Astaga, jumpa lagi?

Kini kami sudah berada di pesantren, tapi kami langsung ke ruangan aula karena tempatnya lebih aman dan nyaman menurut kami.

Tak lupa pula kami membawa berbagai jenis Snack dan minuman untuk kami makan diruangan itu.

Tiba-tiba brukkkk

Ada yang terjatuh tapi bukan aku, melainkan Pipa.

"aw!" pekik pipa

Kami yang berada didepan langsung menoleh ke belakang

"astaghfirullah, pipa" teriak kami saat melihat pipa sudah di lantai.

"Afwan ukhti, Afwan . ana gak sengaja . Afwan " ucap lelaki itu tak enak.

"Afwan-afwan, nama gue Fifa bukan Afwan" ucap pipa ngasal sementara kami menahan tawa kami.

"Afwan itu artinya maaf ukhti" ujarnya lembut

Patul langsung mendekati keduanya, dan menepuk bahu lelaki itu, loh kok berani banget?.

" Aa sejak kapan balik ke Bandung?" tanya Patul

"loh? neng? masyaallah geulis pisan sekarang euy" sahut lelaki itu yang langsung memeluk Patul membuat aku pipa dan sapi melotot tak percaya

ekhemm

Deheman sapi melepaskan pelukan keduanya

"udah kalee pelukannya, dikira kite ni patung ye" celetuk Pipa

Patul tersenyum "guys kenalin, ini aa ku alias Abang kandungku namanya Fathan. selama ini dia tinggal di Cairo untuk sekolah, tapi aku teh juga gak paham kenapa sekarang disini"

"yeee si Eneng mah, aa' tu baru sampai tadi pagi." ujar lelaki itu.

"oh iya ini teh teman-teman neng?" tanya A' Fathan yang dianggukin sama Patul

"ana minta maaf ya sama ukhti yang ini, karena tadi tidak sengaja menabraknya" sambil menunjuk Pipa.

"iya maapin gua juga bang, eh a' maksudnya eh bukan bukan, Gus iya Gus ." sahut pipa dan a' Fathan hanya tersenyum

"oh iya a' kenalin yang Aa tabrak tadi namanya Fifa , yang ini Safia dan yang itu namanya Shazfa" ucap Patul memperkenalkan kami dan kami balas dengan anggukan kepala, tapi berbeda dengan pipa yang masih terdiam seperti terpesona dengan Aa itu, memang sih ganteng tapi gantengan Ustadz Sakha kemana-mana, 'eh.

"oh iya neng memangnya kalian teh mau ngapain disini?"

"biasa atuh, kami mah mau skripsian "

"yaudah sok atuh, a' tinggal dulu.. mari semua..... assalamu'alaikum" ujarnya

"waalaikumussalam" jawab kami..

Namun belum lagi a' Fathan jalan tiba-tiba ada yang memanggilnya

"Fathan!!! Afwan ana telat" ucap seseorang itu tanpa melihat isi ruangan membuat kami semua juga menoleh.

Deggg!

pandangan kami bertemu, astaga jumpa lagi?

Yang ditatap pun tak kalah gugupnya melihat kami disini.

"eh ramai ternyata, hehe assalamu'alaikum" ujarnya sambil tersenyum hambar

"waalaikumussalam" sahut kami.

"dasar bahlul, di lihat dulu atuh kanan kiri baru nyerocos heuy ngeselin pisan" kata Aa Fathan

"Afwan, kan ana gak sengaja. Ente main ninggalin ana aja, ya sudah hayuk kita rapat" ajak Ustadz Sakha

"tapi aula mau dipakai para bidadari ini, kita ke kantor aja" ucap Aa Fathan dan di anggukin oleh Ustadz Sakha

"Afwan nih a', Gus... memangnya kalian mau ngapain?" tanya Patul

"anak-anak minta nge zoom bareng, biasalah ada bisnis" sahut aa Fathan

"udah gini aja, para ustadz eh para Gus gak usah kemana-mana, ruangannya kita bagi dua aja, lagian kami juga gak bakal bising deh disini" celetuk Sapi

"ha iya, benar juga" sahutku tanpa sadar

Aa' Fathan langsung mengangkat tangannya "kalian jangan formal pisan atuh, kan aa ini abangnya teman kalian, berarti kalian juga harus manggil aa' jangan manggil Gus dan Ustadz, fahimtum?"

Mendengar kalimat terakhir membuat kami menjadi terdiam, apa katanya? fahimtum?

"kok pada diam?" tanyanya lagi saat melihat kami diam.

Patul tersenyum "guys fahimtum artinya itu apa kalian paham?, nah gitu maksudnya atuh"

dan kami? hanya ber oh ria..

"oke aa" jawab kami serempak.

"eits sebentar-sebentar...kalau si Fathan di panggil aa' , ana mau juga dong jangan dipanggil Ustadz" celetuk Ustadz Sakha .

Kami semua menoleh dan pastinya terdiam

"kenapa sih Ustadz milenial kaya kalian ini gak mau dipanggil Ustadz? terus juga ternyata aslinya pada somplak ya" ujar Sapi yang ucapannya gak disaring dulu sontak membuat kami terbahak-bahak.

"kami memang Ustadz tapi kalian jangan lupa juga kalau umur kami gak jauh beda dengan kalian" jawab aa' Fathan .

"ana dikacangin nih ceritanya?" kata Ustadz Sakha tiba-tiba.

"ah iya, maaf maaf bang ah gitu aja merujak" sahut Sapi

"Abang? ha, iya... Abang.. gimana kalau kami manggil ustadz Sakha dan aa' Fathan itu Abang aja? deal?" sahut Pipa

"benar juga loe, deal!" ucapku

"hmm boleh juga, oke deal" sahut Ustadz Sakha.

"ana juga dipanggil Abang nih?" tanya Gus Fathan

"iya keseleo lidah kami kalau manggil aa' " celetuk Pipa membuat kami tertawa terbahak-bahak.

Lalu kami melanjutkan tujuan pertama kami yaitu bergelud dengan skripsi, sementara kedua lelaki tadi sedang asyik zoom di layar laptopnya .

Deg!!!

Pandangan kami bertemu, tapi aku masih merasakan ada yang aneh dengan jantungku. dengan secepatnya aku langsung mengalihkan pandanganku begitupun juga bang Sakha. wah sudah panggil bang aja ni? ya begitulah.

Bang Sakha dan bang Fathan sudah selesai dari kegiatan mereka namun tak juga keluar membuatku risih karena melihat jantung ini yang ga bisa di ajak kerjasama.

Bang Fathan langsung menghampiri adiknya yaitu Patul, mungkin patul saat ini sedang dibantuin oleh abangnya beruntung sekali , bukan?.

"teman" ucap seseorang dari belakang membuatku langsung melemparkan skripsiku ke lantai.

"astaghfirullah, kaget gue" ketusku sambil mengambil skripsi yang sudah terjatuh itu.

"Afwan" jawabnya kembali dingin

"ada yang bisa ana bantu?" tanya nya tanpa melihatku.

"hmm tidak" singkatku

"beneran? siapa tahu ana paham dengan skripsi antum"

"tidak perlu bang, bukankah kita tidak boleh berdua-duaan? bukan mahram"

Ustadz Sakha tersenyum "antum lupa kalau disini ada teman-teman antum?"

Aku langsung menutup wajahku agar ketutup juga rasa malu ini. benar katanya, disini ada the guys tapi kenapa aku lupa?.

Tiba-tiba skripsiku sudah berada di tangannya, ia langsung membaca dan memahaminya.

"Afwan, antum nantinya pakai kuesioner atau berdasarkan data dan teori?"

Sementara aku yang ditanya sedang menghayal, pikiranku melayang saat melihat wajahnya, astaga.

Karena tidak adanya respon dariku, Ustadz Sakha melihatku dan memanggilku sampai beberapa kali.

"Shazfa...." panggilnya namun aku juga tetap tidak menoleh

"mbak...." ucapnya dan masih sama

"teman" ucapannya terakhir ini langsung menyadarkanku

"ha? iya? gimana? aduh gue kenapa lagi ini huff" lirihku

"ana tau ana tampan, tapi antum belum halal untuk memandangnya, apa mau dihalalin sekarang aja?" godanya.

"eh Ustadz somplak, jangan ngade-ngade ya ente"

"kalau ana serius gimana?"

deggggg!

Episodes
1 Perkenalan
2 Di Pesantren
3 Ustadz Sakha
4 Dia Lagi
5 Antara Syauqi dan Sakha
6 Jangan panggil gue Mbak!
7 #6
8 Ke Pesantren Lagi
9 Gue bukan mbak-mbak!
10 Astaga, jumpa lagi?
11 Siapa meninggal?
12 Hijrah
13 Lelaki itu...
14 Anak Tomboy Jatuh Cinta
15 Fifa Geulis ya...
16 Di Aula Pesantren
17 Jodoh sama siapa?
18 Ke Pesantren milik Ustadz Sakha
19 Dasar Kulkas berjalan!
20 Gara-gara salah nama
21 Membagikan Kuesioner
22 Antara Sapi, Satria, dan Ghibran
23 Keputusan
24 Rasa Bersalah Ustadz Sakha
25 Di Warung
26 Merindukanmu
27 Jodohnya Patul
28 Reaksi Gus Sakha
29 Keputusan Gus Sakha
30 Nikah Dadakan
31 Hari Pertama Setelah Sah
32 Patul
33 Sidang Skripsi
34 Kerumah Patul
35 Benar-benar mengejutkan
36 The guys
37 Anu
38 Lamaran Pipa
39 Gus Fathan Kenapa?
40 Ternyata
41 Kembaran?
42 Gue dimana ni?
43 Cerita Pipa
44 Alasan Gus Fathan
45 Kok loe lagi sih, Bim?
46 Pria Misterius
47 Keputusan Pipa
48 Pipa...
49 Hari yang Baru
50 49
51 Adam Al Dzaky dan Hawa Dzakiya
52 Kedatangan Ustadz baru
53 Ustadzah?
54 KOK BISA?
55 Akhi Fillah
56 Sampai demam
57 Ternyata...
58 Pulang kampung
59 Mengatakannya...
60 Sasa!
61 Akhirnya...
62 Khitbah Dadakan
63 Humaira
64 Kembali ke Pesantren
65 Kehebohan!
66 Menuju Halal
67 Nasihat Mama
68 SAH
69 Setelah Sah!
70 Menuju 21+
71 Gol! (area 21+)
72 Kembali Masuk
73 Kakak Ipar
74 Pamit dengan Abah
75 Pindahan campur Nasihat Papa
76 Kejutan
77 Mas keren, ya?
78 Cemburu
79 Hukuman untuk Sasa
80 Kedatangan Bima
81 Pamit dengan calon mertua gak jadi
82 Masih Pamit
83 Di Kampus
84 Menunggu suami pulang
85 Nasihat Ayah Pipa
86 Khitbah Pipa
87 Bu Nita ber aksi
88 Bu Nita vs Sasa
89 Perlawanan Sasa
90 Sikap Aneh Sasa
91 Bau, Mas!
92 Kepulangan Pipa
93 Sakit Perut
94 Sasa Hamil
95 Nemanin Suami ke Kampus
96 Dasar, Wanita Ular!
97 Merajuk!
98 Baikan
99 Sampai di Pesantren.
100 Surprise
101 Persiapan Pernikahan Pipa
102 Mommy & Daddy
103 Terungkap!
104 Firasat Sapi
105 Reaksi Sapi
106 Lima tahun kemudian
107 Kedatangan Sahabat Lama
108 Someone looking for me?
109 Kisah Sapi 1
110 Kisah Sapi 2
111 Kisah Sapi 3
112 Kisah Sapi 4
113 Kebersamaan The Guys
114 Tingkah anak-anak aneh!
115 Kebimbangan
116 Hawa!
117 Cinta
118 Kami takut di DO, Pak!
119 Jumpa Kakek
120 Di Sungai
121 Wanita berdaster
122 Masa Lalu Gus Sakhi
123 Cemburu
124 Antara Gus Sakhi dan Ratih
125 Ratih
126 Kepergian Sasa
127 Mencari Sasa
128 Keberadaan Sasa
129 Melahirkan si Kembar
130 Azma dan Azmi
131 Azma di Kampusnya
132 Azmi dan Syahla'
133 Kejanggalan
134 Mevlan dan Zahra
135 Kepulangan Fakhi
136 Sampai rumah
137 End
138 SEASON 2 Eps 1
139 Season 2 Eps 2
140 Season 2 Eps 3
141 Season 2 Eps 4
142 Season 2 Eps 5
143 Season 2 Eps 6
144 Season 2 Eps 7
145 Season 2 Eps 8
146 Season 2 Eps 9
147 Season 2 Eps 10
148 Season 2 Eps 11
149 Season 2 Eps 12
150 Season 2 Eps 13
151 Pengumuman
152 (Bukan Up) Tsunami Pernikahan
Episodes

Updated 152 Episodes

1
Perkenalan
2
Di Pesantren
3
Ustadz Sakha
4
Dia Lagi
5
Antara Syauqi dan Sakha
6
Jangan panggil gue Mbak!
7
#6
8
Ke Pesantren Lagi
9
Gue bukan mbak-mbak!
10
Astaga, jumpa lagi?
11
Siapa meninggal?
12
Hijrah
13
Lelaki itu...
14
Anak Tomboy Jatuh Cinta
15
Fifa Geulis ya...
16
Di Aula Pesantren
17
Jodoh sama siapa?
18
Ke Pesantren milik Ustadz Sakha
19
Dasar Kulkas berjalan!
20
Gara-gara salah nama
21
Membagikan Kuesioner
22
Antara Sapi, Satria, dan Ghibran
23
Keputusan
24
Rasa Bersalah Ustadz Sakha
25
Di Warung
26
Merindukanmu
27
Jodohnya Patul
28
Reaksi Gus Sakha
29
Keputusan Gus Sakha
30
Nikah Dadakan
31
Hari Pertama Setelah Sah
32
Patul
33
Sidang Skripsi
34
Kerumah Patul
35
Benar-benar mengejutkan
36
The guys
37
Anu
38
Lamaran Pipa
39
Gus Fathan Kenapa?
40
Ternyata
41
Kembaran?
42
Gue dimana ni?
43
Cerita Pipa
44
Alasan Gus Fathan
45
Kok loe lagi sih, Bim?
46
Pria Misterius
47
Keputusan Pipa
48
Pipa...
49
Hari yang Baru
50
49
51
Adam Al Dzaky dan Hawa Dzakiya
52
Kedatangan Ustadz baru
53
Ustadzah?
54
KOK BISA?
55
Akhi Fillah
56
Sampai demam
57
Ternyata...
58
Pulang kampung
59
Mengatakannya...
60
Sasa!
61
Akhirnya...
62
Khitbah Dadakan
63
Humaira
64
Kembali ke Pesantren
65
Kehebohan!
66
Menuju Halal
67
Nasihat Mama
68
SAH
69
Setelah Sah!
70
Menuju 21+
71
Gol! (area 21+)
72
Kembali Masuk
73
Kakak Ipar
74
Pamit dengan Abah
75
Pindahan campur Nasihat Papa
76
Kejutan
77
Mas keren, ya?
78
Cemburu
79
Hukuman untuk Sasa
80
Kedatangan Bima
81
Pamit dengan calon mertua gak jadi
82
Masih Pamit
83
Di Kampus
84
Menunggu suami pulang
85
Nasihat Ayah Pipa
86
Khitbah Pipa
87
Bu Nita ber aksi
88
Bu Nita vs Sasa
89
Perlawanan Sasa
90
Sikap Aneh Sasa
91
Bau, Mas!
92
Kepulangan Pipa
93
Sakit Perut
94
Sasa Hamil
95
Nemanin Suami ke Kampus
96
Dasar, Wanita Ular!
97
Merajuk!
98
Baikan
99
Sampai di Pesantren.
100
Surprise
101
Persiapan Pernikahan Pipa
102
Mommy & Daddy
103
Terungkap!
104
Firasat Sapi
105
Reaksi Sapi
106
Lima tahun kemudian
107
Kedatangan Sahabat Lama
108
Someone looking for me?
109
Kisah Sapi 1
110
Kisah Sapi 2
111
Kisah Sapi 3
112
Kisah Sapi 4
113
Kebersamaan The Guys
114
Tingkah anak-anak aneh!
115
Kebimbangan
116
Hawa!
117
Cinta
118
Kami takut di DO, Pak!
119
Jumpa Kakek
120
Di Sungai
121
Wanita berdaster
122
Masa Lalu Gus Sakhi
123
Cemburu
124
Antara Gus Sakhi dan Ratih
125
Ratih
126
Kepergian Sasa
127
Mencari Sasa
128
Keberadaan Sasa
129
Melahirkan si Kembar
130
Azma dan Azmi
131
Azma di Kampusnya
132
Azmi dan Syahla'
133
Kejanggalan
134
Mevlan dan Zahra
135
Kepulangan Fakhi
136
Sampai rumah
137
End
138
SEASON 2 Eps 1
139
Season 2 Eps 2
140
Season 2 Eps 3
141
Season 2 Eps 4
142
Season 2 Eps 5
143
Season 2 Eps 6
144
Season 2 Eps 7
145
Season 2 Eps 8
146
Season 2 Eps 9
147
Season 2 Eps 10
148
Season 2 Eps 11
149
Season 2 Eps 12
150
Season 2 Eps 13
151
Pengumuman
152
(Bukan Up) Tsunami Pernikahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!