"oh bagus, pintar kamu." aku hanya mengangguk
"lebih kalem ya sekarang" goda Bu doping
'gua digoda ni? digodain balek skripsi terancam ga ya' batinku.
Aku yang digoda hanya bisa meringis, ingin sekali membalas ucapan Bu doping namun aku takut salah bicara.
Patul menyadari kalau aku sedang mengumpat dalam hati, ia langsung menyenggol tanganku memberikan isyarat untuk mengucapkan syukur .
"Alhamdulillah Bu" ucapku sambil melirik Patul, sementara Patul tersenyum puas sambil memberikan jempol untukku.
****
Saat ini kami sudah berada di perpustakaan, biasanya setelah bimbingan kami selalu mampir ke kantin, namun kali ini kami memutuskan untuk ke kantinnya nanti saja setelah dari perpustakaan.
Kami duduk dipojokan tepatnya di dekat dinding dan tentu banyaknya colokan menjadi nilai plus tempat ini.
Ketiga sahabatku sedang fokus pada laptopnya sementara aku? Jiwa malasku sedang meronta-ronta.
"woi! melamun aja kerja kau, skripsi tu di belai jangan dianggurin" celetuk Sapi membuyarkan lamunanku
"tiba-tiba gue kok malas ya, gue baca buku aja kali ya" sahutku
"sok atuh sha, biar dapat pencerahan kamu mah " ucap Patul dengan menyenggol lenganku
Aku mengabaikan Patul dan langsung berdiri saat aku mau berjalan tiba-tiba aku teringat sesuatu
"ada yang mau nitip buku gak?" tanyaku dengan melihat mereka satu persatu.
Tiga detik kemudian, Patul dan juga Sapi menggeleng sambil mata yang masih fokus dengan laptop dan jari juga ikut berkejar-kejaran.
"ha iya, gua nitip dong buku metode penelitian ya" ucap Pipa sambil mengacungkan jarinya.
Aku mengangguk "okey"
Aku beralih ke rak buku yang sudah tersusun rapi dan teratur. Aku memutuskan untuk mengambil buku pesanan Pipa dan kemudian aku berjalan tanpa tujuan, tiba-tiba aku ingin membaca buku keagamaan tentang suatu hubungan.
Aku berjalan ke rak bagian islami mencari sebuah novel namun tiba-tiba
Brukkkkkk
Aku menabrak seseorang sampai buku yang kupegang terjatuh, mungkin memang salahku karena tidak melihat jalan tapi apa yang kutabrak juga tidak punya mata?
"aw!" pekikku sementara yang kutabrak langsung beristighfar.
"ma--maaf" ucapku gelagapan saat melihat yang kutabrak adalah orang yang sama saat dekat ruangan doping kemarin.
"maaf, saya tadi tidak melihat karena sedang mencari buku " ucapnya juga tanpa melihatku
Lalu kami mengangguk dengan barengan lagi.
Tiba-tiba ada seorang mahasiswa berjalan kearah kami lalu saat ia melihat lelaki ini mahasiswa itu langsung menunduk memberi tanda hormat.
"assalamu'alaikum pak" ucapnya
"waalaikumussalam " sahut lelaki ini sambil tersenyum.
Aku yang melihat hanya bisa menganga, ha? pak? dia dosen? untung saja tidak aku panggil mas tadi. ya begitulah perang antara aku dan batinku.
"Maaf, bapak dosen ya? maafin saya ya pak " ucapku sambil menunduk karena merasa tidak enak.
"Ya, baru beberapa hari. saya pamit dulu, assalamu'alaikum " ucapnya sambil pergi.
Degggggg...
Senyumannya membuat ku terpaku bahkan sampai punggungnya tak terlihat lagi aku masih setia melihatnya.
"Sasa Marisa ... hei micin " panggil Pipa yang menyusulku dari belakang.
Aku menoleh "ah loe rupanya, ada apa?"
"ada apa loe bilang? mana buku nya, ditunggui dari tadi juga" omel Pipa
"astaga gue lupa haha sorry, habisnya gue ketemu cogan" ucapku ngasal lalu aku ditinggal begitu saja oleh Pipa.
Aku mengikutinya dari belakang, lalu setelah sampai ketiga sahabatku menatap aneh kepadaku apalagi Pipa yang kesal karena bukunya tak kunjung datang.
ekhemmm
Dehemanku malah membuat mereka semakin melotot, mungkin sebentar lagi aku akan dimakan oleh mereka.
"eitsss sorry borri nih the guys, senyum dikit doong biar cantiknya kelihatan" sambil tersenyum hambar
"dari mana kau? ha? gak nampak-nampak kau dari tadi? kesasar kau? lupa jalan pulang? macam betol kali kau kutengok" cerocos Sapi panjang lebar
"mamam tu Omelan" celetuk Pipa sementara Patul hanya diam .
"eh kalem dikit woy, gue tadi ada insiden, gu------" ucapku terpotong tiba-tiba Patul menarik tanganku untuk duduk didekatnya
"kamu teh kunaon?" insiden apa? aduh sakit gak? jangan buat khawatir gini atuh"
"Patul sayang, ini gue mau jelasin, jangan dipotong dulu dong ih pengen dicucuk jarum pentul ya?" kesalku
"gini guys, tadi gue tu habis ambil buku si Pipa langsung cari novel terus gue gak lihat jalan karena lagi lihat judul mana yang pas buat gue baca, tapi tiba-tiba ya itu.. brukkkk" ucapku
"siapa pulak lagi yang kau tabrak?"
"itu, anu.... dosen yang kemarin gue ceritain, eh maksudnya laki-laki yang itu, ternyata benar guys dia itu dosen baru disini soalnya tadi ada yang negur dia dengan panggilan 'pak' gitu " jelasku dan kemudian mereka ber oh ria.
"pffttt hahahhaha" lanjut mereka dengan tawa
"kan, teman mecem apa Kelen ini bah kawan susah malah diketawain" ucapku dengan meniru gaya bicara Sapi
"woy, itu bahasaku jangan kau tiru" sahut Sapi dengan kesalnya.
Lalu Patul melirik jam yang memang sudah sore, lalu ia cepat-cepat membereskan barangnya.
"loe mau pulang ya Tul?"
"iya, maaf atuh aku deluan ya"
"gue ikut!"
"gua juga!"
"loh nginap sana lagi kita? ayoklah senang kali aku bah"
Sebelum ke pesantren, kami memutuskan untuk ke kos dulu untuk menyiapkan beberapa baju yang harus kami bawa, Patul masih setia menemani kami walaupun sebenarnya ia takut jika pulang kemalaman.
Setelah itu kami pergi menaiki angkot (angkutan umum) dan turun didepan gerbang .
Patul dan Sapi sudah lebih dulu masuk sementara aku menemani Pipa yang sedang menunggu uang kembalian.
Lalu, kami masuk barengan sambil pegangan tangan dan mengayunkan tangan itu kedepan belakang.
Sesekali kami juga membalikkan badan lalu berjalan mundur dan kembali lagi ke depan dan berjalan seperti biasa. Tingkah konyol itu sudah sering the guys lakukan mengingat bahagia itu kita yang ciptakan bukan orang lain yang menentukan. Namun tiba-tiba.....
"assalamu'alaikum" sapa dua orang laki-laki sontak membuat kami membalikkan badan bersamaan.
"alamat" bisik Pipa yang aku anggukin namun kami masih diselimuti kekagetan kami.
"waalaikumussalam" jawab kami serempak
"eh----hehe ada ustadz... eh maksudnya Abang-abang hehe" ucapku sambil menggaruk kepalaku yang tertutup hijab.
"iya hehe kok gak bilang dibelakang? eh itu sejak kapan dibelakang" tanya Pipa juga
Ya, yang ada dihadapan kami adalah Ustadz Sakha dan Ustadz Fathan.
"masyaallah dek... Istiqomah ya" ucap ustadz Sakha sambil melihatku
Aku tidak menjawab, kagetku semakin menjadi saat mendengar kata "dek" diucapannya.
"Maaf Fifa tapi kami sudah melihat kalian dari turun angkutan tadi, dan kami berniat menghampiri karena memang kami mau keluar" ucap ustadz Fathan
"kalian teh baru sampai?"
Kami mengangguk
"Lila mana?"
"sudah deluan bang"
"ya sudah, kalian masuk saja dulu, sudah mau Maghrib.. ayo kha, ente jangan liatin terus anak orang, halalin"
"ah iya, kami deluan ya... wah ente nasehatin ana sambil ngelirik bidadari ente ya, kurang asem"
Sementara aku dan pipa tertawa melihat kedua ustadz ini, "dasar ustadz somplak hahahah" gumam kami.
Keduanya langsung berhenti dan membalikkan badannya "kami dengar loh, assalamu'alaikum" sahut mereka barengan membuat kami menggelengkan kepala sambil menjawab salamnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Lalu
bagus sih ceritanya tapi bahasanya kurang enak di dengar terlalu kasar untuk orang yang berada di lingkungan pesantren
2022-10-02
1