Ustadz Sakha tersenyum tipis , sangat tipis namun aku masih dapat melihatnya .
"sudah beberapa kali ya kita berjumpa sepertinya mbak" ujarnya lagi.
"iya dan gue selalu sial tiap ketemu Ustadz. ah udah ah gue pergi dulu dan jangan manggil gue mbak, ngerti?"
"jadi manggil apa toh?"
"Shazfa! nama gue Shazfa. assalamu'alaikum"
"waalaikumussalam"
'shazfa! argh sungguh perasaan apa ini' gumamnya dalam hati.
***
Saat asyik tidur siang tiba-tiba ponsel ponsel kami masing-masing berbunyi, Patul dan pipa langsunh melihat ponselnya sementara aku dan Sapi memilih untuk ngelanjutin tidur kami.
"what?" teriak mereka lalu saling tatap
"berisik" sahut aku dan sapi yang memilih tidur
"eh loe pade, bangun!!! darurat nih" ucap pipa dan ga ada respon dari kami.
"Sasa, sapi, bangun atuh.. ada bimbingan dadakan. mau cepat tamat gak?" ucap Patul membuat kami menjadi terkejut.
Seketika aku dan sapi langsung duduk "seriusan?"
Mereka mengangguk
"noh kalau ga percaya cek aja ponsel loe"
Kami langsung ngecek ponsel dan benar saja ada pemberitahuan dari doping kami.
"ada aja, masa bimbingan di hari libur gini sih" kesalku
"yaudah gantian mandi, aku terakhir aja mandinya " ucap Sapi
Mendengar itu kami langsung menarik paksa Sapi agar dia pergi mandi deluan karena pasalnya dia lah mandi yang paling lama mungkin bisa habis satu jam untuknya seorang .
"lepasin woy, ah kdrt niii" teriaknya
"Ngade-ngade lu, siapa lakik lu" ucapku
"mandi loe tu lama, benar-benar kaya sapi, dah cepat mandi, bye" sahut Pipa.
bruk
pintu kamar mandi langsung kami tutup dari luar .
Setelah semuanya mandi kami pun langsung pergi tak lupa pula untuk pamit dengan ummah dan Abah kyai.
Kami berjalan menuju parkiran, saat itu juga berpapasan dengan Ustadz Sakha.
"assalamu'alaikum" sapa nya.
"waalaikumussalam" sahut kami berempat
"eh Ustadz Sakha" ucap Pipa dan Sapi.
Mendengar itu ustadz tersebut langsung merasa kaget karena ia belum memperkenalkan diri pada kami, dia langsung melihatku juga karena sedari tadi aku diam dan tak melihat ke arahnya.
"emh Afwan Gus, ana yang memperkenalkan Gus Sakha kepada teman ana" ucap Patul
"na'am Ning, dak apa-apa"
"ah iya biar saling kenal, nih kenalin Gus, namanya Safia.. yang ini namanya Fifa, kalau yang paling ujung emm ekhemm.. eh Afwan, pasti sudah kenal kan Gus" ucap Patul
"ah iya, mbak Shazfa.."
"pfttttt hahahhah mbak" ucap ketiga sahabatku.
"hussttt diam" sahutku.
"eh mohon maap ni ye , gue udah bilang jangan panggil mbak, gue bukan mbak mbak argh ngeselin banget sih jadi Ustadz" ucapku lagi.
"sudah sudah, kenapa jadi ribut gini toh" celetuk Pipa
"ya sudah Gus kami pergi dulu ya"
"tunggu Ning.... pada mau kemana emangnya?"
"kepo banget" celetukku
"kami teh mau ke kampus Gus, dapat panggilan dari doping"
"kalau begitu bareng ana saja. lagian kalian pasti buru-buru kan"
"emh Afwan Gus, gak usah aja, ngerepotin. ya sudah kami delu------" ucap Patul terpotong
"gak ngerepotin Ning Lila, ya sudah Ayuk.. itu mobil ana sebelah sana.." Ustadz Sakha langsung pergi deluan menuju mobilnya.
Arghhh kenapa satu mobil sih?
"lumayan hemat ongkos" celetuk sapi pelan
"sapi...." tegur kami lalu dia cengegesan.
Saat mendekat ke mobil, Sapi Pipa dan Patul sudah terlebih dahulu masuk ke mobilnya Ustadz Sakha, lah aku dimana? argh sial.
"kok pada naik deluan? ah gue dimana?" ucapku
"bisa didepan kan mbak" sahut Pipa
"mbak ndashmu" ucapku
"gue dibelakang aja deh, keluar dulu satu orang biar gue masuk ke paling belakang" ucapku
"Afwan nih Shazfa, antum didepan saja, lagian ana bukan supir kalian" celetuk ustadz Sakha.
"ah iya, hmm ya sudah deh " ucapku gak mau memperpanjang masalah.
"cocok banget sih ululuuuuuuu" celetuk Sapi
Dan aku gak menggubrisnya dan membiarkan semuanya menjadi angin lalu, toh juga ucapannya aku aamiin in dalam hatiku, ehhh maksudnya gimana ini haha.
Tiba lah kami sampai di depan kampus, aku yang sudah tak dapat menyembunyikan rasa gugupku aku langsung keluar dari mobil itu.
"maaf semuanya gue deluan ya, emh Ustadz terimakasih ya" lalu aku pergi tanpa menunggu jawaban dari mereka.
Baru beberapa langkah tiba-tiba aku disuguhi dengan pemandangan yang menjijikkan dari dua orang yang salah satunya sangat aku kenal, aku mendekat ke arah mereka, dan....
plakkkkkk
satu tamparan mendarat ke pipi salah satunya, dia adalah Uqi . Bagaimana tidak emosi saat melihat pacarmu mencium kening mantan pacarnya, menjijikkan bukan?.
"sa---sayang" ucap Uqi sambil memegang pipinya
"hai, pengkhianat. dan loe " sahutku, sambil menunjuk mantannya yang bernama Azalea.
plakkkk
satu tamparan juga mendarat ke pipi nya
"hai , penggoda." ucapku
prok prok prok
"kalian sangat cocok, benar-benar cocok. cih! menjijikkan" tambahku
"hei loe, gue bukan penggoda ya. pacar loe itu bekas gue harus nya loe malu karena udah bareng dengan bekas gue" ucapnya bangga dengan senyum sinisnya .
"eh maap nih maap ya mbak, loe tenang aja, gue gak Sudi dengan bekas loe karena sampai detik ini gue gak pernah disentuhnya, bahkan tangan gue aja gak pernah dipegangnya. nih tangan gue baru pertama kali nyentuh dia dengan cara menamparnya, huh jadi kotor deh" ucapku
"sayang, aku bisa jelasin semuanya."
"gue gak butuh penjelasan loe, kita putus!"
"kamu jangan buat keputusan sepihak dong, aku kaya gini juga karena kamu yang terlalu cuek sekarang sama aku"
"hahaha lucu banget sih, jadi kalau gue gak cuek loe bakal ngelakuin itu ke gue? hoho gak semudah itu Syauqi Abrar. mulai sekarang loe jangan pernah muncul dihadapan gue" ucapku lalu aku meninggalkan mereka.
Saat aku berbalik badan ku lihat ketiga sahabat ku diam ditempatnya, dan ingin menghampiriku tapi dengan cepat aku melangkah pergi menaiki mobil Ustadz Sakha yang masih terparkir didepan karena aku melihat Uqi juga mengejar ku.
Ceklek (anggap pintu mobil terbuka)
"maaf ustadz tolong bantu saya"
"antum kenapa?, dia siapa?" tanya Ustadz Sakha yang ternyata juga melihat sedari tadi.
"nanti saya jelasin, tolong pergi dari sini hiksss" sambil mulai menangis.
Kami meninggalkan kampus itu dan aku mulai menangisinya. Aku memang tidak mencintainya tapi aku benci di khianati. Ya, itu sebab nya aku menangis.
Tiba-tiba mobil masuk ke sebuah cafe, loh kenapa ke sini? itulah yang ada dipikiranku.
"turun. kita makan dulu, nangis juga butuh tenaga" ucapnya dingin.
Lalu aku menurut saja apa yang diperintahnya, aku turun dan kami makan.
Sambil menunggu pesanan, dia sesekali menatapku, ah aku jadi baper.
"sekarang bolehkah antum ceritakan apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Ustadz Sakha
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Ika Olivia
ceritany bagus tpi knapa sepi y🥰
2022-10-13
0
Hiatus
mengakak😂😂
2022-04-05
0