Richard turun dari mobil sport di klab Gym ternama sebagai member ekslusif, semua mata tertuju pada dirinya.
Celana bermuda coklat susu, dengan kemeja pendek di biarkan terbuka tak di kancing dan dalaman t-shirt putih, berkacamata hitam, tampang blasteran tinggi tegap membuat yang melihat gagal fokus.
Masuk area gym khusus dengan instruktur yang biasa mendampinginya. Biasa karena terbiasa di layani dengan pelayanan melebihi anggota yang lain.
Richard tahu, orang melayani karena duitnya, kalau bukan karena duit jadi atas apa? semua juga pasti punya hak sama, tapi kalau kita bayar lebih pasti ada kata prioritas, Richard suka prioritas atas apapun untuk kenyamanan hidupnya, karena hidup seperti dirinya memang harus kaya untuk memperoleh prioritas dalam segala hal.
Baru masuk saja sang Instruktur sudah menyambutnya. Dengan membungkuk ber-salam adu tinju dan bahu. Richard tahu semua orang butuh duit, itu salah satu kesenangan Richard royal pada siapa saja yang mendukung dan yang loyal pada dirinya.
"Selamat malam bos Rich, salam sehat dari kami!" Langsung instruktur itu mengikutinya berjalan berdampingan sampai Richard masuk ruang ganti.
Richard hanya mengangguk dan tersenyum. Satu kebahagiaan bagi siapa saja yang selalu di beri tip, kedatangan kembali seorang Bos adalah penghargaan buat dirinya dan memberi pelayanan itu tugasnya, tip atas pelayanan yang di berikan dan pelayanan yang di terima Richard itu memang sudah sepantasnya.
Richard selalu tidak ingin membuang waktu dalam segala hal, dan memang datang ke situ hanya untuk berolahraga membuang keringat dan mengencangkan otot-otot nya.
Setelah berganti pakaian di ruang ganti Richard langsung melakukan warming up memulai kegiatannya.
Satu jam kadang lebih biasanya kegiatan nge-gym cukup dengan di selingi istirahat.
Richard memulai dari alat dan gerakan yang ringan ringan sambil sesekali di kontrol instruktur nya, meningkat pada yang pertengahan lalu kegiatan inti yang lumayan berat di jalaninya dengan bercucuran keringat.
Richard melihat tubuh idealnya depan cermin, seluruh badannya telah basah dengan keringat, berbagai alat kebugaran modern pernah di cobanya sampai untuk melatih dan menjaga konsistensi jagoan jumbonya, walau itu hanya mitos, tapi Richard selalu menjaga dan memberi perhatian khusus pada area vitalnya itu.
Melatih fokus di perut sehingga penampilannya tetap sixpack, Richard terus memacu kemampuannya sampai dirinya merasa puas dengan latihan malam hari ini.
Lelah dan capek di rasakannya tapi dengan berendam di air hangat pasti Richard merasa siap bugar menghadapai malam panjangnya. Harus lebih oke lagi, apalagi akan ada si cantik Annet setiap waktu di dekatnya yang akan menantang kemampuan dirinya nge-gym di atasnya.
Mengingat Annet bibir Richard tersenyum, yang terbayang hanya tubuh moleknya yang membuat dirinya tak kenyang dengan semuanya. Ingin selalu berenang dan mendakinya dengan penuh tantangan.
Khayalan Richard jauh tak berujung dan mengambang tak menentu, walau dirinya tengah melatih otot tangannya dengan mengangkat barbel ringan sebagai cooling down.
Pikiran kotor tentang s*x kesenangannya memang sangat berpengaruh di kehidupannya, apa gue sudah maniak? apa gila s*x? apa masih dalam batas normal seorang laki-laki bisa melakukan dalam satu hari satu malam beberapa kali dan siang beberapa kali?
Itu mungkin normal kalau kondisi sehat, apalagi ada pasangan di hadapannya bagi Rich semua tak bisa di bendung nya. Richard selalu tak sabar ingin menerobos nya dan melepaskan tembakan jitunya. Rich mengelus pedang warisan kesayangannya, yang menonjol di balik shot tipis yang dikenakannya, si jumbo malam hari ini selesai ikut latihan juga, untuk tetap menjaga keperkasaannya setiap waktu di butuhkan nya.
Hanya mengingat Annet saja pedangnya bisa bangun, apalagi sudah dekat? Richard tak habis pikir mengelus si jumbo kesayangan miliknya yang bangga dengan size maksimal karena selalu di rawat dan di latihnya.
Hidupnya penuh di warnai aroma yang berbau permainan dewasa, tak jauh dari "si dia dan si dua" tapi itu yang membuatnya semangat menjalani semua pekerjaannya, bahkan kalau lagi suntuk selingan makan siangnya sambil men-charge si jagoan jumbo kesayangannya, Richard seperti mendapat suntikan semangat baru.
Di ruang ganti Richard merasa geli sendiri, kalau si Annet ikut pasti si jumbo sudah piknik, walau hanya beberapa celup, hasratnya memang menggila kalau habis nge-gym begini, harus segera ada sarang untuk menenangkannya.
Malam ini semoga Annet mendapat izin dari Ibunya, karena Benny sudah mendapat kost kostan yang layak buat Annet sebagai formalitas doang.
Tapi ada jadwal nyanyi nggak malam ini? Boleh hangout dulu di klab sambil menemani Annet nyanyi, sebelum gue culik dan bisa piknik bersama memanjakan si jagoan jumbo kesayangannya.
Richard keluar kamar ganti. Bruk! bertabrakan dengan seseorang yang mungkin sama mau ke ruang ganti, Richard sudah mau emosi saja bawaannya walau entah siapa yang salah dan benar. Mungkin Richard terlalu terburu-buru hingga tak fokus pikiran dan pandangannya, atau orang itu yang memang benar-benar lagi meleng nggak melihat jalan.
"Hai lo, punya mata nggak?"
Richard sudah mau mencengkram baju laki-laki itu, dan melayangkan tinjunya juga hampir meraih kaos tanpa lengannya, tapi pas orang itu berbalik kelihatan mukanya Richard mengerutkan dahi sepertinya dirinya mengenal sosok orang ini.
Lama juga otaknya bekerja, sampai dirinya mengingat seseorang di masa sekolah SMA nya dulu.
"Jody ...?"
"Lo siapa?"
"Lo Jody kan, alumni SMA X ?"
"Gue emang Jody. Sorry gue lupa, lo siapa?"
"Gue Richard teman satu geng lo, gue masih ingat lo si playboy paling terkenal waktu itu! lo yang waktu itu gigih menaklukan hati si Jenny yang kata lo paling mulus satu SMA."
"Astaga! ya ampuuuuun lo Richard? Richard Isaak? cowok paling sok ganteng dan memang lo bener ganteng bikin iri gue sejak dulu haaaaa ...."
Richard mengulurkan tangannya membantu Jody bangkit dari jatuh bertabrakan tadi.
Mereka berpelukan sangat erat. Berapa belas tahun bahkan puluh tahun mungkin mereka tak bertemu bahkan sejak lulus sekolah. Mereka sama sekali tidak pernah bertemu satu sama lain.
"Apa khabar lo Rich? gue dengar dari gossip kalau lo sudah jadi orang sukses?"
"Alah, gossip di anggap! kenyataannya gue masih seperti ini."
"Seperti ini seperti apa maksud lo?"
"Ya seperti yang lo lihat, gue masih merasa biasa saja, yang pasti lo yang jadi orang sukses mengikuti jejak bokap lo!"
"Gue dalam karir memang di waris ortu Rich, tapi dalam urusan cewek gue gonta-ganti terus gue udah nikah tiga kali, gue belum menemukan yang cocok satu tujuan sama gue."
"Pemecah record rupanya lo haaa ... jadi nyari yang gimana lagi? yang kayak Jenny dulu? jangan-jangan lo bener dapetin Jenny?" Richard terkekeh mendengar kejujuran Jody.
Mereka asyik duduk di pojokan kursi istirahat sambil antusias ngobrol dan tukar cerita.
"Gue gagal berumahtangga sudah tiga kali Rich, ortu gue sudah nggak mau tahu soal urusan rumahtangga gue, gue jadi duda kesepian sekarang Rich."
"Haaa ... cowok playboy seperti lo bilang kesepian? bukannya sebab lo jadi duda tiga kali karena lo kebanyakan melirik cewek lain Jody?"
"Sumpah! gue di hianati Rich! saat gue terikat pernikahan gue coba dan berusaha konsisten, tapi kenapa setiap niat baik gue jalani ada saja godaannya. Istri gue selingkuh, Istri gue keganjenan lah juga istri gue manfaatin kebaikan gue"
"Sudah jangan bahas kejelekan istri-istri lo yang telah memberi lo kepuasan, datang ke tempat gue stok banyak tinggal pilih."
"Maksud lo lebah-lebah liar gitu?"
"Maunya lo apa? ABG SMA?"
*****
Baca juga Karya Enis Sudrajat lainnya :
❤️Meniti Pelangi
❤️Pesona Aryanti
❤️Biarkan Aku Memilih
❤️Masa Lalu Sang Presdir
🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 299 Episodes
Comments
Enis Sudrajat
nggak sepiring berdua lah 😆😆
2022-03-19
1
Erni Fitriana
awas liat janetta..ntar temen lo suka lagi ama janetta rich!!!!!
2022-03-19
1