Bab 4 Kenyataan Pahit

Saat ini, Cinta yang sedang berada di perjalanan, merasakan suatu hal yang aneh sedikit mengganggu pikirannya. Lalu, dengan perlahan Cinta mencoba untuk mengatur dan menarik napas dalam setelah itu menghembuskan napasnya juga dengan perlahan agar bisa menenangkan pikirannya saat ini.

" Apa yang sedang terjadi di rumah, kenapa aku merasa ada sesuatu kejanggalan yang mengganggu perasaanku,," Ucap Cinta dengan suara yang tidak terlalu besar.

" Ini hanya perasaanku saja,," Bilang Cinta lagi yang merasa yakin bahwa suatu hal yang tidak enak itu hanya ada di dalam perasaanya saja.

" Semoga saja, tidak terjadi apa-apa, pada Mama dan Papa,," Gumam Cinta lagi yang suaranya sedikit terdengar oleh Rio di depan.

Karena, Rio sedikit mendengarkan ucapan Cinta yang sedang duduk di belakang, dengan segera Rio bertanya pada majikannya ini.

" Ada apa Non ?" Tanya Rio sambil melirik ke arah kaca tengah memastikan keadaan Cinta di belakang.

" Hah! Tidak apa-apa,," Jawab Cinta sambil menggelengkan kepalanya.

" Oohh,, Rio kira Nona mau minta sesuatu ?" Tanya Rio lagi pada Cinta.

" Tidak kak,," Ucap Cinta dengan suara yang terdengar sedikit lembut.

Cinta segera berpikir positif terhadap apa yang telah dilakukannya ini, dia berharap semoga saja keluarga yang ditinggalkan di rumah dalam keadaan baik-baik saja dan tidak terjadi apa-apa.

Lalu, dengan hembusan lembut Cinta menarik napas dan juga membuangnya, setelah merasa sedikit tenang dan lega, Cinta teringat kembali hal yang telah membuat dirinya bisa senekat ini.

" Heemmm,, kenapa aku bisa melakukan hal senekat ini, ya,," Gumam Cinta dengan tatapan sendu yang mengingat bagaimana tindakan ini ia lakukan.

Karena, dia merasa bahwa Papanya sudah mengetahui dia telah kabur dari rumah. Dan pastinya di rumah sekarang sedang terjadi kegaduhan dimana Papanya pasti sangat marah atas tingkah lakunya ini.

" Maafkan, Cinta Pa.." Bilang Cinta lirih dengan wajah sendunya.

Sementara itu, Rio yang masih fokus terhadap jalanan sama sekali tidak mendengar ucapan lirih suara Cinta.

Cinta yang merasa bahwa perasaan sekarang tidak enak, dengan sendirinya ia melamun dan menoleh ke samping kiri kaca mobil, melihat pemandangan di sepanjang perjalanan.

Ia pun teringat kembali tentang hal yang ia lakukan saat ini. Tak disangka ia mengingat kenangan suatu masalah yang membuatnya kenapa dia bisa melakukan hal senekat ini.

***Flashback***

Siang itu disaat Cinta baru pulang dari kegiatannya di luar, dengan segera Cinta langsung masuk ke dalam rumahnya. Dan melangkahkan kakinya menuju ke ruang keluarga, karena ia sangat tahu sekali biasanya kedua orang tuanya jam segini sedang kumpul di ruang tv.

" Heemmm, Mama dan Papa pasti di ruang tengah,," Ucap Cinta saat masuk ke dalam rumahnya yang begitu luas ini.

Sedangkan di ruang keluarga itu, kedua orang tua Cinta bersama sedang membahas suatu masalah yang sangat penting dan serius sekali, sehingga Cinta yang baru saja datang tidak mengetahui apa yang sedang terjadi langsung saja menghampiri kedua orang tuanya itu.

" Siang Ma, Pa,," Ucap Cinta yang baru saja sampai ke dalam rumahnya dan tentunya di ruang tengah.

" Siang sayang,," Ucap Ranita yang menoleh ke belakang melihat kedatangan putrinya ini.

Namun, Cinta merasa sepertinya saat ini kedua orang tuanya itu sedang membicarakan suatu hal yang terlihat begitu penting.

" Mama dan Papa lagi ngobrolin apa, kayaknya serius,," Bilang Cinta yang melihat orang tuanya sedang mendiskusikan suatu masalah.

Seperti biasa saat mendengar suara sahutan dari Mamanya dengan segera Cinta melakukan suatu hal yang sering ia lakukan yaitu memeluk mamanya saat ia pulang ke rumah. Sambil melangkahkan kakinya santai mendekati Mamanya Cinta langsung menghamburkan dirinya itu ke tubuh Mamanya.

" Mama,," Bilang Cinta yang memeluk Ranita dan menciumi pipi Mamanya itu.

Ranita hanya bisa tersenyum atas kelakuan putrinya ini, karena Mamanya Cinta juga sangat mengetahui dengan sikap putrinya ini yang selalu memeluknya jika baru saja pulang ke rumah. Sambil tersenyum melihat Cinta yang setiap harinya selalu manja dengan dirinya itu. Dengan suara lembut Ranita menyuruh putrinya untuk duduk di sampingnya. Ranita memaklumi akan sikap dari putrinya ini yang masih saja manja walaupun sudah dewasa karena, kemungkinan Cinta merupakan putri tunggal dari kedua pasangan ini.

" Iya sayanggg,, kamu baru pulang,," Tanya Ranita pada Cinta sambil memegang tangan putrinya itu.

" He'em,," Jawab Cinta mengangguk.

Karena, belum ada respon dari sikap Papanya itu, Cinta merasa heran atas sikap Papanya yang sedikit diam saat itu, lalu tanpa berpikir panjang lagi Cinta langsung berbisik dan bertanya kepada Mamanya tentang keadaan Papanya yang masih terdiam dan terlihat dari wajahnya yang begitu serius.

" Memangnya ada apa dengan Papa, Ma?" Tanya Cinta spontan yang berbisik pada Mamanya.

Saat mendengarkan pertanyaan dari Putrinya itu, sambil tersenyum Ranita sebagai seorang Ibu hanya bisa membuat arus perbincangan ini menjadi hangat tidak dingin dengan suasana seperti ini.

" Eemmm,, Sayang kamu duduk dulu ya,," Bilang Mama Ranita yang menyuruh Cinta duduk di sampingnya.

" Oke,," Jawab Cinta mengangguk.

Saat mendengar perintahan dari Mamanya Cinta menganggukkan kepalanya dan juga menuruti perintah Mamanya itu, setelah melepaskan pelukannya Cinta langsung saja beralih ke tempat duduk yang tepat sekali di sebelah mamanya.

" Ada apa Ma, Pa.." Tanya Cinta yang penasaran dan memberanikan diri menanyakan langsung pada Papanya.

Cinta yang merasa penasaran itu dalam seketika langsung bertanya saja pada kedua orang tuanya, karena dari tadi Papanya sangat diam, dan terlihat dari wajahnya bahwa saat ini Papanya sedang memikirkan suatu masalah.

Sesaat suasana di dalam ruang tengah ini hening sejenak.

Lalu, dengan hembusan napas yang terdengar dari Pak Hendrawan, tanpa menunggu waktu lama lagi Pak Hendrawan segera menyampaikan maksud dan tujuan saat ini.

" Sekarang kamu sudah pulang, jadi kamu wajib untuk mengetahuinya,," Ucap Papa pada Cinta yang baru membuka obrolan di antara mereka.

" Eemmm,, maksudnya Pa ?" Tanya Cinta yang masih kebingungan dan menatap wajah Papanya untuk mencari jawabannya.

Lalu, Ranita sedikit memotong pembicaraan suaminya, karena, Ranita takut jika nanti suaminya salah dalam penyampaian masalah ini pada Cinta, sehingga menyebabkan Cinta juga salah mengartikan maksud dari pembicaraan mereka saat ini.

" Pa, biar Mama saja yang katakan pada Cinta,," Bilang Mama yang meminta izin pada Pak Hendrawan di sela keseriusan pembicaraan yang sedang terjadi.

" Tidak perlu Ma,," Jawab Papa yang menoleh ke arah wajah Mama.

" Papa kepala keluarga di rumah ini, jadi semuanya di bawah tanggung jawab Papa!!" Ucap Papa yang tegas dan sangat percaya diri untuk meyakinkan dirinya dalam menyampaikan sesuatu masalah ini.

Namun, Cinta yang kebingungan atas perdebatan kedua orang tuanya itu, langsung menengahi masalah dengan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.

" Sebentar Ma, Pa,, sebenarnya apa yang sedang terjadi Ma, Pa ?" Tanya Cinta yang tidak sabar di sela perdebatan kedua orang tuanya itu.

Karena, Pak Hendrawan yang sedari tadi, masih berdebat dengan Ranita istrinya itu, sedikit kaget mendengarkan pertanyaan Cinta yang langsung menyela obrolan mereka. Lalu, Pak Hendrawan berpikir bahwa saat ini Cinta sudah cukup dewasa untuk mengetahui apa yang sedang terjadi di antara mereka. Dengan segera Pak Hendrawan menyampaikan apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka saat ink.

" Baiklah Cinta, Papa langsung saja pada intinya,, karena kamu sudah dewasa, jadi kamu harus tahu ini," Ucap Papa yang hanya diangguk oleh Cinta.

" Heemmm,, ya Pa,," Jawab Cinta mengangguk.

" Kamu tahu Pak Romi, Putra tunggal Pak Wijaya Dinata ?" Tanya Pak Hendrawan yang memulai pembicaraannya pada Cinta.

Cinta sedikit terkejut atas ucapan pembukaan dari Papanya ini, karena, menyebutkan nama Romi putra dari Pak Wijaya Dinata.

" Kenapa, Papa menanyakan dia, tentu saja aku tahu,," Ucap Cinta dalam hati yang memikirkan pertanyaan dari Papanya itu.

" I-iya Pa,," Jawab Cinta yang sedikit terbata-bata.

Cinta pasti sangat mengetahui Pak Romi itu siapa ? Tapi dia belum mengetahui maksud dari perkataan Papanya ini.

" Kamu tahu kalau perusahaan kita selama ini bisa maju oleh siapa ?" Tanya Papa sekali lagi yang membuat Cinta semakin bingung.

Sudah jelas Cinta sangat mengetahui itu, tanpa adanya bantuan dari Pak Wijaya Dinata yang membangkitkan perusahaannya itu, tentu saja perusahaan Papanya Cinta tidak akan maju seperti saat ini.

" Iya Pa,," Ucap Cinta dengan suara jelas.

" Dan kamu pasti tahu, kalau selama ini Papa bersahabat dekat dengan Pak Wijaya,," Ucap Papa lagi pada Cinta.

" Iya pa,," Jawab Cinta lagi sambil mengangguk.

Namun, Ranita yang ada disana hanya bisa menahan diri dan melihat reaksi wajah putrinya yang dicerca dengan pernyataan oleh suaminya itu yang semuanya sudah jelas diketahui oleh Cinta, Dan Ranita hanya berharap semoga putrinya bahagia dengan pernyataan yang akan disampaikan oleh suaminya.

" Bagus, kalau kamu mengingat semuanya Cinta,," Ucap Papa Cinta lagi dengan wajahnya yang serius.

" Oleh sebab itu, Papa ingin menyampaikan suatu hal padamu bahwasanya Pak Romi putra Pak Wijaya menginginkan Papa untuk menepati perjanjian Papa dengan Pak Wijaya selama ini." Ucap Hendrawan yang masih membuat Cinta belum mengerti maksud dari pembicaraannya ini.

" Dan di dalam perjanjian itu Pak Wijaya akan menikahkan Putranya dengan Putri Papa yaitu kamu!!" Ungkap Pak Hendrawan yang membuat Cinta menjadi terkejut.

DEEEEGGGG,,,

Cinta terbelalak saat mendengarkan kenyataan pahit dari Papanya, bahwa dirinya selama ini telah dijanjikan Papanya untuk dinikahkan dengan Putra Pak Wijaya yaitu Romi. Yang selama ini menjadi teman Papanya itu, bahkan yang telah banyak membantu kehidupan keluarganya.

Bagaikan disambar petir di siang bolong. Cinta menerima kenyataan ini, yang begitu membuat dirinya tidak menyangka sekali atas nasib yang sudah ditentukan untuknya. Cinta hanya bisa duduk diam terpaku di dekat Mamanya itu sambil menunduk tidak percaya.

" Hah!! Apa,," Ucap Cinta yang masih belum percaya.

Karena tidak ada jawaban dari Papanya yang sedang berdiri menghadap arah lain. Cinta mencari tahu dan bertanya kepada Mamanya yang hanya menunduk diam tanpa gerakan sedikitpun.

" Ma,, apa ini benar ?" Tanya Cinta pada Mamanya sambil duduk bersimpuh di kaki Mamanya.

" I-iya Sayang,," Jawab Ranita yang memegang tangan Putrinya.

Betapa terkejutnya Cinta saat melihat pernyataan dari Mamanya yang menyatakan bahwa ucapan Papanya ini adalah suatu hal yang benar. Dan, Cinta juga melihat bahwa Mamanya saat ini tidak bisa lagi membendung air matanya dan akhirnya air mata itu mengalir sendiri di wajah Mamanya sambil memeluk Cinta untuk memberikan keyakinan dan kekuatan pada putrinya ini.

" Apa,," Ucap Cinta yang tertunduk lemah.

Seketika suasana menjadi hening dan Cinta kembali lagi merespon perkataan Papanya ini, bahwa Papanya pasti tahu bagaimana dengan keadaan Romi selama ini.

" Tapi setidaknya Papa tau,, kalau Pak Romi udah menikah,, bahkan telah memiliki lebih dari empat istri,," Bilang Cinta kepada Papanya untuk mengingatkan siapa Romi.

" Iya Papa tau itu Cinta, tapi ini semua keinginan Pak Romi yang menuntut untuk menepati janji Papa dengan Pak Wijaya orang tuanya itu." Jawab Papa Cinta sambil menjelaskan dengan detail pada Putrinya ini.

" Tapi ini semua janji Papa pada Pak Wijaya bukan Pak Romi, Pa." Bilang Cinta lagi yang terlihat jelas menolak keinginan Papanya.

" Iya memang betul Cinta, tapi Pak Wijaya telah menyetujui kehendak Pak Romi," Jelas Papa yang masih berdiri tanpa melihat Cinta yang sudah terduduk lemas di lantai.

Setelah mendengarkan penjelasan dari Papanya bahwa semua ini adalah suatu hal yang telah dipaksa oleh Romi pada Papanya, jadi saat ini Cinta hanya bisa menolak perjanjian ini sambil menangis.

" Heh!! Cinta gak mau,," Ucap Cinta yang jelas sekali menolak keinginan Papanya.

" Kamu tidak bisa menolak Cinta, ini perjanjian Papa. Jadi, Papa harus tepati perjanjian ini." Bilang Papa yang tegas menoleh ke arah Cinta.

" Yang berjanji itu Papa, bukan Cinta," Ucap Cinta yang terdengar sedikit melawan ucapan Papanya.

" Iya, memang Papa yang berjanji, tapi kamu Putri Papa. Jadi kamu harus nurut perintah Papa." Bilang Papa yang bersikeras atas perintahnya itu.

" Heh?? Papa tega menyuruh Cinta, untuk menuruti perintah Papa ini, Hikksss,,," Bilang Cinta yang langsung menangis.

" Papa tidak mau tau Cinta, karena, kamu Putri satu-satunya Papa, jadi kamu harus menuruti perintah Papa ini,," Bilang Papa tegas dan mengakhiri pembicaraannya.

Setelah berbicara tegas pada Putrinya itu Pak Hendrawan segera berjalan pergi menjauhi Cinta dan istrinya. Sementara itu, Cinta yang masih menangis duduk bersimpuh di lantai, sambil memeluk kaki Mamanya. Tidak kuasa menerima kenyataan pahit yang telah terjadi pada dirinya.

" Mama ini gak mungkin, kan, ini gak mungkin,," Ucap Cinta yang menangis sambil memeluk kaki Mamanya.

Cinta tidak menyangka bahwa dirinya selama ini telah dijadikan sebuah perjanjian Papanya kepada Pak Wijaya untuk dinikahkan dengan Romi Putranya itu yang jelas-jelas sudah memiliki banyak istri.

Karena hanya memiliki satu putri, Ranita juga tidak memiliki kuasa yang kuat untuk melawan kehendak suaminya itu. Dia merasa bersalah dan bersedih atas nasib yang menimpa Putri semata wayangnya, karena, tidak bisa membantu nasib yang terjadi pada Putrinya.

" Maafkan, Mama, sayang,," Ucap Ranita yang sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa.

Karena, merasa tidak bisa membantu Putrinya, Ranita hanya bisa memeluk Cinta yang sedang menangis di kakinya memberikan kekuatan dan keyakinan pada Putrinya itu. Hanya itu yang bisa dilakukan oleh Ranita saat ini pada Putrinya yang sudah mengetahui keputusan dari Papanya.

***

Author

🌹Vira Lydia🌹

Terpopuler

Comments

Ellin So

Ellin So

baru nyimak dulu Thorrr,,,,

2022-01-23

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kabur Dari Rumah
2 Bab 2 Perjalanan Cinta
3 Bab 3 Murka Papa
4 Bab 4 Kenyataan Pahit
5 Bab 5 Rencana Cinta
6 Bab 6 Terkunci
7 Bab 7 Debat Mama dan Papa
8 Bab 8 Rencana Lain Cinta
9 Bab 9 Penantian Cinta
10 Bab 10 Mengelabui Penjaga
11 Bab 11 Alat Kecil Yang Membingungkan
12 Bab 12 Malam Ini Juga
13 Bab 13 Pergi Kemana
14 Bab 14 Menjual Aset Lama
15 Bab 15 Perjalanan Dengan Mobil Lain
16 Bab 16 Permintaan Cinta
17 Bab 17 Perjalanan Di Tengah Hutan
18 Bab 18 Segarnya Air Sungai
19 Bab 19 Maksud Yang Membingungkan
20 Bab 20 Tingkah Lucu
21 Bab 21 Memberikan Sesuatu Baru
22 Bab 22 Mengubah Penampilan Rio
23 Bab 23 Senyumannya Baru Kusadari
24 Bab 24 Menunggu Hasil
25 Bab 25 Supir Tampan
26 Bab 26 Pikiran Cinta dan Rio
27 Bab 27 Unek Masing-masing
28 Bab 28 Kekecewaan Cinta
29 Bab 29 Tersenyum Senang
30 Bab 30 Inisiatif Cinta
31 Bab 31 Keseriusan Ide Cinta
32 Bab 32 Inisiatif Lain
33 Bab 33 Pernikahan Sekadar Saja
34 Bab 34 Haruskah Kita Menikah
35 Bab 35 Hari Pernikahan
36 Bab 36 Mendaftar Pernikahan
37 Bab 37 Penyelidikan
38 Bab 38 Sementara Waktu
39 Bab 39 Berdua
40 Bab 40 Kenapa Aku Nggak Tau
41 Bab 41 Menyambut Dirimu
42 Bab 42 Menghadap Penghulu
43 Bab 43 Kerinduanku Pada Mama
44 Bab 44 Ijab Qobul
45 Bab 45 Doa pengantin
46 Bab 46 Melanjutkan perjalanan
47 Bab 47 Pelacakan Pengawal Hendrawan
48 Bab 48 Kerinduanku
49 Bab 49 Akhirnya tersenyum
50 Bab 50 Temenin Kakak
51 Bab 51 Akhirnya Sampai di Rumah baru
52 Bab 52 Melakukan sesuatu
53 Bab 53 Pengajaran Rio
54 Bab 54 Tamu Keluarga
55 Bab 56 - Kelembutan Cinta
56 Bab 57 - Menu Pertama Amburadul
57 Bab 58 Kebahagiaan Sederhana
58 Bab 59 Perhatian
59 Bab 60 Sholat Subuh
60 Bab 61 Masakan Rio
61 Bab 62 Pukulan Lucu
62 Bab 63 Kehangatan Pagi
63 Bab 64 Sarapan Bersama
64 Bab 65 Tamu Di Tambak
65 Bab 66 Kedatangan Wanita Angkuh
66 Bab 67 Penasaran Cinta
67 Bab 68 Gangguan Pikiran Rio
68 Bab 69 Pertanyaan Cinta
69 Bab 70 Kecanggungan Yang Terjadi
70 Bab 71 Manjanya Cinta
71 Bab 72 Kelakuan Agresif
72 Bab 73 Terpana
73 Bab 74 Kelakuan Ganjen
74 Bab 75 Kecemburuan Cinta
75 Bab 76 Gelitik
76 Bab 77 Kebingungan Pendapat
77 Bab 78 Pikiran Jernih !!
78 Bab 79 Senyuman Kelegaan
79 Bab 80 Mengagumi Suamiku Rio
80 Bab 81 Ciuman Pertama
81 Bab 82 Kelembutan Suamiku
82 Bab 83 Tamu Tak Diundang
83 Bab 84 Perlawanan Cinta Terhadap Rossa
84 Bab 85 Perjalanan Baru
85 Bab 86 Kegugupan Rencana
86 Bab 87 Jawaban Terbaik
87 Bab 88 Keyakinan Yang Serius
88 Bab 89 Cerita Yang Sesungguhnya
89 Bab 90 Ketertarikan Cinta
90 Bab 91 Kecurigaan Rossa
91 Bab 92 Rasa Penasaran
92 Bab 93 Kebingungan
93 Bab 94 Tempat Keinginan
94 Bab 95 Bepergian !!
95 Bab 96 Isi Hati Yang Tertunda
96 Bab 97 Buku Keterangan Nikah
97 Bab 98 Pernyataan Romantis
98 Bab 99 Wisata Bersama
99 Bab 100 Teriakan Cinta
100 Bab 101 Mempererat Keromantisan
101 Bab 102 Sebuah Keyakinan
102 Bab 103 Akhirnya Bertemu Denganmu
103 Bab 104 Bertemu Dengan Rival
104 Bab 105 Ucapan Yang Menyakitkan
105 Bab 106 Pengakuan Perasaan
106 Bab 107 Pengawasan Rossa
107 Bab 108 Rencana Mami Rossa
108 Bab 109 Datang Tamu Bulanan
109 Bab 110 Masih Tersipu Malu
110 Bab 111 Khayalan
111 Bab 112 Kaget
112 Bab 113 Perasaan Yang Terungkap
113 Bab 114 Merasakan Suatu Hal
114 Bab 115 Mencuci Bersama
115 Bab 116 Sama-sama Mencari
116 Bab 117 Kelembutan Rasa
117 Bab 118 Romantis
118 Bab 119 Kedipan Nakal
119 Bab 120 Belanja Bersama
120 Bab 121 Sifat Manja
121 Bab 122 Makan Siang Bersama
122 Bab 123 Renungan Sebelum Rencana
123 Bab 124 Pulang Kampung
124 Bab 125 Perjalanan Yang Licin
125 Bab 126 Kelakuan Rossa
126 Bab 127 Perseteruan Rossa
127 Bab 128 Perjalanan Hujan
128 Bab 129 - Pemikiran Rio
129 Bab 130 Pemikiran Arif
130 Bab 131 Akhirnya Sampai Juga
131 Bab 132 - Alhamdulillah Sampai
132 Bab 133 - Pengintai
133 Bab 134 - Penasaran Dengan Seseorang
134 Bab 135 - Merdu
135 Bab 136 - Perlakuan Lembut Rio
136 Bab
137 Bab
138 Bab
139 Bab
140 Bab
141 Bab
142 Bab
143 Bab
144 bab
145 Bag.
146 Bab
147 Bab
148 Bab
149 Bab
150 Bab
151 Bab
152 Bab
153 Bab
154 Bab
155 Bab
156 Bab
157 Bab
158 Draft
159 draft
160 Draf
161 bab
162 Bab
163 Bab
164 bag
165 Draft
166 Bab
167 Draft
168 Bab
169 Bab
170 Bab
171 Bab
172 Draft
173 Bab
174 Bag
175 Bag
176 Bab
177 Bag.
178 Bab
179 Bab
180 Bab
181 Bab
182 Bab
183 Bab
184 Bab
185 Bab
186 Bab
187 Bab
188 Bab
189 Bab
190 Bab
191 Bab
192 bab
193 Bab
194 Bab
195 Bab
196 Bab
197 Bab
198 Bab
199 Bag
200 Bab
201 Bab
202 Bab
203 Bab
204 Bab
205 Bab
206 Bab
207 Bag
208 Bab
209 Bab
210 Bag.
211 Bab
212 Bab
213 Bab
214 Bab
215 Bab
216 Bab
217 Bab
218 Bag
219 Bab
220 bab
221 Bab
222 draft
223 draft
224 draft
225 draft
226 draft
227 draft
228 draft
229 draft
230 draft
231 draft
232 draft
233 draft
234 draft
235 draft
236 draft
237 draft
238 draft
239 draft
240 draft
241 Bab 1 Agustus
242 Bab 2 Agustus
243 Bab 3 Agustus
244 draft
245 draft
246 draft
247 draft
248 draft
249 draft
250 draft
251 draft
252 draft
253 draft
254 draft
255 draft
256 draft
257 draft
258 draft
259 draft
260 draft
261 draft
262 draft
263 draft
264 drart
265 draft
266 draft
267 draft
268 draft
269 draft
270 draft
271 draft
272 draft
273 draft
274 draft
275 draft
276 draft
277 draft
278 draft
279 draft
280 draft
281 draft
282 draft
283 draft
284 draft
285 draft
286 draft
287 draft
288 draft
289 draft
290 draft
291 draft
292 draft
293 draft
294 draft
295 draft
296 draft
297 draft
298 Maaf 1
299 Maaf 2
300 Maaf 3
301 Maaf 4
302 Maaf 5
303 Maaf 6
304 Maaf 7
305 Maaf 8
306 Maaf 9
307 Maaf 10
308 Maaf 11-15
309 Maaf 16-19
310 Maaf 20-21
311 Maaf 22-25
312 Maaf 26-30
313 Maaf 1
314 Maaf 2
315 Maaf 3
316 Maaf 4
317 Maaf 5
318 Maaf 6
319 Maaf 7
Episodes

Updated 319 Episodes

1
Bab 1 Kabur Dari Rumah
2
Bab 2 Perjalanan Cinta
3
Bab 3 Murka Papa
4
Bab 4 Kenyataan Pahit
5
Bab 5 Rencana Cinta
6
Bab 6 Terkunci
7
Bab 7 Debat Mama dan Papa
8
Bab 8 Rencana Lain Cinta
9
Bab 9 Penantian Cinta
10
Bab 10 Mengelabui Penjaga
11
Bab 11 Alat Kecil Yang Membingungkan
12
Bab 12 Malam Ini Juga
13
Bab 13 Pergi Kemana
14
Bab 14 Menjual Aset Lama
15
Bab 15 Perjalanan Dengan Mobil Lain
16
Bab 16 Permintaan Cinta
17
Bab 17 Perjalanan Di Tengah Hutan
18
Bab 18 Segarnya Air Sungai
19
Bab 19 Maksud Yang Membingungkan
20
Bab 20 Tingkah Lucu
21
Bab 21 Memberikan Sesuatu Baru
22
Bab 22 Mengubah Penampilan Rio
23
Bab 23 Senyumannya Baru Kusadari
24
Bab 24 Menunggu Hasil
25
Bab 25 Supir Tampan
26
Bab 26 Pikiran Cinta dan Rio
27
Bab 27 Unek Masing-masing
28
Bab 28 Kekecewaan Cinta
29
Bab 29 Tersenyum Senang
30
Bab 30 Inisiatif Cinta
31
Bab 31 Keseriusan Ide Cinta
32
Bab 32 Inisiatif Lain
33
Bab 33 Pernikahan Sekadar Saja
34
Bab 34 Haruskah Kita Menikah
35
Bab 35 Hari Pernikahan
36
Bab 36 Mendaftar Pernikahan
37
Bab 37 Penyelidikan
38
Bab 38 Sementara Waktu
39
Bab 39 Berdua
40
Bab 40 Kenapa Aku Nggak Tau
41
Bab 41 Menyambut Dirimu
42
Bab 42 Menghadap Penghulu
43
Bab 43 Kerinduanku Pada Mama
44
Bab 44 Ijab Qobul
45
Bab 45 Doa pengantin
46
Bab 46 Melanjutkan perjalanan
47
Bab 47 Pelacakan Pengawal Hendrawan
48
Bab 48 Kerinduanku
49
Bab 49 Akhirnya tersenyum
50
Bab 50 Temenin Kakak
51
Bab 51 Akhirnya Sampai di Rumah baru
52
Bab 52 Melakukan sesuatu
53
Bab 53 Pengajaran Rio
54
Bab 54 Tamu Keluarga
55
Bab 56 - Kelembutan Cinta
56
Bab 57 - Menu Pertama Amburadul
57
Bab 58 Kebahagiaan Sederhana
58
Bab 59 Perhatian
59
Bab 60 Sholat Subuh
60
Bab 61 Masakan Rio
61
Bab 62 Pukulan Lucu
62
Bab 63 Kehangatan Pagi
63
Bab 64 Sarapan Bersama
64
Bab 65 Tamu Di Tambak
65
Bab 66 Kedatangan Wanita Angkuh
66
Bab 67 Penasaran Cinta
67
Bab 68 Gangguan Pikiran Rio
68
Bab 69 Pertanyaan Cinta
69
Bab 70 Kecanggungan Yang Terjadi
70
Bab 71 Manjanya Cinta
71
Bab 72 Kelakuan Agresif
72
Bab 73 Terpana
73
Bab 74 Kelakuan Ganjen
74
Bab 75 Kecemburuan Cinta
75
Bab 76 Gelitik
76
Bab 77 Kebingungan Pendapat
77
Bab 78 Pikiran Jernih !!
78
Bab 79 Senyuman Kelegaan
79
Bab 80 Mengagumi Suamiku Rio
80
Bab 81 Ciuman Pertama
81
Bab 82 Kelembutan Suamiku
82
Bab 83 Tamu Tak Diundang
83
Bab 84 Perlawanan Cinta Terhadap Rossa
84
Bab 85 Perjalanan Baru
85
Bab 86 Kegugupan Rencana
86
Bab 87 Jawaban Terbaik
87
Bab 88 Keyakinan Yang Serius
88
Bab 89 Cerita Yang Sesungguhnya
89
Bab 90 Ketertarikan Cinta
90
Bab 91 Kecurigaan Rossa
91
Bab 92 Rasa Penasaran
92
Bab 93 Kebingungan
93
Bab 94 Tempat Keinginan
94
Bab 95 Bepergian !!
95
Bab 96 Isi Hati Yang Tertunda
96
Bab 97 Buku Keterangan Nikah
97
Bab 98 Pernyataan Romantis
98
Bab 99 Wisata Bersama
99
Bab 100 Teriakan Cinta
100
Bab 101 Mempererat Keromantisan
101
Bab 102 Sebuah Keyakinan
102
Bab 103 Akhirnya Bertemu Denganmu
103
Bab 104 Bertemu Dengan Rival
104
Bab 105 Ucapan Yang Menyakitkan
105
Bab 106 Pengakuan Perasaan
106
Bab 107 Pengawasan Rossa
107
Bab 108 Rencana Mami Rossa
108
Bab 109 Datang Tamu Bulanan
109
Bab 110 Masih Tersipu Malu
110
Bab 111 Khayalan
111
Bab 112 Kaget
112
Bab 113 Perasaan Yang Terungkap
113
Bab 114 Merasakan Suatu Hal
114
Bab 115 Mencuci Bersama
115
Bab 116 Sama-sama Mencari
116
Bab 117 Kelembutan Rasa
117
Bab 118 Romantis
118
Bab 119 Kedipan Nakal
119
Bab 120 Belanja Bersama
120
Bab 121 Sifat Manja
121
Bab 122 Makan Siang Bersama
122
Bab 123 Renungan Sebelum Rencana
123
Bab 124 Pulang Kampung
124
Bab 125 Perjalanan Yang Licin
125
Bab 126 Kelakuan Rossa
126
Bab 127 Perseteruan Rossa
127
Bab 128 Perjalanan Hujan
128
Bab 129 - Pemikiran Rio
129
Bab 130 Pemikiran Arif
130
Bab 131 Akhirnya Sampai Juga
131
Bab 132 - Alhamdulillah Sampai
132
Bab 133 - Pengintai
133
Bab 134 - Penasaran Dengan Seseorang
134
Bab 135 - Merdu
135
Bab 136 - Perlakuan Lembut Rio
136
Bab
137
Bab
138
Bab
139
Bab
140
Bab
141
Bab
142
Bab
143
Bab
144
bab
145
Bag.
146
Bab
147
Bab
148
Bab
149
Bab
150
Bab
151
Bab
152
Bab
153
Bab
154
Bab
155
Bab
156
Bab
157
Bab
158
Draft
159
draft
160
Draf
161
bab
162
Bab
163
Bab
164
bag
165
Draft
166
Bab
167
Draft
168
Bab
169
Bab
170
Bab
171
Bab
172
Draft
173
Bab
174
Bag
175
Bag
176
Bab
177
Bag.
178
Bab
179
Bab
180
Bab
181
Bab
182
Bab
183
Bab
184
Bab
185
Bab
186
Bab
187
Bab
188
Bab
189
Bab
190
Bab
191
Bab
192
bab
193
Bab
194
Bab
195
Bab
196
Bab
197
Bab
198
Bab
199
Bag
200
Bab
201
Bab
202
Bab
203
Bab
204
Bab
205
Bab
206
Bab
207
Bag
208
Bab
209
Bab
210
Bag.
211
Bab
212
Bab
213
Bab
214
Bab
215
Bab
216
Bab
217
Bab
218
Bag
219
Bab
220
bab
221
Bab
222
draft
223
draft
224
draft
225
draft
226
draft
227
draft
228
draft
229
draft
230
draft
231
draft
232
draft
233
draft
234
draft
235
draft
236
draft
237
draft
238
draft
239
draft
240
draft
241
Bab 1 Agustus
242
Bab 2 Agustus
243
Bab 3 Agustus
244
draft
245
draft
246
draft
247
draft
248
draft
249
draft
250
draft
251
draft
252
draft
253
draft
254
draft
255
draft
256
draft
257
draft
258
draft
259
draft
260
draft
261
draft
262
draft
263
draft
264
drart
265
draft
266
draft
267
draft
268
draft
269
draft
270
draft
271
draft
272
draft
273
draft
274
draft
275
draft
276
draft
277
draft
278
draft
279
draft
280
draft
281
draft
282
draft
283
draft
284
draft
285
draft
286
draft
287
draft
288
draft
289
draft
290
draft
291
draft
292
draft
293
draft
294
draft
295
draft
296
draft
297
draft
298
Maaf 1
299
Maaf 2
300
Maaf 3
301
Maaf 4
302
Maaf 5
303
Maaf 6
304
Maaf 7
305
Maaf 8
306
Maaf 9
307
Maaf 10
308
Maaf 11-15
309
Maaf 16-19
310
Maaf 20-21
311
Maaf 22-25
312
Maaf 26-30
313
Maaf 1
314
Maaf 2
315
Maaf 3
316
Maaf 4
317
Maaf 5
318
Maaf 6
319
Maaf 7

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!