Ke Pesantren milik Ustadz Sakha

Suasana kembali menjadi hening, hanya hembusan nafas yang terdengar, aku yang memang tidak sanggup menahan kecanggungan ini yang berada pas dibelakangnya ustadz Sakha pun mencari cara agar tidak ketahuan sedang deg-degan.

Aku melihat ke kiri terlihat Patul yang sudah tertidur, Pipa yang berada di sampingku sedang asik dengan game nya, sedangkan Sapi yang berada tepat dibelakang ku sedang asik melihat jalanan.

"pssttt sapi"

"hmmmm"

"loe gak telponan sama si Ucok?" tanyaku ngasal karena memang ga ada topik pembicaraan.

"tumben kau nanyak? ada apa gerangan?" sambil mendongakkan kepalanya

Aku melihat kebelakang dan menundukkan kepalanya "gak harus di dongakkan juga kepalanya bordam (Boru Damanik)"

Sapi menggaruk kepalanya "salah aja aku bah, lagian tumbenan kau nanya ayang beb ku, rindu kau dengar kami telponan?"

Pipa yang terganggu mainnya langsung nyeletuk "pelankan dikit volume suara lu sapi, gua gak konsen jadinya"

Mendengar Pipa ngomong, ustadz Fathan pun tak mau kalah ikutan ngomong "memangnya neng lagi ngapain?"

"main game bang hahahha" kata Pipa sambil tertawa sedangkan ustadz Fathan mendengus kesal sambil beristigfar.

Setelah beberapa menit menjadi hening, aku kembali memanggil Sapi, tapi belum lagi aku manggil sapi sudah terlebih dahulu membisikkan sesuatu "nervous kau kan?" tanyanya dan aku mengangguk.

Sepertinya saat ini sapi mengerti maksudku, lalu aku kembali bertanya "memangnya kalian sudah berapa lama pacaran?"

"dari SMA sih tapi kami kawan dari masih masa ingusan hahah"

"iyuwh jorok banget" celetukku dan pipa, juga terlihat samar-samar kalau kedua ustadz ingin tertawa

"pacaran itu enak gak sih?" tanyaku ngaur .

"pfttt hahahah, eh Sasa micin, kau nanyak kaya anak SD aja"

"memangnya pertanyaan anak SD kaya gitu?"

"bukan, tapi polosnya hahha" membuat seisi ruangan tertawa sehingga membuat Patul menjadi bangun sebentar

"ah tauk ah" kesalku sambil meletakkan kepala ke sandaran kursi.

"kau pulak nanya kek gitu, sementara kau udah pacaran sama si uqi hahaha *eh Ups"

Mendengar nama Uqi rasanya taringku meronta ronta ingin menerkam seseorang

"eh sapi gemblung, beda dong loe sama gue, loe karena cinta lah gue? karena terpaksa, jadi kaya status aja gitu sementara sikap gue biasa aja"

"jadi yang kau maksud enak itu apaan micin? ena-enaan gitu? enak aja, kau pikir aku cewek apaan?"

"eh ia, gue kok nanya gitu ya hahahhaa absurd banget otak gue"

Ustadz Sakha yang sedari tadi diam jadi ikut bersuara "kenapa pacaran dengan alasan terpaksa?"

Aku masih tidak sadar jika pertanyaan itu untukku, sementara aku masih saja tertawa dan ngobrol dengan Sapi.

ekhemmm

Deheman itu membuatku melihat kedepan, ada apa? apa yang terjadi? .

"Shazfa" panggilnya pelan, tapi aku benar-benar tidak dengar

"teman" katanya lalu aku mendongak menatap kaca spion dengan menaikkan alisku

"pfttt hahahahhaha" tawa ustadz Fathan puas.

"kenapa a'?" tanyaku heran

"kamu teh dari tadi ditanya tuh sama si Sakha, tapi dianya malah dicuekin, kasian atuh"

"hah?"

"lupain" ucapnya dingin.

Aku berdengus kesal "dasar kulkas berjalan"

"hahahahahhahahsha" tawa ustadz Fathan, Pipa dan Sapi.

Ustadz Sakha yang sedang menyetir pun terlihat kesal sampai mengklakson kucing yang hampir nyebrang .

"kamu bilang apa tadi dek? huh?"

"ah enggak bang, bercanda"

"kalau begitu ,jawab"

"pertanyaannya?"

"kenapa pacaran kalau terpaksa?"

"oh itu, karena mau balas Budi, dia tuh dulu nolongin aku bang"

"yuhuuu udah aku kamu sekarang" ucap Pipa

Langsung disambut oleh ustadz Fathan "neng pipa mau dipanggil apa sama aa'?

"Abang mau gua tonjok?" ancam Pipa

"Opp, ampun lah "

lalu kami cekikikan semua.

Sementara Ustadz Sakha masih kesal karena jawabanku belum sesuai yang dia inginkan .

Akhirnya kami sampai di rumahnya Ustadz Sakha, aku melihat sekeliling, suasana yang masih asri banyaknya pepohonan menyejukkan tempat ini, pesantren milik orangtuanya sedikit lebih besar daripada punya Abah Kyai, namun keduanya sama-sama membuat hati menjadi tentram .

"Alhamdulillah" ucap kami serempak

"yuk turun" ajak ustadz Sakha kemudian kami turun, saat berjalan memasuki pekarangan tiba-tiba ustadz Sakha mensejajarkan jalannya denganku "dek, sudah siap?

Aku tersentak "siap apa bang?"

"siap ketemu calon mertua?"

"hah?" lalu Ustadz Sakha pergi begitu saja sambil tersenyum jahil .

Pertanyaannya membuatku kembali gugup, tapi aku harus bisa santai untuk menutupinya .

Didepan rumahnya sudah berdiri kedua orang tua paruh baya didepan pintu.

"assalamu'alaikum" kata kami sambil menundukkan kepala, lalu kami berempat mencium tangan seorang ibu yang berdiri disana, sedangkan Ustadz Sakha mencium keduanya juga Ustadz Fathan hanya mencium tangan seorang bapak - bapak yang pasti keduanya adalah orangtua dari ustadz Sakha.

"waalaikumussalam" jawab mereka.

"wah sudah sampai toh? Ayuk masuk nak" sambut mereka.

Kami duduk diruang tamunya dan berhadapan dengan ibunya membuatku semakin gugup sampai harus menundukkan pandanganku.

"panggil saya Abi saja ya nak, dan ini umi" kata Abi Kyai memperkenalkan dirinya.

"iya Abi" ucap kami serempak.

Tak lama kemudian seseorang mengantarkan teh dan beberapa cemilan..

"diminum dulu nduk, pasti lelah karena jauh" pinta umi

"iya umi" jawab kami serempak..

"oh iya umi, a'fathan mana ya? kok gak nampak?" kata Patul mencari abangnya.

"oh iya, mana Yo bi? ah paling di kamar Sakha, mau dipanggil toh?"

Patul menggeleng "oh ga usah umi, mungkin memang ada keperluan"

"oh iya umi sama Abi belum kenal sama anak gadis umi, siapa namanya?"

Patul menepuk jidatnya "astaghfirullah, Afwan umi, Lila lupa. kenalin umi, sebelah Lila ini namanya Safia, yang disana namanya Fifa dan yang sedang nunduk itu ekhem namanya Shazfa "

Umi dan Abi tersenyum melihat kami satu persatu, aku masih menunduk karena malu.

"Shazfa, coba umi lihat wajahnya" Kata umi membuatku menjadi salah tingkah .

"masyaallah, cantik-cantik Yo bi" kata umi dan Abi mengangguk.

"oh iya umi , Abi... Afwan ya kalau kedatangan kami teh jadi ngerepotin"

"ah enggak kok nak, umi malah senang, anak umi sekarang nambah tiga" gurau umi

Tak lama kemudian Ustadz Sakha dan Ustadz Fathan keluar dan duduk di ruang tamu juga sampai tiba-tiba ada seorang santri bilang kalau kamar kami sudah siap dan kami pun pergi ke kamar itu .

"assalamu'alaikum " ucap kami saat membuka pintu kamar. Kami melihat sekeliling kamar dan meletakkan barang kami

Kami memutuskan untuk beristirahat sejenak menunggu adzan Maghrib.

Patul yang lebih dulu bangun pun akhirnya menjadi alarm kami.

"sapi, bangun atuh.." sambil menggoyangkan badan Sapi

"ah bising kali kau, sudah bangun aku, ini aku golek-golek aja"

(golek-golek\= baring-baring)

"oh yaudah.." Patul beralih bangunin Pipa namun sialnya malah dapat tabokan "aw!" pekiknya.

Pipa mendengar itu langsung membuka matanya "mana malingnya? mana?"

Episodes
1 Perkenalan
2 Di Pesantren
3 Ustadz Sakha
4 Dia Lagi
5 Antara Syauqi dan Sakha
6 Jangan panggil gue Mbak!
7 #6
8 Ke Pesantren Lagi
9 Gue bukan mbak-mbak!
10 Astaga, jumpa lagi?
11 Siapa meninggal?
12 Hijrah
13 Lelaki itu...
14 Anak Tomboy Jatuh Cinta
15 Fifa Geulis ya...
16 Di Aula Pesantren
17 Jodoh sama siapa?
18 Ke Pesantren milik Ustadz Sakha
19 Dasar Kulkas berjalan!
20 Gara-gara salah nama
21 Membagikan Kuesioner
22 Antara Sapi, Satria, dan Ghibran
23 Keputusan
24 Rasa Bersalah Ustadz Sakha
25 Di Warung
26 Merindukanmu
27 Jodohnya Patul
28 Reaksi Gus Sakha
29 Keputusan Gus Sakha
30 Nikah Dadakan
31 Hari Pertama Setelah Sah
32 Patul
33 Sidang Skripsi
34 Kerumah Patul
35 Benar-benar mengejutkan
36 The guys
37 Anu
38 Lamaran Pipa
39 Gus Fathan Kenapa?
40 Ternyata
41 Kembaran?
42 Gue dimana ni?
43 Cerita Pipa
44 Alasan Gus Fathan
45 Kok loe lagi sih, Bim?
46 Pria Misterius
47 Keputusan Pipa
48 Pipa...
49 Hari yang Baru
50 49
51 Adam Al Dzaky dan Hawa Dzakiya
52 Kedatangan Ustadz baru
53 Ustadzah?
54 KOK BISA?
55 Akhi Fillah
56 Sampai demam
57 Ternyata...
58 Pulang kampung
59 Mengatakannya...
60 Sasa!
61 Akhirnya...
62 Khitbah Dadakan
63 Humaira
64 Kembali ke Pesantren
65 Kehebohan!
66 Menuju Halal
67 Nasihat Mama
68 SAH
69 Setelah Sah!
70 Menuju 21+
71 Gol! (area 21+)
72 Kembali Masuk
73 Kakak Ipar
74 Pamit dengan Abah
75 Pindahan campur Nasihat Papa
76 Kejutan
77 Mas keren, ya?
78 Cemburu
79 Hukuman untuk Sasa
80 Kedatangan Bima
81 Pamit dengan calon mertua gak jadi
82 Masih Pamit
83 Di Kampus
84 Menunggu suami pulang
85 Nasihat Ayah Pipa
86 Khitbah Pipa
87 Bu Nita ber aksi
88 Bu Nita vs Sasa
89 Perlawanan Sasa
90 Sikap Aneh Sasa
91 Bau, Mas!
92 Kepulangan Pipa
93 Sakit Perut
94 Sasa Hamil
95 Nemanin Suami ke Kampus
96 Dasar, Wanita Ular!
97 Merajuk!
98 Baikan
99 Sampai di Pesantren.
100 Surprise
101 Persiapan Pernikahan Pipa
102 Mommy & Daddy
103 Terungkap!
104 Firasat Sapi
105 Reaksi Sapi
106 Lima tahun kemudian
107 Kedatangan Sahabat Lama
108 Someone looking for me?
109 Kisah Sapi 1
110 Kisah Sapi 2
111 Kisah Sapi 3
112 Kisah Sapi 4
113 Kebersamaan The Guys
114 Tingkah anak-anak aneh!
115 Kebimbangan
116 Hawa!
117 Cinta
118 Kami takut di DO, Pak!
119 Jumpa Kakek
120 Di Sungai
121 Wanita berdaster
122 Masa Lalu Gus Sakhi
123 Cemburu
124 Antara Gus Sakhi dan Ratih
125 Ratih
126 Kepergian Sasa
127 Mencari Sasa
128 Keberadaan Sasa
129 Melahirkan si Kembar
130 Azma dan Azmi
131 Azma di Kampusnya
132 Azmi dan Syahla'
133 Kejanggalan
134 Mevlan dan Zahra
135 Kepulangan Fakhi
136 Sampai rumah
137 End
138 SEASON 2 Eps 1
139 Season 2 Eps 2
140 Season 2 Eps 3
141 Season 2 Eps 4
142 Season 2 Eps 5
143 Season 2 Eps 6
144 Season 2 Eps 7
145 Season 2 Eps 8
146 Season 2 Eps 9
147 Season 2 Eps 10
148 Season 2 Eps 11
149 Season 2 Eps 12
150 Season 2 Eps 13
151 Pengumuman
152 (Bukan Up) Tsunami Pernikahan
Episodes

Updated 152 Episodes

1
Perkenalan
2
Di Pesantren
3
Ustadz Sakha
4
Dia Lagi
5
Antara Syauqi dan Sakha
6
Jangan panggil gue Mbak!
7
#6
8
Ke Pesantren Lagi
9
Gue bukan mbak-mbak!
10
Astaga, jumpa lagi?
11
Siapa meninggal?
12
Hijrah
13
Lelaki itu...
14
Anak Tomboy Jatuh Cinta
15
Fifa Geulis ya...
16
Di Aula Pesantren
17
Jodoh sama siapa?
18
Ke Pesantren milik Ustadz Sakha
19
Dasar Kulkas berjalan!
20
Gara-gara salah nama
21
Membagikan Kuesioner
22
Antara Sapi, Satria, dan Ghibran
23
Keputusan
24
Rasa Bersalah Ustadz Sakha
25
Di Warung
26
Merindukanmu
27
Jodohnya Patul
28
Reaksi Gus Sakha
29
Keputusan Gus Sakha
30
Nikah Dadakan
31
Hari Pertama Setelah Sah
32
Patul
33
Sidang Skripsi
34
Kerumah Patul
35
Benar-benar mengejutkan
36
The guys
37
Anu
38
Lamaran Pipa
39
Gus Fathan Kenapa?
40
Ternyata
41
Kembaran?
42
Gue dimana ni?
43
Cerita Pipa
44
Alasan Gus Fathan
45
Kok loe lagi sih, Bim?
46
Pria Misterius
47
Keputusan Pipa
48
Pipa...
49
Hari yang Baru
50
49
51
Adam Al Dzaky dan Hawa Dzakiya
52
Kedatangan Ustadz baru
53
Ustadzah?
54
KOK BISA?
55
Akhi Fillah
56
Sampai demam
57
Ternyata...
58
Pulang kampung
59
Mengatakannya...
60
Sasa!
61
Akhirnya...
62
Khitbah Dadakan
63
Humaira
64
Kembali ke Pesantren
65
Kehebohan!
66
Menuju Halal
67
Nasihat Mama
68
SAH
69
Setelah Sah!
70
Menuju 21+
71
Gol! (area 21+)
72
Kembali Masuk
73
Kakak Ipar
74
Pamit dengan Abah
75
Pindahan campur Nasihat Papa
76
Kejutan
77
Mas keren, ya?
78
Cemburu
79
Hukuman untuk Sasa
80
Kedatangan Bima
81
Pamit dengan calon mertua gak jadi
82
Masih Pamit
83
Di Kampus
84
Menunggu suami pulang
85
Nasihat Ayah Pipa
86
Khitbah Pipa
87
Bu Nita ber aksi
88
Bu Nita vs Sasa
89
Perlawanan Sasa
90
Sikap Aneh Sasa
91
Bau, Mas!
92
Kepulangan Pipa
93
Sakit Perut
94
Sasa Hamil
95
Nemanin Suami ke Kampus
96
Dasar, Wanita Ular!
97
Merajuk!
98
Baikan
99
Sampai di Pesantren.
100
Surprise
101
Persiapan Pernikahan Pipa
102
Mommy & Daddy
103
Terungkap!
104
Firasat Sapi
105
Reaksi Sapi
106
Lima tahun kemudian
107
Kedatangan Sahabat Lama
108
Someone looking for me?
109
Kisah Sapi 1
110
Kisah Sapi 2
111
Kisah Sapi 3
112
Kisah Sapi 4
113
Kebersamaan The Guys
114
Tingkah anak-anak aneh!
115
Kebimbangan
116
Hawa!
117
Cinta
118
Kami takut di DO, Pak!
119
Jumpa Kakek
120
Di Sungai
121
Wanita berdaster
122
Masa Lalu Gus Sakhi
123
Cemburu
124
Antara Gus Sakhi dan Ratih
125
Ratih
126
Kepergian Sasa
127
Mencari Sasa
128
Keberadaan Sasa
129
Melahirkan si Kembar
130
Azma dan Azmi
131
Azma di Kampusnya
132
Azmi dan Syahla'
133
Kejanggalan
134
Mevlan dan Zahra
135
Kepulangan Fakhi
136
Sampai rumah
137
End
138
SEASON 2 Eps 1
139
Season 2 Eps 2
140
Season 2 Eps 3
141
Season 2 Eps 4
142
Season 2 Eps 5
143
Season 2 Eps 6
144
Season 2 Eps 7
145
Season 2 Eps 8
146
Season 2 Eps 9
147
Season 2 Eps 10
148
Season 2 Eps 11
149
Season 2 Eps 12
150
Season 2 Eps 13
151
Pengumuman
152
(Bukan Up) Tsunami Pernikahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!