50 hari menjadi terasa begitu cepat bagi Anna setelah pertemuan terakhir dengan Alister di restoran waktu itu.
Selama 50 hari ini Anna tidak pernah melihat atau berkomunikasi dengan Alister yang Anna tahu Alister tengah di sibukan dengan syuting di luar negeri untuk merampungkan film.
Hari ini Anna ada di rumah orangtua nya habis ziarah ke makam sang suami. Anna berharap Alister tidak menepati janji nya, ia benar-benar belum ingin menikah sekali pun dengan Alister yang orang-orang sebut sebagai suami idaman.
Anna tidak tahu bagaimana sikap dan sifat Alister membuat Anna begitu ragu dengan pernikahannya. Berbeda dengan Wira yang telah Anna kenal sudah lama, memang pacaran mereka tidak lama hanya sekitar 3 bulanan.
Wira adalah senior Anna saat di kampus, mereka sering bertemu karena memiliki hobi yang sama.
"Assalamualaikum” salam seseorang dari luar sambil mengetuk pintu.
“Siapa bu, coba di lihat” ujar ayah yang sedang duduk bersantai di ruang keluarga bersama Anna.
Ibu ke depan membukakan pintu untuk melihat siapa yang datang siang-siang begini.
“Maha Alister” ucap bunda sambil menutup mulut tidak menyangka ada artis idolanya di depan rumah.
Ayah dan Anna yang merasa penasaran dengan tamu yang datang karena ibu jadi berteriak-teriak gak jelas membuat mereka ikut ke depan.
Deg...
Waktu terasa berhenti ketika Anna melihat Ali ada di depan rumahnya bersama asisten dan kedua orang paruh baya yang Anna tidak tahu siapa.
“Di ajak masuk Bu, jangan diam saja kasian tamunya pegal karena berdiri terus” ayah mengajak tamu nya masuk menyadarkan ibu yang langsung ke dapur untuk menyiapkan minum.
Ayah merasa aneh karena tiba-tiba ada artis ke rumah nya. Tapi ayah bersikap biasa saja, ia akan menanyakannya saat setelah basa basi nanti.
Anna yang masih mematung di sadarkan Ayah “Na jangan diam saja di situ, ayo sini salam dulu”
Dengan ragu Anna menghampiri kedua orangtua itu dan menyalaminya. Kedua orang itu begitu senang dengan Anna yang cantik dan sopan.
Anna memilih duduk di samping ayah, mengabaikan Ali dan Hetal.
Ibu datang membawa nampan berisi minuman dan kue kering yang langsung di hidangkan di atas meja. Ibu ikut duduk di samping Anna.
“Ada apa ya ini?” tanya ayah mulai bersuara.
“Ah iya maaf kami belum memperkenalkan diri. Saya Danil pak papi dari Alister, ini istri saya Grace dan yang sebelah sana Hetal asisten Ali yang juga sudah kami anggap sebagai anak sendiri”
Ayah mengangguk.
“Jadi ada keperluan apa ya?” Tanya ayah pada intinya. Tadinya ayah akan basa basi dulu tapi melihat Anna yang duduk di samping terlihat gelisah ayah memutuskan untuk langsung bertanya pada intinya.
“Kami datang kemari ingin melamar Anna Om” jawab Alister jujur.
“Hah” ayah dan ibu kaget dengan jawaban Alister.
“Apa kamu mengenal Anna?” tanya ayah.
“Kenal Om, kami beberapa kali bertemu. Kebetulan Anna kerja di agensi saya juga” jawab Alister luwes.
Ayah manggut-manggut sedang kan ibu terlihat khawatir dengan Anna. Bukan tidak tahu masalah gosip 50 hari yang lalu, ibu yang ngefans dengan Alister tahu tentang gosip yang bersangkutan dengan Anna.
“Gimana na? Apa kamu menerima lamaran Alister?”
Dengan ragu Anna mengangguk. Anna tidak yakin dengan pilihannya, tapi Anna merasa berhutang budi pada Ali. Alister yang sudah menolongnya waktu itu, jika tidak ada Ali Anna tidak tahu dengan nasibnya saat itu. Preman yang menatap Anna dengan tatapan lapar membuat Anna tahu apa yang di pikirkan preman itu.
Alister yang sedari tadi harap-harap cemas langsung lega begitu melihat Anna mengangguk.
“Alhamdulillah” ucap papi dan mami.
“Kamu yakin na?”
“Iya ibu”
Setelah Anna menerima lamaran Alister mereka melanjutkan dengan saling bertukar cerita hingga tidak terasa waktu sudah sore.
Sesuai pembicaraan tadi setelah salat Ashar mereka langsung menuju rumah orangtua Wira. Ayah dan Ibu lega ternyata Alister tahu masalah Anna dan Alister menerima nya.
Sepanjang perjalanan Anna terus menangis, ia merasa bersalah karena baru saja masa Iddah berakhir ia langsung akan menikah.
“Sudah na, ini bukan salah kamu. Ini takdir na jangan menyalahkan diri sendiri” ibu memeluk Anna.
“Ibu apa keputusan ku salah?”
“Tidak na, tidak. Ibu memang tidak tahu kenapa kamu menerima Alister begitu cepat. Tapi ibu yakin Anna tidak akan mengambil keputusan begitu cepat tanpa alasan”
Tidak terasa mobil ayah dan Alister sudah sampai di halaman depan rumah mertua Anna. Mama dan papa Wira sudah menunggu di luar rumah. Tadi sebelum berangkat ayah dan ibu mengabari Mama dan papa akan ke rumah membawa keluarga Alister, ayah dan ibu juga menjelaskan maksud nya.
Begitu turun dari mobil Anna langsung di sambut pelukan oleh Mama Wira. Anna menangis tersedu-sedu di pelukan sang Mama mertua.
“Sudah jangan menangis na, Mama ngerti. Mama mendukung keputusan kamu, mama selalu mendoakan kamu agar bahagia na. Kebahagiaan kamu kebahagiaan Mama juga dan kebahagiaan kamu tentu kebahagiaan Wira juga na”
Setelah merasa lebih baik mama mengajak Anna untuk masuk ke dalam menyusul semua orang yang sudah duduk di kursi ruang tamu.
Mereka berbincang-bincang cukup serius dengan di selingi candaan dari Hetal sehingga suasana tidak terlalu canggung.
Dalam perbincangan itu Mama dan papa Wira mendukung semua keputusan Anna. Mereka berharap Anna tidak melupakan mereka dan meminta silaturahmi tetap terjaga.
Setelah di rundingkan pernikahan akan di laksanakan dalam waktu 2 hari. Waktu yang sangat singkat untuk ibadah yang paling panjang.
Anna meminta pernikahan di selenggarakan secara sederhana dan tertutup saja. Mereka setuju dengan keinginan Anna.
Alister yang memang sedang tidak ada jadwal apapun memilih menginap di hotel Bandung sedangkan mami dan papi harus pulang ke Jakarta untuk mengabari sanak saudara juga mengurus data-data untuk melengkapi syarat pembuatan buku nikah.
Dengan uang tidak memerlukan waktu yang lama untuk mengurus itu semua.
Karena Anna karyawan baru, ia tidak bisa meminta cuti. Ia meminta izin kepada bu Gita tidak masuk kerja selama 3 hari dengan alasan ada keperluan keluarga.
Selama menunggu hari H, Anna selalu datang ke makam Wira dan menghabiskan hari di situ.
Anna selalu mengirim do'a juga meminta izin untuk menikah lagi, ia juga sering mengucapkan kata maaf di depan batu nisan sang suami. Anna merasa seperti mengkhianati Wira karena menikah lagi.
Semua yang di lakukan Anna selama di makam tidak luput dari pengawasan Alister.
.
.
Terimakasih sudah mampir di ceritaku, jangan lupa like love dan komennya ya.
Mohon maaf jika terdapat banyak kesalahan dalam penulisan dan dalam memilih kata-kata.
Karakter atau tokoh Alister aku ambil dari novel ku sebelumnya.
Mohon maaf jika terdapat kesamaan nama tokoh atau cerita. Ini asli aku yang ngehalu hihi... Walaupun tidak menutup bahwa aku juga terinspirasi dari novel-novel para senior.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments