Bab 5 Rencana Cinta

Saat ini Ranita yang tidak memiliki kemampuan untuk membantu Putrinya ini, hanya bisa pasrah atas sikap suaminya terhadap Putrinya sendiri. Karena, Ranita sendiri merasa bahwa keputusan dari suaminya itu sama sekali tidak bisa diganggu gugat sedikitpun. Dan, Ranita juga tidak bisa melawan keputusan yang telah diucapkan oleh suaminya itu.

" Maafkan Mama, nak, Mama tidak bisa melawan kehendak Papamu itu, jika Papamu sudah berkata A maka Mama tidak bisa melakukan apa-apa lagi untuk membebaskan kenyataan ini dalam hidupmu sayang,," Ucap Ranita dalam hati yang ikut menangis dan memeluk tubuh putrinya ini.

Sebagai seorang Ibu Ranita hanya bisa memberikan kekuatan pada Putrinya ini, supaya Putrinya ini bisa melakukan suatu hal yang baik dan tindakannya itu sama sekali tidak merugikan di antara kedua belah pihak.

" Mama hanya bisa berharap agar kamu bisa melakukan suatu hal yang tidak merugikan di antara Papamu dan juga Pak Wijaya,," Gumam Ranita lagi dalam hatinya.

Cinta yang masih menangis di kaki Mamanya itu belum terpikir akan suatu hal yang bisa ia lakukan, karena, saat ini Cinta masih belum bisa menerima kenyataan yang ada dalam hidupnya.

" Ma,, tolong Cinta,, Cinta gak mau menikah dengan Pak Romi." Bilang Cinta pada Mamanya disela tangisnya.

Saat Ranita mendengar ucapan permintaan tolong dari Cinta dengan perlakuan lembut Ranita segera menyambut Putrinya untuk duduk disampingnya.

" Sayang ayo bangun duduk di samping Mama,," Ucap Ranita yang meminta Cinta untuk duduk di sampingnya.

Setelah mendengarkan ucapan Mamanya, Cinta mengangguk, langsung saja bangkit dan duduk disamping Mamanya.

" Cinta, bukannya Mama tidak mau bantuin kamu sayang,, kamu tahu sendiri bagaimana kerasnya sifat Papamu." Ucap Mama yang menjelaskan sifat suaminya sambil mengelus rambut Cinta.

" Hiks,, Ma, kenapa harus Cinta,," Ungkap Cinta yang masih menangis di pangkuan Ranita.

Setelah mendengarkan ucapan Mamanya, Cinta hanya bisa pasrah dengan kerasnya sifat dari Papanya yang bersikeras untuk menyuruh Cinta menepati janji Papanya itu dan Cinta hanya bisa menangis di pangkuan Mamanya saat ini.

" Sayang,, maafkan Mama yang tidak bisa melakukan apa-apa padamu,, kamu tahu sifat dan watak Papamu yang keras." Ucap Ranita yang hanya memberikan semangat pada Putrinya.

" Mama tidak bisa untuk melawan kehendak Papamu itu." Bilang Ranita lagi yang ikut menangis sambil memeluk Cinta.

" Mama pasti sudah tau bukan kalau Pak Romi udah nikah dan punya istri." Bilang Cinta yang menatap wajah Mamanya.

Saat mendengarkan ucapan Putrinya itu, Ranita hanya bisa mengangguk karena, ia juga sudah tahu bahwa Romi sudah memiliki istri yang sangat banyak.

" Iya nak Mama tau itu, tapi Papamu sudah berjanji untuk menikahkan kamu dengan putranya saat kamu masih kecil." Bilang Ranita yang menjelaskan keadaan saat suaminya berjanji dengan Pak Wijaya.

" Kenapa Papa tega membuat janji seperti itu Ma,," Tanya Cinta lagi dengan keputusan Papanya ini.

" Mama tidak tahu sayang,, kamu tahu sendiri kalau Papamu sudah akrab dan dekat dengan temannya apalagi temannya itu sudah berjasa padanya, maka apapun untuk mengeratkan tali persahabatannya, papamu dengan senang hati untuk melakukan apapun pada temannya itu bahkan melebihi dari perjodohan ini." Ucap Mama yang sangat jelas pada Cinta membuat Cinta menggelengkan kepalanya seakan tidak percaya.

" Tapi, kenapa Papa tega menyuruh Cinta menikahi suami orang Ma ?" Tanya Cinta lagi pada Mamanya.

" Dan, bahkan Cinta jadi yang kelima,," Bilang Cinta lagi yang merasa tidak menginginkan hal ini pada Mamanya.

" Maafkan Mama sayang,, maafkan Mama yang tidak bisa melawan kehendak Papamu,," Ucap Mama yang menangisi dirinya sendiri yang tidak bisa melawan kehendak suaminya itu.

Karena, merasa bahwa sepertinya perjanjian ini merupakan sebuah kesalahan. Cinta sangat jelas untuk menolak keinginan dari perjanjian Papanya itu. Lalu, Cinta berpikir lebih baik ia melakukan suatu tindakan yang jelas sekali menolak keinginan ini daripada harus menerima menjadi istri kelima bahkan lebih dari itu.

" Apapun yang terjadi, Cinta gak mau Ma, Cinta gak mau menjadi Istri Romi,," Ucap Cinta serius dengan mata yang berkobar, menolak kenyataan sambil menghapus air matanya.

" Tapi sayang, kamu,," Ucap Mama Ranita yang mengkhawatirkan sikap Putrinya.

" Maafkan Cinta Ma,,, Cinta gak bisa menuruti perintah Papa,," Jawab Cinta tegar yang bangkit dari duduknya, lalu menatap serius mata Mamanya.

Lalu, dengan segera Cinta berdiri dan melangkahkan kakinya berjalan ke arah tangga untuk masuk ke dalam kamarnya. Ketika melihat putrinya itu pergi Ranita sangat mencemaskan keadaan dari putrinya itu. Ranita sangat takut sekali jika putrinya itu bertindak yang aneh-aneh.

" Cinta kamu jangan,," Bilang Mama Ranita yang memanggil kepergian Cinta.

Ketika mendengarkan panggilan dari Mamanya, sambil menoleh ke arah Mamanya, Cinta memberitahukan bahwa ia tidak akan melakukan hal diluar dari pemikiran normal.

" Tenang Ma, Cinta janji, Cinta gak akan melakukan hal yang bodoh,," Bilang Cinta menoleh kembali ke arah Mamanya.

" Cinta permisi ke kamar,," Ucap Cinta yang langsung melangkahkan kakinya.

" Iya nak,," Jawab Mama mengangguk kepergian Cinta menuju kamarnya.

Dengan segera Cinta melangkahkan kakinya menaiki tangga kamar dan berjalan ke arah kamarnya. Dan, sekarang tinggallah Ranita sendirian yang masih berada di ruang keluarga yang hanya bisa pasrah dan menangis, entah apa yang akan terjadi pada keluarganya saat ini.

" Ya, Tuhan, apa yang harus ku lakukan,," Ucap Ranita menangis sendiri di ruang tengah.

Karena, Ranita juga melihat dengan jelas sekali sikap keras kepala suaminya dan tekad yang kuat dari Putrinya yang jelas-jelas menolak kehendak Papanya. Mama Ranita tahu bahwa putrinya memiliki sebuah tekad yang sangat kuat untuk mendapatkan sesuatu dan menolak sesuatu.

Mama Ranita sangat hapal betul karakter Putrinya itu, yang sangat patuh terhadap apapun perintah orang tuanya yang baik bagi putrinya. Tapi kali ini perintah orang tuanya itu salah bagi Putrinya, dan pastinya Putrinya itu secara jelas akan menolak perintah ini dengan cara apapun.

" Apapun yang terjadi, aku hanya bisa menyerahkan semua ini padamu, Tuhan,," Gumam Ranita yang berharap semoga tindakan ini tidak akan terjadi hal buruk apa-apa.

" Semoga, Cinta bisa memahami kehendak Papanya dan Papanya Cinta juga memahami kehendak dari Putrinya sendiri." Gumam Ranita sambil melangkahkan kakinya menuju ke kamarnya sendiri.

Dengan sangat mudah Pak Hendrawan memerintahkan Cinta untuk menuruti perjanjian perjodohan yang sangat tidak masuk akal bagi Cinta saat ini. Oleh sebab itu Ranita sangat mengkhawatirkan keadaan Putrinya saat ini.

Saat ini, Cinta telah sampai di kamarnya, dan langsung menutupi pintu kamarnya.

" Heh!! aku harus bagaimana,, aku gak mau, pokoknya perjanjian ini jangan sampai terjadi." Ucap Cinta saat menutup pintu kamarnya.

Di dalam kamarnya, karena, Cinta yang belum bisa menerima kenyataan bahwa dia akan dinikahkan dengan Romi yang sudah memiliki banyak istri itu. Tak henti-hentinya Cinta bolak balik memikirkan kenyataan yang membuatnya bertanya-tanya.

Lalu, Cinta langsung bangun dari tempat tidurnya, menghapus air mata dan memikirkan hal apa yang harus dilakukan sehingga ia bisa bebas dari perjanjian konyol ini.

" Aku gak akan pernah mau untuk ngelakuin hal konyol ini,," Ucap Cinta dengan mata yang berbinar-binar.

" Tega-teganya Papa berjanji dengan suami orang,," Bilang Cinta yang menghentikan tangisnya.

Lalu, Cinta terlihat melangkahkan kakinya bolak balik berkata sendiri di dalam kamarnya tanpa ada orang yang mendengar ocehannya itu.

" Kenapa, Papa gak mikir dulu sih, sebelum melakukan Perjanjian seperti ini,," Ucap Cinta yang merasa bahwa kelakuan Papanya ini jelas sekali salah.

" Tanya dulu kek, apa kek, ini seenaknya saja Papa menyetujui perjanjian ini,," Gumam Cinta lagi yang merasa kesal akan kelakuan Papanya.

" Ya ampun Papa,, dimana sih sebenarnya hati Papa, Papa gak berpikir dulu apa, bahwa perjanjian ini sangat merugikanku anaknya sendiri,," Bilang Cinta lagi yang bergumam sendiri di dalam kamarnya.

Dalam seketika Cinta memikirkan suatu hal apa yang harus dilakukannya, sehingga bisa membuat perjanjian ini tidak akan pernah terjadi.

" Aku harus melakukan apa,, supaya ini gak terjadi,," Ucap Cinta yang bingung memikirkan suatu hal apa yang harus dilakukannya.

" Bunuh diri, tidak mungkin, bodohnya aku kalo aku sampe bunuh diri,,!!" Ungkap Cinta yang menggelengkan kepalanya ketika teringat akan suatu hal untuk menghindari perjanjian ini.

" Minum racun, dosa,," Ucap Cinta lagi saat memikirkan sesuatu hal lain.

Lalu, Cinta kembali memikirkan suatu hal yang bisa membuat dirinya lolos dari perjanjian ini.

" Menolak secara mentah-mentah, Pasti akan dipaksa,," Ucap Cinta lagi memikirkan suatu hal yang ingin dilakukannya.

" Aduuuhhh,,, aku harus gimana ?" Ucap Cinta yang meletakkan kedua tangannya di atas kepalanya.

Karena, saat ini Cinta memang sangat bingung sekali, untuk memikirkan suatu hal yang bisa membantunya dan juga membuatnya luput dari perjanjian salah ini.

" Apa yang harus kulakukan, ya," Ucap Cinta sambil menepuk-nepuk dahinya dengan jari telunjuknya seperti orang yang sedang memikirkan sesuatu hal yang penting.

" Apa yang harus kulakukan supaya aku bisa terlepas dari masalah ini dan pastinya tidak akan ada yang merasa dirugikan." Ucap Cinta lagi sambil bolak-balik di kamarnya.

" Apa aku harus menemui Romi, secara langsung dan meminta dia untuk membatalkan perjanjian ini,," Ucap Cinta yang keluar dari pikirannya saat itu.

" Aaahh,, itu gak mungkin, aku aja takut melihatnya, karena tatapannya itu,, iiiihhhh," Ucap Cinta yang mengingatkan wajah Romi saat mereka pernah bertemu sekitar beberapa tahun yang lalu.

Jelas Cinta merasa sangat takut ketika bertemu langsung dengan Romi, karena, dilihat dari tatapannya saja, mata Romi begitu nanar melihat tubuhnya. Oleh sebab itu, dengan sangat jelas Cinta merasa takut untuk menjadi istrinya. Terlihat begitu jelas sekali dalam pikiran Romi menatap Cinta hanya sekedar nafsu belaka bukanlah ketulusan Cinta yang selama ini Cinta harapkan.

" Aku gak mungkin bertemu dengannya dan mengatakan bahwa aku ingin menggagalkan perjanjian ini, aahhh aku udah gila apa, mau bertemu dengannya,, nggak nggak,, itu gak mungkin terjadi." Ucap Cinta yang mengurungkan ucapannya yang di awal saat teringat suatu pertemuan dulu.

Lalu, Cinta kembali memikirkan suatu hal lain yang bisa dilakukannya pada perjanjian ini. Sambil melangkahkan kakinya mondar-mandir di dalam kamarnya ini, Cinta harus segera mendapatkan suatu ide untuk menolong dirinya yang sedang terjepit ini.

" Apa yang harus kulakukan,, ya tuhan, aku bingung." Ucap Cinta terduduk lemas di tempat tidurnya.

" Tolong aku, tolong berikan aku sebuah ide ya Tuhan,," Ucap Cinta sambil memanjatkan doa kepada yang maha kuasa.

Karena, saat ini Cinta merasa dirinya sekarang sudah sangat lemah sekali dan tidak memiliki kekuatan ataupun pemikiran untuk menolak keinginan Papanya itu. Untuk sesaat, Cinta teringat akan sebuah ide yang bisa membuat dirinya bisa untuk menolak secara langsung perjodohan ini.

Tanpa adanya, pertengkaran dan nyawa.

Cinta kembali bersemangat untuk melakukan sesuatu yang bisa ia lakukan dan pastinya ia harus bertekad kuat untuk melakukannya ini.

" Heeemm,, ya,, aku harus melakukan,,," Ucap Cinta sambil tersenyum senang karena dirinya mendapatkan sebuah ide cemerlang dihatinya.

" Terima kasih ya Allah,," Ucap Cinta bergumam senang karena dirinya telah mendapatkan sebuah ide.

Entah idenya itu berhasil atau tidak yang terpenting dijalankan terlebih dahulu. Lalu Cinta segera bergegas menuju ke pintu kamarnya bermaksud ingin menemui seseorang.

" Ya, aku harus mencobanya, suatu hal yang tidak pernah dicoba, tidak akan tahu bermanfaat atau tidak." Gumam Cinta sendiri yang bergegas bangun dari tempat tidur.

Karena, merasa begitu semangat sekali dalam rencananya ini, dengan segera Cinta langsung melangkahkan kakinya bersiap untuk keluar dari kamarnya ini.

Tapi sayangnya, Cinta tidak mengetahui dan tidak menyadari bahwa dia saat ini telah dikurung atas rencana dari Papanya sendiri. Jika, Cinta mengetahui bahwa dia saat ini sudah dikurung oleh Papanya, kemungkinan hanya tangisan dan juga kelemahan yang terjadi pada Cinta.

Namun, itu tidak akan mungkin terjadi, karena Cinta merupakan tipe perempuan yang kuat, jadi tidak mungkin Cinta merasa lemah hanya karena dikurung oleh Papanya seperti ini.

Cinta segera menuju ke arah pintu dan sejenak kaget saat ia mencoba membukakan pintu, namun pintu itu sama sekali tidak bisa dibuka.

" Kenapa pintu ini susah sekali ditarik,," Gumam Cinta yang tidak mengetahui bahwa ia telah dikurung dari luar.

Cinta kembali mencoba untuk membuka pintu kamarnya, karena, ia sangat yakin akan rencananya itu berhasil.

" Coba lagi, kenapa pintu ini bisa terkunci sendiri,," Gumam Cinta lagi sambil membuka pintu kamarnya.

Namun, tetap saja tidak bisa dibuka, karena, memang telah dikunci dari luar. Cinta bergumam sendiri dan berpikir sepertinya ini ada seseorang yang telah sengaja mengurung dirinya di dalam.

" Heemmm, sepertinya saat ini ada yang sedang ingin mengurungku dari luar, supaya aku tidak bisa melakukan rencanaku itu, ini pasti keinginan Pa,,," Ucap Cinta yang terpikir bahwa ia terkurung itu pasti perintahan dari Papanya.

Namun, sesaat Cinta berpikir bahwa tidak mungkin Papanya sampai setega itu dengan dirinya, walaupun ia tahu bahwa Papanya memiliki sifat yang keras, tapi, tidak mungkin Papanya sampai mengurung dirinya seperti ini.

" Aaahh, tidak mungkin Papa, tidak mungkin Papa sampai tega melakukan itu pada Cinta,," Gumam Cinta yang sedang bingung harus melakukan apa.

Cinta bingung harus melakukan apa..??

Saat ini Cinta masih di dalam kamarnya dan sedang berpikir bagaimana caranya ia harus bisa membuka pintu kamarnya sendiri.

***

Author

🌹Vira Lydia🌹

Episodes
1 Bab 1 Kabur Dari Rumah
2 Bab 2 Perjalanan Cinta
3 Bab 3 Murka Papa
4 Bab 4 Kenyataan Pahit
5 Bab 5 Rencana Cinta
6 Bab 6 Terkunci
7 Bab 7 Debat Mama dan Papa
8 Bab 8 Rencana Lain Cinta
9 Bab 9 Penantian Cinta
10 Bab 10 Mengelabui Penjaga
11 Bab 11 Alat Kecil Yang Membingungkan
12 Bab 12 Malam Ini Juga
13 Bab 13 Pergi Kemana
14 Bab 14 Menjual Aset Lama
15 Bab 15 Perjalanan Dengan Mobil Lain
16 Bab 16 Permintaan Cinta
17 Bab 17 Perjalanan Di Tengah Hutan
18 Bab 18 Segarnya Air Sungai
19 Bab 19 Maksud Yang Membingungkan
20 Bab 20 Tingkah Lucu
21 Bab 21 Memberikan Sesuatu Baru
22 Bab 22 Mengubah Penampilan Rio
23 Bab 23 Senyumannya Baru Kusadari
24 Bab 24 Menunggu Hasil
25 Bab 25 Supir Tampan
26 Bab 26 Pikiran Cinta dan Rio
27 Bab 27 Unek Masing-masing
28 Bab 28 Kekecewaan Cinta
29 Bab 29 Tersenyum Senang
30 Bab 30 Inisiatif Cinta
31 Bab 31 Keseriusan Ide Cinta
32 Bab 32 Inisiatif Lain
33 Bab 33 Pernikahan Sekadar Saja
34 Bab 34 Haruskah Kita Menikah
35 Bab 35 Hari Pernikahan
36 Bab 36 Mendaftar Pernikahan
37 Bab 37 Penyelidikan
38 Bab 38 Sementara Waktu
39 Bab 39 Berdua
40 Bab 40 Kenapa Aku Nggak Tau
41 Bab 41 Menyambut Dirimu
42 Bab 42 Menghadap Penghulu
43 Bab 43 Kerinduanku Pada Mama
44 Bab 44 Ijab Qobul
45 Bab 45 Doa pengantin
46 Bab 46 Melanjutkan perjalanan
47 Bab 47 Pelacakan Pengawal Hendrawan
48 Bab 48 Kerinduanku
49 Bab 49 Akhirnya tersenyum
50 Bab 50 Temenin Kakak
51 Bab 51 Akhirnya Sampai di Rumah baru
52 Bab 52 Melakukan sesuatu
53 Bab 53 Pengajaran Rio
54 Bab 54 Tamu Keluarga
55 Bab 56 - Kelembutan Cinta
56 Bab 57 - Menu Pertama Amburadul
57 Bab 58 Kebahagiaan Sederhana
58 Bab 59 Perhatian
59 Bab 60 Sholat Subuh
60 Bab 61 Masakan Rio
61 Bab 62 Pukulan Lucu
62 Bab 63 Kehangatan Pagi
63 Bab 64 Sarapan Bersama
64 Bab 65 Tamu Di Tambak
65 Bab 66 Kedatangan Wanita Angkuh
66 Bab 67 Penasaran Cinta
67 Bab 68 Gangguan Pikiran Rio
68 Bab 69 Pertanyaan Cinta
69 Bab 70 Kecanggungan Yang Terjadi
70 Bab 71 Manjanya Cinta
71 Bab 72 Kelakuan Agresif
72 Bab 73 Terpana
73 Bab 74 Kelakuan Ganjen
74 Bab 75 Kecemburuan Cinta
75 Bab 76 Gelitik
76 Bab 77 Kebingungan Pendapat
77 Bab 78 Pikiran Jernih !!
78 Bab 79 Senyuman Kelegaan
79 Bab 80 Mengagumi Suamiku Rio
80 Bab 81 Ciuman Pertama
81 Bab 82 Kelembutan Suamiku
82 Bab 83 Tamu Tak Diundang
83 Bab 84 Perlawanan Cinta Terhadap Rossa
84 Bab 85 Perjalanan Baru
85 Bab 86 Kegugupan Rencana
86 Bab 87 Jawaban Terbaik
87 Bab 88 Keyakinan Yang Serius
88 Bab 89 Cerita Yang Sesungguhnya
89 Bab 90 Ketertarikan Cinta
90 Bab 91 Kecurigaan Rossa
91 Bab 92 Rasa Penasaran
92 Bab 93 Kebingungan
93 Bab 94 Tempat Keinginan
94 Bab 95 Bepergian !!
95 Bab 96 Isi Hati Yang Tertunda
96 Bab 97 Buku Keterangan Nikah
97 Bab 98 Pernyataan Romantis
98 Bab 99 Wisata Bersama
99 Bab 100 Teriakan Cinta
100 Bab 101 Mempererat Keromantisan
101 Bab 102 Sebuah Keyakinan
102 Bab 103 Akhirnya Bertemu Denganmu
103 Bab 104 Bertemu Dengan Rival
104 Bab 105 Ucapan Yang Menyakitkan
105 Bab 106 Pengakuan Perasaan
106 Bab 107 Pengawasan Rossa
107 Bab 108 Rencana Mami Rossa
108 Bab 109 Datang Tamu Bulanan
109 Bab 110 Masih Tersipu Malu
110 Bab 111 Khayalan
111 Bab 112 Kaget
112 Bab 113 Perasaan Yang Terungkap
113 Bab 114 Merasakan Suatu Hal
114 Bab 115 Mencuci Bersama
115 Bab 116 Sama-sama Mencari
116 Bab 117 Kelembutan Rasa
117 Bab 118 Romantis
118 Bab 119 Kedipan Nakal
119 Bab 120 Belanja Bersama
120 Bab 121 Sifat Manja
121 Bab 122 Makan Siang Bersama
122 Bab 123 Renungan Sebelum Rencana
123 Bab 124 Pulang Kampung
124 Bab 125 Perjalanan Yang Licin
125 Bab 126 Kelakuan Rossa
126 Bab 127 Perseteruan Rossa
127 Bab 128 Perjalanan Hujan
128 Bab 129 - Pemikiran Rio
129 Bab 130 Pemikiran Arif
130 Bab 131 Akhirnya Sampai Juga
131 Bab 132 - Alhamdulillah Sampai
132 Bab 133 - Pengintai
133 Bab 134 - Penasaran Dengan Seseorang
134 Bab 135 - Merdu
135 Bab 136 - Perlakuan Lembut Rio
136 Bab
137 Bab
138 Bab
139 Bab
140 Bab
141 Bab
142 Bab
143 Bab
144 bab
145 Bag.
146 Bab
147 Bab
148 Bab
149 Bab
150 Bab
151 Bab
152 Bab
153 Bab
154 Bab
155 Bab
156 Bab
157 Bab
158 Draft
159 draft
160 Draf
161 bab
162 Bab
163 Bab
164 bag
165 Draft
166 Bab
167 Draft
168 Bab
169 Bab
170 Bab
171 Bab
172 Draft
173 Bab
174 Bag
175 Bag
176 Bab
177 Bag.
178 Bab
179 Bab
180 Bab
181 Bab
182 Bab
183 Bab
184 Bab
185 Bab
186 Bab
187 Bab
188 Bab
189 Bab
190 Bab
191 Bab
192 bab
193 Bab
194 Bab
195 Bab
196 Bab
197 Bab
198 Bab
199 Bag
200 Bab
201 Bab
202 Bab
203 Bab
204 Bab
205 Bab
206 Bab
207 Bag
208 Bab
209 Bab
210 Bag.
211 Bab
212 Bab
213 Bab
214 Bab
215 Bab
216 Bab
217 Bab
218 Bag
219 Bab
220 bab
221 Bab
222 draft
223 draft
224 draft
225 draft
226 draft
227 draft
228 draft
229 draft
230 draft
231 draft
232 draft
233 draft
234 draft
235 draft
236 draft
237 draft
238 draft
239 draft
240 draft
241 Bab 1 Agustus
242 Bab 2 Agustus
243 Bab 3 Agustus
244 draft
245 draft
246 draft
247 draft
248 draft
249 draft
250 draft
251 draft
252 draft
253 draft
254 draft
255 draft
256 draft
257 draft
258 draft
259 draft
260 draft
261 draft
262 draft
263 draft
264 drart
265 draft
266 draft
267 draft
268 draft
269 draft
270 draft
271 draft
272 draft
273 draft
274 draft
275 draft
276 draft
277 draft
278 draft
279 draft
280 draft
281 draft
282 draft
283 draft
284 draft
285 draft
286 draft
287 draft
288 draft
289 draft
290 draft
291 draft
292 draft
293 draft
294 draft
295 draft
296 draft
297 draft
298 Maaf 1
299 Maaf 2
300 Maaf 3
301 Maaf 4
302 Maaf 5
303 Maaf 6
304 Maaf 7
305 Maaf 8
306 Maaf 9
307 Maaf 10
308 Maaf 11-15
309 Maaf 16-19
310 Maaf 20-21
311 Maaf 22-25
312 Maaf 26-30
313 Maaf 1
314 Maaf 2
315 Maaf 3
316 Maaf 4
317 Maaf 5
318 Maaf 6
319 Maaf 7
Episodes

Updated 319 Episodes

1
Bab 1 Kabur Dari Rumah
2
Bab 2 Perjalanan Cinta
3
Bab 3 Murka Papa
4
Bab 4 Kenyataan Pahit
5
Bab 5 Rencana Cinta
6
Bab 6 Terkunci
7
Bab 7 Debat Mama dan Papa
8
Bab 8 Rencana Lain Cinta
9
Bab 9 Penantian Cinta
10
Bab 10 Mengelabui Penjaga
11
Bab 11 Alat Kecil Yang Membingungkan
12
Bab 12 Malam Ini Juga
13
Bab 13 Pergi Kemana
14
Bab 14 Menjual Aset Lama
15
Bab 15 Perjalanan Dengan Mobil Lain
16
Bab 16 Permintaan Cinta
17
Bab 17 Perjalanan Di Tengah Hutan
18
Bab 18 Segarnya Air Sungai
19
Bab 19 Maksud Yang Membingungkan
20
Bab 20 Tingkah Lucu
21
Bab 21 Memberikan Sesuatu Baru
22
Bab 22 Mengubah Penampilan Rio
23
Bab 23 Senyumannya Baru Kusadari
24
Bab 24 Menunggu Hasil
25
Bab 25 Supir Tampan
26
Bab 26 Pikiran Cinta dan Rio
27
Bab 27 Unek Masing-masing
28
Bab 28 Kekecewaan Cinta
29
Bab 29 Tersenyum Senang
30
Bab 30 Inisiatif Cinta
31
Bab 31 Keseriusan Ide Cinta
32
Bab 32 Inisiatif Lain
33
Bab 33 Pernikahan Sekadar Saja
34
Bab 34 Haruskah Kita Menikah
35
Bab 35 Hari Pernikahan
36
Bab 36 Mendaftar Pernikahan
37
Bab 37 Penyelidikan
38
Bab 38 Sementara Waktu
39
Bab 39 Berdua
40
Bab 40 Kenapa Aku Nggak Tau
41
Bab 41 Menyambut Dirimu
42
Bab 42 Menghadap Penghulu
43
Bab 43 Kerinduanku Pada Mama
44
Bab 44 Ijab Qobul
45
Bab 45 Doa pengantin
46
Bab 46 Melanjutkan perjalanan
47
Bab 47 Pelacakan Pengawal Hendrawan
48
Bab 48 Kerinduanku
49
Bab 49 Akhirnya tersenyum
50
Bab 50 Temenin Kakak
51
Bab 51 Akhirnya Sampai di Rumah baru
52
Bab 52 Melakukan sesuatu
53
Bab 53 Pengajaran Rio
54
Bab 54 Tamu Keluarga
55
Bab 56 - Kelembutan Cinta
56
Bab 57 - Menu Pertama Amburadul
57
Bab 58 Kebahagiaan Sederhana
58
Bab 59 Perhatian
59
Bab 60 Sholat Subuh
60
Bab 61 Masakan Rio
61
Bab 62 Pukulan Lucu
62
Bab 63 Kehangatan Pagi
63
Bab 64 Sarapan Bersama
64
Bab 65 Tamu Di Tambak
65
Bab 66 Kedatangan Wanita Angkuh
66
Bab 67 Penasaran Cinta
67
Bab 68 Gangguan Pikiran Rio
68
Bab 69 Pertanyaan Cinta
69
Bab 70 Kecanggungan Yang Terjadi
70
Bab 71 Manjanya Cinta
71
Bab 72 Kelakuan Agresif
72
Bab 73 Terpana
73
Bab 74 Kelakuan Ganjen
74
Bab 75 Kecemburuan Cinta
75
Bab 76 Gelitik
76
Bab 77 Kebingungan Pendapat
77
Bab 78 Pikiran Jernih !!
78
Bab 79 Senyuman Kelegaan
79
Bab 80 Mengagumi Suamiku Rio
80
Bab 81 Ciuman Pertama
81
Bab 82 Kelembutan Suamiku
82
Bab 83 Tamu Tak Diundang
83
Bab 84 Perlawanan Cinta Terhadap Rossa
84
Bab 85 Perjalanan Baru
85
Bab 86 Kegugupan Rencana
86
Bab 87 Jawaban Terbaik
87
Bab 88 Keyakinan Yang Serius
88
Bab 89 Cerita Yang Sesungguhnya
89
Bab 90 Ketertarikan Cinta
90
Bab 91 Kecurigaan Rossa
91
Bab 92 Rasa Penasaran
92
Bab 93 Kebingungan
93
Bab 94 Tempat Keinginan
94
Bab 95 Bepergian !!
95
Bab 96 Isi Hati Yang Tertunda
96
Bab 97 Buku Keterangan Nikah
97
Bab 98 Pernyataan Romantis
98
Bab 99 Wisata Bersama
99
Bab 100 Teriakan Cinta
100
Bab 101 Mempererat Keromantisan
101
Bab 102 Sebuah Keyakinan
102
Bab 103 Akhirnya Bertemu Denganmu
103
Bab 104 Bertemu Dengan Rival
104
Bab 105 Ucapan Yang Menyakitkan
105
Bab 106 Pengakuan Perasaan
106
Bab 107 Pengawasan Rossa
107
Bab 108 Rencana Mami Rossa
108
Bab 109 Datang Tamu Bulanan
109
Bab 110 Masih Tersipu Malu
110
Bab 111 Khayalan
111
Bab 112 Kaget
112
Bab 113 Perasaan Yang Terungkap
113
Bab 114 Merasakan Suatu Hal
114
Bab 115 Mencuci Bersama
115
Bab 116 Sama-sama Mencari
116
Bab 117 Kelembutan Rasa
117
Bab 118 Romantis
118
Bab 119 Kedipan Nakal
119
Bab 120 Belanja Bersama
120
Bab 121 Sifat Manja
121
Bab 122 Makan Siang Bersama
122
Bab 123 Renungan Sebelum Rencana
123
Bab 124 Pulang Kampung
124
Bab 125 Perjalanan Yang Licin
125
Bab 126 Kelakuan Rossa
126
Bab 127 Perseteruan Rossa
127
Bab 128 Perjalanan Hujan
128
Bab 129 - Pemikiran Rio
129
Bab 130 Pemikiran Arif
130
Bab 131 Akhirnya Sampai Juga
131
Bab 132 - Alhamdulillah Sampai
132
Bab 133 - Pengintai
133
Bab 134 - Penasaran Dengan Seseorang
134
Bab 135 - Merdu
135
Bab 136 - Perlakuan Lembut Rio
136
Bab
137
Bab
138
Bab
139
Bab
140
Bab
141
Bab
142
Bab
143
Bab
144
bab
145
Bag.
146
Bab
147
Bab
148
Bab
149
Bab
150
Bab
151
Bab
152
Bab
153
Bab
154
Bab
155
Bab
156
Bab
157
Bab
158
Draft
159
draft
160
Draf
161
bab
162
Bab
163
Bab
164
bag
165
Draft
166
Bab
167
Draft
168
Bab
169
Bab
170
Bab
171
Bab
172
Draft
173
Bab
174
Bag
175
Bag
176
Bab
177
Bag.
178
Bab
179
Bab
180
Bab
181
Bab
182
Bab
183
Bab
184
Bab
185
Bab
186
Bab
187
Bab
188
Bab
189
Bab
190
Bab
191
Bab
192
bab
193
Bab
194
Bab
195
Bab
196
Bab
197
Bab
198
Bab
199
Bag
200
Bab
201
Bab
202
Bab
203
Bab
204
Bab
205
Bab
206
Bab
207
Bag
208
Bab
209
Bab
210
Bag.
211
Bab
212
Bab
213
Bab
214
Bab
215
Bab
216
Bab
217
Bab
218
Bag
219
Bab
220
bab
221
Bab
222
draft
223
draft
224
draft
225
draft
226
draft
227
draft
228
draft
229
draft
230
draft
231
draft
232
draft
233
draft
234
draft
235
draft
236
draft
237
draft
238
draft
239
draft
240
draft
241
Bab 1 Agustus
242
Bab 2 Agustus
243
Bab 3 Agustus
244
draft
245
draft
246
draft
247
draft
248
draft
249
draft
250
draft
251
draft
252
draft
253
draft
254
draft
255
draft
256
draft
257
draft
258
draft
259
draft
260
draft
261
draft
262
draft
263
draft
264
drart
265
draft
266
draft
267
draft
268
draft
269
draft
270
draft
271
draft
272
draft
273
draft
274
draft
275
draft
276
draft
277
draft
278
draft
279
draft
280
draft
281
draft
282
draft
283
draft
284
draft
285
draft
286
draft
287
draft
288
draft
289
draft
290
draft
291
draft
292
draft
293
draft
294
draft
295
draft
296
draft
297
draft
298
Maaf 1
299
Maaf 2
300
Maaf 3
301
Maaf 4
302
Maaf 5
303
Maaf 6
304
Maaf 7
305
Maaf 8
306
Maaf 9
307
Maaf 10
308
Maaf 11-15
309
Maaf 16-19
310
Maaf 20-21
311
Maaf 22-25
312
Maaf 26-30
313
Maaf 1
314
Maaf 2
315
Maaf 3
316
Maaf 4
317
Maaf 5
318
Maaf 6
319
Maaf 7

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!