Karena, telah selesai mandi dan merasakan kesegaran di dalam tubuhnya itu, Cinta membuka pintu mobil tengah yang hanya meletakkan barang-barangnya disana. Setelah selesai, Cinta langsung membuka pintu depan dan duduk di kursi depan, seperti semula saat ia bangun tadi.
Rio merasa heran melihat Cinta yang posisinya sekarang sudah duduk di depan tepat di sebelahnya.
" Loohhh,, Dedek duduk di depan,," Tanya Rio yang penasaran melihat Cinta ada di sampingnya.
Karena, memang benar dari semalam Cinta sangat nyaman duduk di depan dibandingkan duduk di belakang seperti selama ini yang ia lakukan.
" Iya,, emang kenapa ?" Tanya Cinta balik.
" Nggak apa-apa dek,, cuma Kakak kan supirnya Dedek,," Ucap Rio yang tersenyum melihat Cinta
" Terus,, kalo kakak supirnya,, emang gak boleh apa Cinta duduk di depan !!" Bilang Cinta yang langsung merubah mimik wajahnya.
" Ya boleh donk,, Kan ini mobilnya, Dedek," Jawab Rio yang tersenyum melihat Cinta merubah mimik wajahnya.
" Bukan masalah, ini mobil Cinta,, kalo Cinta nyaman duduk di depan,, emang kenapa,," Tanya Cinta tajam.
" Bukan begitu dek,, maksudnya gini,," Jawab Rio yang terputus karena mulut Cinta sudah nyerocos duluan memotong.
" Oohh,, Cinta ngerti, Kak Rio gak nyaman kan, kalo ada Cinta disini, ya udah Cinta pindah belakang,," Ucap Cinta yang langsung tersinggung atas ucapan Rio yang menanyakan dirinya, kenapa duduk di depan.
Karena, Cinta bereaksi ingin membuka pintu mobil, namun tangan Rio langsung mencegah tangan Cinta untuk membuka pintu mobil.
" Eehhh,, jangan,," Cegah Rio yang memegang tangan Cinta.
" Bukan gitu dek,, Maksudnya Kakak nyaman kalo ada Cinta disini, Kakak harap Cinta juga nyaman duduk di depan,," Ucap Rio yang membujuk Cinta.
" Tadi, Cinta udah ngomong, kalo Cinta nyaman duduk di depan,," Jawab Cinta yang sedikit meradang.
Maklum sifat Cinta memang sangat sensitif, jadi ya begitu mudah meradang, sabar ya Rio menghadap omelan Cinta.
" Maafin Kakak ya dek,," Ucap Rio lembut dan tulus.
Cinta merasa bersalah karena sudah berbicara yang cukup meradang pada Rio barusan. Hanya karena masalah sepele, Cinta meradang.
" Iya nggak apa-apa, Kak." Jawab Cinta dengan nada suara kecil yang tidak terdengar dan sepertinya akan menangis.
Bukan menangis karena, ucapan Rio padanya melainkan menangis karena rasa bersalahnya pada Rio.
" Kita lanjutin perjalanan nya ya,," Tanya Rio yang menoleh ke arah Cinta.
Cinta hanya mengangguk dan menoleh ke arah kaca, sangat terlihat jelas bahwa matanya memerah atas perasaan bersalahnya pada Rio.
" Aku ini kenapa sih, selalu kasar dan membentak Kak Rio, padahal cuma dia yang membantu aku,," Gumam Cinta dalam hati.
Rio bingung dan untuk sementara belum melakukan aksinya untuk menyetir mobil. Melainkan memeriksa keadaan Cinta yang spontan diam dan menoleh ke arah samping kaca.
" Dek, Dedek kenapa,," Tanya Rio yang melepaskan kembali sabuk pengamannya.
Karena, mendengar ucapan Rio yang menanyakan keadaannya sekarang tambah membuatnya sedih sendiri.
Tak terasa air mata Cinta menetes dan menangis. Rio yang melihat bayangan wajah Cinta dari kaca yang sedang menangis, merasa bersalah. Mungkin karena dirinya tadi yang menanyakan Cinta kenapa duduk di sampingnya.
" Loohhh,, Dedek nangis, kenapa dek,," Tanya Rio yang berusaha membalikkan tubuh Cinta untuk menghadap dirinya.
Cinta pun berbalik dan langsung memegang tangan Rio.
" Hiks, hiks, hiks, Kak Rio maafin Cinta, maafin Cinta yang selalu ngomong kasar pada Kak Rio,," Ucap Cinta yang meminta maaf pada Rio sambil terisak tangisannya.
Rio merasa bersalah dirinya telah membuat Cinta menangis.
" Iya, iya dek,, Dedek nggak salah, malah Kakak suka kalo Dedek sering ngomong kasar kayak gitu,," Ucap Rio yang sedikit meluapkan kejujuran isi hatinya.
Cinta belum menetralisir apa maksud dari omongan Rio yang barusan, senang atas omongannya yang selalu kasar pada Rio.
" Nggak,, Cinta yang salah, Cinta takut duduk di belakang kalo sendirian,," Ucap Cinta yang menjelaskan keadaannya.
" Iya iya dek,, Kakak paham kalo Dedek takut akan kesepian,," Ucap Rio menenangkan hati dan pikiran serta perasaan Cinta saat ini.
" Udah ya dek, nangisnya,," Ucap Rio yang menyentuh pipi Cinta ingin menghapus air mata yang mengalir di wajah Cinta.
Cinta sedikit kaget atas tindakan Rio yang ingin menghapus air mata di wajahnya. Cinta terdiam sejenak, membiarkan Rio menghapus air mata di wajahnya.
Rio dan Cinta saling tatap,,,
Sesaat Rio merasa malu, karena baru kali ini ia menatap langsung wajah Cinta dari jarak yang sangat dekat, membuat dirinya kaku dan berdebar-debar.
Cinta pun sama, dia diam tanpa kata, dan menatap wajah Rio dari jarak yang beegitu dekat.
" Maaf dek,," Ucap Rio yang melepaskan tangannya dari wajah Cinta.
" Nggak apa-apa Kak,," Jawab Cinta yang sama kakunya seperti Rio saat ini.
Karena, cuma keheningan yang terjadi di antara mereka, Rio membuka omongan lagi supaya memberikan kehangatan di antara mereka.
" Sekarang, boleh Kakak lanjutin perjalanan,," Tanya Rio yang membuka suasana.
" Boleh Kak,," Ucap Cinta mengangguk dan menghapus air matanya sendiri.
" Jangan nangis lagi ya, nanti cantiknya hilang, loh,, kalo nangis,," Ledek Rio pada Cinta.
Spontan, Cinta langsung memukul lembut lengan Rio yang berada di sampingnya.
" Uummmm,, Kak Rio." Ucap Cinta yang memukul lengan Rio.
" Hahahahah,," Bunyi suara tawa Rio.
" Gitu kan cantik, kalo gak ngambek,," Bujuk Rio lagi untuk Cinta.
" Ya udah, kalo gitu jalan,," Ucap Cinta yang memerintahkan Rio untuk melajukan mobilnya.
" Oke,, siap bos,," Bilang Rio memberi hormat pada Cinta.
" Tapi mobilnya, gak mau ngebut kalo yang punya mobil masih ngambek,," Canda Rio untuk Cinta yang menghadapkan wajahnya ke depan.
Cinta pun tersenyum mendengar celotehan Rio untuknya.
" Iiiiihhhh,, Kak Rio apa-apaan sih,," Bilang Cinta yang langsung tersenyum dan mencubit lengan Rio.
Pastinya, Rio langsung tertawa melihat kelakuan tingkah laku Cinta saat itu, yang sangat lucu baginya. Rio pun mulai mengemudi mobilnya menuju ke jalan lagi dan meninggalkan desa tersebut.
Di sela perjalanan mereka, Cinta masih berpikir apa yang dimaksud perkataan ibu-ibu yang berbicara padanya tadi sebelum dia dan Rio naik ke mobilnya setelah mandi sungai tadi.
Cinta ingin berdiskusi tentang omongan ibu tersebut pada Rio. Ya, walaupun Rio sedang fokus di jalanan.
" Eeemmm, Kak,," Panggil Cinta.
" Ya,, dek,,"Jawab Rio yang masih fokus.
" Kakak ngerti gak, maksud perkataan Ibu di desa tadi ?" Tanya Cinta yang memang bingung.
" Kakak juga bingung dek, apa maksudnya,," Jawab Rio.
" Iya juga, Cinta juga bingung,," Jawab Cinta.
" Mungkin hanya mitos pemikiran dari desa itu dek,," Ucap Rio yang menebak maksud dari perkataan ibu tadi.
" Mungkin juga, ya Kak,," Jawab Cinta.
" Memangnya kenapa, dek,," Tanya Rio sambil menoleh ke arah Cinta.
" Nggak apa-apa,, cuma lucu aja,," Jawab Cinta tersenyum.
" Maksudnya Lucu,," Tanya Rio lagi.
" Ya, menurut pendapatnya apabila dua orang yang berpasangan mandi disana maka hubungannya akan abadi, sedangkan kita bukan pasangan,, hahahah,, ada ada aja,," Ucap Cinta tersenyum sambil geleng-geleng kepala.
Rio memang tersenyum saat Cinta menyatakan arti dari maksud perkataan Ibu tadi, tapi sepertinya Rio merasakan kehangatan saat Cinta mengatakan dua orang yang berpasangan hubungannya akan abadi.
Tapi saat Cinta menyatakan mereka bukan pasangan, perasaan Rio menjadi......
****
Author
🌹Vira Lydia🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 319 Episodes
Comments