------" ucap Patul ku potong
"eh maaf nih kak, kami sudah ditungguin, deluan ya assalamu'alaikum" sambil menarik tangan Patul.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Hasrie Bakrie
Next
2022-05-06
1