Selesai dengan pekerjaan Anna meminta izin untuk pulang cepat, Anna menunggu Alister di lobi kantor. Biasanya Anna suka melihat Alister di lobi.
Setelah menunggu beberapa saat, orang yang di tunggu-tunggu datang juga. Dengan cepat Anna menghampiri Alister yang sedang berjalan bersama Hetal.
“Mas Ali tunggu”
Merasa namanya di panggil Alister menoleh lalu berdiri menunggu Anna menghampiri nya.
“Mas saya yang tadi mas tolong, saya mau mengucapkan terimakasih sekaligus mau memberikan ini. Memang tidak seberapa tapi saya berharap mas Ali cepat sembuh” ujar Anna to the point sambil menyerahkan kantong kresek putih dengan logo apotek.
Alister mengangkat satu alisnya lalu meraih kresek yang menggantung di depannya. Tanpa kata Alister langsung pergi.
“Kamu jangan sakit hati ya, Ali lagi sensi jadi gitu” ujar Hetal merasa tidak enak.
“Iya tidak apa-apa mas, saya ngerti”
“Woy buruan” seru Alister pada Hetal yang malah mengobrol dengan Anna.
“Aku duluan ya, singa nya udah mengaum kaya srigala” ujar Hetal lalu berjalan sedikit berlari menyusul Alister.
Merasa urusannya sudah selesai Anna memilih untuk pulang saja.
🌻
“Dia cantik ya” ucap Hetal menoleh ke samping di sama Alister sedang bersandar di sandaran kursi di mobil. Matanya terpejam tapi tidak tidur.
“Hemm” Alister setuju dengan Hetal.
“Kamu suka?” tanya Hetal tiba-tiba. Sejujurnya Ia suka dengan Anna dan berharap ia berjodoh dengan Alister.
“Ngomong apa sih” Alister merasa tidak suka dengan pertanyaan Hetal.
“Dia berkerudung, sama kaya Biru” pancing Hetal.
“Kalau aku suka sama cewek karena kerudung sudah sedari dulu aku pacarin semua cewek berkerudung”
“Kali aja”
“Dia bukan tipe ku, aku suka cewek ceria dengan sejuta pesona. Kalau dia walaupun memiliki pesona tapi dia pendiam kaya yang banyak beban” terang Alister menilai Anna, cewek yang mereka jumpai tadi.
“Ya udah buat aku aja”
“Terserah”
🌻
Sedangkan perempuan yang sedang mereka bicarakan sedang rebahan sambil memainkan ponsel. Ia sedang membaca pesan-pesan yang almarhum Wira kirim. Hanya dengan cara itu membuat Anna mengobati rasa rindu nya pada sang suami.
Anna berencana untuk pulang ke Bandung libur kali ini, ia sudah kangen sama orangtua juga ingin berziarah ke makam Wira. Itu artinya tinggal 2 hari lagi mengingat hari ini hari Kamis.
🌻
Tidak terasa waktu yang di nanti-nanti Anna sudah tiba, sabtu sore Anna memutuskan untuk langsung pulang ke Bandung dari kantor.
Dengan menggunakan bus Anna tiba di Bandung pukul 19.00, awalnya ia akan naik angkot saja untuk sampai ke rumahnya dari terminal. Tapi ternyata ayah sudah menunggu Anna di terminal bersama ibu.
"Assalamualaikum ayah, ibu” salam Anna meraih tangan kedua orangtuanya dan mencium punggung tangan mereka.
“Ya ampun na, ibu kangen” ibu langsung memeluk Anna membuat ayah cemburu. Ayah juga mau peluk Anna tapi keduluan ibu.
“Sudah pelukannya nanti di rumah” ajak ayah yang langsung membukakan pintu mobil untuk ibu.
Sampai di rumah Anna langsung menuju kamar untuk membersihkan diri mengingat tadi tidak mandi dulu saat pulang.
Selesai mandi Anna tidak langsung ke bawah, ka memutuskan untuk salat di kamar saja. Setelah itu ia duduk di depan meja rias sambil mengeringkan rambut nya dengan hairdryer.
Matanya memang melihat ke arah cermin tapi tidak melihat pantulan wajahnya melainkan pantulan bingkai foto yang tergantung di dinding. Hingga tidak sadar Anna mengarahkan hairdryer ke kulit kepala nya membuat Anna memekik merasa panas.
“Kenapa na?” tanya ibu yang kebetulan masuk untuk mengajak Anna makan malam.
“Enggak bu, ini Anna salah malah ngeringin kulit kepala bukannya rambut” jawab Anna sambil nyengir kuda.
“Kamu tuh, ya sudah sini ibu bantu” ibu mengambil alih hairdryer dari tangan Anna.
“Sedikit lagi kok bu”
Ibu tidak menghiraukan protes sang anak semata wayangnya.
Selesai mengeringkan rambut panjang sepunggung Anna, ibu juga membantu mengikatkan rambut Anna.
“Sekarang kita makan, di bawah ayah pasti ngomel-ngomel”
Ajak ibu saat Anna sudah memakai jilbab instan nya.
Benar saja tebakan ibu, di meja makan ayah ngomel-ngomel karena menunggu lama padahal perut ayah sudah bunyi dari tadi.
Selesai makan mereka menghabiskan malam Minggu dengan nonton TV bersama. Dan sinetron yang ibu suka yaitu sinetron yang di bintangi Maha Alister, ibu memang ngfans sama Alister. Kalau ibu tahu anaknya di tolongin Alister bisa di pastikan reaksi seperti apa yang keluar dari ibu.
🌻
Berbeda dengan Anna berbeda pula dengan Alister, malam Minggu nya kelabu karena sang papi dan mami berkunjung ke rumah. Alister menang tinggal terpisah dengan orangtua nya.
“Ada perlu apa sih kalian datang, kalau cuman mau ceramah aku gak bisa. Aku sibuk”
Papi tentu marah dengan ucapan sang anak, tangan sudah melayang tinggal mendarat di pipi Alister tapi tidak sampai karena mami sudah menahan.
“Papi jangan terbawa emosi pi”
“Anak tidak tahu di untung” umpat papi membuat Alister mengangkat satu sudut bibirnya.
“Begini nak, mami dan papi kesini ingin meminta kamu untuk segera menikah. Kami sudah punya calonnya jadi mami mohon tinggalkan Stella” ujar mami lembut.
“Ali belum mau menikah mi, sudah berapa kali ali bilang akan mencari calon sendiri. Ali gak suka di jodoh-jodohin” ujar Ali ikut lembut.
“Tapi mana? Kamu malah pacaran sama Stella yang jelas-jelas perempuan gak benar” ujar papi keras membuat Ali kembali tersulut emosi.
“Ali juga gak akan nikahin dia, Ali cuman senang-senang aja sama dia”
“Laki-laki bodoh, mana ada perempuan baik-baik mau menikah sama kamu kalau kamu saja seperti ini”
“Ali gak nyari perempuan baik-baik, Ali cuman nyari perempuan yang bisa buat Ali jatuh cinta. Sudahlah pokoknya Ali gak akan putusin Stella juga Ali gak mau menikah dengan perempuan pilihan kalian”
Setelah mengatakan itu Alister langsung pergi begitu saja sambil membanting pintu dengan keras.
“Lihatlah pi kamu jangan keras-keras sama Ali, Ali jadi berontak kan” ujar mami sambil menangis.
“Sudah mami jangan menangis, lebih baik kita pulang”
🌻
“Aaahhkk” teriak Alister sambil memukul setir mobil lalu mengacak-acak rambut frustrasi.
Setelah merasa tenang Alister memutuskan untuk ke apartemen Stella. Apartemen yang ia berikan untuk Stella agar mereka bebas melakukan hubungan terlarang.
“Kok lama sih” ucap Stella sambil bergelayut manja di leher Alister. Ia sudah siap dengan pakaian haram nya untuk menghabiskan malam Minggu bersama.
“Sorry ada sedikit masalah” setelah mengucapkan itu Alister langsung menggendong Stella membawa nya duduk di pangkuan nya.
Mulut dan tangan nya mulai nakal membuat Stella senang bukan main. Ini yang sedari tadi ia tunggu.
Tidak mau kalah Stella membalas apa yang di lakukan Alister dengan nakal membuat Alister tidak tahan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments