Saat Rio melajukan mobilnya ke jalanan dan sekarang mereka memasuki daerah hutan lagi, tapi tidak seperti hari kemarin, yang mereka lewati hutan yang cukup lebat dan sepi.
Perjalanan hutan kali ini tidak terlalu sepi, masih banyak kendaraan yang melintas dan lalu lalang di depan bahkan di belakang mereka.
Cinta yang tidak lagi merasa kesal dan bersalah pada Rio itu sesekali tertawa mendengar pembicaraan Rio yang menurutnya lucu.
" Dek, Kakak ingat waktu pertama kali Kakak diterima kerja di perusahaan Tuan Hendrawan, kakak senang banget,," Ucap Rio yang berbicara di sela fokusnya menyetir mobil.
Cinta menoleh arah Rio, karena mendengar bahwa Rio sangat bahagia sekali bisa mendapatkan pekerjaan di perusahaan Papanya.
" Iyakah,, kenapa bisa senang banget kak,," Tanya Cinta yang menoleh langsung ke arah Rio.
" Ya,, pastinya banget,,, karena Kakak yang baru saja pindah ke kota dari kampung pelosok bisa langsung di terima kerja di perusahaan Papanya Dedek,," Puji Rio terhadap kehebatan kantor Papanya Cinta itu.
Cinta tersenyum dan serius mendengar ucapan Rio saat itu.
" Nah terus,,"
" Padahal Kakak waktu itu belum ada pengalaman kerja sedikitpun,, tapi Kakak bersyukur sekali atas diterimanya Kakak kerja disana,," Jawab Rio yang lagi-lagi memuji dan bersyukur atas keadaan waktu itu.
" Heeemmm,, jadi Kakak bahagia banget ya, baru saja pindah ke kota terus langsung kerja gitu,," Tanya Cinta tersenyum.
" Ya iyalah dek,," Jawab Rio mengangguk dan menoleh.
Cinta penasaran kenapa Rio bisa pindah kerja dari kantor Papanya menjadi supir pribadinya Cinta dan tinggal di rumahnya saat itu.
" Tapi,, kenapa Kakak bisa pindah kerja di rumah jadi supirnya Cinta Kak,," Tanya Cinta heran.
" Waktu itu,, Tuan, ingin mencari supir pribadi untuk Dedek, nah entah kenapa waktu itu Tuan Hendrawan memilih dan menunjuk Kakak untuk kerja di rumahnya dan menjadi supir,, ya Kakak gak bisa menolak, karena itu permintaan dari big bos,," Jawab Rio yang menjelaskan keadaannya saat ia dipindahkan pekerjaannya dari kerja di kantor menjadi supir pribadi di rumah Cinta.
" Big Bos,, Hehehehe,," Ucap Cinta yang sedikit tertawa.
Rio sedikit menoleh ke arah Cinta dan memperhatikan Cinta yang sedang tertawa itu.
" Tapi Kakak gak nyesel kan,, jadi supir pribadi Cinta yang mudah marah ini,," Tanya Cinta tentang perasaan Rio waktu itu.
" Sama sekali nggak, dek,," Jawab Rio yang balik tersenyum pada Cinta.
" Heeemmm, bagus deh kalo gitu,," Ucap Cinta yang tersenyum juga.
Lalu, Cinta teringat tentang keadaannya yang sekarang, secara tidak langsung telah memberhentikan sang supir mendapatkan pekerjaan yang sangat membuat dirinya bahagia itu.
Cinta merasa bersalah juga, karena masalahnya melibatkan Rio berhenti bekerja. Padahal sebenarnya Rio sangat bahagia saat ia diterima bekerja di kantor Papanya.
Apabila Cinta tidak melibatkan Rio atas masalah yang dihadapinya ini, pasti sekarang Rio masih bekerja di rumahnya bahkan mungkin di kantor Papanya lagi.
" Eeemm,, tapi sekarang gimana perasaan Kakak,," Tanya Cinta yang lembut sedikit menyelidiki Rio.
" Hah! Maksudnya dek,," Tanya Rio balik.
Karena, memang Rio tidak terlalu mendengarkan suara Cinta yang bertanya padanya saat ini.
" Ya maksudnya, sekarang bagaimana perasaan Kakak,," Tanya Cinta dengan suara yang sedikit melembut lagi.
" Heeemm,,, sekarang Kakak bahagia juga karena bisa bekerja dengan Dedek secara langsung,," Ucap Rio yang meledek Cinta dan membuat Cinta bingung.
" Hah! Maksudnya apa Kak,, Cinta gak ngerti,," Tanya Cinta yang memang sangat membingungkan ucapan Rio barusan untuknya.
" Ya,, waktu kemaren Kakak kerjanya sama Papa Dedek,, dan sekarang Kakak kerjanya langsung dari Dedek,, dan sekarang Kakak mendapatkan pekerjaan langsung dari Dedek,," Ucap Rio yang sedikit tertawa.
Cinta yang merasa bahwa Rio sedang meledeknya sekarang, spontan secara langsung memukul lembut lengan Rio.
" Iiiiihhhh,, Kakak apa-apaan sih,, Kakak itu sekarang udah gak kerja lagi,," Bilang Cinta yang menatap langsung wajah Rio
" Hahahahah,, iya iya,," Ucap Rio yang tertawa melihat kelakuan lucu Cinta saat itu.
Cinta langsung bertanya apakah Rio menyesal telah membantu dirinya saat ini.
" Kak Rio,," Panggi Cinta.
" Ya,," Jawab Rio menoleh.
" Apakah Kak Rio menyesal, telah ikut juga dalam masalah Cinta dan membantu Cinta saat ini,," Tanya Cinta serius dan menatap penuh di wajah Rio.
" Dari awal Kakak serius dan gak pernah menyesal dek,," Jawab Rio yang meyakinkan Cinta.
Rio mulai memelankan laju mobilnya. Dan berbicara kebenaran apa yang sebenarnya ia rasakan saat ini sama sekali tidak menyesal sedikitpun.
Dan saat itu, karena ingin berbicara serius tentang hal dalam perasaanya, akhirnya Rio memutuskan untuk menghentikan mobilnya.
Rio memarkirkan mobilnya di pinggir jalan daerah hutan yang tidak terlalu sepi itu.
" Kenapa berhenti Kak,," Tanya Cinta melihat Rio yang menghentikan dan memarkirkan mobilnya.
"Kakak mau ngomong serius dek,," Ucap Rio tersenyum.
" Mau ngomong apa, Kak,," Tanya Cinta.
" Sebenarnya,, Kakak serius, Kakak sama sekali gak akan pernah menyesal telah mengambil keputusan untuk melakukan tugas bersama Dedek,," Ucap Rio yang sangat yakin dan menyentuh hati Cinta saat ini.
" Benar, Kak,," Tanya Cinta menatap serius.
" Ya dek,," Jawab Rio jujur dan serius.
" Terima kasih banyak, Kak,," Ucap Cinta yang menyentuh telapak tangan Rio.
Rio memang sedikit terkejut saat Cinta menyentuh telapak tangannya. Dan, merasakan sentuhan yang lembut dari Cinta.
" Iya dek,, sama-sama,," Jawab Rio tersenyum.
" Mulai sekarang jangan pernah merasa bersalah atau kecewa, kalo Kak Rio gak bekerja lagi,, yang terpenting sekarang masalah Dedek kita bisa hadapi, ya,," Ucap Rio yang sedikit mengeluarkan unek-uneknya.
" Ya kak,," Jawab Cinta tulus menatap Rio sambil tersenyum.
Karena, Cinta yang masih menatapnya saat itu, membuat Rio merasa canggung. Dan karena ingin membuat suasana menjadi hangat lagi Rio mulai melakukan hal yang membuat Cinta tertawa lagi.
" Kakak, gak bisa nyetir mobil kalo ditatap terus,," Bilang Rio yang memberikan candaan pada Cinta.
Sontak, Cinta langsung terkejut dan merasa canggung, bahwa dirinya sekarang terlihat oleh Rio sedang menatapnya.
" Iiihhh,, Kakak apa-apaan sih,," Bilang Cinta yang sangat malu dan terlihat wajahnya sedikit memerah.
" Hehehehe,, Kakak main-main aja, jangan malu,," Ucap Rio yang tertawa melihat wajah Cinta yang bersemu merah.
" Udah, Kak,, jangan ketawa,," Bilang Cinta yang menghentikan Rio untuk tertawa.
" Iya, iya beres bos,, maaf ya,," Jawab Rio yang menghentikan tawanya sedikit demi sedikit.
Walaupun sudah perlahan untuk menghentikan tawanya. Tapi tetap saja Rio tertawa kecil.
" Ya udah jalan,," Bilang Cinta yang memerintahkan Rio untuk melajukan mobilnya.
" Oke bos,, tapi janji jangan ditanyakan lagi Kakak menyesal atau tidak, bahwa Kakak memilih untuk bersama Dedek,," Ucap Rio yang sangat memastikan.
" Iya Kak,, makasih banyak ya,," Bilang Cinta yang tersenyum lalu menatap ke depan.
Rio tersenyum senang, saat melihat Cinta yang sekarang menjadi sangat santai dengannya saat ini.
Setelah menarik dan menghela nafasnya, Rio mulai melakukan aksinya untuk melajukan mobilnya.
Perjalanan pun dimulai kembali.
****
Author
🌹Vira Lydia🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 319 Episodes
Comments