"Shazfa!!! hei, kenapa diam aja?"
"ah iya, maaf ya yank, aku ngantuk banget"
"aku mau cerita, bentar aja please"
"hm yaudah kamu mau cerita apa sayang" jawabku sebisa mungkin untuk santai.
"tadi aku ketemu Azalea.." ucapnya. Azalea adalah mantan pacarnya Uqi , biasanya kalau Uqi menceritakan mantannya aku terlihat sedikit cemburu tapi kali ini kenapa aku biasa saja? hm entahlah.
"tapi kamu jangan marah dulu yank, aku gak sengaja jumpa dia , sumpah" sambungnya lagi, terlihat jelas wajahnya bersungguh-sungguh saat video call ini .
"iya aku percaya kok" jawabku sambil tersenyum
"ka--kamu gak marah yank?" tanyanya dan aku mengangguk
"beneran?"
"kenapa sih? pengen banget aku marah?" sedikit kesalku
"enggak tapi ahh yasudah deh, syukurlah kalau kamu gak marah."
"Uqi, mulai saat ini aku gak akan ngatur-ngatur kamu lagi, aku hanya gak ingin ngekang kamu. aku beri kamu kebebasan , yang penting komitmen darimu. Mau dijaga kaya mana pun kalau memang kamunya yang mau ya kamu pasti bakal ngecewain aku. tapi mau dibebasin sebebas-bebasnya kalau kamu memang setia pasti kamu akan setia."
"sayang, kamu kenapa sih?"
"aku hanya ingin kamu bebas. masa kamu gak senang sih?" sambil tertawa kecil
"kamu aneh tau gak, pertama kamu bilang bebas dan kedua kamu tuh dingin banget sekarang. kamu bosan sama aku?"
"kok kamu jadi nyolot gitu sih qi? lagian buat apa kamu cerita samaku kalau kamu ketemu sama mantan kamu? supaya aku cemburu? cih! ga ada faedahnya tau gak. dah ah, assalamu'alaikum"
Tut.
Kali ini aku emosi bukan karena aku cemburu atau sakit hati, namun aku menyadari untuk apa hubungan ini? ah! aku merasa sepertinya sudah saatnya aku merubah diri. Seperti kata Patul, perlahan tapi pasti. Dan untuk itu akhirnya aku memantapkan diri .
****
Keesokan harinya aku dan the guys (Patul Sapi dan Pipa) bingung mau ngapain karena posisinya kami sedang ada di kawasan pesantren.
Kami sedang duduk di depan kolam ikan milik Patul sambil bermain hp. Sapi yang sedang telponan dengan pacarnya, Pipa bermain game dan aku? aku hanya melihat sosmed, beribu panggilan masuk dari Uqi tapi aku mengabaikannya.
"Patul mana sih? gue bosan banget sumpah" ucapku jujur
"ganggu aja kau bah" celetuk Sapi
"iya santai aja dulu sha, gue lagi asik nih" sahut Pipa
"kalau kau bosan kenapa kau gak telpon aja kakanda mu itu, huh" ucap Sapi lagi
"males, gue lagi mogok ngomong sama dia"
"kebiasaan" ucap Pipa.
Tak lama kemudian yang ditunggu pun datang
"assalamu'alaikum" kata Patul
kami menoleh "waalaikumussalam"
"ah kebetulan loe datang, loe dari mana sih?" kepoku kambuh.
"maaf ya guys, aku tadi disuruh antarin Gus Sakha kekelas nya, karena dia mulai hari ini ngajar disini". ujar Patul dan kami hanya ber oh ria .
"Tul si micin bosan tu, loe ajak kemana kek biar senang dia. bising banget dari tadi ganggu orang aja" kata Pipa
"Sasa Marisa mau kemana?" tanya Patul
"kemana kek, bosan gue ngelihatin orang pacaran sama main game"
"ha, ajak aja ke kelasnya ustadz Shaka" celetuk Pipa
"eh ngomong-ngomong ni ya, kami manggilnya Gus atau ustadz?" tanya Sapi
"ustadz saja, karena gak banyak yang tahu dia anak Abi kyai" dan kami hanya ber oh riaaa
"kamu teh beneran mau ke kelasnya gus Shaka?" tanya Patul polos denganku.
"ha? apa? beuhhh enggak-enggak. ogah banget gue!, eh disini ada tembak panah gak?" tanyaku
"ada, kamu teh mau belajar?" tanya Patul
"memang nya boleh?" tanyaku antusias
"sok atuh, skuyyyy" ajak Patul
Aku pun mengikuti Patul berjalan, sesampai ditempat aku langsung mengambil panah dan anaknya.
Patul memberikan contoh dengan sempurna tapi saat aku mencobanya, tembakan ku malah meleset.
shhhhhhhtttt
Aku memperhatikan arah anak panah tersebut
"eh mau kemana tu, sini woy aduh salah sasaran!" sambil menepuk jidatku.
plushhjjjjj
Tembakannya berada tepat didepan Ustadz Shaka yang sedang berjalan dari arah situ.
Suasana menjadi hening, Patul yang masih shock hanya bisa berdiam diri, sementara aku langsung datang ke arah ustadz Shaka walaupun sebenarnya aku rada takut melihatnya.
"ma--maaf ustadz!" ucapku
"iya gak apa-apa."
"lagian bukan saya yang salah Ustadz, noooh anak panahnya yang meleset, belum disekolahkan mungkin ya" ucapku ngasal
lucu banget sih kamu, batin Ustadz Shaka.
"iya untung saya yang kena, kalau yang lain gimana? bisa aja antum kena marah" ucap Ustadz Shaka dingin tanpa melihatku.
"ah ya sudah saya balik lagi ya Ustadz , assalamu'alaikum"
"waalaikumussalam" sahutnya.
Aku sengaja gak berlama-lama berada disana, jantungku sudah tak stabil aku takut saja dikira punya riwayat jantung.
Saat kembali aku melihat wajah Patul senyum menggoda gitu, ah pasti aku kena lagi ni.
"ekhem" dehemnya menggodaku
"apasih Tul, jangan mulai deh"
"Gus Sakha itu ya tjakep ya sha"
"iya" ucapku sambil senyum
"udah ngakuin nih? ciyeeee"
"eh maksudnya bukan gitu, anu ... itu... iya maksud gue dia cakep kalau dibandingkan dengan kakek gue. ah udah ah" ucapku salah tingkah
"gak mungkin dong gue suka sama dia, dia itu dingin banget kaya kulkas berjalan tau gak" ucapku
"pffttttt hahahha sembarangan kamu mah, dia bukan dingin tapi dia sengaja untuk tidak ngomong banyak ke lawan jenis supaya gak terjadinya fitnah ." jelasnya sementara aku hanya ber oh ria.
"anyway Gus Sakha itu gak mau pacaran loh, tapi dia lagi cari calon bini tu, mau daftar gak?"
"eh loe kira ajang pencari bakat? ah ngeselin Lo ya Patul" , sementara patulnya hanya cekikian.
"pftttt hahahhaha Afwan Afwan hahah kelepasan " ucapnya
"lagian aku teh cuma kasih pendapat, kamu bilangkan kamu udah ogah pacaran walaupun masih ya hahahhaha" goda Patul lagi
"lu mah ngeselin, dah ah bye" ucapku sambil meninggalkannya.
Aku berjalan cepat tanpa melihat, namun entah kenapa tanpa disengaja atau ini kebetulan aku menabrak seseorang lagi dan itu orang yang sama.
brukkkkkk
"aw!" pekikku karena ketimpa beberapa buku yang tebal.
"astaghfirullah, maaf mbak maaf" ucapnya.
degggggg!
suara itu?
aku langsung melihat, dan benar saja ternyata itu adalah orang yang sama, Ustadz Sakha.
"loe lagi? arghhhh jadi ustadz kok doyan banget nabrak orang. sengaja ya?" ucapku tanpa mikir
"maaf mbak , ana tadi buru-buru lagian ana nggak ngelihat mbak karena ketutup buku ini" ujar Ustadz Sakha.
"mbak, mbak.... emang gue mbak mu" kesalku
Ustadz Sakha tersenyum tipis, sangat tipis namun aku masih dapat melihatnya.
"sudah beberapa kali kita berjumpa ya sepertinya mbak" ucapnya .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Sari Yati
truskan berkarya,, hitungan menit lg bln Ramadhan pun selesai,, n bln syawal sdh menunggu sdh menunggu di dpn pintu,, maaaf lahir bathin,,
2022-05-01
1