"sha loe beneran gak apa-apa?"
"ya ga apa-apa, kenapa sih?"
"gak sakit hati gitu?" pertanyaan itu membuat aku jadi tau kemana arah bicaranya.
Aku tersenyum "gue tu gak pernah suka sama Uqi, tadi gue makanya se lebay itu tuh karena gue benci di khianati, udah gitu aja."
"se simple itu?" tanya mereka dan aku mengangguk.
"hari ini kalian teh pulangnya ke pesantren atau ke kos kalian? tanya Patul
"eh iya kemana guys?" tanyaku
"emh ke pesantren aja deh, biar loe bisa sembuhin hati loe"
"sembarangan, hati gue gak sakit "
"tapi kalau di pesantren setidaknya hati kau itu bahagia, iya gak ? iya lah gengsi kali kau bah" celetuk Sapi
"apaan sih kalian, dah ah lanjut makan." ujarku sementara Patul hanya senyam senyum melihatnya
Saat selesai makan kami sedikit ghibah, eh yang ghibah aku sapi dan pipa aja sedangkan Patul bergelut dengan bukunya.
"hai, boleh gabung?" kata Uqi yang tiba-tiba menghampiri kami
"sorry tadi aku dengar suara kalian, pas aku lihat eh ternyata benar" ucapnya lagi
"ga usah didengarin lanjut aja cerita loe lagi pa" celetukku
"hah? emh iya" ujar pipa yang kebingungan sementara Uqi masih menunggu jawaban
Akhirnya Patul buka suara "emh kak Uqi, mohon maaf ya tapi sebaiknya kakak pulang saja dulu dan jangan memperkeruh suasana."
" hmm baiklah.. Shazfa jaga diri kamu baik-baik. salam buat calon suamimu, assalamu'alaikum" lalu dia pergi dengan menggandeng tangan Azalea.
"dasar buaya!" celetuk Sapi
"dasar sapi" sahut kami bertiga dan disambut dengan tawa.
"sekarang loe hutang penjelasan ke kita, apa tu tadi katanya? calon suami? " selidik Pipa
"dasar loe kemal" celetukku
"apa itu?" tanya mereka barengan
"kepo maksimal Hahhahaha" lalu disusul tawa mereka.
Tak lama kemudian bakso yang dipesan pun datang. The guys memang sangat menyukai bakso, bahkan jika boleh kami makan bakso sehari sampai empat atau lima kali kami akan senang hati memakannya.
"wahh lihat deh, beuuuuh lemaknya banyak niaaaan" ucapku dengan gaya yang dibuat-buat
"enakan punya aku ni, lihat hmmmm bawang gorengnya itu loh merajalela" sahut Sapi
"enakan punya ku keleus daun bawangnya banyak" kata Pipa yang gak mau kalah.
"sudah sudah, makanannya jangan dipuji Mulu atuh, tapi dimakan dan sebelum makan jangan lupa di baca do'a nya." ucap Patul mengingatkan kami lalu kami mengangguk
****
Setelah itu kami kembali ke pesantren, namun setiap kami datang untuk menginap disana kami disediakan satu kamar santri yang bisa untuk kami tempati di mana kasurnya ada dua dan bertingkat, juga punya empat lemari.
"berasa anak pesantren gua" celetuk Pipa
"benar banget hahaha jadi pengen mondok" sahutku tiba-tiba dengan ucapan ngaur
"pftttt hahahhaha" tawa Pipa dan Sapi
Aku langsung menatap Patul mencari jawaban disana tapi yang ditatap hanya menaikkan alis dan bahunya pertanda juga tidak tahu apa-apa.
"wahai jin yang berada di otak sapi dan pipa, keluarlah keluarlah fyuh fyuh fyuh" ucapku sambil mengarahkan tangan ke arah mereka
"somplak! otak lu itu yang kudu dibersihkan" celetuk Pipa sambil ngelempar bantal
"kok gue? "
"kau sadar gak kalau kau bilang mau mondok? ya sebenarnya gak salah sih, tapi rasaku tujuan kau yang salah. pasti ada udang dibalik peyek ni yakan?" ucap Sapi sambil menunjuk
"eitss sudah sudah, kita di dalam pesantren, suara kita teh bakal keganggu dengan santri disini, sok atuh kalem dikit euy" ucap Patul
"lagian apa yang dibilang sapi dan pipa juga ada benarnya loh sha, kamu teh kalau mau mondok dak apa-apa, silahkan malah aku teh senang sahabat aku hijrah, tapi kudu dibenarin dulu niatnya" tambah Patul lagi
"maksudnya gimana Tul?"
"iya jangan sampai kita teh salah niat, sesuai hadist Rasulullah dari Amirul mukiminin Abu Hafsh Umar bin Al-Khattab r.a beliau pernah berkata bahwa ia pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda yang artinya ;
Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya . setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. siapa yang hijrahnya karena allah dan Rasulnya maka hijrahnya untuk Allah dan Rasulnya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang dia tuju. (HR-Bukhari no 1 dan Muslim no 1907) " jelas Patul dan kami hanya mendengar sambil menyimak
"oh jadi maksud dari hadits nya itu setiap amalan kita itu tergantung pada niat? gitu ya Tul?" tanyaku sambil mengangkat tangan bagai murid yang bertanya pada gurunya.
"benar, dan setiap orang teh akan mendapatkan balasan dari apa yang dia niatkan" ujar Patul lagi
" terus Tul balasannya gimana?" kali ini yang bertanya adalah Sapi.
"pertanyaan cerdas sapi" celetuk Patul sambil tersenyum
"begini, balasannya sangat mulia saat seseorang ikhlas karena Allah namun berbeda dengan orang-orang yang berniat karena dunia dan atau karena manusia seperti mengejar cintanya. dalam hadist disebutkan contoh amalannya itu adalah hijrah, ada yang hijrah karena Allah dan ada juga yang hijrah karena manusia" jelas Patul lagi dan kami hanya ber oh ria.
"tuh dengar micin, lu kalau mau mondok berarti lu harus perbaiki lagi niat lu, mondoknya karena Allah atau karena manusia" kata Pipa yang membuatku tersenyum hambar
"Sasa Marisa, kamu teh kalau memang mau mondok hanya karena biar ketemu Gus Sakha sebaiknya mah gak perlu mondok, cukup sering-sering aja ke pesantren, iya gak guys?" ucap Patul sambil mengedipkan matanya
"dasar the guys somplak,! gue tu tadi cuma bercanda tapi kenapa sekarang jadi ngehakimi gitu? huh untung sayang" ujarku sambil mengelus dada.
"Innallaha Maas'hobirin"
"yang artinya?"
"sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar"
"dah ah gue mau nyari angin dulu, gerah tiba-tiba
assalamu'alaikum" ucapku sambil beranjak pergi
"buang jin kau ya" teriak sapi lalu pipa dan Patul tertawa melihatnya.
Aku pergi kesebuah taman, lalu duduk di pinggiran kursi berhadapan dengan kolam ikan. kupandangi setiap inci keindahan taman ini.
"tenang banget disini" gumamku.
Lalu aku memberikan ikan makanannya sampai terllihat ikan-ikan itu mengejar makanan yang aku berikan, masyaallah benar-benar nikmat yang tak bisa di dustai.
"ikannya lucu ya" ucap seseorang tiba-tiba datang
Aku tersentak lalu melihat orang tersebut
"assalamu'alaikum" ucapnya saat aku melihatnya
Aku tersenyum "waalaikumsalam"
"sejak kapan disana?" tanyaku
"baru saja, antum kenapa sendirian disini? Ning Lila mana?" tanyanya membuat aku sedikit kecewa
degg!
entah kenapa pertanyaannya membuat hatiku sedikit sakit, ya dia adalah Ustadz Sakha. Apa dia menyukai Patul? kenapa aku merasakan sakit? ah!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
AdindaRa
Aku mampir lagi kak 😍
2022-05-11
3