Jody benar datang memenuhi undangan Richard malam itu. Menjadi tamu kehormatan Bos Richard di tempatnya adalah satu kebahagiaan buat Richard juga Jody sendiri.
"Duduk Bos Jody! di sinilah ladang dan sawah gue, minum dulu sama makan cemilan dan kue kue sebelum bercocok tanam, pilih lahan nyang lo mau, kedengarannya cangkul lo kuat banget Bos Jody?"
"Haaaaaaaa ... lo bisa aja, lo yang gila Rich punya bisnis beginian nggak koar-koar!" sungut Jody meninju Richard sambil tertawa.
"Lo nya aja yang sibuk bikin drama duda, apaan lo punya gelar D3? seperti gue S1 singel terus! tapi happy, haaa ...."
"Serius Rich, lo belum nikah?" tanya Jody penuh keingintahuan.
"Gue belum sempat menikah Jody! tapi kawin jalan terus." Richard terkekeh sendiri.
"Sialan lo! berarti lo perjaka gaek alias nggak ekslusif lagi! masih mending gue duda tiga kali status jelas, kalau lo status mengkhawatirkan, juga sangat meresahkan selalu tebar bibit tak bertanggungjawab!" Jody balik men-sekak Richard.
"Apa sih enaknya menikah Jody? bagi gue itu ikatan, hambatan buat karir, kebebasan dan mengekang juga membelenggu."
"Ketenangan Rich, saat kita terikat dalam satu wadah rumahtangga kita mendapat ketentraman, hati dan bathin kita tidak mengembara ke mana mana, dalam pernikahan jelas kita punya tujuan."
"Buktinya lo bubar juga, katanya tentram di satu lobang?"
"Itulah tantangannya Rich, gue serius bini gue yang bikin ulah, ada saja godaannya."
"Berarti lo salah datang ke sini sekarang Jody, di sini bukan untuk mencari istri ke empat lo, lo harusnya cari istri yang baik-baik nongkrongnya bukan di sini tapi di gerbang pesantren, gerbang sekolah kepribadian sana!"
"Emang di sini nggak ada orang baik Rich?"
"Di sini semua orang mencari kesenangan, hiburan dan duit Jody, untuk sekedar intermezzo saja, pada dasarnya semua baik, tapi ada maunya."
"Tapi setidaknya gue mau bertemu orang baik di manapun gue akan mencarinya, tak masalah Rich! di sini boleh di tempat lain juga boleh."
Janeeta datang ke meja Richard, memeluk dan mencium Richard tanpa ragu di hadapan Jody, Jody tahu siapa Rich kini. Richard pemuja kebebasan. Pasti banyak koleksinya, juga kelihatan seleranya tinggi banget.
"Sayang, kenalin teman jadul ku Bos Jody! kalau punya teman baik dan bening seperti kamu kenalin dong sama dia, pokoknya pengalaman banget deh Bos Jody ini!"
"Hai, Jody aku Annet atau Janeeta, teman dekat luar dalam Richard." Annet mengulurkan tangannya di sambut Jodi dengan mencium punggung tangan Annet sambil di gesek gesekkan pada kumis nyang baru di cukurnya.
"Halo juga cantik! bener tuh ajak temanmu biar jadi temanku juga."
"Tuh yang lagi nyanyi temanku juga, masih single." Annet menunjuk Loka temannya bernyanyi yang kebetulan malam ini bisa bareng karena penyanyi band absen hadir.
"Wow cantik juga!" Jodi langsung melihat jelas Pitaloka dan nggak sabar mau kenalan.
"Sabar Bos! Loka masih nyanyi kalau mau kenalan nanti selesai nyanyi." Richard mengusap muka Jody yang melotot seakan memaknai dan menghayati lagu yang bawakan Loka, padahal otaknya nggak nyambung kemana-mana.
Annet berdiri berjalan ke arah Loka dan membisikkan sesuatu entah apa, Loka melirik ke meja Richard dan Jody lalu melambaikan tangannya sambil senyum, menyatukan jari dan jempolnya membentuk huruf O tanda oke.
Janeeta kembali duduk, tangannya di atas paha Richard dengan manja, Jody tersenyum saat melihat Richard dengan leluasa mengusap usap punggung Annet.
Sialan Richard begitu berani sekarang nggak kayak dulu lagi, di kiranya gue belum senior kali?
padahal gue jagoannya kalau soal bermain cewek! Begitu kira-kira gejolak hati Jodi.
"Jody, gue tinggalin dulu ya, nanti akan ada Loka menemanimu, kalau butuh istirahat bisa kenalan lebih jauh sama Loka dan ngobrol atau apapun di kamar, lo minta kamar prioritas sama manajer Alvin biar di hubungkan sama pengelola hotel, selamat kenalan ya jangan galak-galak dulu slow aja nanti Loka kabur."
"Tenang aja Bos, semua wanita kagum dengan keromantisan gue, Lo pada mau kemana?" Jodi celingukan di tinggal sendiri.
"Ada manajer Alvin panggil aja,
Gue mau nge-gym part ke dua, jangan cari gue lagi, kita ketemu besok pagi kalau lo nginep di sini." Richard berdiri merangkul Annet.
"Dasar lo! ya sudah, gue nunggu tuh cewek selesai nyanyi."
Richard menepuk bahu Jody. berlalu merengkuh bahu Annet. Berjalan melewati deretan kamar hotel dan taman dengan penerangan lampu. Sampai depan pintu Richard memeluk Annet dan menciumnya.
"Rich! sabar apa? dilihat orang malu tahu." Annet melengos masuk duluan.
"Hampir tengah malam begini nggak ada orang, ada juga satpam yang lagi ngantuk haaa ...."
"Dasar nggak sabar!" Annet mengomel sambil mendorong dada Rich yang terus memepetnya.
Richard menutup pintu dengan sekali pijit tombol, lalu menghempaskan tubuhnya di sofa empuk. Janeeta keluar kamar mandi dengan shot pendek memperlihatkan se-pertiga pahanya yang mulus dan masih baju yang tadi di pakainya.
"Gimana, apa kamu siap kita hidup bareng di sini?" Tatapan Rich bagai mata elang di tubuh Annet.
"Susah dapat izin Ibuku Rich ...." Annet duduk di pangkuan Richard.
"Jadi?"
"Aku dapat izin yeeeee...."
"Aaaaaah ... kamu bikin aku cemas aja sayang!" Richard memeluk Annet dan menyelusupkan wajahnya ke dada Annet yang terbuka.
"Rich sakit! pelan dong bulu di muka kamu baru tumbuh itu." Annet membuka kancing kaos berkerah yang dikenakan Richard.
Richard malah terkekeh, menarik tali pita baju Annet yang tak bertangan lalu membuka pakaiannya sendiri.
"Aku nggak tahan sayang, aku ingat kamu sejak di tempat gym tadi, entah kenapa jagoan ku ini nggak bisa kompromi sama sekali!" Richard menunjuk ke bawah perutnya.
"Memang kenapa?" Annet berlaga pilon.
"Coba lihat buka sendiri!"
Annet turun dari pangkuan Richard dan membuka celana panjang Rich, membuka pelindung terakhirnya yang sudah kelihatan mengembung karena terdorong sesuatu dari dalam.
"Wow ... maksimal banget Rich!" Annet mengelusnya perlahan.
"Habis ikut nge-gym begitu kelakuannya, kamu harus bertanggungjawab, pakaikan sarung pelindungnya, sudah nggak tahan jagoan ku mencari tempat berendam." Annet tersenyum mengambilkan balon pembungkus senjata kesayangan Richard.
Drama pun di mulai tak perduli di manapun dan kapanpun mereka berada, posisi apapun juga jadi, keduanya memang saling suka, saling butuh saling mengisi dan saling memberi.
Annet turun, saat Richard sudah tak berdaya, puncak keinginannya telah tercapai, keringat membasahi sofa bahan kulit yang di pakai mereka bermain.
Richard menyandarkan kepalanya ke sandaran sofa, membiarkan Annet mengelap keringat dan membuka pelindung berisi cairan putih kenikmatan hasil tembakan jitunya, semua yang basah di tubuh Richard di lap nya dengan telaten.
"Pakaian kamu di mana sayang?"
Richard menegakkan badannya, memandang Annet yang mengenakan pakaian tidur yang tembus pandang.
"Aku simpan di kost-kostan baruku!"
"Kenapa nggak di sini saja?"
"Aku nggak mau ambil resiko kalau Ibuku suatu saat inspeksi mendadak ke kamar kost kostan."
"Tapi kamu nggak aku izinkan tinggal di situ."
"Aku tahu, lagian kalau di sini juga aku nggak perlu pakaian bukan?"
****
Baca juga Karya Enis Sudrajat lainnya :
- Meniti Pelangi
- Pesona Aryanti
- Biarkan Aku Memilih
-Masa Lalu Sang Presdir
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 299 Episodes
Comments
Enis Sudrajat
Mandi dong 😂😂😂
2022-02-24
2
Dwisya12Aurizra
pagi bikin hareudang
2022-02-24
2