...Pahlawan Kesiangan...
.......
.......
Aku mengangguk "laki-laki tadi pacar saya, dan wanita itu mantannya. ya kaya difilm-film gitu lah jadinya karena ketahuan berdua-duaan gitu."
Ustadz Sakha diam sejenak lalu dia menarik nafasnya dengan pelan.
"pilihan antum sudah benar untuk memutuskannya " ucapnya singkat membuat aku menjadi mikir dengan maksud dari ucapannya.
"karena dia selingkuh?" tanyaku tapi ustadz Sakha menggeleng
"tapi karena memang pacaran sebelum halal itu diharamkan" sahutnya dan aku hanya ber oh ria.
"terus kenapa antum nangis?" ucapnya kali ini sambil menatapku. mata kami bertemu,
aduh perasaan apa ini?.
"emh gue eh maksudnya saya itu paling anti di khianati. bukan cuma pacar, bahkan sahabat-sahabat saya jika mereka berkhianat pun saya akan marah besar dan ujung-ujungnya nangis. cengeng banget ya " ucapku sambil tertawa kecil.
"eh tapi, makasih ya ustadz" tambahku lagi
"makasih? untuk apa?"
"untuk semua, terutama karena ustadz sudah membawa saya pergi dari pengkhianat itu"
"sudah tugas ana sebagai seorang laki-laki"
"ha? maksudnya?"
"eh itu, maksudnya sebagai seorang muslim. antum setelah ini mau kemana?"
"ah iya gue kan mau bimbingan , astaga... maaf ni ustadz saya pergi deluan, mau balik ke kam---" ucapku terpotong
"biar ana antar"
"tap-------"
"ana antar, duduk dulu.. makanannya sudah datang"
****
Sakha POV
Setelah mengantar mereka sebenarnya aku ingin kembali pulang tapi niatku terhenti saat melihat wanita yang sudah membuat aku mengaguminya itu sedang bertengkar dengan sepasang kekasih.
Aku melihat Shazfa menampar kedua orang yang sedang ada didepannya, hatiku bertanya-tanya siapa mereka? kenapa Shazfa bisa semarah itu?
Aku terus memperhatikan mereka sambil melindungi Shazfa jika mereka melakukan sesuatu padanya. Semakin lama langkah Shazfa semakin mendekat ke arahku, apa dia akan naik? aku terus menunggu dan benar saja dia naik ke dalam mobilku.
kenapa dia menangis? kata batinku .
Aku mengajaknya makan dan menanyakan sebabnya , betapa kagetnya aku ternyata dia adalah pacarnya Shazfa.
'ternyata dia sudah memiliki pacar' batinku meringis.
Namun beberapa saat aku langsung kembali bahagia karena mengetahui Shazfa sudah putus dengannya.
Sakha POV end.
****
Aku sampai di parkiran kampus, namun setelah aku turun dari mobil ustadz Sakha tiba-tiba ada yang memanggilku, siapa lagi kalau bukan si pengkhianat.
"Shazfa!!" panggilnya namun aku tidak menggubris
Namun saat aku berjalan ada tangan yang menghalangiku "sayang, dengarkan dulu" ucapnya
Aku menepis tangannya "semua sudah selesai Uqi, jauhkan tangan kotormu itu"
"Shazfa, aku khilaf. tolong maafkan aku."
"enyahlah dari hadapan gue Uqi"
"enggak, sebelum kamu maafkan aku"
Aku membuang nafasku dengan kasar "sudah dimaafkan, sekarang minggir..."
"kita balikan kan" tanyanya dengan percaya dirinya
"enggak!"
"kenapa? plis balikan dengan aku ya"
"semua sudah selesai, cepat minggir"
Namun Uqi tetap kekeuh untuk menggangguku, tangannya yang memegang pergelangan tanganku tak kunjung dilepasnya.
"Lepaskan tangan anda!" ucap seseorang baru saja datang.
Aku dan Uqi menoleh ke arahnya
Deg!
dia adalah Ustadz Sakha, apa dia datang untuk melindungi ku? ah kenapa aku jadi senang gini.
"siapa loe?" tanya Uqi
"saya bilang lepaskan tangan anda dari wanita ini"
"bukan urusan loe ya"
"tentu saja urusan saya, dia calon istri saya!"
Degggggg
apa katanya? calon istri? astaga, harus di aamiin in gak ini?.
"loe dengar kan Syauqi Abrar apa yang dibilang sama calon imam gue? lepasin tangan gue!"
"beneran calon suami kamu? gak mungkin" tanya nya sambil melepaskan tangannya
"ga ada yang gak mungkin Syauqi Abrar, pergi sana.."
Lalu Uqi pergi dari hadapan kami, aku langsung mendekati Ustadz Sakha untuk bilang terima kasih.
"sekali lagi Syukron Ustadz"
Ustadz Sakha tersenyum "wa iyyak. ana pamit dulu, assalamu'alaikum"
"waalaikumussalam"
****
Aku berjalan keruangan dosen pembimbingku, disana sudah ada ketiga sahabatku, mereka langsung memelukku tapi tak ku jumpai dimana dosen kami itu.
"ngomong-ngomong mana Bu Ros?" tanyaku
"belum datang, ih kesel kali aku , kalau tau gitu aku tadi ikut aja sama kau" ucap Sapi
"oh jadi kalian sengaja gak ikutin aku karena tahu mau bimbingan? hahaha rasain, terakhir jadi nunggu Bu Ros kan, enak lagi ikut gue perut jadi kenyang wleee" ledekku.
"Atuhlah Sasa, bukan gitu maksud kami mah. Kami teh tau kamu tu lagi galau makanya kami biarin pergi bareng Gus Sakha" ujar Patul
"oke oke no problem, terimakasih" ucapku sambil senyum sendiri
"tunggu, tadi loe bilang perut kenyang?" tanya pipa lagi
"iya dungs, gue diajak makan sama ustadz Sakha, uuuu kenyaang" ledekku
"loe udah gak sedih lagi sha? secepat itu? jangan-jangan........"
"hussst sembarangan..." ucapku sambil melemparkan kertas skripsiku
"awh! sakit woy" pekik Pipa.
"duduk sini micin, loe hutang penjelasan ke kita, iya gak guys" tambah pipa lagi lalu di anggukin oleh sapi dan Patul.
Aku duduk di kursi yang ditunjuknya lalu menceritakan semuanya.
"ternyata ustadz Sakha gak seburuk yang kita pikirkan tahu...." ucapku terpotong
"kau aja yang mikir buruk, kami sih enggak " celetuk sapi lalu disusul oleh ketawanya Patul dan Pipa.
"Nyamber aja lu kaya petir" sahutku.
"terus terus gimana?"
"hmm ya itu, dia ngajak ke cafe terus makan, terus aku curhat, terus diantarnya lagi ke kampus , terus----"
"kebanyakan terus loe, awas numbur" sahut Pipa
"iya emang hampir numbur loh guys, karena tangan aku dicekal si pengkhianat itu, untungnya Ustadz Sakha nolongin lagi" ucapku sambil tersenyum
ekhemmm
Deheman itu membuyarkan senyumku, astaga kenapa aku tersenyum?
"jadi udah ada yang luluh ni?" goda Patul
"luluh gimana? siapa juga yang suka sama kulkas berjalan gitu, ah apaan sih Tul kan ga boleh cinta-cintaan" kesalku
"weyyy siape juge yang bilang Cinte?" celetuk Pipa yang membuat ku semakin salah tingkah.
Gak lama kemudian doping kami yang tak lain dan tak bukan bernama Bu Ros pun datang.
"assalamu'alaikum" ucap nya yang membuat kami menjadi bubar barisan jalan.
"waalaikumussalam"
"maaf ya ibu telat"
"iya Bu"
"udah biasa Bu" celetuk Sapi membuat kami menoleh ke arahnya.
"Safia..... maksudnya apa ya?" tanya ibu Ros dengan tegas
"maksudnya itu Bu, udah biasa ya macet-macetan?" ucapnya gelagapan
"siapa yang kena macet? memangnya saya ada beritahu kalian alasan saya telat?"
"siap, salah Bu" sahut sapi sambil memberi hormat bagaikan anggota prajurit.
****
Siang berganti sore, lagi-lagi aku disuguhi dengan pemandangan yang menjijikkan. aku melihat Uqi dan Azalea sedang makan berdua, namun aku memilih untuk berpura-pura tidak mengetahui apapun.
"apa kita perlu pindah tempat? tanya Patul ragu
"ayok" sahut Sapi dan Pipa
"eitsss gak usah! gue ga apa-apa"
"beneran sha?"
Aku mengangguk "orang yang gentle itu masalahnya dihadapi, lagian gue udah pengen banget makan bakso"
Kemudian ketiga sahabatku pun mengikuti ucapanku, kami masuk ke dalam cafe dengan memilih untuk pura-pura tidak melihat apa yang ada didekat kami.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
shakila
gue aminin dech
2022-06-13
1
Hiatus
cicil baca ya ka. semangat up🤗
2022-04-05
1