***
POV Keyla
Bu Salma masih meneruskan ceritanya sembari menemani kita untuk menumpang mandi, sedangkan kami satu persatu bergantian untuk mandi.
Selesainya kami mandi, ini waktunya kita untuk salat. Dari pada kami harus menunggu di mushola, aku mempunyai inisiatif untuk menumpang salat sekalian di rumah Bu Salma.
"Bu, setelah kami selesai mandi, apakah kami juga boleh menumpang salat sekalian?" tanyaku.
"Oh, boleh, Nak. Silakan dengan senang hati," jawab Bu Salma.
Ibu Salma setelah memberi jawaban, beliau melangkahkan kaki menuju ke dalam rumah dan kami mengekor di belakangnya. Setelah sampai di suatu ruangan, beliau berhenti. Di sini kami melihat satu ruangan yaitu sepetak kamar yang tak terlalu luas.
"Silakan, Dek. Ini tempatnya salat, tapi maaf tidak bisa berbarengan ya kalau salat karena tempatnya tidak cukup," kata Bu Salma.
"Iya, Bu. Tidak apa-apa, kami sudah merasa senang karena kami sudah diizinkan untuk menumpang di rumah Ibu," kata Bella.
Kamar untuk salat hanya cukup untuk dua sampai tiga orang saja. Maka dari itu, aku Dinar dan Selly salat terlebih dahulu. Setelah kami bertiga selesai, sekarang bergantian dengan Dewi dan Bella. Selepas kami semua salat, kami semua berpamitan ke Bu Salma untuk kembali ke tempat kita camping.
“Terima kasih ya, Bu. Kita kembali ke lapangan dulu,” ucapku sembari bersalaman dengan Bu Salma.
Beliau menunjukan senyuman yang khas dari wajahnya, beliau seorang yang ramah dan penuh kasih sayang menjadi seorang ibu.
“Iya, Dek. Jangan sungkan-sungkan kalau mau minta bantuan, saya senang dengan kedatangan kalian kesini,” ucap Bu Salma.
Kami berlalu meninggalkan Bu Salma. Lalu melangkahkan kaki semakin menjauh dari rumahnya. Bu Salma terlihat masih tetap Berdiri di depan rumah, untuk melihat kami berjalan. Sedangkan kami di sepanjang jalan, bercerita-cerita tentang apa yang di sampaikan oleh Bu Salma tadi.
Kami berlima pun berjalan semakin dekat dengan lapangan. Ketika aku menoleh ke rumahnya Bu Salma, terlihat beliau masih tetap di depan rumah melihat ke arah kami. Aku berpikir, mungkin Bu Salma merindukan sosok anak semata wayangnya, anak yang selalu dibanggakannya.
Ketika aku mencoba mengalihkan perhatianku dari Bu Salma, tiba-tiba pandanganku terfokus dengan sosok seorang anak yang ada di dalam rumah Bu Salma.
Teman-temanku di sepanjang jalan, saling menyambung cerita yang disampaikan oleh Bu Salma, tetapi aku hanya fokus dengan penglihatanku sampai tak menghiraukan cerita teman-temanku.
“Key, Keyla!” Selly memanggilku sambil menepuk bahuku.
“Eeh, iya Sell. Ada apa?” jawabku.
“Kamu kenapa sih? Lihatin apa?” tanya Selly sembari ikut menoleh ke arah rumah Bu Salma.
“Itu di rumah Bu Salma, ada ...." Belum selesai jawabku dipotong Dinar ucapanku.
“Keyla lihatin Bu Salma di depan rumah tuh,” ucap Dinar sambil memegang tanganku.
Aku melihat ke arah Dinar, wajahnya seperti mengisyaratkan sesuatu. Sepertinya Dinar paham dengan apa yang aku rasakan. Lalu ku mencoba mencari alasan.
“Eh, iya Sell. Bu Salma masih di depan lihatin kita," ucapku sembari menunjuk ke arah rumah Bu Salma.
"Ada-ada saja kamu, Key," ucap Selly.
"Jangan bengong, nanti kesambet loh," sahut Bella.
Sesampainya kami di tenda, kita mulai untuk mempersiapkan alat masak untuk membuat makan malam nanti. Kami berlima melakukan kegiatan masing-masing dan aku tetap bersama Dinar.
“Kamu tadi lihat apa, Key?” Dinar berbisik kepadaku.
“Din, aku tadi lihat ada seorang anak di dalam rumah Bu Salma, tetapi kurang begitu jelas,” ucapku.
Aku melihat ekspresi Dinar, seperti memikirkan sesuatu sebelum dia berbicara.
“Apa itu Diana ya, Key?” ucap Dinar menduga-duga.
"Aku juga ga tahu, Din," jawabku.
“Eh, kamu ini, Key. Belum malam lihat yang aneh-aneh saja,” ucap Dinar.
Kali ini, aku tidak menjawab ucapan Dinar, karena aku juga tidak begitu jelas melihatnya dan tidak mau membuat dia takut.
"Ayo masak, keburu kelaparan nanti aku." Aku mencoba mengalihkan pembicaraan.
Kita berdua pun melanjutkan memasak perkelompok dan bahan makanan kita bagi, siapa saja yang kebagian membawa beras, sayur, dan lain-lain.
Kebetulan aku di sini kebagian membawa minyak goreng dan gula. Satu kelompok kita terdiri dari lima anak yaitu aku, Dinar, Bella, Selly dan Dewi. Tetapi semua kegiatan, apa-apa aku selalu dekat dengan Dinar.
Tak begitu lama aku dan Dinar memasak lauk, karena kami memasak bahan seadaanya yang cepat matang.
“Ayo makan dulu, lauknya yang spesial dari chef Keyla sudah jadi nih,” ajakku ke teman-teman dengan becanda.
Aku dan Dinar kebagian masak lauk. Dewi, Bella dan Selly kebagian masak nasi, karena mereka harus bergantian mengipasi dan menjaga api agar tetap hidup dan yang pastinya harus bergantian untuk mengaduk nasinya.
Satu persatu masakan kami sudah matang. setelah itu, aku melihat jam kalau ini sudah waktunya untuk salat. Makanan terlebih dahulu kami masukkan ke dalam tenda karena mau kita tinggal untuk salat magrib terlebih dahulu.
“Anak-anak, semua kumpul," perintah Pak Andi.
Pak Andi sekarang sudah berada di tengah lapangan. Kami semua yang mendengar perintah Pak Andi, langsung bergegas untuk berkumpul.
Tentunya bukan kami berlima saja, tetapi semua peserta pergi ketengah lapangan sesuai perintah Pak Andi. Setelah semua peserta berkumpul, Pak Andi mulai memberikan pengumuman.
“Kita akan melaksanakan salat magrib berjamaah di mushola terdekat. Kita ke mushola di bagi menjadi dua kelompok. Tentunya salat yang pertama dengan saya, yang kedua dengan Pak Ahmad, mengerti anak-anak!” Pak Andi menghimbau.
“Mengerti Pak." Kami serempak menjawab.
Pak Ahmad mulai membagi kami menjadi dua kelompok. Kebetulan aku menjadi kelompok yang kedua, kali ini aku berpisah dengan Dinar.
____________
Kami menunggu ....
Mereka pun selesai.
Bergantian kami yang ke mushola, dari mushola tidak terlalu jauh terlihat rumah Bu Salma.
Aku memandangi dari kejauhan tampak ada anak perempuan duduk di kursi teras Bu Salma. Aku pun bertanya-tanya, siapa yang duduk di sana? Kenapa tidak ada yang menemani? Apa mungkin itu orang mau bertamu ke rumah Bu Salma? Ke mana Bu Salma kok tidak membukakan pintu untuknya? Pertanyaan demi pertanyaan ada di benakku.
Aku mulai ambil wudhu lalu melaksanakan salat. Tidak terlalu lama kami selesai, kami pun hendak kembali ketempat camping. Sebelum kembali, aku kembali melihat rumah Bu Salma dan anak itu masih di depan rumah.
"Bell, sini." Aku memanggil Bella.
"Iya, Key. Ada apa?" Bella menghampiri.
"Bell, lihat itu rumah Bu Salma," aku menunjuk ke rumahnya Bu Salma.
"Kenapa Key? Masih kepo sama Bu Salma? Besoklah kita minta lanjutin ceritanya," ucap Bella sambil mengajak ku kembali.
Di benakku berkata, Bagaimana sih ini Bella, tidak lihat anak yang duduk di kursi?
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
Jhiya Yulianti
anak lndigo si kay nih,,,,,,
2021-03-20
0
Zaitun
keila kok gak nyadar dia kan bisa lihat hal haib... masak gak bisa bedain orang tau ngak
2021-01-21
1
Maya
kok dah sholat sholat lgi
2020-12-31
1