Gue bukan mbak-mbak!

"mbak Shazfa" panggilnya lagi.

mbak? ha? mbak katanya? seketika emosiku menjadi naik , aku langsung menatapnya dengan tajam

"sorry borry lah ya ustadz, tapi gue bukan mbak mbak, masih muda udah katarak" celetukku

Kulihat ia seperti sedang menahan tawa karena melipat bibir bawahnya dan itu membuatku menjadi malu. tunggu kenapa aku malu? argh ada-ada saja.

"eh iya Afwan" sambil menggaruk tengkuknya.

"gadis aneh.... sebentar sopan banget manggil diri sendiri saya, sebentar kumat manggil diri sendiri itu gue. gak konsisten banget" gumamnya

"haloow gue dengar" sahutku.

"boleh ana duduk disini?" ucapnya sambil menunjuk kursi panjang yang berada didepan kursiku.

"ah iya silahkan" sahutku

"antum kenapa sensi terus sama ana?" tanyanya membuat aku memutar mataku dengan malas

Ah iya, kenapa aku jadi emosi kalau jumpa ustadz Sakha? sementara saat jauh aku memikirkannya. dasar aku.

"ya gue ga tahu lah" ketusku

"ana lebih senang kalau antum manggil diri antum sendiri itu dengan sebutan gue daripada 'saya' ."

"kenapa?"

"karena antum lebih terbuka mengucapkan itu, antum lebih nyaman. kalau manggil 'saya' antum terkesan formal, tapi lebih baik lagi ucap 'aku' biar terkesan lebih dekat lagi"

"ya terserah ente saja lah ustadz" ketusku

"lagian ustadz juga formal banget manggil 'ana dan antum' memang sih ini pesantren tapi kan gue bukan anak pesantren" tambahku

"memangnya kamu mau aku panggil apa?" tanyanya dengan lembut

degggg!!!!

Aku yang mendengarnya seakan tak percaya dengan ucapan itu, astaga manis sekali.

"loh?" heran ku

"oke deal?" tanyanya

"eh deal apa??"

"jadi teman"

"teman? siapa yang bilang?"

"bukan kah sebagai umat muslim saling menjaga silaturahmi?"

"ya terserah pak ustadz saja, gue pamit. assalamu'alaikum"

"waalaikumussalam"

'gadis langka' batin Ustadz Sakha.

*******

Satu Minggu kemudian.

Setelah kejadian kemarin aku memutuskan untuk kembali ke kost karena mulai tidak nyaman dengan perasaanku.

"the guys nanti ke pesantren yuk" celetuk Patul saat menunggu doping

"aku sih yes aja ya, tauk tu dua makhluk" sahut Sapi

"gua mah oke oke aja " singkat Pipa

"kalau kamu ?" tanya Patul samaku

"boleh nolak gak?" tanyaku polos

"enggak!" jawab mereka barengan

"dasar somplak, kenapa nanya " kesalku

Senang campur takut yang ada dipikiranku sekarang, aku takut rasa ini semakin dalam.

"eh Sasa marisa hei hei"

"hmm"

"sasaaaaa"

"hm"

"aih Sasa mah" rengek Patul yang masih aku cuekin

"micinnnn" kata Patul

"erghhhh apasih patuuuuul, gue tusuk pake jarum pentul nanti, mau?"

"Gus Sakha kirim salam" singkat Patul mengabaikan ucapan ku tadi.

Tanpa sadar aku menjawab kalimat nya "waalaikumsalam"

"ciyeeee" sorak mereka

"eh?" sambil menutup mulut ku.

"godain aja terus godain" kesalku.

Dan gak lama kemudian yang ditunggu-tunggu pun datang.

"assalamu'alaikum"

"waalaikumussalam"

Lalu Bu Ros selaku dosen pembimbing pun memeriksa skripsi kami satu per satu. Tibalah giliranku.

Dag dig dug

Jantungku berdegup kencang rasanya saat melihat banyaknya coretan diatas skripsiku

"uh wow lukisannya banyak kali bah" celetuk Sapi membuat aku melotot dengan sempurna

ekhem

Deheman itu tertuju padaku

"Shazfa Aisha Humaira..."

"saya Bu"

"kenapa bab 4 ini banyak banget salahnya? terutama ini, di bagian metode nya, kamu harus pilih mau yang kualitatif atau kuantitatif"

"baik Bu"

"nah terus ini, kenapa tak ada huruf besar disetiap awalan kata? pokoknya saya tidak mau tahu ya, dua hari lagi harus selesai. dan ini bukan hanya untuk Shazfa saja tapi berlaku untuk kalian semua, mengerti?"

"ngerti Bu."

"okay, saya pergi dulu. assalamu'alaikum"

"waalaikumussalam"

Seperti biasa, selesai bimbingan kami selalu mampir di kantin untuk makan atau sekedar minum saja.

"kantin yuk, haus gue" ucapku

Kami berjalan ke arah kantin dan duduk ditempat biasa.

"mau pesan apa?" tanya pipa

"gue ice mocca" ucapku

"tumben?" tanya mereka

"biar kuat begadang, ngantuk banget sumpah"

"kalau loe?"

"ha pipa, aku itu aja apa itu namanya emmmm ha iya es kosong" ucap Sapi

"pfttttt hahahhaha"

"gaya loe itu sapi sapi, es kosong aja pake lama" celetuk Pipa

"woy anak kos ini woy, anak perantauan woy" ucap Sapi

"kurang kuat loe ngomongnya, tu lihat loe udah jadi artis dadakan" sambil menunjuk sekeliling.

"apa kau nengok-nengok? berani? maen kita" celetuk sapi sambil melihat sekeliling membuat kami menepuk jidat kami

"kalian kenapa? bukannya bela kawannya, sanggup kali bah"

"suara kamu teh kaya abang-abang tukang angkot" celetuk Patul

"eh udah pandai sekarang hahahhaha" sahutku yang sudah tidak tahan lagi tertawa

buyaarrrrrrrr

Seketika kebahagiaan hilang begitu saja saat melihat Uqi tiba-tiba duduk di bangkunya Pipa yang berarti berada didepanku.

"ada apa lagi?" sambil membuang mukaku

"kamu masih marah sha?"

"enggak"

"terus kenapa ngehindar dari aku? "

"ya karena gue gak mau kenal loe lagi, udah ah sana, itu bangkunya Pipa"

"sha setidaknya biarkan aku jadi sahabat kamu, please"

"ga bisa"

"kenapa? apa karena calon sua--------" ucapnya kupotong

"karena sahabat gue udah terlalu banyak"

"tapi sha-----" ucapnya kepotong lagi namun kali ini yang motong adalah Pipa

"misi kaaak yang punya bangku mau duduk"

"ah iya, maaf, ini..." sambil berdiri

"Uqi, noh mantan loe nyusul tuh, dah sana husss huss"

Dengan terpaksa Uqi meninggalkan kami

"ngemeng-ngemeng ni, loe masih ada hutang penjelasan ke kami" ucap pipa

Aku menatapnya sambil berpikir "penjelasan apa?"

"masih muda udah pikun" celetuk Sapi

"siapa calon suamimu?" lanjut sapi dan aku langsung tersedak mengingat kejadian kemarin.

uhuk uhuk uhuk

"alah lagu lama, udah cepat katakan siapa calon suamimu?" paksa Sapi

"uhuk, lagu lama ndasmu, emang batuk nih. " ucapku namun ketiga sahabatku hanya diam sambil menatapku dengan tatapan mengintrogasi.

"oke oke, Ustadz Sakha tap------" ucapku terpotong

"APAH?!" teriak mereka

"motong aja kaya bus tayo" kesalku

"KOK BISA?" Ucap mereka lagi

"kok kompak?" tanyaku lalu kami semua tertawa.

"Gini ya Bu ibu, kemarin itu pas tangan gue dicekal si Uqi nah pahlawan kesiangan datang bantuin gue dengan cara dia bilang kalau gue itu calon istrinya, kaget gak? kaget lah masa enggak" ucapku dan mereka ber oh ria

"dasar the guys somplak, kepo nya aja yang ditinggikan tapi giliran dikasih tau respon cuma oh" kesalku

"tapi loe senang kan di bilang gitu? hayolooo ngaku"

"jangan suudzon, istighfar" ucapku

"gaya kau itu" ucap Sapi

"guys pulang nanti teh jadi kan kerumah aku? mumpung ada WiFi sangat bagus untuk kalian mah rakyat kost" tawar Patul

"ayok" ucapku semangat

"aduh semangat benar calon Ning" goda Sapi

"apaan sih, nah lihat skripsi gue lukisannya indah banget" ucapku

"fix ya kerumah aku?" ucap Patul lagi

"oki doki Patul kecucuk jarum pentul" ucap kami serempak

Terpopuler

Comments

Hiatus

Hiatus

semamgat up kk🤗

2022-04-06

1

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan
2 Di Pesantren
3 Ustadz Sakha
4 Dia Lagi
5 Antara Syauqi dan Sakha
6 Jangan panggil gue Mbak!
7 #6
8 Ke Pesantren Lagi
9 Gue bukan mbak-mbak!
10 Astaga, jumpa lagi?
11 Siapa meninggal?
12 Hijrah
13 Lelaki itu...
14 Anak Tomboy Jatuh Cinta
15 Fifa Geulis ya...
16 Di Aula Pesantren
17 Jodoh sama siapa?
18 Ke Pesantren milik Ustadz Sakha
19 Dasar Kulkas berjalan!
20 Gara-gara salah nama
21 Membagikan Kuesioner
22 Antara Sapi, Satria, dan Ghibran
23 Keputusan
24 Rasa Bersalah Ustadz Sakha
25 Di Warung
26 Merindukanmu
27 Jodohnya Patul
28 Reaksi Gus Sakha
29 Keputusan Gus Sakha
30 Nikah Dadakan
31 Hari Pertama Setelah Sah
32 Patul
33 Sidang Skripsi
34 Kerumah Patul
35 Benar-benar mengejutkan
36 The guys
37 Anu
38 Lamaran Pipa
39 Gus Fathan Kenapa?
40 Ternyata
41 Kembaran?
42 Gue dimana ni?
43 Cerita Pipa
44 Alasan Gus Fathan
45 Kok loe lagi sih, Bim?
46 Pria Misterius
47 Keputusan Pipa
48 Pipa...
49 Hari yang Baru
50 49
51 Adam Al Dzaky dan Hawa Dzakiya
52 Kedatangan Ustadz baru
53 Ustadzah?
54 KOK BISA?
55 Akhi Fillah
56 Sampai demam
57 Ternyata...
58 Pulang kampung
59 Mengatakannya...
60 Sasa!
61 Akhirnya...
62 Khitbah Dadakan
63 Humaira
64 Kembali ke Pesantren
65 Kehebohan!
66 Menuju Halal
67 Nasihat Mama
68 SAH
69 Setelah Sah!
70 Menuju 21+
71 Gol! (area 21+)
72 Kembali Masuk
73 Kakak Ipar
74 Pamit dengan Abah
75 Pindahan campur Nasihat Papa
76 Kejutan
77 Mas keren, ya?
78 Cemburu
79 Hukuman untuk Sasa
80 Kedatangan Bima
81 Pamit dengan calon mertua gak jadi
82 Masih Pamit
83 Di Kampus
84 Menunggu suami pulang
85 Nasihat Ayah Pipa
86 Khitbah Pipa
87 Bu Nita ber aksi
88 Bu Nita vs Sasa
89 Perlawanan Sasa
90 Sikap Aneh Sasa
91 Bau, Mas!
92 Kepulangan Pipa
93 Sakit Perut
94 Sasa Hamil
95 Nemanin Suami ke Kampus
96 Dasar, Wanita Ular!
97 Merajuk!
98 Baikan
99 Sampai di Pesantren.
100 Surprise
101 Persiapan Pernikahan Pipa
102 Mommy & Daddy
103 Terungkap!
104 Firasat Sapi
105 Reaksi Sapi
106 Lima tahun kemudian
107 Kedatangan Sahabat Lama
108 Someone looking for me?
109 Kisah Sapi 1
110 Kisah Sapi 2
111 Kisah Sapi 3
112 Kisah Sapi 4
113 Kebersamaan The Guys
114 Tingkah anak-anak aneh!
115 Kebimbangan
116 Hawa!
117 Cinta
118 Kami takut di DO, Pak!
119 Jumpa Kakek
120 Di Sungai
121 Wanita berdaster
122 Masa Lalu Gus Sakhi
123 Cemburu
124 Antara Gus Sakhi dan Ratih
125 Ratih
126 Kepergian Sasa
127 Mencari Sasa
128 Keberadaan Sasa
129 Melahirkan si Kembar
130 Azma dan Azmi
131 Azma di Kampusnya
132 Azmi dan Syahla'
133 Kejanggalan
134 Mevlan dan Zahra
135 Kepulangan Fakhi
136 Sampai rumah
137 End
138 SEASON 2 Eps 1
139 Season 2 Eps 2
140 Season 2 Eps 3
141 Season 2 Eps 4
142 Season 2 Eps 5
143 Season 2 Eps 6
144 Season 2 Eps 7
145 Season 2 Eps 8
146 Season 2 Eps 9
147 Season 2 Eps 10
148 Season 2 Eps 11
149 Season 2 Eps 12
150 Season 2 Eps 13
151 Pengumuman
152 (Bukan Up) Tsunami Pernikahan
Episodes

Updated 152 Episodes

1
Perkenalan
2
Di Pesantren
3
Ustadz Sakha
4
Dia Lagi
5
Antara Syauqi dan Sakha
6
Jangan panggil gue Mbak!
7
#6
8
Ke Pesantren Lagi
9
Gue bukan mbak-mbak!
10
Astaga, jumpa lagi?
11
Siapa meninggal?
12
Hijrah
13
Lelaki itu...
14
Anak Tomboy Jatuh Cinta
15
Fifa Geulis ya...
16
Di Aula Pesantren
17
Jodoh sama siapa?
18
Ke Pesantren milik Ustadz Sakha
19
Dasar Kulkas berjalan!
20
Gara-gara salah nama
21
Membagikan Kuesioner
22
Antara Sapi, Satria, dan Ghibran
23
Keputusan
24
Rasa Bersalah Ustadz Sakha
25
Di Warung
26
Merindukanmu
27
Jodohnya Patul
28
Reaksi Gus Sakha
29
Keputusan Gus Sakha
30
Nikah Dadakan
31
Hari Pertama Setelah Sah
32
Patul
33
Sidang Skripsi
34
Kerumah Patul
35
Benar-benar mengejutkan
36
The guys
37
Anu
38
Lamaran Pipa
39
Gus Fathan Kenapa?
40
Ternyata
41
Kembaran?
42
Gue dimana ni?
43
Cerita Pipa
44
Alasan Gus Fathan
45
Kok loe lagi sih, Bim?
46
Pria Misterius
47
Keputusan Pipa
48
Pipa...
49
Hari yang Baru
50
49
51
Adam Al Dzaky dan Hawa Dzakiya
52
Kedatangan Ustadz baru
53
Ustadzah?
54
KOK BISA?
55
Akhi Fillah
56
Sampai demam
57
Ternyata...
58
Pulang kampung
59
Mengatakannya...
60
Sasa!
61
Akhirnya...
62
Khitbah Dadakan
63
Humaira
64
Kembali ke Pesantren
65
Kehebohan!
66
Menuju Halal
67
Nasihat Mama
68
SAH
69
Setelah Sah!
70
Menuju 21+
71
Gol! (area 21+)
72
Kembali Masuk
73
Kakak Ipar
74
Pamit dengan Abah
75
Pindahan campur Nasihat Papa
76
Kejutan
77
Mas keren, ya?
78
Cemburu
79
Hukuman untuk Sasa
80
Kedatangan Bima
81
Pamit dengan calon mertua gak jadi
82
Masih Pamit
83
Di Kampus
84
Menunggu suami pulang
85
Nasihat Ayah Pipa
86
Khitbah Pipa
87
Bu Nita ber aksi
88
Bu Nita vs Sasa
89
Perlawanan Sasa
90
Sikap Aneh Sasa
91
Bau, Mas!
92
Kepulangan Pipa
93
Sakit Perut
94
Sasa Hamil
95
Nemanin Suami ke Kampus
96
Dasar, Wanita Ular!
97
Merajuk!
98
Baikan
99
Sampai di Pesantren.
100
Surprise
101
Persiapan Pernikahan Pipa
102
Mommy & Daddy
103
Terungkap!
104
Firasat Sapi
105
Reaksi Sapi
106
Lima tahun kemudian
107
Kedatangan Sahabat Lama
108
Someone looking for me?
109
Kisah Sapi 1
110
Kisah Sapi 2
111
Kisah Sapi 3
112
Kisah Sapi 4
113
Kebersamaan The Guys
114
Tingkah anak-anak aneh!
115
Kebimbangan
116
Hawa!
117
Cinta
118
Kami takut di DO, Pak!
119
Jumpa Kakek
120
Di Sungai
121
Wanita berdaster
122
Masa Lalu Gus Sakhi
123
Cemburu
124
Antara Gus Sakhi dan Ratih
125
Ratih
126
Kepergian Sasa
127
Mencari Sasa
128
Keberadaan Sasa
129
Melahirkan si Kembar
130
Azma dan Azmi
131
Azma di Kampusnya
132
Azmi dan Syahla'
133
Kejanggalan
134
Mevlan dan Zahra
135
Kepulangan Fakhi
136
Sampai rumah
137
End
138
SEASON 2 Eps 1
139
Season 2 Eps 2
140
Season 2 Eps 3
141
Season 2 Eps 4
142
Season 2 Eps 5
143
Season 2 Eps 6
144
Season 2 Eps 7
145
Season 2 Eps 8
146
Season 2 Eps 9
147
Season 2 Eps 10
148
Season 2 Eps 11
149
Season 2 Eps 12
150
Season 2 Eps 13
151
Pengumuman
152
(Bukan Up) Tsunami Pernikahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!