Jodoh sama siapa?

Sementara ditempat lain, Sapi dan Pipa celingukan mencari kami kemana tapi kalau kedua Ustadz sudah berada di dalam mushola.

"ha, itu mereka" tunjuk Pipa kearah kami yang baru saja datang membawa makanan di dalam plastik.

"dari mana aja Kelen? ha? kukira Kelen di Culik orang tapi aku mikir lagi mana ada orang yang mau nyulik, kan makan Kelen banyak haha" gurau Sapi

"kami habis ketemu setan, tau gak sih" ngasalku membuat Patul menepuk jidatnya

"yang betol aja kau, mana ada setan di siang bolong gini, beli apa Kelen? ada minum gak? haus aku"

"yeee kalau jajanan aja nomor satu " ledekku saat melihat plastik tersebut sudah di tangan Sapi.

Pipa langsung menarik Patul "eh tul darimana?"

Patul langsung duduk disebelah Pipa "minimarket tapi kami jumpa kak Syauqi makanya buru-buru keluar"

"WHAT?" tanya Pipa dan Sapi barengan.

"iya, tu anak udah kaya setan aja dimana-mana ada"

"nanti Kelen jodoh aja, hahahah" sementara aku Patul dan pipa hanya diam tapi tiba-tiba ada seseorang nyambar omongan Sapi

"Shazfa jodoh sama siapa?" tanya lelaki itu membuat kami menoleh semua.

degggg

"eh bang Sakha, dari tadi bang disana?" tanya Sapi gugup.

"baru kok, habis terima telepon dari Abi"

"yuk masuk" ajakku dengan ketiga sahabatku, tapi Ustadz Sakha menahannya.

"ada masalah apa dek?"

"eh anu---itu, ga ada kok bang"

"beneran?" tanyanya lagi dan aku mengangguk.

Tiba-tiba datang lagi orang yang tak diundang

"Shazfa, kamu disini ternyata"

Aku menoleh, begitu juga dengan Ustadz Sakha. Lalu aku melihat Ustadz Sakha yang sedang geram kepada orang tersebut.

"ada perlu apa?" ketusku

"santai dong sayang, aku kangen"

"eh maap nih bang, selama ini aku ngehormatin kau tapi kalau udah kaya gini begadoh pun jadi" celetuk Sapi

(begadoh \= berantam/bergelud)

"tau nih, gak ada malunya "

Melihat pertengkaran itu aku langsung mendekati Syauqi " mau apa lagi sih kak?"

"mau minta maaf"

"sudah dimaafin"

"mau balikan"

"sudah expired"

"kok gitu sih yang"

"jangan panggil sayang lagi kak, gue bukan pacar loe, dan kita bukan siapa-siapa lagi, bahkan temenan juga enggak. pergi sana"

"Shazfa, kamu kenapa panggil aku kakak?"

"jadi panggil apa? om? kakek? eyang Kakung?"

Syauqi diam tapi tangannya mulai ingin memegang tanganku tapi aku tidak menyadari itu dan untung saja Ustadz Sakha sudah berada di sampingku dengan menepis tangan Syauqi.

"pergi atau anda akan menyesal" ancam Ustadz Sakha

"oh ada calon suaminya ternyata, ma---maaf" gelagapan dan langsung mundur beberapa langkah.

"udahlah pigi aja kau sana kak, daripada kutepok pala kau itu nanti , dah... berdarah.. nangis ..." celetuk Sapi yang membuat kami ingin tertawa.

Lain halnya dengan Ustadz Sakha, dia masih belum paham dengan bahasanya Sapi, aku menyadari itu dan langsung tersenyum "ada apa bang? bingung ya?"

Ustadz Sakha mengangguk "iya Afwan masih belum fahim itu maksudnya pigi, kutepok sama pala itu apa ya?"

Setelah melihat Syauqi menjauh kami langsung terbahak-bahak dan membuat Ustadz Sakha mengernyitkan dahinya.

"Afwan mas Afwan" sahut Patul yang sudah tak tahan lagi.

"salah mas dimana sih neng kok pada ketawa?, kamu juga dek jelasin dong"

"sini bang biar aku kasih tau, pigi itu artinya pergi, terus apalagi tadi? kutepok ya? ha itu artinya ku pukul, sama apa tadi? pala? iya pala itu bukan buah pala ya tapi maksudku itu kepala hehe sorry ya bang jadi buat bingung, udah kebiasaan dari lahir ngomong kaya gitu soalnya"

Ustadz Sakha manggut-manggut tanda mengerti "harus banyak berguru ni kayanya biar gak senam jantung, sudah-sudah yuk masuk bentar lagi adzan"

Kami pun mengangguk, ustadz Sakha sudah lebih dulu masuk sementara the guys mengambil wudhu terlebih dahulu.

Selesai sholat, aku duduk di pojokan, Patul menghampiriku "kamu teh kenapa?"

Aku menoleh dan menggeser kan diriku agar Patul bisa duduk disebelah "gue takut Tul"

Dengan menaikkan alisnya "takut??

Aku mengangguk "memang sih kita datang untuk penelitian, tapi gue bakal jumpa nyokap sama bokap nya Tul, gue takut"

Patul memegang pundakku "jangan takut, kamu harus tetap jadi diri kamu, soal jodoh itu sudah diatur sama Allah. kamu teh harus kuat harus lebih kalem lagi"

"Gus Sakha suka sama yang kalem ya?"

Patul ketawa "Gus Sakha sukanya sama kamu, tapi kalau orang tuanya sih ga tahu, yang jelas kalem mencerminkan diri lebih baik heheh"

"sok puitis Lo, dasar"

"yey biarin "

"Tul loe udah lama ya kenal Gus Sakha ?"

Patul mengangguk "banget, dari aku umur lima tahun malah" sementara aku hanya ber oh riaa karena melihat ada suara kaki yang semakin mendekat.

Aku dan Patul langsung menoleh ke belakang, ternyata Ustadz Fathan lah yang datang

"neng, Ayuk atuh" kata ustadz Fathan lalu Patul menarik tanganku keluar .

Kami masuk ke mobil, dan melanjutkan perjalanan kami. Tiba-tiba suasana menjadi hening bahkan suara dari radio pun tak ada.

"udah kaya kuburan kutengok mobil ini" celetuk sapi yang sepemikiran denganku

"apaan lagi sih Sapi" kata Pipa yang berada disebelahnya.

"iya sepi kali, suara angin aja pun ga ada, jangan sampai ada yang ngasih angin alam ya , awas ajalah "

"berisik loe"

"adeuh, bang memangnya ga ada flashdisk ya? hidupkan aja ruqiyah tu biar diam dia" kataku mencairkan suasana.

"eh ga perlu, suruh aja atuh aa' sama mas Sakha nyanyi, suara nya keren pisan euy" celetuk Patul, kami menoleh ke depan walaupun yang dilihat tak tahu tapi mereka langsung salah tingkah

"gimana kha? nyanyi kita?" tanya ustadz Fathan dan ustadz Sakha mengangguk.

"okeh lagu ini kami persembahkan untuk bidadari yang insyaallah akan kami halalkan, ekhemm..." kaya Ustadz Fathan membuat pipi nya Pipa merah merona.

"eciyeee" godaku Yang langsung dilirik dari spion oleh ustadz Sakha

"untuk kamu juga dek" kaya ustadz Sakha membuatku tak berkutik.

***judul; ana Uhibbuka Fillah

saat pertama kumengenalmu

kurasa sesuatu yang berbeda

ku ingin mendekatimu

tapi ku takut kau menjauh... (suara ustadz Sakha***)

Selama ia bernyanyi ia selalu melihat spion membuat jantung ini semakin ingin perang rasanya .

semakin lama rasa ini terpendam

semakin aku ingin mendekatimu

dari kejauhan ku melihatmu

ku berharap kau pun merasakan.... (suara ustadz Fathan)

Karena terbawa suasana , The guys juga ikut nyanyi..

iman dan takwamu yang meluluhkan

rasa ini menjadi cinta

kekasih idaman yang kuharapkan

semoga cinta ini menjadi nyata.

Lalu setelah itu, bagian reff Patul dan sapi malah diam, sementara aku dan pipa masih terbawa suasana..

Ana Uhibbuka Fillah

kumencintaimu karena Allah

jika dia yang terbaik untukku

dekatkanlah hati kami yaa allah

degggg!!!

bersambung~

Episodes
1 Perkenalan
2 Di Pesantren
3 Ustadz Sakha
4 Dia Lagi
5 Antara Syauqi dan Sakha
6 Jangan panggil gue Mbak!
7 #6
8 Ke Pesantren Lagi
9 Gue bukan mbak-mbak!
10 Astaga, jumpa lagi?
11 Siapa meninggal?
12 Hijrah
13 Lelaki itu...
14 Anak Tomboy Jatuh Cinta
15 Fifa Geulis ya...
16 Di Aula Pesantren
17 Jodoh sama siapa?
18 Ke Pesantren milik Ustadz Sakha
19 Dasar Kulkas berjalan!
20 Gara-gara salah nama
21 Membagikan Kuesioner
22 Antara Sapi, Satria, dan Ghibran
23 Keputusan
24 Rasa Bersalah Ustadz Sakha
25 Di Warung
26 Merindukanmu
27 Jodohnya Patul
28 Reaksi Gus Sakha
29 Keputusan Gus Sakha
30 Nikah Dadakan
31 Hari Pertama Setelah Sah
32 Patul
33 Sidang Skripsi
34 Kerumah Patul
35 Benar-benar mengejutkan
36 The guys
37 Anu
38 Lamaran Pipa
39 Gus Fathan Kenapa?
40 Ternyata
41 Kembaran?
42 Gue dimana ni?
43 Cerita Pipa
44 Alasan Gus Fathan
45 Kok loe lagi sih, Bim?
46 Pria Misterius
47 Keputusan Pipa
48 Pipa...
49 Hari yang Baru
50 49
51 Adam Al Dzaky dan Hawa Dzakiya
52 Kedatangan Ustadz baru
53 Ustadzah?
54 KOK BISA?
55 Akhi Fillah
56 Sampai demam
57 Ternyata...
58 Pulang kampung
59 Mengatakannya...
60 Sasa!
61 Akhirnya...
62 Khitbah Dadakan
63 Humaira
64 Kembali ke Pesantren
65 Kehebohan!
66 Menuju Halal
67 Nasihat Mama
68 SAH
69 Setelah Sah!
70 Menuju 21+
71 Gol! (area 21+)
72 Kembali Masuk
73 Kakak Ipar
74 Pamit dengan Abah
75 Pindahan campur Nasihat Papa
76 Kejutan
77 Mas keren, ya?
78 Cemburu
79 Hukuman untuk Sasa
80 Kedatangan Bima
81 Pamit dengan calon mertua gak jadi
82 Masih Pamit
83 Di Kampus
84 Menunggu suami pulang
85 Nasihat Ayah Pipa
86 Khitbah Pipa
87 Bu Nita ber aksi
88 Bu Nita vs Sasa
89 Perlawanan Sasa
90 Sikap Aneh Sasa
91 Bau, Mas!
92 Kepulangan Pipa
93 Sakit Perut
94 Sasa Hamil
95 Nemanin Suami ke Kampus
96 Dasar, Wanita Ular!
97 Merajuk!
98 Baikan
99 Sampai di Pesantren.
100 Surprise
101 Persiapan Pernikahan Pipa
102 Mommy & Daddy
103 Terungkap!
104 Firasat Sapi
105 Reaksi Sapi
106 Lima tahun kemudian
107 Kedatangan Sahabat Lama
108 Someone looking for me?
109 Kisah Sapi 1
110 Kisah Sapi 2
111 Kisah Sapi 3
112 Kisah Sapi 4
113 Kebersamaan The Guys
114 Tingkah anak-anak aneh!
115 Kebimbangan
116 Hawa!
117 Cinta
118 Kami takut di DO, Pak!
119 Jumpa Kakek
120 Di Sungai
121 Wanita berdaster
122 Masa Lalu Gus Sakhi
123 Cemburu
124 Antara Gus Sakhi dan Ratih
125 Ratih
126 Kepergian Sasa
127 Mencari Sasa
128 Keberadaan Sasa
129 Melahirkan si Kembar
130 Azma dan Azmi
131 Azma di Kampusnya
132 Azmi dan Syahla'
133 Kejanggalan
134 Mevlan dan Zahra
135 Kepulangan Fakhi
136 Sampai rumah
137 End
138 SEASON 2 Eps 1
139 Season 2 Eps 2
140 Season 2 Eps 3
141 Season 2 Eps 4
142 Season 2 Eps 5
143 Season 2 Eps 6
144 Season 2 Eps 7
145 Season 2 Eps 8
146 Season 2 Eps 9
147 Season 2 Eps 10
148 Season 2 Eps 11
149 Season 2 Eps 12
150 Season 2 Eps 13
151 Pengumuman
152 (Bukan Up) Tsunami Pernikahan
Episodes

Updated 152 Episodes

1
Perkenalan
2
Di Pesantren
3
Ustadz Sakha
4
Dia Lagi
5
Antara Syauqi dan Sakha
6
Jangan panggil gue Mbak!
7
#6
8
Ke Pesantren Lagi
9
Gue bukan mbak-mbak!
10
Astaga, jumpa lagi?
11
Siapa meninggal?
12
Hijrah
13
Lelaki itu...
14
Anak Tomboy Jatuh Cinta
15
Fifa Geulis ya...
16
Di Aula Pesantren
17
Jodoh sama siapa?
18
Ke Pesantren milik Ustadz Sakha
19
Dasar Kulkas berjalan!
20
Gara-gara salah nama
21
Membagikan Kuesioner
22
Antara Sapi, Satria, dan Ghibran
23
Keputusan
24
Rasa Bersalah Ustadz Sakha
25
Di Warung
26
Merindukanmu
27
Jodohnya Patul
28
Reaksi Gus Sakha
29
Keputusan Gus Sakha
30
Nikah Dadakan
31
Hari Pertama Setelah Sah
32
Patul
33
Sidang Skripsi
34
Kerumah Patul
35
Benar-benar mengejutkan
36
The guys
37
Anu
38
Lamaran Pipa
39
Gus Fathan Kenapa?
40
Ternyata
41
Kembaran?
42
Gue dimana ni?
43
Cerita Pipa
44
Alasan Gus Fathan
45
Kok loe lagi sih, Bim?
46
Pria Misterius
47
Keputusan Pipa
48
Pipa...
49
Hari yang Baru
50
49
51
Adam Al Dzaky dan Hawa Dzakiya
52
Kedatangan Ustadz baru
53
Ustadzah?
54
KOK BISA?
55
Akhi Fillah
56
Sampai demam
57
Ternyata...
58
Pulang kampung
59
Mengatakannya...
60
Sasa!
61
Akhirnya...
62
Khitbah Dadakan
63
Humaira
64
Kembali ke Pesantren
65
Kehebohan!
66
Menuju Halal
67
Nasihat Mama
68
SAH
69
Setelah Sah!
70
Menuju 21+
71
Gol! (area 21+)
72
Kembali Masuk
73
Kakak Ipar
74
Pamit dengan Abah
75
Pindahan campur Nasihat Papa
76
Kejutan
77
Mas keren, ya?
78
Cemburu
79
Hukuman untuk Sasa
80
Kedatangan Bima
81
Pamit dengan calon mertua gak jadi
82
Masih Pamit
83
Di Kampus
84
Menunggu suami pulang
85
Nasihat Ayah Pipa
86
Khitbah Pipa
87
Bu Nita ber aksi
88
Bu Nita vs Sasa
89
Perlawanan Sasa
90
Sikap Aneh Sasa
91
Bau, Mas!
92
Kepulangan Pipa
93
Sakit Perut
94
Sasa Hamil
95
Nemanin Suami ke Kampus
96
Dasar, Wanita Ular!
97
Merajuk!
98
Baikan
99
Sampai di Pesantren.
100
Surprise
101
Persiapan Pernikahan Pipa
102
Mommy & Daddy
103
Terungkap!
104
Firasat Sapi
105
Reaksi Sapi
106
Lima tahun kemudian
107
Kedatangan Sahabat Lama
108
Someone looking for me?
109
Kisah Sapi 1
110
Kisah Sapi 2
111
Kisah Sapi 3
112
Kisah Sapi 4
113
Kebersamaan The Guys
114
Tingkah anak-anak aneh!
115
Kebimbangan
116
Hawa!
117
Cinta
118
Kami takut di DO, Pak!
119
Jumpa Kakek
120
Di Sungai
121
Wanita berdaster
122
Masa Lalu Gus Sakhi
123
Cemburu
124
Antara Gus Sakhi dan Ratih
125
Ratih
126
Kepergian Sasa
127
Mencari Sasa
128
Keberadaan Sasa
129
Melahirkan si Kembar
130
Azma dan Azmi
131
Azma di Kampusnya
132
Azmi dan Syahla'
133
Kejanggalan
134
Mevlan dan Zahra
135
Kepulangan Fakhi
136
Sampai rumah
137
End
138
SEASON 2 Eps 1
139
Season 2 Eps 2
140
Season 2 Eps 3
141
Season 2 Eps 4
142
Season 2 Eps 5
143
Season 2 Eps 6
144
Season 2 Eps 7
145
Season 2 Eps 8
146
Season 2 Eps 9
147
Season 2 Eps 10
148
Season 2 Eps 11
149
Season 2 Eps 12
150
Season 2 Eps 13
151
Pengumuman
152
(Bukan Up) Tsunami Pernikahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!