Bab 20. Terpesona

Hari ini hari Minggu, hari yang di nanti-nanti kan hampir semua orang termasuk Anna.

Sebelumnya hari Minggu ini Anna berencana akan ke Bandung untuk mengunjungi orangtua nya juga ingin berziarah ke makam Wira. Namun rencana Anna harus di rubah mengingat ada Alister sang suami di rumah yang masih dalam pemulihan. Tidak baik rasanya Anna ke luar mengunjungi orangtua serta makam Wira padahal ada Alister di rumah.

Seperti sebelumnya, jika akan melaksakan Salat subuh Anna akan mengetuk pintu Alister berharap Alister bangun dan melaksanakan Salat bersama. Tapi itu hanya angan semata karena setiap Anna mengetuk pintu Alister tidak pernah menjawab bahkan pintu kamarnya selalu terkunci.

Karena tidak ada jawaban Anna memutuskan untuk salat sendiri di kamar, besok ia akan mencoba lagi.

Selesai Salat Anna turun ke bawah berniat membuat sarapan, sambil bersholawat Anna memotong-motong sosis dan baso. Pagi ini Anna memasak nasi goreng karena melihat nasi di mejikom sisa kemarin masih banyak. Akan sangat sayang jika nasi itu di buang.

Begitu lah hidup Anna yang sederhana berbeda dengan Alister yang tentu akan membuang itu dari pada capek-capek di olah.

Sedang asyik meracik bumbu Anna di kagetkan dengan hadirnya Alister di dapur menggunakan celana kolor pendek dengan kaos polos hitam.

"Astagfirullah mas, bikin kaget aja” ujar Anna sambil memegang dadanya dengan satu tangan karena satu tangganya lagi memegang sutil.

“Kalau masak jangan pake ngelamun nanti gosong baru tahu rasa” ujar Alister berlalu mengambil air putih di dalam kulkas.

“Kalau baru bangun minumnya air putih biasa mas jangan yang es” ujar Anna mengingatkan.

“Aku udah biasa minum air es di pagi hari”

Saat Anna akan membuka mulut untuk menjawab Alister kembali menyela “sudah aku mau olahraga pagi dulu”

Setelah mengatakan itu Alister berlalu begitu saja ke halaman belakang mengabaikan Anna yang kesal karena ucapannya di potong.

🌻

Di halaman belakang Alister sedang melakukan pemanasan dengan meregangkan tubuh lalu menggerakkan kepala ke kanan dan ke kiri, mengangkat satu kaki dengan mengunakan tangan untuk menahan secara bergantian.

Setelah merasa cukup Alister mulai berlari kecil sambil menghirup udara segar di pagi hari.

Walaupun rumah Alister ada di Jakarta yang terkenal dengan polusi udara nya tapi rumah Alister cukup asri dengan memiliki udara bersih dan segar karena banyak pepohonan dan bunga-bunga yang bertugas membersihkan udara.

Cukup lama Alister joging hingga sengatan matahari mulai terasa. Alister menghentikan jogingnya dan berjalan masuk ke rumah berniat mengambil air minum tapi langkahnya terhenti ketika Anna sudah berdiri di hadapannya dengan botol air minum di tangannya.

“Ini mas minumnya” Anna menyerahkan botol minum kepada Alister yang masih mematung karena merasa tidak percaya dengan yang di lihat nya sekarang.

“Mas” panggil Anna menyadarkan Alister dari lamunan nya.

Alister menerima botol minum yang di berikan Anna “terimakasih” ucap Alister lalu mulai meminumnya.

Untuk sesaat Anna terpesona melihat Alister yang sedang minum dengan jakun naik turun dan tetesan keringat di dahinya menambah ketampanan Alister di pagi hari.

Perlahan Anna mengulurkan tangan yang memegang handuk kecil ke arah pelipis Alister lalu mengusap keringat yang membasahi wajah Alister, tangannya turun mengusap leher Alister yang juga berkeringat.

Alister tertegun mendapatkan perhatian yang menurutnya intim. Padahal tidak intim sama sekali. Alister mulai merasakan dadanya berdebar membuat ia panik karena mengira penyakitnya kambuh.

“Na dada ku berdebar, aku ingin minum obat sekarang Anna” ujar Alister dengan raut wajah yang cemas.

“Benarkah mas?” tanya Anna yang ikut panik hingga memegang dada Alister untuk memastikan.

Alister merasakan jantungnya berdetak lebih cepat lagi ketika Anna memegang dadanya, hal itu membuat Alister menghempaskan tangan Anna dari dada nya.

Melihat Alister yang pucat membuat Anna panik, dengan cepat ia berlari meraih ponsel yang ada di atas nakas kamarnya lalu menghubungi Bima mengatakan jika Alister kumat.

Bima dan Dika yang kebetulan sedang dalam perjalanan ke rumah Alister untuk mengecek kondisi Alister dengan cepat menginjak pedal gas dalam-dalam.

Anna kembali ke halaman belakang dimana Alister masih berdiri memegang dadanya dengan tatapan kosong. Anna membantu Alister duduk di bangku taman yang ada di halaman belakang.

"Istighfar mas... istighfar” ujar Anna sambil terus mengusap-usap punggung Alister naik turun dengan lembut.

Tidak lama Bima dan Dika datang dengan nafas yang ngos-ngosan.

“Kamu kenapa lagi Li?” tanya Bima menghampiri lalu mengecek Alister yang masih memegang dadanya.

“Sebaiknya kita ke dalam” ajak Dika yang langsung di setujui Anna dan Bima sedangkan Alister masih mematung. Terpaksa Bima dan Dika mendorong Alister masuk ke dalam.

Sampai di kamar Alister Bima dan Dika meminta Anna untuk menunggu di luar. Anna yang tidak mau terjadi apa-apa pada Alister memilih menurut saja. Tidak ada gunanya juga ia di dalam. Itu pikir Anna.

Di luar Anna mondar-mandir merasa tidak tenang menunggu Bima dan Dika, mulutnya terus merapalkan do'a untuk kesembuhan Alister.

Berbeda dengan Anna yang panik di dalam kamar Bima dan Dika malah tertawa terbahak-bahak setelah mendengar cerita dari Alister. Sedangkan Alister menatap tajam kedua sahabat nya merasa tidak terima di tertawa kan.

“Kau itu bodoh atau bagaimana? Kamu tidak bisa membedakan debaran sakit dengan debaran jatuh cinta” ujar Dika setelah menghentikan tawanya.

“Aku hanya panik” dalih Alister.

“Tidak usah mengelak, aku bisa tahu hanya dengan mendengar cerita mu” timpal Bima menepuk-nepuk pundak Alister. Yang di tepuk diam saja.

“Aku senang kamu bisa jatuh cinta lagi” Dika ikut menepuk-nepuk pundak Alister.

“Aku sarankan, kali ini jangan terlalu banyak berpikir. Jika kau cinta katakan saja”

“Itu benar, jangan sampai kau menyesal di kemudian hari ketika Anna di embat orang lain”

“Anna sudah menjadi milik ku, tidak akan ada yang bisa merebut Anna dari ku” ujar Alister percaya diri.

“Kau percaya diri sekali, lalu bagaimana dengan hati nya? Apa itu juga milik mu”

Alister diam tidak menjawab, ia tidak yakin dengan perasaan Anna. Yang ia tahu Anna masih mencintai mendiang suaminya, terlihat dari Anna yang masih menyimpan foto pernikahannya dengan Wira. Sedangkan foto pernikahan dengan dirinya saja Alister tidak yakin Anna memilikinya.

“Sudah jangan terlalu di pikirkan. Aku tidak mau hal ini dapat mempengaruhi kesehatan mu” ujar Bima yang tahu apa yang sedang di pikirkan Alister.

“Kau benar Bim. Aku sarankan jalani saja dulu, bersikap baiklah pada Anna”

Alister mengangguk menanggapi saran dari 2 sahabat nya.

“Kalau begitu temui lah Anna, dia pasti sedang merasa khawatir di luar”

🌻

Alister membukakan pintu kamarnya dan terlihat Anna sedang bolak-balik dengan raut wajah cemas.

Melihat Alister keluar dari kamar Anna segera menghampiri Alister lalu memegang kedua tangan Alister dengan wajah mendongak melihat wajah Alister. Matanya berkaca-kaca, ia takut hal buruk seperti sebelumnya terjadi lagi.

Namun air wajah Anna berubah saat melihat laki-laki di hadapannya terlihat baik-baik saja. Anna melemparkan senyum merasa lega lalu memeluk Alister dengan air mata yang menetes mengenai kaos Alister.

Tangan Alister terangkat membalas pelukan Anna dengan badan yang sedikit membungkuk untuk mengimbangi tinggi Anna yang jauh di bawahnya.

🌻

Terimakasih sudah mampir di ceritaku, jangan lupa tinggalkan jejak komentar, like dan lovenya ya.

Jika berkenan vote dan kasih hadiah juga buat Anna dan Ali yang sudah mulai merasakan percikan cinta.

Mohon maaf jika terdapat banyak kesalahan dalam penulisan atau pemilihan kata yang kurang nyaman di baca.

Episodes
1 Bab 1. Merantau.
2 Bab 2. Hari Interview
3 Bab 3. Tragedi di lokasi syuting.
4 Bab 4. Pertengkaran antara anak dan orangtua.
5 Bab 5. Super Hero
6 Bab 6. Kesepakatan sepihak
7 Bab 7. Menuju hari H
8 Bab 8. Pernikahan yang sakral.
9 Bab 9. Sarapan masakan istri
10 Bab 10. Kesalahpahaman tidak berdasar
11 Bab 11. Kejutan di dalam lift
12 Bab 12. Penuh kejutan
13 Bab 13. Jaga jarak
14 Bab 14. Tidak berfungsi
15 Bab 15. Andrologi dan Psikolog
16 Bab 16. Malu dengan nyali menciut
17 Bab 17. Kesal yang terpendam
18 Bab 18. Tugas suami-istri saling melengkapi
19 Bab 19. Beruang besar dan anak beruang
20 Bab 20. Terpesona
21 Bab 21. Cygnus, rasi bintang angsa
22 Bab 22. Pemburu dengan busur panah
23 Bab 23. Pulang kampung
24 Bab 24. Sensasi aneh
25 Bab 25. Kencan pertama
26 Bab 26. Di kejar fans
27 Bab 27.Selingkuh
28 Bab 28. Klimaks dalam cerita
29 Bab 29. Dejavu
30 Bab 30. Malam pertama yang tertunda
31 Bab 31. Kecemasan Alister
32 Bab 32. Kalang kabut
33 Bab 33. Serakah
34 Bab 34. Apa bisa?
35 Bab 35. Mantan
36 Bab 36. Cerai
37 Bab 37. Tidak fokus
38 Bab 38. Kangen
39 Bab 39. Biskuit
40 Bab 40. Paparazzi
41 Bab 41. Jodoh tidak akan kemana
42 Bab 42. Jumpa pers
43 Bab 43. Kemping ala Alister
44 Bab 44. Masuk angin
45 Bab 45. Kebahagiaan yang tidak ternilai
46 Bab 46. Ingin di repotkan
47 Bab 47. Anak dari perempuan lain
48 Bab 48. Aarav Danasura Bagaskara
49 Bab 49. Madu beracun
50 Bab 50. Pergi
51 Bab 51. Kemarahan papi
52 Bab 52. Rencana Stella
53 Bab 53. Feiyaz Akshaya Urmila
54 Bab 54. Laki-laki lumpuh
55 Bab 55. Wira Bheru Bagaskara
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Bab 1. Merantau.
2
Bab 2. Hari Interview
3
Bab 3. Tragedi di lokasi syuting.
4
Bab 4. Pertengkaran antara anak dan orangtua.
5
Bab 5. Super Hero
6
Bab 6. Kesepakatan sepihak
7
Bab 7. Menuju hari H
8
Bab 8. Pernikahan yang sakral.
9
Bab 9. Sarapan masakan istri
10
Bab 10. Kesalahpahaman tidak berdasar
11
Bab 11. Kejutan di dalam lift
12
Bab 12. Penuh kejutan
13
Bab 13. Jaga jarak
14
Bab 14. Tidak berfungsi
15
Bab 15. Andrologi dan Psikolog
16
Bab 16. Malu dengan nyali menciut
17
Bab 17. Kesal yang terpendam
18
Bab 18. Tugas suami-istri saling melengkapi
19
Bab 19. Beruang besar dan anak beruang
20
Bab 20. Terpesona
21
Bab 21. Cygnus, rasi bintang angsa
22
Bab 22. Pemburu dengan busur panah
23
Bab 23. Pulang kampung
24
Bab 24. Sensasi aneh
25
Bab 25. Kencan pertama
26
Bab 26. Di kejar fans
27
Bab 27.Selingkuh
28
Bab 28. Klimaks dalam cerita
29
Bab 29. Dejavu
30
Bab 30. Malam pertama yang tertunda
31
Bab 31. Kecemasan Alister
32
Bab 32. Kalang kabut
33
Bab 33. Serakah
34
Bab 34. Apa bisa?
35
Bab 35. Mantan
36
Bab 36. Cerai
37
Bab 37. Tidak fokus
38
Bab 38. Kangen
39
Bab 39. Biskuit
40
Bab 40. Paparazzi
41
Bab 41. Jodoh tidak akan kemana
42
Bab 42. Jumpa pers
43
Bab 43. Kemping ala Alister
44
Bab 44. Masuk angin
45
Bab 45. Kebahagiaan yang tidak ternilai
46
Bab 46. Ingin di repotkan
47
Bab 47. Anak dari perempuan lain
48
Bab 48. Aarav Danasura Bagaskara
49
Bab 49. Madu beracun
50
Bab 50. Pergi
51
Bab 51. Kemarahan papi
52
Bab 52. Rencana Stella
53
Bab 53. Feiyaz Akshaya Urmila
54
Bab 54. Laki-laki lumpuh
55
Bab 55. Wira Bheru Bagaskara

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!