Alister baru sampai rumah sekitar pukul 01.15 wib, perjalanan yang cukup jauh di tambah jalanan yang macet akibat malam Minggu membuat Alister pulang terlambat.
Dengan wajah lelah dan badan yang lemas Alister menaiki satu persatu anak tangga, sebelum masuk ke kamarnya Alister menoleh dulu ke arah pintu kamar Anna.
Perlahan Alister mencoba membuka pintu kamar Anna yang terkunci.
“Tumben” guman Alister lalu masuk ke kamarnya. Ia membaringkan tubuhnya di ranjang yang sudah 7 hari ia tinggalkan.
“Ah nyamannya” guman Alister lagi sambil memejamkan mata. Pikirannya menerawang ke kejadian tadi, saat Stella menangis karena Alister menolak untuk pulang ke apartemen. Sebenarnya ia juga heran bisa menolak ajakan Stella yang jelas-jelas bisa memberikan nya kenikmatan.
Sudah hampir 2 bulan lebih ia tidak merasakannya tapi tidak ada sedikit pun rasa menginginkannya. Apa benar dengan perkataan Stella tadi bahwa pusakanya tidak lagi berfungsi?
“Mampus” Alister bangkit, ia harus membuktikan jika miliknya masih berfungsi. Jika tidak bagaimana dengan nasibnya di masa depan.
Dengan gerakan cepat Alister meraih kunci mobil dan jaket lalu berjalan dengan tergesa-gesa.
Alister melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh menyalip beberapa kendaraan yang menghalangi jalannya.
Alister berlari masuk ke dalam lift begitu sampai di apartemen, menekan angka 9 dimana kamar Stella berbeda. Tanpa harus menekan bel Alister masuk ke dalam apartemen yang menjadi sakti bisu betapa bejad nya ia.
Stella yang belum tidur terkejut juga senang saat Alister datang ke apartemen nya.
“Sayang, seharusnya tadi kamu menurut padaku” ujar Stella menghampiri Alister.
Tanpa aba-aba Alister melancarkan aksinya, tentu Stella menyambut nya dengan senang hati. Bukankah ini yang ia mau sedari tadi.
“Sayang apa yang terjadi?” tanya Stella bingung saat melihat milik Alister masih belum bangun padahal sudah ia beri sentuhan-sentuhan lembut.
Lebih dari Stella Alister lebih bingung karena tidak merasakan apapun pada pusaka nya.
“Apa benar milikku sudah tidak berfungsi” ujar Alister bingung.
“Sayang bagaimana ini, jika begitu aku tidak akan puas” ujar Stella yang merasa kecewa.
“Aku tidak tahu” ujar Alister bingung.
“Maaf Alister, sepertinya kita tidak bisa melanjutkan hubungan ini. Kamu memang kaya dan tampan tapi kamu tidak bisa memuaskan aku” terang Stella memutuskan hubungan secara sepihak.
Wajah Alister mulai merah dengan rahang yang mengeras ia meraih pakaian yang tergeletak di lantai kemudian memakainya asal lalu pergi meninggalkan Stella.
🌻
“Ah sial” umpat Alister saat sudah di dalam mobil. Ia mengguyar rambut nya merasa bingung. Bukan sakit hati karena di putuskan Stella, jelas karena ia tidak mencintai Stella. Ia hanya merasa kesal karena Stella membuangnya seperti sampah saat mengetahui ia tidak lagi normal.
Harga dirinya yang tinggi membuat Alister tidak terima, mungkin jika hal itu terjadi kepada laki-laki lain mereka akan merasakan hal yang sama seperti Alister.
Lebih dari itu Alister merasa frustrasi dengan keadaan nya, jika begini bagaimana masa depannya. Ia tidak akan memiliki anak dan memberikan cucu untuk orangtuanya.
Untuk beberapa saat ia terdiam merenung.
Setelah merasa lebih baik Alister kembali menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang.
Alister sampai rumah saat ayam jago sudah berkokok. Saat akan masuk ke kamar tanpa sengaja berpapasan dengan Anna yang baru keluar kamar.
“Mas sudah pulang?”
“Hem” jawab Alister singkat lalu masuk ke kamar.
Ini pertama kalinya mereka bertegur sapa setelah 2 bulan lalu. Anna yang biasanya menundukan kepala dan menghindar saat bertemu Alister tiba-tiba bertanya. Apa karena efek sakit?
Sedangkan Alister yang pikiran dan perasaannya kacau memilih mengabaikan Anna. Ia sedang tidak ingin berbicara dengan siapa-siapa.
Anna berjalan menuju dapur untuk mengambil roti, perutnya terasa lapar akibat tadi malam tidak makan. Anna tidak memakannya di dapur, ia membawa beberapa potong roti dan satu botol air putih ke kamarnya.
Sampai di kamar Anna tidak tidur lagi karena merasa tanggung waktu Salat subuh sebentar lagi. Selesai Salat Anna baru memakan roti yang ia bawa lalu meminum obat.
Kemarin saat pulang memang Anna mampir dulu ke apotek.
Anna kembali membaringkan tubuh dan menyelimuti seluruh tubuhnya dengan selimut. Cara ini sangat ampuh bagi Anna, karena biasanya Anna akan berkeringat dan saat bangun badan terasa lebih segar.
Semoga kali ini juga berhasil.
🌻
Siang hari Alister baru bangun tidur, dengan perasaan yang sedikit membaik ia ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Alister sudah punya solusi untuk masalah nya, ia akan mengkonsultasikan masalah ke dokter spesialis.
Masih ada harapan untuk Alister.
Selesai mandi dan berpakaian Alister turun ke bawah menuju meja makan untuk sarapan yang di rapel makan siang.
“Den Ali pulang kapan? Kok bibi gak tahu” tanya bi Inah sambil menyediakan air minum untuk Alister.
“Tadi malam bi” jawab Alister lalu memasukan makanan ke dalam mulutnya. Alister menyerngit saat mengunyah makanan.
“Itu bibi yang masak den, non Anna dari tadi belum keluar dari kamarnya” ujar bi Inah khawatir.
“Kenapa bi?”
“Bibi kurang tahu den, tapi tadi malam juga tidak makan malam” terang bi Inah.
Alister mengangguk lalu meminta bi Inah untuk tidak memikirkan Anna.
‘Ada apa dengannya?’ tanya Alister dalam hati.
Selesai makan Alister menuju kamar Anna, ia merasa khawatir juga penasaran dengan Anna saat mendengar cerita dari bi Inah.
Saat Alister membuka pintu ternyata pintunya tidak di kunci seperti semalam. Hal itu memudahkan Alister masuk ke dalam kamar Anna.
Mata Alister menyipit saat melihat gulungan selimut di atas kasur yang Alister yakini ada Anna di dalamnya.
“Apa kamu sakit?” tanya Alister sambil menyingkapkan selimut yang menutupi wajah Anna.
“Hem” jawab Anna kembali menutup wajahnya.
Bukan Alister namanya jika menyerah. Alister kembali menyingkap selimut yang menutupi wajah Anna lalu mengulurkan tangannya memegang dahi Anna yang terasa panas.
“Kamu demam” ujar Alister, untuk beberapa saat Alister terpesona dengan wajah Anna tanpa kerudung, terlihat rambut panjang lurus hitam yang acak-acakan menambah kecantikan Anna.
Setelah kesadarannya kembali Alister berjalan ke arah kamar mandi.
Masih dengan mata terpejam Anna merasakan benda dingin menempel di keningnya. Merasa penasaran Anna membuka mata hingga mata Anna bertatapan dengan mata Alister.
“Sudah jangan protes dan jangan ge'er” ujar Alister mengompres Anna.
Anna tidak berkata apa-apa, matanya kembil terpejam karena merasa pusing.
Tangan Alister terulur menghapus air mata yang ada di sudut mata Anna, setelah melakukan itu Alister memilih pergi sambil memegang dadanya.
Lima belas menit kemudian Alister kembali dengan membawa nampan di tangannya.
Alister menyimpan nampan yang berisi satu mangkok bubur dan air putih. Sedangkan Alister duduk sisi ranjang.
“Jangan dulu tidur, kamu harus makan” ujar Alister mengusap-usap lembut lengan Anna.
Merasakan usapan di tangan Anna membuka mata nya yang teduh.
“Ayo makan dulu” Alister menyuapi Anna. Dengan ragu Anna membuka mulut menyambut suapan dari Alister.
Alister menyuapi Anna sampai bubur yang di mangkuk habis padahal Anna sedari tadi sudah meminta untuk berhenti, tapi Alister tidak menghiraukan permintaan Anna.
“Sekarang minum obatnya”
Anna menurut saja tanpa protes.
“Istirahat lah”
Lagi-lagi Anna menurut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Ernawati
gengsi amat si Ali nih😁
2022-02-18
0