Saat Anna berjalan untuk sampai di kost-an tiba-tiba ada tangan yang mencekal lengan Anna lalu menarik nya kasar membuat Anna meringis kesakitan, Anna mencoba untuk melepaskan diri tapi cekalannya begitu kuat.
Laki-laki yang memakai masker dan kacamata serta Hoodie membuat Anna tidak mengenali siapa yang sudah berusaha menculiknya. Laki-laki itu mendorong Anna masuk ke dalam mobil.
“Lepaskan aku, aku tidak punya apa-apa untuk kau culik” Anna terus mencoba membuka pintu mobil yang jelas-jelas sudah laki-laki itu kunci.
“Berhentilah berteriak” ujar laki-laki itu sambil membuka penutup wajah.
Terlihat jelas siapa yang menculik Anna, Anna menyerngit melihat laki-laki di hadapannya.
“Mas Ali”
“Iya aku Ali, sekarang berhentilah berteriak kita harus membuat kesepakatan” ujar Ali lalu melajukan mobil dengan kecepatan tinggi.
“Ayo keluar” Ali membantu membukakan pintu mobil. Ia juga sudah kembali memakai penutup wajah agar orang-orang tidak mengenalinya.
Ali mengajak Anna masuk ke sebuah restoran, Ali memesan ruang viv. Walaupun takut tapi Anna tetap mengikuti Ali, ia juga harus membicarakan sesuatu dengan Ali.
Mereka duduk berhadapan terpisah oleh meja.
“Mau pesan apa?”
“Tidak mas, silahkan jelaskan apa maksud mas menculik ku”
Ali tersenyum tipis mendengar ucapan Anna.
“Oke aku mau membicarakan tentang pernikahan kita” ujar Ali to the point.
“Maksud mas apa? Saya tidak mau menikah dengan mu”
“Bukankah kamu memiliki hutang budi pada ku? Sekarang aku mau menagih hutang itu”
“Maksud mas apa?” tanya Anna mengulang pertanyaan yang sama.
“Bukankah aku sudah menyelamatkan mu malam itu?”
Anna mengangguk.
Ali kembali tersenyum tipis. Sepertinya negosiasi ini akan berjalan lancar.
“Dan sekarang giliran kamu menyelamatkan aku, kamu harus membantu aku memulihkan kembali nama baik ku. Bukankah aku tidak melakukan apapun saat itu?”
“Tapi tidak dengan menikah juga kan mas. Mas mengambil keputusan sendiri tanpa melibatkan aku yang terlibat. Mengatakan akan menikah dengan ku tanpa tau aku"
“Maksudnya?” kini giliran Ali yang tidak mengerti.
“Aku sudah menikah”
Jeder...
Tentu jawaban Anna membuat Ali sakit. Entah lah sakit karena kecewa tidak bisa melanjutkan rencana? Atau karena yang lain?
“Kamu gak usah bohong” Ali mencoba menyangkal.
“Tidak aku tidak bohong, jika kamu tidak percaya kamu bisa liat ini” Anna menunjukan foto pernikahannya yang ada di dalam ponsel.
Kembali Ali di buat tercengang. Kali ini benar-benar sakit, Ali menjadi teringat dengan Biru yang juga sudah menikah.
“Lalu dimana suami mu? Kenapa ia membiarkan istrinya malam-malam sendiri?”
“D-dia sudah tidak ada” jawab Anna sedih.
Melihat air wajah Anna yang berubah membuat Ali merasa bersalah tapi tetap membujuk Anna.
“Kamu membutuhkan seorang laki-laki untuk melindungi mu, saya bersedia jadi laki-laki itu”
Anna tidak menjawab.
“Ok. Ajak aku kerumah orangtua mu, aku akan melamar kamu dengan benar. Tunjukan juga dimana alamat rumah orangtua suami mu, aku akan meminta restu pada mereka”
Mendengar Ali menyebutkan sang mertua membuat Anna mengangkat wajah dan melihat ke arah Ali, Anna menatap mata Ali yang juga sedang menatapnya dengan raut yang tidak bisa di artikan.
“Itu belum bisa lakukan, aku masih dalam masa Iddah” ujar Anna menerangkan apa yang ia tahu bahwa cerai mati harus menunggu selama 4 bulan 10 hari untuk bisa menerima pasangan lagi.
Lagi-lagi Ali di buat tercengang dengan kenyataan. Jika perempuan di depannya itu masih dalam masa Iddah itu artinya suami Anna belum lama meninggal. Pantas saja Ali melihat Anna tidak pernah berhias, wajahnya selalu terlihat pucat. Meski begitu Anna tetap cantik.
“Kapan masa Iddah mu berakhir?”
“50 hari lagi”
Ali mengangguk. Dalam hati ia pikir itu terlalu lama, tapi mau bagaimana ini sudah terlanjur.
“Aku akan menunggu sampai waktu itu tiba”
“Aku tidak bisa berjanji”
“Kamu tidak perlu berjanji, kamu hanya perlu membayar hutang mu”
Anna menghela nafas. Itu sama saja.
“Sudah terlanjur kesini, ayo pesan apa yang kamu mau”
“Maaf mas tidak perlu saya mau pulang saja” ujar Anna lalu berdiri.
“Kamu benar-benar keras kepala” ujar Ali menilai calon istrinya. Ya, Ali mengklaim bahwa Anna calon istrinya sekarang.
Anna tidak menanggapi itu, ia berjalan lebih dulu.
“Ok aku antar pulang” ujar Ali setelah berhasil menyusul Anna.
“Tidak perlu, aku bisa naik angkot” ujar Anna sambil terus berjalan ke arah jalan raya.
“Aku tidak akan membiarkan calon istri ku naik angkot”
Anna menghentikan langkahnya, ada yang janggal dalam ucapan Ali.
“Sejak kapan aku jadi calon istri mu?” Tanya Anna tidak suka. Ia hanya akan menjadi istri Wira titik!
“Sejak sekarang” jawab Ali percaya diri.
Anna memutar bola mata malas, ai langsung menghentikan angkot yang baru saja lewat. Anna langsung naik tanpa melihat ke arah Ali. Siapa sangka Ali malah ikut naik angkot mengikuti Anna.
Sekarang Anna tahu, Ali orang yang tidak mudah menyerah.
Sekilas Anna melihat Ali yang duduk di depannya dengan tidak nyaman. Kakinya yang panjang harus di tekuk, Ali juga harus berdempetan dengan penumpang lain karena kebetulan angkot yang Anna tumpangi begitu penuh. Ia tidak melihat dulu saat tadi masuk saking ingin menghindari Ali.
Saat ada penumpang yang duduk di samping Anna turun dan kebetulan ada yang naik juga.
Seorang laki-laki duduk di samping Anna membuat Ali dengan sigap mengukung Anna melindungi Anna dengan kedua tangannya yang di simpan di sisi kiri dan kanan Anna tanpa menyentuh agar tidak bersentuhan dengan penumpang yang berjenis kelamin laki-laki.
Sontak hal itu membuat para penumpang kaget dengan aksi Ali yang tiba-tiba, mereka akan protes tapi saat melihat Anna yang tidak marah membuat mereka tidak melanjutkan protes nya.
Anna memalingkan wajahnya melihat ke arah belakang, ia melihat ke arah jendela. Walaupun pun tidak nyaman dan membuat lehernya sakit itu lebih baik dari pada harus melihat ke depan yang jelas-jelas ada wajah Ali yang begitu dekat dengan wajahnya.
Ali terpaku melihat wajah Anna dari dekat, walau Anna memalingkan wajah tapi Ali masih bisa melihat pipi Anna. Sekuat tenaga Ali menahan agar tidak mengecup pipi mulus di hadapannya.
Adegan itu harus berakhir ketika Anna meminta sopir angkot menghentikan laju nya.
Ali melepaskan kukungannya membiarkan Anna turun terlebih dahulu lalu ia menyusul dari belakang.
“Ngapain ngikutin?”
“Kan aku sudah bilang, aku akan mengantarkan kamu pulang”
“Aku udah pulang sekarang mas bisa pergi”
“Belum sampai, aku mau memastikan kamu masuk ke rumah”
Anna mengabaikan Ali, ia terus berjalan hingga sampai ke depan gerbang yang ada sebuah papan menjelaskan bahwa ini adalah kost-kostan.
Satu dahi Ali terangkat merasa aneh karena Anna masuk ke sebuah kost-kostan.
Saat akan menyusul masuk seorang satpam menahannya, ia di berondong banyak pertanyaan membuat Ali tidak di perbolehkan masuk karena tidak bisa menjawab pertanyaan pak satpam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments