"Assalamu'alaikum" ucap Patul yang baru saja masuk ke dalam kamarnya.
"Waalaikumussalam"
"Pada ngapain? kok bajunya dipandang aja bukannya mandi?" tanya Patul heran
"Tul masa aku pakai ini?" tanya Safia
"Iya Tul tiba-tiba gue jadi malu pakai ini" sahutku
Patul tersenyum lalu membuka lemarinya dan memberikannya satu set gamis kepada kami secara bergantian "pakai ini aja guys"
"Serius?" tanya kami barengan.
"Di coba dulu, kalau nyaman kalian boleh simpan alias untuk kalian" jawab Patul
"Aaaaaa Patul" rengek kami.
Setelah itu kami bergantian untuk mandi dan langsung memakai gamis yang diberikan Patul.
Deg!!!
Tanganku bergetar hatiku juga degdegan saat memegang baju yang akan kukenakan ini, argghhh apa aku pantas? aku belum siap tapi aku pengen memakainya. Ya seperti itulah perang dingin antara hati dan pikiranku.
Ceklek
Pintu terbuka, tiga pasang mata melihatku dengan tatapan aneh siapalagi mereka kalau bukan pipa sapi dan Patul
"Kenapa? jelek ya?" tanyaku heran
"Pfttttt hahahhahha" semua tertawa
"Tuh kan, gue ga cocok ya? aaaa gue ganti aja deh" ucapku ga percaya diri Namun saat aku ingin pergi tanganku dipegang oleh Patul
"Jangan! bukan gak cocok tapi sangat cocok ya Ukhti, masyaallah... kamu teh cantik pisan, serius deh.. iya gak guys?" kata Patul
"Benar itu Sasa micin, kau kok cocok kali pake gamis kaya gini? iri aku bah" celetuk sapi
"Ha apalagi itu Sasa micin? Setelah kalian ubah nama gue jadi Sasa Marisa hei hei huh ngeselin. E tapi memang cocok kan? ga aneh kan?" ucapku
"Enggak Lo miciiiiin!" celetuk mereka barengan yang ku tatap dengan malas.
"Lihat gue nih, kaya ondel-ondel..." sahut Pipa, mungkin karena ia aslinya tomboi ya ..
Patul tersenyum "enggak kok Pa, kalian semua cocok pakai itu.. ya sudah itu untuk kalian saja deh" ucap Patul
"Syukron Ukhti" sahutku
"Wa iyyak" jawab Patul
"Dih, malah dibalas lagi hahahah" celetukku geli sendiri dengan ucapanku yang terlalu mendalami tempat karena berada di kawasan pesantren.
"Yuk keluar , kita sholat di mushola aja..." tegas Patul
Suara adzan yang merdu menggetarkan hatiku, ingin rasanya ku bertanya suara siapa ini? bisakah menjadi imamku? ah mikir apa aku ini .
Semakin mendekati mushola semakin jelas terdengar suaranya , sungguh suara ciptaan tuhan ini sangatlah indah.
Kami sholat berjama'ah, seusai sholat kami menemani Patul yang sedang membaca Al-Quran. Sebenarnya kami ingin sekali kembali ke rumahnya Patul deluan, tapi itu tidak mungkin karena mengingat dirumahnya ada Abah kiyai.
"Shodaqallahuladzim" ucap Patul lalu melihat kearah kami
"Astaghfirullah" katanya kaget saat tahu kami ketiduran menunggunya.
"Pipa, Sapi, Sasa Marisa banguuuun... " namun kami belum juga bangun
"Aih bangun atuh" sambil menepuk kaki kami, satu persatu kami terbangun. Dimulai dari Sapi, kemudian disusul oleh Pipa. sedangkan aku masih belum juga bangun
"Miciiiinnnn!!!!" teriak mereka sontak membuat aku kaget , aku langsung membuka mataku sambil mengelus dadaku
"Astaghfirullah, kalian mau lihat gue mati disini ya?" protesku
"Lagian kau dibangunin dari tadi gak bangun-bangun, kami tinggal baru tau" kesal Sapi dan aku hanya cengengesan melihatnya.
Kami pun pulang kerumah, karena kantuk yang masih awet ini aku berjalan setengah sadar hingga akhirnya ......
brukkkkkk!!!
"Aw!!!!" pelukku sambil mengelus lengan yang habis tertabrak
"Kalau jalan itu hat-------" ucap kami barengan namun sama-sama terpotong.
'astaga ganteng banget'. ucap ku dalam hati
Suasana menjadi canggung entah kenapa aku menjadi kagum dengan lelaki ini, tapi dia siapa?.
"Assalamu'alaikum" ucap Patul memecahkan keheningan
"Waalaikumsalam" ucap kami serempak termasuk lelaki ini
"Maaf Gus Sakha, teman ana gak sengaja" ucap Patul
"Nggih Ning, dak apa-apa" sahutnya.
"Eh loe apa-apaan sih Tul, gue gak salah, dia aja yang nabrak gue tadi" elakku karena memang aku gak merasa bersalah walaupun jalan sambil nunduk haha perempuan kan gak pernah salah ya.
"Sasa" panggil Patul yang sengaja memberikan isyarat agar aku diam.
"Emhh Tul kami deluan aja deh ya" celetuk sapi yang mengerti suasana lalu Sapi menarik aku untuk jauh dari tempat itu.
"Eh mas urusan kita belum selesai ya" teriakku .
Setelah sedikit jauh dari Patul , Sapi melepaskan tarikannya.
"Aw! sakit tau" ucapku meringis
"Ya maap, lagian kau sih jaga image dikit kek, ini kita di pesantren loh jangan bar-bar kali ah" omel sapi dan aku terdiam.
"Eh tapi Abang itu ganteng juga kutengok, iya gak sih"
tambah Sapi lagi.
"Ciyeee Lo suka ya? gue bilang sama si Ucok loe nanti Butet hahahahah" celetuk Pipa
"Eh jangan dong, ih memang ya kau ini Silaen, Laen daripada yang Laen" balas Sapi
"Udah ah, jaga image guys" sahutku.
Tak lama kemudian Patul datang menghampiri kami dan aku langsung mengintrogasi lelaki tadi, tak dapat dipungkiri aku sepertinya mulai megaguminya.
"Tul mas mas tadi siapa sih? Gus? Agus namanya?" tanyaku polos
Patul menggeleng "Gus itu sebutan untuk anak laki-laki dari seorang Kiyai, nama Ustadz tadi itu Sakha Mufazzal, dia anak dari sahabatnya Abah yang kebetulan juga seorang kiyai tapi dia gak mau ngabdi di pesantren Abi nya. kenapa? kamu suka ya?"
"Enak aja, enggak ah" ucapku bohong padahal wajahku sudah memerah.
"Gaya kau itu Sasa Marisa hei hei hahahha" sahut Sapi
Sakha POV_
Esok adalah hari pertama aku mengabdi di pesantren Ar-rahman. setelah lulus dari Cairo aku belum kepikiran untuk mengajar namun Abi selalu menuntut ku untuk menyebarkan ilmu yang kudapat.
"Kamu yakin le ngabdi di pesantrennya Kyai Rasyid?" tanya Abi
Aku menoleh "iya Bi Sakha yakin"
Abi mendekatiku "kenapa tidak mengabdi di pesantren sendiri aja Le?"
"Maaf Abi, tapi biarkan Sakha ngajar di tempat lain, jika nanti ada waktu luang Sakha juga akan ngajar disini kok" ucapku pelan
"Baiklah, Le." sahut Abi.
Satu jam kemudian aku sudah sampai di pesantren Ar-rahman yang mana pemilik pesantren ini adalah sahabat nya Abi. Aku sengaja datang untuk memastikan bahwa aku sudah siap mengajar mulai besok.
Aku melangkahkan kaki ku ke dalam dan kebetulan sudah waktunya sholat maghrib. Saat di mushola Abah kyai menghampiriku dan meminta agar aku Adzan, dengan senang hati aku menerima permintaan itu.
Selesai sholat dan sedikit berbincang dengan para santri dan beberapa Ustadz , aku memang terburu-buru untuk ke rumahnya Kiyai, karena memang hari sudah malam tak baik berkunjung kerumah orang malam-malam.
Tiba-tiba ...
brukkkkkk
"Kalau jalan itu hat-------" Aku menghentikan ucapanku saat mendengar suara yang kutabrak adalah seorang wanita, lalu aku melihatnya.
degggg!
Jantungku berdegup kencang, ahh apa aku jatuh cinta? astaga zina mata! setelah sadar aku memalingkan wajahku dan suasana menjadi hening.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Zakia ikhsan
panggilan nduk kl di jawa itu utk anak perempuan, kalau laki2 itu le...si ustadz asli org mana tuh?
2022-07-17
2
Pipit Sopiah
aku gaspolllll dulu ya Thor bacanya, maaf klw jarang komen🙏
2022-05-03
1
🌷 ‘only_@g’🌷
Aroma² falling love 😁❤️❤️❤️❤️
2022-04-15
1