Ayahku bekerja merantau di kota yang lumayan jauh dari kotaku tinggal. Jarak tempuh dari kotaku menuju tempat ayah berkerja adalah selama tiga jam. Beliau tiap minggu, selalu menyempatkan waktu untuk pulang mengunjungi aku dan ibu. Beliau bekerja di suatu perusahaan swasta.
****
Selepas aku makan, aku menemani ibu menonton televisi kesukaannya. Hingga aku baru ingat, kalau Dinar akan berkunjung ke rumahku.
“Oh iya, Bu. Nanti si Dinar mau ke sini, ngerjain tugas matematika dari Bu Indah sama Dedek," ucapku.
Ibu hanya mengangguk mendengar ucapanku.
“Bu, nanti akhir semester dua ini, sekolah mau mengadakan camping. Aku ikut, ya?” rengekku.
“Iya. Pokoknya hati-hati lho, ya,” nasihat ibu.
“Iya, Bu. Pasti," ucapku sambil memberi dua jempol ke Ibuku.
"Ada-ada saja kamu, Dek," ucap ibu sembari tersenyum.
Tok tok tok ....
Terdengar suara ketukan pintu.
“Assalamu’alaikum, Keyla, Keyla!" teriak Dinar dari luar rumahku.
“Wa’alaikumsalam, masuk saja Din,” jawab ibuku.
“Siang, Tante." Dinar bersalaman, mencium tangan ibu.
“Sudah makan, Din? Kalau belum, kamu makan dulu, ya." Ibu menawari Dinar.
“Dinar sudah makan di rumah, Tante. Terima kasih,” jawab Dinar.
Dinar duduk ikut denganku di karpet di depan televisi, sambil membuka buku tugasnya.
"Sebentar, aku ambil buku dulu," ucapku.
Dinar hanya mengangguk, sedangkan aku berlalu pergi ke kamar untuk mengambil buku. Setelah itu menghampirinya kembali. Aku duduk di dekat Dinar, lalu membuka buku tugas untuk mengerjakan.
"Sudah bilang Ibumu, kalau kita mau camping?” tanya Dinar.
“Sudah kok,” jawabku sambil mengerjakan tugas.
Satu persatu tugas sudah terselesaikan.
"Alhamdulillah, akhirnya perjuangan kita selesai juga, hahaha," ucap Dinar sembari tertawa.
"Perjuangan apaan? Aku yang berjuang," jawabku sembari memalingkan wajah.
"Hehehe, kamukan yang lebih pintar dari aku, Key," ucap Dinar lagi.
Selesai mengerjakan tugas, Dinar langsung pamit untuk pulang.
"Aku pulang dulu ya, Key?" ucapnya.
Aku memanggil ibuku ke belakang karena Dinar mau berpamitan.
"Tante, Aku pulang dulu," ucap Dinar ke ibu sembari mencium tangannya.
"Iya, Din. Sering-sering main ke sini, biar si Keyla ada temannya," kata ibu.
"Iya, Tante," ucap Dinar.
Dinar pun melangkahkan kaki meninggalkan rumahku.
****
Hari sudah mulai beranjak sore, aku mulai aktivitas soreku yaitu mengaji, salat dan membantu ibu untuk beres-beres rumah.
Malam ini, bertepatan hari Jumat dan ayahku pasti pulang untuk malam ini. Seperti biasa, aku dan ibu menonton televisi sembari menunggu ayah datang. Aku mendengar rintikan air hujan turun dari langit.
"Bu, hujan," kataku.
"Iya, Dek," jawab Ibu singkat.
Aku merasa khawatir dengan ayah. Malam pun tiba, waktu menunjukkan sudah pukul 21.09 WIB. Hujan dari sore pun tak kunjung berhenti, walaupun cuma gerimis itu membuat aku semakin khawatir akan perjalanan ayahku.
Tok tok tok ....
“Assalamu’alaikum." Terdengar suara salam ayah sembari mengetuk pintu.
“Wa'alaikumsalam, Ayah." Aku menjawab sembari berlari tergesa-gesa untuk membukakan pintu.
Kubuka pintu, aku melihat ayah di sana.
"Ayah, Dedek kangen," ucapku sembari memeluknya.
"Ayah juga kangen, Nak," jawab ayah.
“Biarkan Ayahmu bersih-bersih badan dulu, Dek,” ucap ibu.
“Ayah, rotiku mana? Kata Ibu, Ayah seperti kurir roti tuh, hahaha,” tawaku.
Ayah masuk ke dalam rumah, sambil membuka kantong plastik besar yang isinya tentu pesananku. Beliau selalu tau apa yang aku inginkan. setelah memberikan roti kesukaanku, ayah melangkahkan kaki untuk pergi mandi. Sedangkan aku dan Ibu, menunggunya sambil menonton televisi sembari makan roti yang dibawakan oleh ayah tadi.
Tak berselang lama, ayah sudah selesai mandi dan beliau menghampiri kami. Ayah duduk di dekatku.
“Ayah, aku bulan depankan akhir semester dua, nih. Kebetulan sekolahan mengadakan camping, Dedek boleh ikut, Yah?” aku memberitahu ayah.
“Iya, Dek. Yang hati-hati ya pokoknya. Kalau Dedek merasa yang dilihat aneh, tidak usah dihiraukan, banyak-banyak berdoa dan bersholawat,” nasihat ayah.
“Ayah, mengapa aku seperti ini? Apa semua orang juga sama kayak aku, tau akan dunia lain? Sering kali aku dianggap beda, Yah,” tanyaku penasaran.
“Dek, tidak semua orang seberuntung Dedek, Ini kelebihan Dedek, jadi harus disyukuri saja. Dedek itu tidak beda kok hanya saja yang membedakan kelebihannya," ujar ayah.
Aku menundukkan kepala.
“Enak nggak rotinya?” ayah mengalihkan pembicaraan.
Aku melahap rotinya hingga habis, sehingga menunjukan betapa spesialnya roti yang dibawakan ayah.
Malam itu, kami luangkan waktu untuk bersama, karena tidak setiap hari kami dapat merasakan kebersamaan ini. Hari sudah mulai larut malam, ayah dan ibu menyuruhku untuk segera tidur.
*****
Keesokan harinya, dengan semangat aku bangun tidur untuk segera masuk sekolah. Entah kenapa setiap ayah di rumah, aku selalu bahagia dan semakin bersemangat.
Hari-hari kulewati seperti biasa.
___________________
Satu bulan kemudian, selesai sudah ujian akhir semester dua. Berarti itu, waktunya anak-anak melakukan tugas akhir semester yaitu camping.
Pada hari itu bertepatan hari sabtu, ayahku berada di rumah. Aku dan ibu menyiapkan alatku untuk camping besok dan itu dibantu ayah. Tidak lupa alat P3K selalu di utamakan oleh kedua Orang tuaku, karena aku termasuk anak yang ceroboh dan itu membuat aku gampang terluka karena terjatuh.
Aku pun juga ikut sibuk dengan mereka. Walaupun hari sudah mulai larut malam, aku tetap berantusias menyiapkan alatku camping besok.
“Sana istirahat Dek, biar besok seger tidak kesiangan bangunnya." Ayah menyuruhku.
“Baik bosku, hehehe,” ejekku ke ayah.
Aku pun menuruti perintah ayah. Aku berlalu meninggalkan mereka menuju kamarku. Setelah sampai kamar, aku baringkan tubuhku di atas kasur.
Aku pun tak bergegas tidur, karena aku ingin hari ini berubah menjadi esok. Seperti biasa, kalau akan ada kegiatan aku tidak bisa tidur, karena ingin cepat-cepat berangkat.
_______________
Aku kira mungkin bukan aku saja yang merasakannya, pasti semua anak sama sepertiku. Aku mengkhayal hari esokku dengan suka cita, aku lewati hariku dengan teman dan guru-guruku, mungkin begitu cerianya khayalanku.
Pasti akan asik dan merasa senang. Aku pun tersenyum sendiri dan terbuai akan indahnya khayalan. Menjelajah bersama, berlomba-lomba, belajar memasak bersama, itu semua ada di benakku.
Aku tidak sabar menunggu hari esok, hingga aku tidak menghiraukan larutnya malam ini. Yang aku pikir hanya kesenangan yang akan kujalani.
Aku berpikir pasti ada pentas seni saat penutupan, ada api unggun yang dinyalakan.
Pasti aku esok akan lomba gerak dan lagu bersama teman-temanku, karena beberapa hari sebelum acara camping, kami semua sudah membentuk grup untuk lomba-lomba itu.
Aku berharap kelompok kami akan menjadi juaranya. Nanti sepulang acara pasti aku ceritakan kisahku ke ayah dan ibu. Terlalu indahnya khayalanku, hingga aku terbuai menuju alam mimpiku. Malam itu, aku bermimpi, seperti yang ada di angan-anganku.
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
Cindyy
mampir deh walau telat semagat y thour
2021-08-18
0
Jhiya Yulianti
kelebihan apa t,lanjut dl deh
2021-03-20
0
👀 calon mayit 👀
MV thor agak curhat dikit... anak q c sulung bisa liat yg gituan dr mulai lahir... sekarang masih suka liat... dia agak berbeda dgn yg lain kurang teman gitu... yg lain nya juga agak menjauh... sekarang dia 6 Thun... .ntah bagaimana kedepannya aku juga bingung... apalagi kalo dia udah ngomong horor tentang hantu... aduh.. suka ngeri sendiri... JD serba salah kadang aku nya thor
2021-01-01
0