Karena dirinya sudah mendapatkan sebuah alat untuk digunakannya malam nanti,,
Cinta tersenyum melihat alat tersebut..
Tidak terasa sore pun berlalu dan pastinya malam pun tiba.
Di saat Cinta baru saja selesai mandi, Bi Imah bersama Pak Dito datang membuka kunci pintu kamar Cinta, setelah terbuka sopan santun dari BI Imah tetap ada walaupun Nona mudanya ini sedang dihukum.
Bi Imah lalu mengetuk pintu kamar Cinta.
Cinta yang sedang menggantikan pakaiannya tersenyum melihat Bi Imah masuk ke dalam kamar dengan membawa nampan berisi makan malam untuk Cinta.
" Non Bibi anterin makan malam,," Bilang Bi Imah sambil meletakkan makan malam di meja dekat sofa kamar Cinta.
" Iya Bi,, Makasih ya Bi,," Ucap Cinta tersenyum pada Bi Imah.
" Iya Non, kalo begitu Bibi permisi,," Bilang Bi Imah mohon diri.
" Ehh,, tunggu dulu Bi,," Cegah Cinta.
" Iya ada apa, Non,," Tanya Bi Imah yang membalikkan tubuhnya menoleh ke arah Cinta.
" Keadaan Papa, gimana Bi??" Tanya Cinta yang saat ini merindukan Papanya.
Karena sebenarnya semenjak Cinta dikurung di kamarnya, Cinta tidak pernah sekalipun bertemu dengan Papanya, bahkan Papa Cinta sendiri juga tidak pernah menemui Cinta selama beberapa hari ini.
" Tuan baik baik saja Non, Cuma dari tadi sore Tuan dan Nyonya sudah pergi Non,,," Jelas Bi Imah.
Cinta yang merasa heran Papanya pergi kemana sama Mamanya. Kok Mamanya tadi siang gak bilang-bilang sama dirinya.
" Pergi,, pergi kemana Bi,," Tanya Cinta ingin tahu.
" Bibi kurang tahu juga Non kemana,, Cuma yang bibi dengar dari Nyonya,," Ucapan Bi Imah terputus karena Bi Imah langsung mendekatkan dirinya pada Cinta dan membisikkan sesuatu pada Cinta.
Cinta terlihat mengangguk mengerti atas omongan Bi Imah.
" Oooohhh,, makasih ya Bi,," Jawab Cinta mengangguk setelah mendengar penjelasan dari Bi Imah.
" Iya sama-sama Non,, Bibi permisi,," Bilang Bi Imah yang melangkahkan kakinya menuju pintu kamar, lalu keluar dan menutup pintu itu kembali.
Cinta sangat mendengar bahwa pintu kamarnya telah terkunci lagi. Cinta hanya tersenyum melihat kelakuan pengawal penjaga mengunci pintu kamar itu.
Walaupun pintu itu dikunci, hasrat keinginan Cinta untuk kabur tidak bisa dibendung lagi.
Setelah merasa keadaan cukup aman dan dukungan sangat jelas serta pasti. Cinta langsung memulai rencananya.
" Heeemm,, Papa dan Mama pergi,, berarti sangat bagus untukku,, ini kesempatanku untuk berhasil kabur malam ini juga." Ucap Cinta sangat senang.
Setelah merasa keadaan cukup aman dan sepi dari pengawasan penjaga, Cinta langsung memulai aksinya dengan melemparkan alat yang digunakannya untuk turun.
Flashback off..
Cinta yang sedang melamun di dalam mobil mengingatkan dirinya tentang hal yang telah terjadi padanya dan telah ia lalui. Tak terasa dari lamunannya itu terdapat tetesan bulir air mata bening yang mengalir di wajahnya saat ini.
Rio yang telah lama memperhatikan Cinta dari kaca mobil tengah, sedikit membuyarkan lamunan Cinta atas pertanyaan Rio saat ini.
" Non,, sebenarnya kita mau kemana?" Tanya Rio yang membuyarkan lamunan Cinta.
" Hah! Apa Kak,,?" Tanya Cinta yang balik nanya, karena dirinya tidak mendengar apa yang ditanyakan Rio padanya.
Sambil tersenyum Rio sedikit minta maaf, karena telah membuyarkan lamunannya.
" Eemmm,, maaf nih Non,, kalo udah ngagetin,," Jawab Rio yang membuat Cinta hanya tersenyum tipis atas anggapan Rio barusan.
" Nggak apa-apa kok Kak,,"
" Gini Non, dari kemarin,, sebenarnya Rio ini bingung mau nyetir kemana,,? Karena tujuan Non itu mau kemana,,? Dan Rio belum tahu tujuannya.." Ucap Rio polos dan serius pada Cinta, karena memang benar Rio bingung harus pergi ke arah mana mereka akan tuju.
" Oh iya ya,, kita gak diskusi mau kemana,,!" Ucap Cinta tersenyum tipis sambil memikirkan sesuatu.
" Sebenarnya jujur,, aku gak tahu mau kemana,,?" Sambung Cinta yang masih kebingungan arahnya.
Memang benar Cinta masih bingung, akan kemana dia pergi,,? Karena selama ini dia belum merencanakan akan pergi kemana,,? Karena Cinta kabur ini hanya bertekad untuk pergi dari perjanjian Papanya itu saja.
" Eemmm,, Kak, Kalo Kak Rio ada ide,, Nggak apa-apa kok,," Tanya Cinta yang meminta saran.
" Ide,, maksud Non,," Tanya Rio balik, karena sedikit bingung atas permintaan Cinta.
Malah meminta idenya untuk membawanya pergi kemanapun.
" Ya maksudnya, aku gak tau kita harus kemana,,? Karena aku belum berpikir mau pergi kemana,,? Mungkin,, kalo Kak Rio ada tempat sementara untuk kita,, nggak apa-apa kok Kak kita kesana,, sekalian liburan,, heheheheheh,," Ucap Cinta yang sedikit tertawa dan membuat Rio menggelengkan kepalanya.
" Non, ada ada aja,, liburan,," Jawab Rio tersenyum karena melihat Cinta tertawa lepas saat ini.
" Sebenarnya Rio dulu masih kecil tinggal di sebuah desa yang sangat aman dan asri, Non,," Ucap Rio yang menceritakan tentang desa tempat tinggalnya dulu.
" Oh ya kah,,," Jawab Cinta dengan matanya yang terperanjat mendengar penjelasan Rio.
Dan hanya dibalas anggukan oleh Rio karena dirinya tetap fokus pada jalanan.
" Dimana itu,," Tanya Cinta serius ingin tahu.
" Di sebuah desa,, tapi desanya pelosok banget Non,," Jawab Rio.
" Kira-kira Papa tahu nggak ya,, kalo kita kesana,," Bilang Cinta yang ingin memastikan keadaan disana.
" Eemmm,, kayaknya nggak deh Non,, Soalnya semua orang di kantor dulu, nggak ada yang tahu kalo Rio tinggal di desa yang terpencil itu,," Jelas Rio yang mengingat bahwa semua temannya tidak mengetahui tempat tinggalnya dahulu.
Rio yang menjelaskan sebuah keyakinan pada Cinta membuat matanya menunjukkan kesenangan dan keyakinan atas penjelasan Rio barusan.
" Oh ya kah,, bagus donk kalo gitu,, sekarang kita kesana aja,,!!" Pinta Cinta senang.
" Yakin Non,," Tanya Rio memastikan.
" Yakin donk,," Ucap Cinta yang sangat yakin atas kehendak tujuannya saat ini.
" Tapi tunggu bentar kak,," Bilang Cinta seperti teringat sesuatu dan membuat Rio sedikit memelankan laju mobilnya.
" Ada apa Non,," Tanya Rio heran.
Cinta yang masih berpikir penuh itu,, lalu ia teringat bahwa kalo yang sedang dikendarainya saat ini adalah aset kendaraan milik Papanya. Pasti akan mudah bagi Papanya untuk mencari dan menemukan dirinya pergi kemana.
Karena, selama ini Papanya Cinta selalu mencatat dan menyaring semua nomor identitas mobil dan pastinya sudah ada di dalam data GPS koneksi Papanya.
Jadi percuma saja, pergi jauh-jauh tapi masih juga ketahuan dan ditangkap kembali, lalu dipaksa menikah dengan laki-laki yang sudah banyak memiliki istri itu.
Cinta berpikir sejenak apa yang harus dilakukannya saat ini, sementara Rio masih fokus di jalanan tapi sengaja ia memelankan laju mobilnya, hal itu dilakukannya agar Cinta dengan mudah mencari ide untuk dirinya saat ini.
***
Jangan lupa untuk selalu Like 👍, Komen 💬, and Share 💐
Thanks for all Readers ❤️ 🌀
Salam Hangat se Angkasa 😘🤗❤️🌀⭐
Author
Vira Lydia 🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 319 Episodes
Comments