"Oke Benny, keliling ke hotel-hotel batal, karena gue sudah bertemu semua manajer di rapat tadi, gue mau nge-gym sambil bawa Annet jalan-jalan, siapkan mobilnya."
"Siap Bos!"
"Lo, kalau mau pikirkan penawaran gue, kapan-kapan lo siap soal melatih burung lo biar bisa piknik, gue tunggu!"
"Dengan senang hati, aku masih belum siap!"
"Haaaaaaaa ... gue ke kamar dulu." Tawa ngakak Richard begitu nikmatnya hilang saat Richard masuk ke kamar tempat tinggalnya.
Perlahan Richard masuk, huniannya sepi dan memang sangat sepi, tapi kenapa Richard merasa bahagia saat mengingat di dalam kamarnya akan ada seseorang yang menyambutnya.
Tapi kelihatan ruangannya sepi-sepi saja dimanakah Annet?
Richard tahu Annet masih ada di tempatnya, tapi di manakah? mungkin di kamar mandi? tapi tak terdengar ada suara aktivitas orang di dalam kamar mandi, juga kolam renang tetap tenang airnya tak beriak.
Richard berkeliling dan akhirnya sampai di tempat tidur. Annet tertidur dengan pulas nya dalam posisi meringkuk, paha mulusnya kelihatan dan memang sengaja nggak memakai selimut.
Sejenak Richard memandangnya sambil berjalan perlahan mendekatinya, mengamati satu sosok yang mampu mengubah pola berpikirnya. Juga satu sosok Janeeta yang membuatnya tak mau jauh, mungkinkah aku jatuh cinta? tapi Richard segera menepisnya jauh-jauh.
Richard tersenyum, sambil mengusap paha putih mulus sampai ke pangkalnya, paha yang selalu membuatnya merasa nyaman dan hangat kala beradu dengan pahanya saat bergesekan.
Annet membuka matanya dan menepis tangan Rich, Richard tersenyum sambil membuka kancing kemejanya.
"Rich, kamu sudah pulang?"
"Heemght ... "
"Maaf aku ketiduran, habis mau ngapain?"
"Nggak apa-apa, nggak usah minta maaf, kalau capek ya istirahat kalau ngantuk tinggal tidur kalau jenuh ayo kita jalan-jalan apa yang tidak kita bisa saat bersamaku? semua yang kamu inginkan akan aku realisasikan seandainya aku bisa, asal jangan meminta bulan dan bintang karena aku tidak bisa terbang."
"Aaaaaah ... Rich kamu bisa aja, aku jadi senang banget, kamu bisa terbang di atasku."
"Aku juga senang sayang, karena kamu telah memberi kesenangan padaku."
Annet mengusap dada Rich, dan menurunkan kakinya hingga menjuntai, memeluk perut Rich yang lagi berdiri di hadapannya.
"Mandi yuk, tapi jangan minta dan menggodaku kan kita mau jalan-jalan."
"Ge'er banget minta, dan menggoda!"
Richard tertawa memeluk kepala Annet di perutnya.
"Enak banget tidur, sampai sore gini."
"Kan kamu capek siangnya habis kasih makan burungku!"
"Dasar tukang terobos! Rich malam nanti aku jadwal nyanyi, malah aku mau mencoba biar full nyanyinya seminggu aku melamar juga di klab malam lain boleh ya?"
"Maksudnya?"
"Kalau bisa minta rekomendasi mu biar bisa di terima."
"Kamu masih kurang dengan kegiatan nyanyi di klab malam ini? juga kontrak eksklusif denganku?"
"Richard, kamu kan menawarkan tinggal bersamaku di sini, belum mengatakan seperti apa? sedang aku harus punya alasan tinggal di luar sama Ibuku."
"Aku memang menginginkan tinggal bersama di sini, setelah kontrak partner ranjang, memang itu perlu di bicarakan dulu denganmu, jadi kamu setuju?"
"Aku setuju, aku orang usaha, asal sesuai yang akan aku dapatkan dari kebersamaan kita."
"Oke sayang, aku bukan orang yang pelit sama orang yang bisa menyenangkan hatiku, aku bukan orang yang ingin merugikan siapapun, tapi aku orang yang siap memberi keuntungan dengan satu kata setia!"
"Rekomendasikan aku menyanyi di klab malam milikmu yang lain, agar aku punya alasan kost di luar pada Ibuku, kita hidup bersama siang malam kita bisa bersama!"
"Siap Annet, apapun aku lakukan untukmu, bahkan aku akan menyewa satu kamar kost buat kamu hanya sebagai formalitas doang, apa kamu setuju?"
"Rich, kamu memang orang yang sangat pengertian banget, aku cinta kamu Rich." Annet memeluk Richard dan mengalungkan kedua tangannya di leher sang flamboyan.
Sejenak Richard tertegun 'aku cinta kamu Rich' kata-kata aneh yang Annet ucapkan mungkin itu pelampiasan bahagia hatinya saja, karena dirinya belum siap untuk memasuki dunia yang serius, mengikatnya dan tak ada di hidupnya keseriusan untuk waktu sekarang.
Tak pernah dirinya mengatakan cinta pada seseorang, tak pernah dirinya mengatakan sayang kepada seseorang, selain cinta dan sayang pada keluarganya. Ruch selalu mengatakan aku butuh kamu, semua itu tidak datang dari hatinya tetapi itulah hasratnya saja, jika sudah menyangkut keinginan Richard tak pernah melibatkan hati.
Seandainya orang mencintai dirinya, itu adalah masalahnya. Tidak berhubungan dengan dirinya, Richard masih tetap pada prinsip awal hidupnya tidak ada kata cinta di dalam hidupnya, karena cinta adalah kesetiaan dan kesetiaan adalah mengikat kebebasannya. Itu yang tidak mau Richard lakukan.
Cinta bagi Richard akan menghambat usahanya, cinta akan menghambat bisnis dan usahanya, tidak akan sebebas sekarang itulah yang ada di dalam pikiran Richard saat ini.
Bagi Annet semakin mulus jalannya, semakin dekat dan lengketnya Richard semakin keberuntungn ada di pihaknya.
Sudah pasti cuan tumpah, dan kumpul di rekeningnya. Makanya pikiran Annet sekarang adalah manfaatkan dan manfaatkan kesempatan ini.
"Apa keuntungan buatku hidup bersamamu Richard?"
"Kita sama-sama mendamba kehangatan, jelas itu tujuannya.
Kamu akan mendapatkan dua job nyanyi di dua klab malam milikku,
Gaji bulanan aku naikkan dua kali lipat dari partner ranjang kontrak kemarin seandainya kita hidup bersama, dan plus bonus dariku."
"Deal! semua di mulai kapan?"
"Sejak detik ini!" Richard menggigit bibir mungil Annet sambil merangkum mukanya dengan kedua telapak tangannya.
"Aaaw ... Rich, sakit tahu!" Annet menjerit kecil sambil melepaskan diri dari rengkuhan pria tinggi besar itu.
"Haaa ... maaf, aku gemes banget, sini aku obati." Richard menarik tangan Annet yang cemberut dan menciumnya perlahan hingga Annet merasa nyaman.
Tangan Richard memang tak bisa diam, menerobos area lain saat bibirnya tak lepas dari bibir Annet.
Annet menarik bibirnya dan melepaskan pelukan tinggal tangan Richard yang masih di dada Annet meremas lembut dan perlahan sesuatu yang padat tak ber-pengaman.
"Rich! katanya mau ajak aku jalan-jalan, biasanya kamu nggak bisa tahan untuk tak menerobos yang lainnya kalau sudah memulai, sudahlah, kan tadi makan siang sudah. Beri aku ruang untuk bisa bernafas di luar."
"Oke, aku lupa kalau setiap saat aku bisa melihat kamu kini."
"Beri aku waktu pulang dulu dua jam lamanya, aku akan meyakinkan Ibuku kalau aku punya pekerjaan job nyanyi yang padat di dua tempat. Jadi mengharuskan aku untuk kost, dan mungkin bisa pulang menengok Ibu seminggu sekali."
"Baiklah, aku yang akan antar kamu."
"Richard, jangan! aku akan meyakinkan Ibuku untuk dapat izinnya, biarkan aku pulang sendiri sementara kamu bisa bebas nge-gym."
"Boleh, aku antar sampai kamu bisa menyambung kendaraan."
"Antar aku sampai pangkalan ojek, dan jemput aku di tempat yang sama."
"Sayang aku sepertinya nggak rela, kamu di kerubungi tukang ojek pangkalan yang suka usil itu!"
"Terus maunya gimana?"
"Aku tugaskan Hanna untuk bisa bawa mobil dan mengantar kamu juga menunggumu sampai kamu selesai dengan Ibumu."
Janeeta diam mungkin berpikir. Akhirnya mengangguk juga tanda setuju, walau dirinya merasa risih di tungguin seseorang, tapi ini adalah kesempatan menjadi seseorang yang sangat istimewa di sisi Richard.
*****
Baca juga Karya Enis Sudrajat lainnya :
❤️Meniti Pelangi
❤️Pesona Aryanti
❤️Biarkan Aku Memilih
❤️Masa Lalu Sang Presdir
🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 299 Episodes
Comments
Alevia
kbanyaan ama janet
2022-10-13
0
Alevia
ihhh klamaan ktemu ameeranya...
2022-10-13
1
Erni Fitriana
udah kebayang klo richard bucin sama perempyan yg dia percayakan jasi ibu anak' nyaj
2022-03-19
1