POV Bu Salma part 2

Pagi itu Diana bercerita, kalau nanti apabila dia bisa menang menjadi juara satu, dia akan mendapatkan hadiah. Dan hadiahnya tidak hanya mendapatkan piala dan piagam, tetapi juga mendapatkan uang sebesar tiga ratus ribu.

Jika bisa menjadi juara, dia mempunyai keinginan untuk membeli sepatu baru dan sisa uangnya akan ditabung. Tetapi aku sebagai orang tuanya, ingin memberi apa yang diinginkan anak semata wayangku.

“Uangnya ditabung semua aja, nanti kalau menang. Biar Ibu sama Ayah, yang membelikan Nana sepatu." Aku mencoba memberitahu Diana.

“Iya, Bu,” jawab Diana.

Dia termasuk anak yang penurut, pasti mau mendengarkan apa yang diminta ke dua orang tuanya.

“Tugas kamu belajar ya, Na. Biar urusan sekolah Ibu dan Ayah yang mengurusnya,” nasihatku.

Aku mencoba menasihatinya, Diana hanya menganggukkan kepala tanda dia mengerti. Hari berlalu sangat cepat dari sore menjelang malam.

****

Malam itu, aku menunggu Mas Hendro di teras rumah dengan ditemani Diana. Kulihat Diana membawa buku dan asik membacanya.

Dia anak yang rajin belajar, tak pernah sehari pun lupa untuk membaca ulang bukunya. Saat kami asyik menunggu sambil mengobrol, terdengar suara motor yang nggak asing di telingaku.

Dari jauh lamat-lamat kudengar suara motor butut, yang selama ini dipakai Mas Hendro. Dan benar saja, dari kejauhan nampak terlihat Mas Hendro mengendarainya ke arah rumah kami.

Mas Hendro pun sampai di depan rumah, lalu memarkirkan motornya. Kemudian dia turun dari motornya dan berjalan menghampiri kami.

“Loh, Nana sama Ibu kok di luar? Apa tidak kedinginan?” tanya Mas Hendro.

“Lumayanlah, Mas. Ini si Nana ngeyel mau nungguin Mas di depan rumah,” jawabku.

“Tumben, Nak? Belajar di dalam, ya. di luar agak gelap lampunya, takut mata kamu nanti sakit dan udaranya sangat dingin.” Ajak Mas Hendro.

Mas Hendro merengkuh tubuh kami kepelukannya, untuk mengajak kami masuk ke dalam rumah kecil kami. Kemudian secara bersamaan aku dan Diana duduk di kursi kayu di ruang tamu. Di sini Diana melanjutkan untuk belajar, sedangkan Mas Hendro pergi ke belakang untuk membersihkan badannya.

Aku tetap menemani Diana belajar sembari menunggu Mas Hendro untuk membersihkan badannya. Tidak perlu nunggu lama, akhirnya Mas Hendro pun datang menghampiri kami.

“Belajar apa, Na?” tanya Mas Hendro ke Diana.

“Bahasa inggris, Yah. Oh, iya Yah. Besok aku dan Putri mewakili sekolahan untuk lomba cerdas cermat antar kecamatan, loh,” Diana memberi tahu ayahnya.

“Iya, Na. Yang pinter ya, jadi anak yang membanggakan Ayah dan Ibu. Meski kita orang tidak punya, tidak ada salahnya kita berusaha lebih baik.” Mas Hendro menasihati Diana.

Mas hendro berkata sembari mengelus kepala anak kesayangannya. Kami bertiga tetap berkumpul di ruang tamu untuk menemani Diana.

Sudah mulai larut malam, jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, kami pun pergi untuk tidur. Kita lewati malam yang begitu panjang.

****

Keesokan harinya ....

Ayam pun berkokok tanda sudah pagi.

Kukuruyuk ....

Seperti biasa, aku bangun terlebih dahulu untuk memasak makanan, ya walaupun seadanya. Sejak kapan Diana bangun aku pun tidak tahu.

"Pagi, Bu," ucapnya di belakangku.

Aku yang tak mengetahui kedatangannya pun terperanjat kaget.

"Ya Allah," ucapku.

Aku mengelus dada karena terasa jantungku berdegup kencang.

"Diana, ngagetin Ibu aja," ucapku lagi.

"Ibu nggak dengar suara langkah kakiku?" tanya Diana.

"Tidak, Nak. Makanya Ibu sampai kaget ini," jawabku.

"Sudah-sudah, kamu mandi dulu. Terburu kesiangan nanti," ucapku lagi.

Diana pun tanpa menjawab langsung pergi menuruti perintahku. Dia mengambil handuk yang berada di gantungan dan lekas pergi mandi.

Masakanku pun matang, setelah itu aku menata makanan di atas meja di dapur. Tak berselang lama Diana dan Mas Hendro menghampiri.

Seperti biasa sebelum berangkat Aktivitas, kita mulai sarapan terlebih dahulu.

“Nana, nanti dijemput Guru, Bu. Jadi Ayah tidak perlu mengantarku ke sekolah." Diana memberitahu.

"Iya, Nak," jawab Mas Hendro.

Dengan perlahan kami menikmati masakan yang sudah kuhidangkan.

"Makan yang banyak, Nak. Biar semangat," ucapku.

"Iya, Bu," jawabnya.

Mas Hendro selesai makan terlebih dahulu dan dia berangkat mengojek. Sedangkan Diana masih melanjutkan makanannya. Setelah itu Dia duduk di kursi ruang tamu, karena kata Diana sebelumnya, dia akan di jemput gurunya.

Tak berselang lama terdengar suara orang mengetuk pintu.

Tok tok tok ....

“Assalamu’alaikum." Terdengar salam dari guru Diana.

"Waalaikumsalam." Jawab Diana.

Diana membukakan pintu dan menghampiri gurunya.

"Sebentar ya, Pak. Saya berpamitan ke Ibu saya dulu," ucapnya.

Setelah itu Diana datang menghampiriku untuk berpamitan.

“Bu, doanya ya. Nana berangkat dulu, Assalamualaikum.” Dia mengucap salam sambil berlalu pergi.

"Waalaikumsalam. Iya, Nak. Semoga bisa jadi juara," jawabku.

Diana pun berlalu pergi meninggalkan rumah.

Sedangkan aku kembali ke dapur untuk meneruskan memasak daganganku.

__________________

Dua puluh menit berlalu, semua daganganku pun siap. Aku mulai bersiap-siap untuk berangkat jualan.

Aku tutup pintu dan menguncinya sebelum ditinggalkan. Ketika aku berbalik arah, di depan rumah sudah ada Diana sedang berjalan kaki. Dia dengan wajah yang pucat, tatapannya yang kosong dan tampak tak bersemangat, seperti ketika waktu berangkat.

“Nana, kamu kenapa, Nak? Kok pulangnya cepat?” tanyaku merasa heran.

Nana datang menghampiriku, biasanya dia selalu menjabat tanganku ketika sepulang sekolah, tetapi kali ini tidak.

Nana pun masuk rumah tanpa mengucap salam, dia hanya tertunduk lesu sambil berjalan menuju kursi. Aku urungkan niat tidak jadi pergi berjualan terlebih dahulu, sebab masih sibuk menanyai Diana yang tampak aneh. Aku merasa tatapan Diana kosong.

“Apa tidak jadi lombanya, Nak? Apa Nana sakit?“ aku masih bertanya.

Tak satu pun pertanyaan dariku dijawabnya. Aku hampiri Diana dan pegang tangannya, entah mengapa badannya jadi sedingin es batu. Aku dudukkan Diana ke kursi dan satu pun pertanyaanku tetap tidak dihiraukannya. Sehingga aku berpikir, mungkin si Diana sakit makanya males untuk menjawabnya.

Aku pun berniat untuk berjualan saja, sembari membeli obat untuk anak kesayanganku ini. Lalu mulai berpamitan ke dia.

“Ya sudah, Nana istirahat saja ya di kamar. Jangan lupa ganti baju ya, Nak. Buat tidur saja, nanti kalau Ibu pulang jualan akan dibawakan obat dari warung,” ucapku berlalu pergi untuk berkeliling menjajakan dagangan.

Aku tutup pintunya, dan berjalan meninggalkan rumahku.

__________

Seperti biasa aku berkeliling menjajakan daganganku mengelilingi kampung.

"Gorengan ... gorengan!" aku berteriak menawarkan daganganku.

Satu persatu daganganku mulai terjual.

Alhamdulillah, hari ini dagangan laris dan semoga cepat habis. Aku bersyukur, karena sudah separuh daganganku laku, semoga bisa menabung untuk membelikan sepatu yang diinginkan oleh Diana.

Aku kembali menjajakan daganganku sampai habis, agar bisa cepat pulang. Saat aku keliling, teringat keadaan Diana. Aku tetap berjalan, ketika melewati warung aku berhenti untuk membelikan obat untuknya.

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

Amel Comel

Amel Comel

🙃🙃

2021-05-31

0

Zaitun

Zaitun

lanjut

2021-01-21

0

Amanda

Amanda

semangat selalu thor....baru x ini bc yang berbeda❤️❤️❤️

2020-10-25

5

lihat semua
Episodes
1 Masa Kecilku part 1
2 Masa Kecilku part 2
3 Camping
4 Rumah warga
5 PoV Bu Salma
6 POV Bu Salma part 2
7 Kabar tentang Diana
8 PoV Mas Hendro Ayah Diana
9 Camping part 2
10 Camping ~Last episode
11 Apa Aku Berbeda?
12 Pandangan Mereka
13 Bercerita
14 Bercerita 2
15 POV Dinar
16 Teman-temanku
17 Mimpi
18 pengumuman
19 Kerasukan
20 Mimpi~2
21 Misteri Diana
22 Berkunjung ke rumah Nenek
23 Rumah nenek~2
24 Liburan semester
25 Rumah Dewi
26 Rumah Dewi~2
27 Pakde ku
28 Foto jenazah
29 Sekolah
30 Misteri Penunggu Toilet
31 Cewek Dalam Angkot
32 Misteri Cewek Dalam Angkot~2
33 Baju Pengantin
34 Baju Pengantin~Part 2
35 POV Dita kakaknya Dinar
36 Part ini Tidak Ada Hantu
37 Penunggu Toilet Parkiran Mall
38 Arwah Penunggu Lukisan
39 Jin Penglaris
40 Keluarga Sasa
41 POV SASA part 1
42 POV SASA Part 2
43 POV SASA Part 3
44 POV SASA part terakhir
45 Rumah Sasa
46 Mata-mata
47 Bunga Matahari
48 Esther (Esteh)
49 POV Esther
50 Rumah Keluarga Wijaya
51 Jalan-jalan
52 Sekolahan TK
53 Berkenalan
54 Rumah Dinar
55 Teror part 1
56 Teror part 2
57 Bioskop
58 Strategi
59 Strategi (2)
60 Bercerita
61 Bercerita (2)
62 Di culik
63 Kabur
64 Cerita Kak Andre
65 Kereta
66 Sampai di Malang
67 Pengganggu
68 Misteri Gadis Kecil
69 Misteri Gadis Kecil (2)
70 Misteri Gadis Kecil (3)
71 Perjalanan
72 perjalanan (2)
73 Lift Hotel
74 Lift Hotel (2)
75 Hotel lama
76 Orang itu
77 Ketukan Tiang Listrik
78 Orang itu (2)
79 Orang itu (3)
80 Orang itu (4)
81 Pencarian
82 pencarian (2)
83 Pencarian (3)
84 Tertangkap
85 Boby
86 Sisir rambut tengah malam
87 Esther Kembali
88 Pemakaman
89 Kereta (End~season 1)
90 (S2) ~ Diriku
91 (S2) ~ Diriku 2
92 (S2) ~ Ragaku
93 (S2) ~ Terlena di dunia lain
94 (S2) ~Beda keadaan
95 (S2) ~ Rumah sakit
96 (S2) ~ Dari Nol lagi
97 (S2) ~ Seutas tali
98 (S2) ~ Seutas tali (2)
99 (S2) ~ Seutas tali (3)
100 (S2) ~ Seutas tali (4)
101 (S2) ~ Seutas tali (penyelesaian)
102 (S2) ~ Terbangun
103 (S2) ~ Proses yang membuat jenuh
104 (S2) ~ Flashback
105 (S2) ~ Flashback (2)
106 (S2) ~ Kunti merah
107 (S2) ~ Rumah itu.
108 (S2) ~ Menghilang
109 (S2) ~ Gadis Kecil
110 (S2) ~ Keluargaku
111 (S2) ~ Stevia
112 (S2) ~ Cerita Stevia
113 (S2) ~ Cerita Stevia (2)
114 (S2) ~ Cerita Stevia (3)
115 (S2) ~ Pulih
116 (S2) ~ Bersahabat
117 (S2) ~ Mimpiku
118 (S2) ~ Pulang
119 (S2) ~ Kecelakaan
120 (S2) ~ Rumah baru Kevin
121 (S2) ~ Pulang 2
122 (S2) ~ Maafkan aku
123 (S2) ~ Lentera Merah
124 (S2) ~ Salah paham berujung kematian
125 (S2) ~ Berita Pembunuhan Ken
126 (S2) ~ Bimbang
127 (S2) ~ Ternyata
128 (S2) ~ Mbak Rasni
129 (S2) ~ Rumah Mbak Rasni
130 (S2) ~ Cerita Wulan
131 (S2) ~ Cerita Wulan (2)
132 (S2) ~ Cerita Wulan (3)
133 (S2) ~ Cerita Wulan (4)
134 (S2) ~ Rumah Tante Rasni (2)
135 (S2) ~ Apa Ini Reinkarnasi?
136 (S2) ~ Ternyata
137 (S2) ~ Cerita Ayah
138 (S2) ~ Siapa Wanita itu?
139 (S2) ~ Check up
140 (S2) ~ Bertemu Kevin
141 (S2) ~ Rumah Lama Kevin
142 (S2) ~Penglihatan Cincin
143 (S2) ~ Memory Card
144 (S2) ~ Rumah Kevin
145 (S2) ~ Hasil Rekaman
146 (S2) ~ Wanita Angkuh
147 (S2) ~ Dinar
148 (S2) ~ Rapuh
149 (S2) ~ Cerita Kabar Airin
150 (S2) ~ Cerita Kabar Airin (2)
151 (S2) ~ Cerita Kabar Airin (3)
152 (S2) ~ Kevin
153 (S2) ~ Kehadiran Kevin
154 (S2) ~ penyelamatan Kevin
155 (S2) ~ Awal kejadian
156 (S2) ~ Bercerita
157 (S2) ~ Bercerita (2)
158 (S2) ~ Bercerita (3)
159 (S2) ~ Berisi Ancaman
160 (S2) ~ Proses penangkapan
161 (S2) ~ Mati dibalas Mati
162 (S2) ~ Apa Dia Mati?
163 (S2) ~ Firasat apa?
164 (S2) ~ Kabar buruk
165 (S2) ~ Akhir dari semuanya (Ending)
166 (S2) ~ Radar Kota
167 (S2) ~ KABAR DUKA
168 PENGUMUMAN!!
169 pengumuman! novel baru
170 (S3) Kehidupan paska meninggalnya Keyla
171 Kabar gembira
172 Open Po!!
173 Po tinggal 2 hari lagi
174 (S3) Dandi
175 (S3) Nenek Dandi
176 (S3) Cacian
177 (S3) Fitnahan apa lagi
178 (S3) Pertikaian
179 (S3) Pertikaian 2
180 (S3) Bu Sumi
181 (S3) Ego masing-masing
182 (S3) Penjelasan
183 (S3) Biar tahu rasa
184 (S3) Gaib
185 (S3) Gaib 2
186 (S3) Wanita gaun merah
187 (S3) Kematian Nenek Dandi
188 (S3) Pindah
189 (S3) Pindah 2
190 (S3) Teringat
191 (S3) Prepare
192 (S3) Pengumuman kelulusan
193 (S3) Hari terakhir di rumah itu
194 (S3) Perjalanan
195 (S3) Ninis
196 (S3) Sampai
197 (S3) Tetangga
198 (S3) Bersih-bersih
199 (S3) gotong royong
200 (S3) Hari pertama tidur di sana
201 Dinar nggak akan lanjut
202 Open Order lagi
203 Novel baru
Episodes

Updated 203 Episodes

1
Masa Kecilku part 1
2
Masa Kecilku part 2
3
Camping
4
Rumah warga
5
PoV Bu Salma
6
POV Bu Salma part 2
7
Kabar tentang Diana
8
PoV Mas Hendro Ayah Diana
9
Camping part 2
10
Camping ~Last episode
11
Apa Aku Berbeda?
12
Pandangan Mereka
13
Bercerita
14
Bercerita 2
15
POV Dinar
16
Teman-temanku
17
Mimpi
18
pengumuman
19
Kerasukan
20
Mimpi~2
21
Misteri Diana
22
Berkunjung ke rumah Nenek
23
Rumah nenek~2
24
Liburan semester
25
Rumah Dewi
26
Rumah Dewi~2
27
Pakde ku
28
Foto jenazah
29
Sekolah
30
Misteri Penunggu Toilet
31
Cewek Dalam Angkot
32
Misteri Cewek Dalam Angkot~2
33
Baju Pengantin
34
Baju Pengantin~Part 2
35
POV Dita kakaknya Dinar
36
Part ini Tidak Ada Hantu
37
Penunggu Toilet Parkiran Mall
38
Arwah Penunggu Lukisan
39
Jin Penglaris
40
Keluarga Sasa
41
POV SASA part 1
42
POV SASA Part 2
43
POV SASA Part 3
44
POV SASA part terakhir
45
Rumah Sasa
46
Mata-mata
47
Bunga Matahari
48
Esther (Esteh)
49
POV Esther
50
Rumah Keluarga Wijaya
51
Jalan-jalan
52
Sekolahan TK
53
Berkenalan
54
Rumah Dinar
55
Teror part 1
56
Teror part 2
57
Bioskop
58
Strategi
59
Strategi (2)
60
Bercerita
61
Bercerita (2)
62
Di culik
63
Kabur
64
Cerita Kak Andre
65
Kereta
66
Sampai di Malang
67
Pengganggu
68
Misteri Gadis Kecil
69
Misteri Gadis Kecil (2)
70
Misteri Gadis Kecil (3)
71
Perjalanan
72
perjalanan (2)
73
Lift Hotel
74
Lift Hotel (2)
75
Hotel lama
76
Orang itu
77
Ketukan Tiang Listrik
78
Orang itu (2)
79
Orang itu (3)
80
Orang itu (4)
81
Pencarian
82
pencarian (2)
83
Pencarian (3)
84
Tertangkap
85
Boby
86
Sisir rambut tengah malam
87
Esther Kembali
88
Pemakaman
89
Kereta (End~season 1)
90
(S2) ~ Diriku
91
(S2) ~ Diriku 2
92
(S2) ~ Ragaku
93
(S2) ~ Terlena di dunia lain
94
(S2) ~Beda keadaan
95
(S2) ~ Rumah sakit
96
(S2) ~ Dari Nol lagi
97
(S2) ~ Seutas tali
98
(S2) ~ Seutas tali (2)
99
(S2) ~ Seutas tali (3)
100
(S2) ~ Seutas tali (4)
101
(S2) ~ Seutas tali (penyelesaian)
102
(S2) ~ Terbangun
103
(S2) ~ Proses yang membuat jenuh
104
(S2) ~ Flashback
105
(S2) ~ Flashback (2)
106
(S2) ~ Kunti merah
107
(S2) ~ Rumah itu.
108
(S2) ~ Menghilang
109
(S2) ~ Gadis Kecil
110
(S2) ~ Keluargaku
111
(S2) ~ Stevia
112
(S2) ~ Cerita Stevia
113
(S2) ~ Cerita Stevia (2)
114
(S2) ~ Cerita Stevia (3)
115
(S2) ~ Pulih
116
(S2) ~ Bersahabat
117
(S2) ~ Mimpiku
118
(S2) ~ Pulang
119
(S2) ~ Kecelakaan
120
(S2) ~ Rumah baru Kevin
121
(S2) ~ Pulang 2
122
(S2) ~ Maafkan aku
123
(S2) ~ Lentera Merah
124
(S2) ~ Salah paham berujung kematian
125
(S2) ~ Berita Pembunuhan Ken
126
(S2) ~ Bimbang
127
(S2) ~ Ternyata
128
(S2) ~ Mbak Rasni
129
(S2) ~ Rumah Mbak Rasni
130
(S2) ~ Cerita Wulan
131
(S2) ~ Cerita Wulan (2)
132
(S2) ~ Cerita Wulan (3)
133
(S2) ~ Cerita Wulan (4)
134
(S2) ~ Rumah Tante Rasni (2)
135
(S2) ~ Apa Ini Reinkarnasi?
136
(S2) ~ Ternyata
137
(S2) ~ Cerita Ayah
138
(S2) ~ Siapa Wanita itu?
139
(S2) ~ Check up
140
(S2) ~ Bertemu Kevin
141
(S2) ~ Rumah Lama Kevin
142
(S2) ~Penglihatan Cincin
143
(S2) ~ Memory Card
144
(S2) ~ Rumah Kevin
145
(S2) ~ Hasil Rekaman
146
(S2) ~ Wanita Angkuh
147
(S2) ~ Dinar
148
(S2) ~ Rapuh
149
(S2) ~ Cerita Kabar Airin
150
(S2) ~ Cerita Kabar Airin (2)
151
(S2) ~ Cerita Kabar Airin (3)
152
(S2) ~ Kevin
153
(S2) ~ Kehadiran Kevin
154
(S2) ~ penyelamatan Kevin
155
(S2) ~ Awal kejadian
156
(S2) ~ Bercerita
157
(S2) ~ Bercerita (2)
158
(S2) ~ Bercerita (3)
159
(S2) ~ Berisi Ancaman
160
(S2) ~ Proses penangkapan
161
(S2) ~ Mati dibalas Mati
162
(S2) ~ Apa Dia Mati?
163
(S2) ~ Firasat apa?
164
(S2) ~ Kabar buruk
165
(S2) ~ Akhir dari semuanya (Ending)
166
(S2) ~ Radar Kota
167
(S2) ~ KABAR DUKA
168
PENGUMUMAN!!
169
pengumuman! novel baru
170
(S3) Kehidupan paska meninggalnya Keyla
171
Kabar gembira
172
Open Po!!
173
Po tinggal 2 hari lagi
174
(S3) Dandi
175
(S3) Nenek Dandi
176
(S3) Cacian
177
(S3) Fitnahan apa lagi
178
(S3) Pertikaian
179
(S3) Pertikaian 2
180
(S3) Bu Sumi
181
(S3) Ego masing-masing
182
(S3) Penjelasan
183
(S3) Biar tahu rasa
184
(S3) Gaib
185
(S3) Gaib 2
186
(S3) Wanita gaun merah
187
(S3) Kematian Nenek Dandi
188
(S3) Pindah
189
(S3) Pindah 2
190
(S3) Teringat
191
(S3) Prepare
192
(S3) Pengumuman kelulusan
193
(S3) Hari terakhir di rumah itu
194
(S3) Perjalanan
195
(S3) Ninis
196
(S3) Sampai
197
(S3) Tetangga
198
(S3) Bersih-bersih
199
(S3) gotong royong
200
(S3) Hari pertama tidur di sana
201
Dinar nggak akan lanjut
202
Open Order lagi
203
Novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!