Saat ini Ranita yang tidak memiliki kemampuan untuk membantu Putrinya ini, hanya bisa pasrah atas sikap suaminya terhadap Putrinya sendiri. Karena, Ranita sendiri merasa bahwa keputusan dari suaminya itu sama sekali tidak bisa diganggu gugat sedikitpun. Dan, Ranita juga tidak bisa melawan keputusan yang telah diucapkan oleh suaminya itu.
" Maafkan Mama, nak, Mama tidak bisa melawan kehendak Papamu itu, jika Papamu sudah berkata A maka Mama tidak bisa melakukan apa-apa lagi untuk membebaskan kenyataan ini dalam hidupmu sayang,," Ucap Ranita dalam hati yang ikut menangis dan memeluk tubuh putrinya ini.
Sebagai seorang Ibu Ranita hanya bisa memberikan kekuatan pada Putrinya ini, supaya Putrinya ini bisa melakukan suatu hal yang baik dan tindakannya itu sama sekali tidak merugikan di antara kedua belah pihak.
" Mama hanya bisa berharap agar kamu bisa melakukan suatu hal yang tidak merugikan di antara Papamu dan juga Pak Wijaya,," Gumam Ranita lagi dalam hatinya.
Cinta yang masih menangis di kaki Mamanya itu belum terpikir akan suatu hal yang bisa ia lakukan, karena, saat ini Cinta masih belum bisa menerima kenyataan yang ada dalam hidupnya.
" Ma,, tolong Cinta,, Cinta gak mau menikah dengan Pak Romi." Bilang Cinta pada Mamanya disela tangisnya.
Saat Ranita mendengar ucapan permintaan tolong dari Cinta dengan perlakuan lembut Ranita segera menyambut Putrinya untuk duduk disampingnya.
" Sayang ayo bangun duduk di samping Mama,," Ucap Ranita yang meminta Cinta untuk duduk di sampingnya.
Setelah mendengarkan ucapan Mamanya, Cinta mengangguk, langsung saja bangkit dan duduk disamping Mamanya.
" Cinta, bukannya Mama tidak mau bantuin kamu sayang,, kamu tahu sendiri bagaimana kerasnya sifat Papamu." Ucap Mama yang menjelaskan sifat suaminya sambil mengelus rambut Cinta.
" Hiks,, Ma, kenapa harus Cinta,," Ungkap Cinta yang masih menangis di pangkuan Ranita.
Setelah mendengarkan ucapan Mamanya, Cinta hanya bisa pasrah dengan kerasnya sifat dari Papanya yang bersikeras untuk menyuruh Cinta menepati janji Papanya itu dan Cinta hanya bisa menangis di pangkuan Mamanya saat ini.
" Sayang,, maafkan Mama yang tidak bisa melakukan apa-apa padamu,, kamu tahu sifat dan watak Papamu yang keras." Ucap Ranita yang hanya memberikan semangat pada Putrinya.
" Mama tidak bisa untuk melawan kehendak Papamu itu." Bilang Ranita lagi yang ikut menangis sambil memeluk Cinta.
" Mama pasti sudah tau bukan kalau Pak Romi udah nikah dan punya istri." Bilang Cinta yang menatap wajah Mamanya.
Saat mendengarkan ucapan Putrinya itu, Ranita hanya bisa mengangguk karena, ia juga sudah tahu bahwa Romi sudah memiliki istri yang sangat banyak.
" Iya nak Mama tau itu, tapi Papamu sudah berjanji untuk menikahkan kamu dengan putranya saat kamu masih kecil." Bilang Ranita yang menjelaskan keadaan saat suaminya berjanji dengan Pak Wijaya.
" Kenapa Papa tega membuat janji seperti itu Ma,," Tanya Cinta lagi dengan keputusan Papanya ini.
" Mama tidak tahu sayang,, kamu tahu sendiri kalau Papamu sudah akrab dan dekat dengan temannya apalagi temannya itu sudah berjasa padanya, maka apapun untuk mengeratkan tali persahabatannya, papamu dengan senang hati untuk melakukan apapun pada temannya itu bahkan melebihi dari perjodohan ini." Ucap Mama yang sangat jelas pada Cinta membuat Cinta menggelengkan kepalanya seakan tidak percaya.
" Tapi, kenapa Papa tega menyuruh Cinta menikahi suami orang Ma ?" Tanya Cinta lagi pada Mamanya.
" Dan, bahkan Cinta jadi yang kelima,," Bilang Cinta lagi yang merasa tidak menginginkan hal ini pada Mamanya.
" Maafkan Mama sayang,, maafkan Mama yang tidak bisa melawan kehendak Papamu,," Ucap Mama yang menangisi dirinya sendiri yang tidak bisa melawan kehendak suaminya itu.
Karena, merasa bahwa sepertinya perjanjian ini merupakan sebuah kesalahan. Cinta sangat jelas untuk menolak keinginan dari perjanjian Papanya itu. Lalu, Cinta berpikir lebih baik ia melakukan suatu tindakan yang jelas sekali menolak keinginan ini daripada harus menerima menjadi istri kelima bahkan lebih dari itu.
" Apapun yang terjadi, Cinta gak mau Ma, Cinta gak mau menjadi Istri Romi,," Ucap Cinta serius dengan mata yang berkobar, menolak kenyataan sambil menghapus air matanya.
" Tapi sayang, kamu,," Ucap Mama Ranita yang mengkhawatirkan sikap Putrinya.
" Maafkan Cinta Ma,,, Cinta gak bisa menuruti perintah Papa,," Jawab Cinta tegar yang bangkit dari duduknya, lalu menatap serius mata Mamanya.
Lalu, dengan segera Cinta berdiri dan melangkahkan kakinya berjalan ke arah tangga untuk masuk ke dalam kamarnya. Ketika melihat putrinya itu pergi Ranita sangat mencemaskan keadaan dari putrinya itu. Ranita sangat takut sekali jika putrinya itu bertindak yang aneh-aneh.
" Cinta kamu jangan,," Bilang Mama Ranita yang memanggil kepergian Cinta.
Ketika mendengarkan panggilan dari Mamanya, sambil menoleh ke arah Mamanya, Cinta memberitahukan bahwa ia tidak akan melakukan hal diluar dari pemikiran normal.
" Tenang Ma, Cinta janji, Cinta gak akan melakukan hal yang bodoh,," Bilang Cinta menoleh kembali ke arah Mamanya.
" Cinta permisi ke kamar,," Ucap Cinta yang langsung melangkahkan kakinya.
" Iya nak,," Jawab Mama mengangguk kepergian Cinta menuju kamarnya.
Dengan segera Cinta melangkahkan kakinya menaiki tangga kamar dan berjalan ke arah kamarnya. Dan, sekarang tinggallah Ranita sendirian yang masih berada di ruang keluarga yang hanya bisa pasrah dan menangis, entah apa yang akan terjadi pada keluarganya saat ini.
" Ya, Tuhan, apa yang harus ku lakukan,," Ucap Ranita menangis sendiri di ruang tengah.
Karena, Ranita juga melihat dengan jelas sekali sikap keras kepala suaminya dan tekad yang kuat dari Putrinya yang jelas-jelas menolak kehendak Papanya. Mama Ranita tahu bahwa putrinya memiliki sebuah tekad yang sangat kuat untuk mendapatkan sesuatu dan menolak sesuatu.
Mama Ranita sangat hapal betul karakter Putrinya itu, yang sangat patuh terhadap apapun perintah orang tuanya yang baik bagi putrinya. Tapi kali ini perintah orang tuanya itu salah bagi Putrinya, dan pastinya Putrinya itu secara jelas akan menolak perintah ini dengan cara apapun.
" Apapun yang terjadi, aku hanya bisa menyerahkan semua ini padamu, Tuhan,," Gumam Ranita yang berharap semoga tindakan ini tidak akan terjadi hal buruk apa-apa.
" Semoga, Cinta bisa memahami kehendak Papanya dan Papanya Cinta juga memahami kehendak dari Putrinya sendiri." Gumam Ranita sambil melangkahkan kakinya menuju ke kamarnya sendiri.
Dengan sangat mudah Pak Hendrawan memerintahkan Cinta untuk menuruti perjanjian perjodohan yang sangat tidak masuk akal bagi Cinta saat ini. Oleh sebab itu Ranita sangat mengkhawatirkan keadaan Putrinya saat ini.
Saat ini, Cinta telah sampai di kamarnya, dan langsung menutupi pintu kamarnya.
" Heh!! aku harus bagaimana,, aku gak mau, pokoknya perjanjian ini jangan sampai terjadi." Ucap Cinta saat menutup pintu kamarnya.
Di dalam kamarnya, karena, Cinta yang belum bisa menerima kenyataan bahwa dia akan dinikahkan dengan Romi yang sudah memiliki banyak istri itu. Tak henti-hentinya Cinta bolak balik memikirkan kenyataan yang membuatnya bertanya-tanya.
Lalu, Cinta langsung bangun dari tempat tidurnya, menghapus air mata dan memikirkan hal apa yang harus dilakukan sehingga ia bisa bebas dari perjanjian konyol ini.
" Aku gak akan pernah mau untuk ngelakuin hal konyol ini,," Ucap Cinta dengan mata yang berbinar-binar.
" Tega-teganya Papa berjanji dengan suami orang,," Bilang Cinta yang menghentikan tangisnya.
Lalu, Cinta terlihat melangkahkan kakinya bolak balik berkata sendiri di dalam kamarnya tanpa ada orang yang mendengar ocehannya itu.
" Kenapa, Papa gak mikir dulu sih, sebelum melakukan Perjanjian seperti ini,," Ucap Cinta yang merasa bahwa kelakuan Papanya ini jelas sekali salah.
" Tanya dulu kek, apa kek, ini seenaknya saja Papa menyetujui perjanjian ini,," Gumam Cinta lagi yang merasa kesal akan kelakuan Papanya.
" Ya ampun Papa,, dimana sih sebenarnya hati Papa, Papa gak berpikir dulu apa, bahwa perjanjian ini sangat merugikanku anaknya sendiri,," Bilang Cinta lagi yang bergumam sendiri di dalam kamarnya.
Dalam seketika Cinta memikirkan suatu hal apa yang harus dilakukannya, sehingga bisa membuat perjanjian ini tidak akan pernah terjadi.
" Aku harus melakukan apa,, supaya ini gak terjadi,," Ucap Cinta yang bingung memikirkan suatu hal apa yang harus dilakukannya.
" Bunuh diri, tidak mungkin, bodohnya aku kalo aku sampe bunuh diri,,!!" Ungkap Cinta yang menggelengkan kepalanya ketika teringat akan suatu hal untuk menghindari perjanjian ini.
" Minum racun, dosa,," Ucap Cinta lagi saat memikirkan sesuatu hal lain.
Lalu, Cinta kembali memikirkan suatu hal yang bisa membuat dirinya lolos dari perjanjian ini.
" Menolak secara mentah-mentah, Pasti akan dipaksa,," Ucap Cinta lagi memikirkan suatu hal yang ingin dilakukannya.
" Aduuuhhh,,, aku harus gimana ?" Ucap Cinta yang meletakkan kedua tangannya di atas kepalanya.
Karena, saat ini Cinta memang sangat bingung sekali, untuk memikirkan suatu hal yang bisa membantunya dan juga membuatnya luput dari perjanjian salah ini.
" Apa yang harus kulakukan, ya," Ucap Cinta sambil menepuk-nepuk dahinya dengan jari telunjuknya seperti orang yang sedang memikirkan sesuatu hal yang penting.
" Apa yang harus kulakukan supaya aku bisa terlepas dari masalah ini dan pastinya tidak akan ada yang merasa dirugikan." Ucap Cinta lagi sambil bolak-balik di kamarnya.
" Apa aku harus menemui Romi, secara langsung dan meminta dia untuk membatalkan perjanjian ini,," Ucap Cinta yang keluar dari pikirannya saat itu.
" Aaahh,, itu gak mungkin, aku aja takut melihatnya, karena tatapannya itu,, iiiihhhh," Ucap Cinta yang mengingatkan wajah Romi saat mereka pernah bertemu sekitar beberapa tahun yang lalu.
Jelas Cinta merasa sangat takut ketika bertemu langsung dengan Romi, karena, dilihat dari tatapannya saja, mata Romi begitu nanar melihat tubuhnya. Oleh sebab itu, dengan sangat jelas Cinta merasa takut untuk menjadi istrinya. Terlihat begitu jelas sekali dalam pikiran Romi menatap Cinta hanya sekedar nafsu belaka bukanlah ketulusan Cinta yang selama ini Cinta harapkan.
" Aku gak mungkin bertemu dengannya dan mengatakan bahwa aku ingin menggagalkan perjanjian ini, aahhh aku udah gila apa, mau bertemu dengannya,, nggak nggak,, itu gak mungkin terjadi." Ucap Cinta yang mengurungkan ucapannya yang di awal saat teringat suatu pertemuan dulu.
Lalu, Cinta kembali memikirkan suatu hal lain yang bisa dilakukannya pada perjanjian ini. Sambil melangkahkan kakinya mondar-mandir di dalam kamarnya ini, Cinta harus segera mendapatkan suatu ide untuk menolong dirinya yang sedang terjepit ini.
" Apa yang harus kulakukan,, ya tuhan, aku bingung." Ucap Cinta terduduk lemas di tempat tidurnya.
" Tolong aku, tolong berikan aku sebuah ide ya Tuhan,," Ucap Cinta sambil memanjatkan doa kepada yang maha kuasa.
Karena, saat ini Cinta merasa dirinya sekarang sudah sangat lemah sekali dan tidak memiliki kekuatan ataupun pemikiran untuk menolak keinginan Papanya itu. Untuk sesaat, Cinta teringat akan sebuah ide yang bisa membuat dirinya bisa untuk menolak secara langsung perjodohan ini.
Tanpa adanya, pertengkaran dan nyawa.
Cinta kembali bersemangat untuk melakukan sesuatu yang bisa ia lakukan dan pastinya ia harus bertekad kuat untuk melakukannya ini.
" Heeemm,, ya,, aku harus melakukan,,," Ucap Cinta sambil tersenyum senang karena dirinya mendapatkan sebuah ide cemerlang dihatinya.
" Terima kasih ya Allah,," Ucap Cinta bergumam senang karena dirinya telah mendapatkan sebuah ide.
Entah idenya itu berhasil atau tidak yang terpenting dijalankan terlebih dahulu. Lalu Cinta segera bergegas menuju ke pintu kamarnya bermaksud ingin menemui seseorang.
" Ya, aku harus mencobanya, suatu hal yang tidak pernah dicoba, tidak akan tahu bermanfaat atau tidak." Gumam Cinta sendiri yang bergegas bangun dari tempat tidur.
Karena, merasa begitu semangat sekali dalam rencananya ini, dengan segera Cinta langsung melangkahkan kakinya bersiap untuk keluar dari kamarnya ini.
Tapi sayangnya, Cinta tidak mengetahui dan tidak menyadari bahwa dia saat ini telah dikurung atas rencana dari Papanya sendiri. Jika, Cinta mengetahui bahwa dia saat ini sudah dikurung oleh Papanya, kemungkinan hanya tangisan dan juga kelemahan yang terjadi pada Cinta.
Namun, itu tidak akan mungkin terjadi, karena Cinta merupakan tipe perempuan yang kuat, jadi tidak mungkin Cinta merasa lemah hanya karena dikurung oleh Papanya seperti ini.
Cinta segera menuju ke arah pintu dan sejenak kaget saat ia mencoba membukakan pintu, namun pintu itu sama sekali tidak bisa dibuka.
" Kenapa pintu ini susah sekali ditarik,," Gumam Cinta yang tidak mengetahui bahwa ia telah dikurung dari luar.
Cinta kembali mencoba untuk membuka pintu kamarnya, karena, ia sangat yakin akan rencananya itu berhasil.
" Coba lagi, kenapa pintu ini bisa terkunci sendiri,," Gumam Cinta lagi sambil membuka pintu kamarnya.
Namun, tetap saja tidak bisa dibuka, karena, memang telah dikunci dari luar. Cinta bergumam sendiri dan berpikir sepertinya ini ada seseorang yang telah sengaja mengurung dirinya di dalam.
" Heemmm, sepertinya saat ini ada yang sedang ingin mengurungku dari luar, supaya aku tidak bisa melakukan rencanaku itu, ini pasti keinginan Pa,,," Ucap Cinta yang terpikir bahwa ia terkurung itu pasti perintahan dari Papanya.
Namun, sesaat Cinta berpikir bahwa tidak mungkin Papanya sampai setega itu dengan dirinya, walaupun ia tahu bahwa Papanya memiliki sifat yang keras, tapi, tidak mungkin Papanya sampai mengurung dirinya seperti ini.
" Aaahh, tidak mungkin Papa, tidak mungkin Papa sampai tega melakukan itu pada Cinta,," Gumam Cinta yang sedang bingung harus melakukan apa.
Cinta bingung harus melakukan apa..??
Saat ini Cinta masih di dalam kamarnya dan sedang berpikir bagaimana caranya ia harus bisa membuka pintu kamarnya sendiri.
***
Author
🌹Vira Lydia🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 319 Episodes
Comments