Saat ini Cinta yang hanya bisa menangis sendirian di kamarnya itu memiliki tekad yang cukup kuat untuk mendengarkan perdebatan yang terjadi di antara kedua orang tuanya.
" Ma, Pa Cinta mohon jangan bertengkar hanya karena masalah ini," Gumam Cinta menangisi pertengkaran mulut antara kedua orang tuanya itu.
" Cinta nggak mau hanya karena, masalah ini, Mama dan Papa jadi bertengkar dan gak akur lagi kayak sebelum adanya masalah ini,," Ucap Cinta yang merasa bahwa selama ini kehidupan keluarganya romantis sekali.
Walaupun Cinta sedang menangis itu, Cinta sendiri kembali mendengarkan langsung suara yang terjadi di dalam ponselnya itu.
" Ya, Papa tahu sifat Romi memang buruk, dan sekarang dia sudah memiliki istri lebih dari empat bahkan itu yang ketahuan saja." Bilang Hendrawan yang mulai mengeluarkan suaranya.
" Dan keempat istrinya itu sama sekali tidak dinikahkan secara sah, melainkan sirih." Sambung Hendrawan lagi menjelaskan sifat Romi selama ini.
" Tapi, Mama tidak tahu kalau sebenarnya Romi itu menikahi Cinta secara sah bukan sirih. Bahkan, hanya Cinta saja yang akan menjadi Istri Romi satu-satunya yang pertama dan yang terakhir di dalam hukum." Ungkap Hendrawan mengenai perjanjian Romi dalam menikahi Cinta.
" Dan Mama tahu, istri Romi yang lain sama sekali tidak ada artinya dalam hidup Romi bahkan tidak bisa mendapatkan apapun dari warisannya. Sedangkan Cinta putri kita sangat beruntung, Ma. Dia bukan hanya menjadi istri Romi tapi bahkan dia yang akan menjadi seorang Ibu dari anaknya Romi pewaris tunggal keluarga Wijaya Dinata." Bilang Hendrawan lagi dengan tegas kepada istrinya itu.
" Dan juga apa salahnya, jika Romi memiliki sifat buruk, Ma, yang terpenting itu adalah Pak Wijaya sangat menyukai Putri kita Cinta, dan yang diketahui serta sangat disukai Pak Wijaya cuma Cinta, Ma. Dan kita sebagai orang tua harus bisa membujuk Cinta untuk mau menjadi Istri Romi, Ma.." Ucap Hendrawan yang masih saja meninggikan derajat Romi, meskipun Hendrawan tahu bagaimana sifat Romi selama ini.
" Heh !!" Suara dengusan Ranita kesal yang menggelengkan kepalanya saat mendengarkan semua penjelasan dari suaminya itu.
" Mama tidak menyangka kalo Papa berpikiran seperti itu. Papa lebih memilih kebanggaan dan kebahagiaan tersendiri, dibandingkan kebahagiaan Putri Papa, Papa egois,,,," Bilang Ranita yang masih saja menangis dan sekali ini suara Ranita juga ikut meninggi.
Karena, merasa kelakuan dan juga ucapan dari istrinya itu cukup meninggi, Hendrawan langsung menenangkan perasaan istrinya saat ini. Hendrawan juga bisa mengerti perasaan dari istrinya itu, sehingga membuat Hendrawan sendiri langsung melembutkan sifat keangkuhannya itu dan juga cara bicaranya.
" Ma tolong dengarkan Papa, bukannya Papa egois, tapi sebagai laki-laki Papa harus bertanggung jawab terhadap janji Papa pada Pak Wijaya. Mau tidak mau Papa harus menepati janji Papa,," Ucap Hendrawan yang sedikit melembutkan suaranya sambil memegang bahu Ranita yang telah menghadap ke arah lain.
" Ya, Mama tau itu, tapi bagaimana dengan Cinta, Pa." Bilang Ranita lagi yang langsung berbalik menghadap Hendrawan.
Ketika melihat wajah istrinya itu marah serta kesal, Hendrawan langsung saja memeluk lembut tubuh dari Ranita istrinya itu. Saat berada di dalam pelukan suaminya tentu saja hal itu membuat Ranita langsung menangis kencang ketika berada di dalam pelukan Hendrawan.
" Sebenarnya Papa tidak mau mengurung Cinta di kamar Ma,, Karena Papa harus bertanggung jawab atas janji ini. Dan Papa harap semoga Cinta bisa menepati janji Papa ini." Ucap Hendrawan yang menenangkan pikiranRanita.
Pembicaraan Hendrawan dan juga Tabita telah selesai dengan sendirinya, ketika Hendrawan menjelaskan bahwasanya Hendrawan sendiri tidak pernah memaksa Cinta untuk menikah dengan Romi. Namun itu semua Romi yang menginginkan perjanjian ini, karena, Hendrawan sendiri merasa dipaksa oleh Romi, oleh sebab itu Hendrawan juga memaksa putrinya untuk mentaati semua peraturan darinya ini.
Sementara itu di dalam kamarnya Cinta,,
Karena, di dalam ponselnya itu tidak ada lagi perseteruan yang terjadi di antara kedua orang tuanya itu, Cinta langsung saja memutuskan panggilan dari Mamanya itu yang sedang terjadi pada ponselnya. Dan Cinta sendiri hanya bisa menangis sesenggukan sendirian di dalam kamarnya. Karena, Cinta juga mengetahui dari pembicaraan orang tuanya itu. Bahwa sebenarnya Hendrawan bersikeras untuk menikahkan dirinya dengan Romi hanya karena paksaan Romi kepada Hendrawan selama ini.
Karena, hal itu juga akhirnya membuat Papanya Cinta masih bersikeras untuk menepati janjinya itu, dan sekarang tinggal Cinta yang benar-benar bingung sendiri dalam menghadapi semua yang akan terjadi. Di dalam benaknya Cinta saa ini adalah bagaimana cara dirinya melewati ini semua tanpa adanya sebuah pertikaian.
Karena, saat di telepon tadi juga Cinta begitu mendengar bahwa Romi memang nyata telah memiliki istri empat, dan keempat dari istrinya itu yang hanya ketahuan saja, dan dari semua istrinya Romi itu sama sekali tidak dinikahkan secara hukum melainkan sirih. Berarti selama ini Romi seenaknya dengan wanita, menganggap semuanya mudah dan murah sehingga hanya dinikahkan secara sirih bukan secara sah melalui jalur hukum.
Oleh karena Cinta merupakan Putri dari Hendrawan anak dari sahabat orang tuanya itu sehingga ia mau untuk menikahkan Cinta secara hukum.
Tapi sayangnya Cinta sudah muak dengan sifat Romi yang sangat menyepelekan wanita. Karena menurut pepatah, buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya. Oleh sebab itu, Cinta yang sama memiliki sifat keras yang sama seperti Papanya itu. Dengan tegas Cinta memiliki tekad kuat untuk menolak perjanjian pernikahan ini apapun yang akan terjadi.
Karena, Cinta sendiri sudah mendapatkan cara untuk membujuk Mamanya, tapi cara itu tidak tepat, dengan segera Cinta langsung mencari cara lain, bagaimana ia bisa pergi dari perjanjian Papanya itu dan juga tekanan dari Romi.
" Sepertinya, minta tolong dengan Mama, percuma," Gumam Cinta sendirian di dalam kamarnya.
Lalu, tiba-tiba Cinta tersenyum senang, bahwa terlihat dari wajahnya itu ia sudah mendapatkan sebuah ide cukup bagus untuk dilakukannya. Dengan segera Cinta melakukan suatu rencana yang sudah masuk ke dalam pikirannya itu.
" Ya, aku tahu, sepertinya aku harus meminta bantuan Kak Rio,, cuma dia yang bisa bantuin aku," Seru Cinta yang kembali bersemangat.
Dengan segera Cinta mengambil ponselnya di atas tempat tidur dan mencari nomor hp Rio di dalam kontak ponselnya itu. Setelah menemukan nomornya, Cinta langsung saja menelepon Rio.
Dering pertama,, tidak ada sahutan..
Dering kedua,, diangkat..
" Halo,," Bilang Cinta.
" Ya,, Halo Non,," Jawab Rio yang terdengar dari ponselnya.
" Langsung aja ya, sebenarnya aku butuh bantuan." Bilang Cinta secara langsung dan terdengar begitu to the point.
" Bantuan apa Non, apa yang bisa ku bantu ?" Tanya Rio yang mengiyakan permintaan dari majikannya itu.
" Aku lagi ada masalah,, kamu bisa kan bantuin aku ?" Tanya Cinta balik yang bertekad kuat saat memohon pada Rio.
" Ya, tergantung juga Non,," Jawab Rio yang membuat Cinta bingung.
" Loh kok tergantung sih,," Seru Cinta yang sedikit kesal atas jawaban tidak pasti dari Rio itu.
" Masalahnya apa dulu Non, dan apa yang bisa Rio bantu, gitu Non,," Jawab Rio yang terdengar jelas dan juga bisa menenangkan perasaan kebingungan Cinta.
Ketika mendengar ucapan Rio yang ahli dalam membuat perasaan Cinta menjadi tenang itu, dengan segera Cinta langsung mengutarakan maksud dari isi hatinya untuk dibantu oleh Rio.
" Begini,, eeemmmm,, kamu pasti udah tau masalah yang sedang aku,,," Ucap Cinta yang terputus karena cinta juga enggan membahasnya dan ingin mencari tahu dari mulut Rio sendiri.
Di dalam pikiran Cinta yang sengaja memutuskan ucapannya itu, Cinta sendiri berpikir apakah Rio sudah mengetahui masalah yang sedang menimpanya itu ?
" Eemmm,, sebenarnya aku juga baru tahu Non, kalo Non akan.." Ucapan Rio terputus juga karena suara Cinta yang segera menghentikan perkataannya itu.
Di dalam pikiran Cinta sekarang sudah jelas bahwa benar semua orang yang berada di rumah ini, pasti sudah mengetahui bahwa dirinya sedang dikurung di dalam kamarnya sendiri. Karena, suatu hal yang membuat Cinta sendiri langsung diberikan hukuman oleh Hendrawan, Cinta sendiri secara tegas menolak keinginan Hendrawan untuk menikahkan dirinya dengan Romi dalam waktu dekat ini.
" Gak perlu disambung,, aku udah muak mendengarnya,," Jawab Cinta yang memotong omongan Rio.
" Baik Non,," Jawab Rio mengalah.
" Eemmm,, kalo gitu, apa yang bisa aku bantu ?" Tanya Rio yang membuat Cinta kembali bersemangat.
" Nah gitu donk,," Ucap Cinta tersenyum.
Cinta memang sudah sangat percaya pada Rio, karena baginya Rio merupakan pria yang sangat sopan, selalu menjaga dirinya, dan pastinya dapat dipercaya kesetiaannya serta baik. Oleh sebab itu Cinta, tidak pernah sungkan untuk meminta bantuan apa saja pada Rio. Karena, tipe Rio itu sendiri merupakan seorang pria yang sangat penurut membuat Cinta sendiri begitu mempercayainya.
" Eeemmmm,, kamu tahu kan, kalo jendela kamarku ada teralisnya,, nah kamu bisa bantuin aku untuk buka terali ini," Ungkap Cinta yang membuat Rio bingung.
Untuk sesaat Rio terdiam sejenak memikirkan maksud dari omongan Cinta barusan. Sedangkan, Cinta sendiri bingung kenapa Rio tidak ada suaranya lagi ketika ia meminta bantuan dari Rio dalam mengupas sebuah masalah yang berhubungan dengan terali jendela kamarnya. Karena sudah merasa tidak sabar lagi, akhirnya Cinta sedikit berteriak mengagetkan telinga Rio yang sedang terdiam.
" Kaaakkk,,, Rio,,," Teriak Cinta di ponselnya yang cukup memekakkan telinga Rio yang sedang mendengarnya itu.
" I-iya Non,," Jawab Rio terbata-bata.
" Yeee,, malah bengong, gini kamu bisa gak bantuin aku buka terali kamar ini ?" Tanya Cinta lagi yang mengulangi pertanyaannya tadi.
" Emangnya Non mau kabur dari rumah ?" Tanya Rio spontan yang menebak maksud dari Cinta.
" Tepat sekali, siapa juga yang mau menikah dengan suami orang,," Celetuk Cinta secara spontan, karena sangat bersemangat dengan triknya ini.
" Tapi, Non,," Bilang Rio yang terputus lagi.
" Kamu gak mau bantuin aku ?" Tanya Cinta yang membuat Rio tambah bingung.
Saat obrolan yang dilakukan oleh Cinta dan juga Rio sedang serius membahas masalah terali, ternyata Cinta sendiri bisa mendengar suara Pak Dito sang pengawal penjaga memanggil Rio.
" Aku pikir dulu ya, Non,," Ucap Rio yang memutuskan teleponnya.
" Eh kak Rio tunggu,,," Teriak Cinta, tapi sayang panggilannya sudah terputus.
" Uuuhhhh,," Gumam Cinta sambil menghela napasnya sendiri ketika melihat ponselnya yang panggilan dilakukannya terputus langsung oleh Rio.
Cinta menghela napasnya dengan perasaan yang bingung. Karena, Cinta sendiri juga belum tahu bagaimana jawaban kepastian dari Rio dalam menanggapi permintaannya itu. Apakah bisa berhasil permintaannya itu bisa berhasil dalam membujuk hatinya Rio, Cinta saat ini hanya bisa menunggu jawaban dari Rio yang begitu diharapkan dirinya.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 319 Episodes
Comments