"Pokoknya lo gue tunggu di klab gue nanti malam kalau nggak kapan lo sempatnya, obati galau hati lo dengan piknik di Hotel gue!"
"Sangat siap Rich, sekarang juga. Tapi gue pulang dulu mandi lah kita ketemu di sana ya!" Jody nggak jadi ke kamar ganti malah ganti pakaian di depan Ricard, memperlihatkan perut yang kotak kotak dan otot yang begitu kekar dan tubuh yang sixpack.
Rupanya temannya juga Jody adalah pemuja tubuh yang ideal dan pengagum keperkasaan pria, sama seperti Richard.
"Banyak nostalgia yang akan kita bahas nanti, gue mau tahu drama lo jadi duda tiga kali haaaa ...."
"Sialan lo!"
"Jody satu pertanyaan gue kapan terakhir lo jadi duda?"
Jody berpikir sejenak, lalu seperti bergumam antara ingat dan enggak.
"Perasaan ada tujuh bulanan kali, gue malas untuk ingat-ingat suatu yang tidak mengenakkan."
"Jadi selama itu lo karatan aja nggak merasakan sesuatu yang enak-enak dan menggairahkan? kasihan...."
"Berarti lo banyak stok Rich?"
"Datang ke tempat gue, asal satu syaratnya jangan ambil piring makan gue!"
Mereka tertawa bersama-sama dan keluar gedung gym itu menuju parkiran.
Sama-sama flamboyan dan hobi berpetualang menaklukan lobang, dan hidup dalam kebebasan Richard seperti ketemu dengan yang satu frekuensi dengan dirinya.
Jodi anak seorang pengusaha sukses dengan beberapa pabrik dan ribuan karyawan-karyawannya di daerah Sukabumi, Tapi sepintas pernah dulu Richard mendengar selentingan khabar kalau Jodi sudah menikah.
Jody nggak pinter-pinter amat, walau kuliah sampai ke luar negeri tapi otak tetap mesum. Jody bisa memikat lawan jenis dengan materi yang berlimpah, beda dengan Richard yang hanya mengandalkan muka dan tubuh blasteran nya. Mereka sama sama penikmat dan pemburu lobang yang berbeda dan selalu ingin berpindah mencicipi lobang lain.
"Rich, gue nggak sabar pengen tahu hotel dan klab lo, tapi gue baru pulang beberapa minggu yang lalu, jelas gue belum punya gandengan lobang."
"Haaa ... serius lo mau lobang? ntar pesan sama manajer gue."
Mereka berpisah dan naik kendaraan masing-masing.
Perasaan mereka begitu riang seperti kembali ke masa lalunya, saat-saat kenakalan remaja mereka lalui bersama.
Dalam satu obrolan dulu Richard ingat, pernah bersama-sama menghayal masa depannya bersama teman satu geng nya. Kalau dirinya menginginkan punya usaha perhotelan. Kini semua tercapai dan cita-cita itu menjadi satu kenyataan.
Sedang Jody bercita-cita ingin menaklukkan beberapa wanita, dan akan berpindah dari lobang ke lobang lain dan itu sekarang menjadi kenyataan juga, walau dulu dianggapnya hanya candaan saja.
Memang khayalan masa muda tak jauh dari mesum dan ************ dari tiap obrolannya, tak satupun yang punya cita-cita jadi pengusaha atau jadi bisnisman atau polisi dan profesi lainnya yang benar.
Teman satu gengnya semua mengemukakan cita-cita yang nyeleneh, ada yang ingin punya istri empat, ada yang ingin mencicipi lubang dari berbagai etnis dan suku, dan cita-cita yang sangat aneh semuanya.
Richard yang kalem saat itu, hanya punya cita-cita Ingin banyak duit biar bisa membeli semua keinginannya.
Richard tersenyum, sekarang duit mengalir tiap hari tiap minggu dan bulannya, dirinya bisa memuaskan hobinya memanjakan jagoan jumbonya setiap saat.
Apa yang tidak bisa dengan duitnya yang banyak, kesepian di kamarnya tinggal kontrak satu cewek dan hidup bareng, jelas apapun yang diinginkannya akan tercapai.
Richard sampai di hotelnya pikul 20: 07 masuk ke lobby hotel dan satpam mengambil alih mobilnya di oarkirkan di tempT khusus , Richard melenggang ke kamar tempat tinggalnya.
Kamarnya sepi seperti biasa, mungkin Annet sudah di klub malam atau mungkin belum pulang dari rumahnya karena tadi mereka berpisah saat Annet ingin meminta izin untuk kost pada Ibunya.
Richard membuka pakaiannya masuk kamar mandi yang luasnya empat kali empat meter persegi, seperti tengah rumah saja layaknya, memasukkan baju kotor ke keranjang cucian dan mulai mengisi bathtub dengan air hangat.
Mandi dengan berendam di air hangat merelaksasi tubuh dan pikirannya. Menggosok tubuhnya yang di sebagian tempat lebat di tumbuhi bulu bulu halus.
Tak lama Richard berendam karena punya janji dengan teman lama yang baru bertemu kembali Jodi begitu membangkitkan cerita masa lalunya. Dimana Rich waktu itu hanya ikut neneknya bersekolah di kota ini, jelas merasa minder dalam segala hal karena keterbatasan.
Disaat Jody masa sekolah dulu telah bawa mobil sendiri dan kalau naik motor gonta ganti setiap ada model baru pasti duluan memakainya. Motor saat itu jadi benda paling mahal dan berharga di mata Richard dan jauh tak terbeli, kadang Richard ikut teman-teman atau hanya mampu naik angkot bersama-sama dan terkadang menumpang pada motor salah satu temannya.
Tapi kini kehidupannya telah berubah berbanding 180 derajat. Richard telah memiliki segalanya. Kini telah menjadi seseorang yang mampu menguasai segalanya apa yang tidak di milikinya sekarang? 4 Hotel bintang beserta klub malam dan segala asetnya, belum lagi kendaraan pribadinya ada dua dengan merk dan harga fantastis, juga kendaraan operasional hotelnya, investasi di bidang lain tabungan deposito, dan barang berharga serta aset yang masih ingin di milikinya.
Richard mengeringkan badan dan rambutnya yang terasa segar. Berjalan bebas dalam keadaan telanjang dan berpakaian santai tapi tetap sopan sebagai ciri khasnya.
Menyemprotkan parfum kelas di tubuhnya, dan menyapu semua ruangan dengan pandangannya, terasa tenang dan sepi di tempat tinggalnya, sekali lagi Richard melepaskan pandangannya sebelum keluar.
Memeriksa persediaan "balon pengaman" di laci meja kecilnya, Richard tersenyum satu kardus berisi pack kecil isi sepuluh kali sepuluh pack hanya tinggal dua lagi di pack kecil, memang dirinya boros benda itu. Jangan sampai lupa menelephon Benny untuk memesannya kembali.
Richard berjalan keluar dan menuju klab malamnya. Masuk baru dinpingu langsung di samperin manajer Alvin dan berbisik lalu Richard duduk di kursi kebesarannya.
Annet bernyanyi melo depan band yang mengiringinya, melirik pada Richard dan tersenyum penuh arti, Richard memanyunkan bibirnya, Annet membuang mukanya fokus pada reff lagu yang di bawakan nya.
Selalu penuhnya klab malam setiap malam-malamnya membuat Richard berpikir, Mungkin Annet adalah keberuntungannya, memang sejak Annet di kontrak di klab malam ini pengunjung tak pernah sepi.
Selain berdampak pada kehidupan pribadinya kehadiran Annet semakin Richard bergairah dan hilang rasa sepinya, sampai Richard mau mengontrak Annet untuk hidup bersama.
Pakaian Annet yang agak terbuka tanpa lengan mengekspos mulus sebagian tubuhnya, dengan baju leher rendah dengan dada yang size sedang juga rok mini diatas dengkul dengan rumbai dan blink-blink menambah jenjang tubuh langsingnya, Richard menelan Saliva nya sendiri membayangkan isi di balik pakaian minim Janeeta.
Ingin rasanya Richard segera tahu apa Annet bisa meyakinkan Ibunya? sehingga mereka bisabebas bersama-sama siang malam tanpa batas.
*****
Baca juga Karya Enis Sudrajat lainnya :
❤️Meniti Pelangi
❤️Pesona Aryanti
❤️Biarkan Aku Memilih
❤️Masa Lalu Sang Presdir
🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 299 Episodes
Comments
Dwisya12Aurizra
lanjut thor
2022-02-23
2