Setelah kejadian semalam hubungan Anna dan Alister menjadi tambah canggung. Anna tidak lagi menunggu Alister untuk sarapan.
Penolakan Alister kemarin membuat Anna sadar bahwa hubungannya dengan Alister tidak akan mudah.
Selesai sarapan Anna langsung berangkat ke kantor, karena masa izin Anna sudah habis. Mau tidak mau Anna harus kembali bekerja dan itu memang yang Anna mau agar mendapat kesibukan untuk mengisi waktu yang terasa sangat lama.
Berbeda dengan saat Anna menjadi istri Wira, waktu begitu terasa cepat bagi Anna hingga tanpa terasa ikatan pernikahan yang baru di jalani 4 hari harus kandas tidak bersisa.
“Astagfirullahaladzim” ucap Anna sambil memegang dadanya. Anna merasa bersalah karena malah membandingkan Wira dan Alister yang jelas-jelas sangat berbeda.
Anna yang mengambil izin selama 3 hari tentu saat masuk menjadi lebih sibuk karena pekerjaannya bertumpuk.
Sedangkan Alister di rumah masih bergelung dengan selimut. Bukan belum bangun karena saat Anna berangkat Alister melihatnya dari jendela kamar. Setelah melihat Anna pergi menggunakan ojek online Alister kembali membaringkan tubuhnya berharap pusing di kepala nya hilang akibat mabuk semalam.
Namun harapan itu sia-sia karena ponsel Alister terus berbunyi mengganggu hari tenang Alister.
Dengan malas Alister mengangkat nya “hemm” ucap Alister dengan mata terpejam.
“Kamu dimana? Aku kangen sama kamu yang, udah lama gak ke apartemen” ucap Stella di sebrang sana.
Alister merutuki kebodohannya karena tidak melihat dulu siapa yang menelepon. Entahlah setelah memutuskan menikah dengan Anna Alister menjadi menjaga jarak dengan Stella.
“Hemm sorry aku lagi gak enak badan, mau istirahat dulu”
“Kamu sakit? Aku ke rumah kamu ya”
“Gak usah, kamu tahu kan aku gak suka ada yang datang ke rumah”
“Em iya deh” jawab Stella kecewa dan langsung menutup panggilan telepon.
Stella tidak tahu kalau Alister sudah menikah, sesuai dengan ke inginan Anna yang menginginkan pernikahan yang tertutup.
Berita di media juga sudah berganti dengan berita yang tidak kalah heboh membuat Alister tidak perlu repot-repot lagi menjelaskan pada awak media.
Setelah berita bahwa Alister akan menikah dengan seorang perempuan yang ada di artikel dan Alister mengatakan bahwa pernikahan sebuah hal privasi yang tidak perlu menjadi santapan publik juga mengatakan ingin menghargai pasangannya membuat media tidak lagi memberitakan Alister dan sang calon istri.
Ali melemparkan ponselnya begitu saja lalu beranjak ke kamar mandi. Selesai membersihkan diri Ali turun ke bawah untuk mengambil minum.
“Den Ali baru bangun, sarapan dulu den” ujar bi Inah yang kebetulan ada di dapur.
“Iya bi”
Ali menyerngit merasa aneh dengan makanan yang sedang ia kunyah sekarang.
Bi Inah yang tahu dengan apa yang di rasakan majikannya mengangkat suara “itu tadi non Anna yang masak den”
Ali menghentikan sejenak makannya, ia jadi ingat tentang kejadian kemarin pagi. Lalu kembali melanjutkan makan.
Sedang khusuk makan tiba-tiba Hetal ikut duduk di depan Ali membuat Ali mengangkat satu alis.
“Ngapain?” ujar Ali sambil menahan tangan Hatel yang akan mengambil satu gorengan udang di depannya.
“Mau makan” jawab Hetal masih berusaha mengambil gorengan di piring yang tinggal tersisa 2.
“Gak boleh aku masih lapar” ujar Ali sambil mengambil kedua gorengan itu membuat Hatel mencibik.
Selesai makan Ali beranjak ke balkon kamar nya lalu duduk di kursi kecil yang terbuat dari rotan di susul Hetal yang duduk di kursi satunya lagi.
“Ngapain ngikutin?”
“Aku cuman mau ngasih tahu kalau pak manager nyuruh kamu ke kantor”
“Ngapain capek-capek datang kemari, di telepon kan bisa”
“Gak di angkat-angkat, aku juga males kali kemari. Siap-siap gih”
Dengan malas Ali mengganti pakaian rumahan nya dengan setelan pergi. Memakai celana Levi’s panjang dengan kaos polos berwarna hitam yang di lapisi jaket bomber. Tidak lupa sepatu Kets yang terpasang di kaki Ali.
Rambut Ali yang panjang di bagian depan di berikan pomed lalu di sisir sedikit ke belakang.
Ali yang memang berprofesi sebagai aktor dan idol membuat ia harus menjaga penampilan nya agar terlihat selalu fresh dan tampam. Modal utama yang harus di miliki.
“Gimana hubungan kamu sama Anna?” tanya Hetal sambil fokus mengemudi.
“Ya gitu”
“Gitu gimana? Setelah pulang dari rumah kamu ngapain?”
Ali menceritakan apa yang terjadi semalam. Memang Ali dan Hetal tidak memiliki rahasia karena mereka sudah sangat dekat seperti kakak dan adik.
“Gila kamu! Gimana dengan perasaan Anna kalau kamu malah menganggap Anna itu Biru”
“Aku juga gak tahu, tapi dia juga masih menyimpan foto pernikahannya dengan laki-laki itu”
Saat itu Ali memang tidak ikut ke kost-an Anna tapi saat membereskan kamar Anna Ali ikut andil. Dan tanpa sengaja saat Ali mengeluarkan barang-barang Anna dari koper ia melihat bingkai foto yang memancarkan kebahagiaan dari kedua mempelai.
“Jadi kamu cemburu” goda Hetal.
“Ya enggaklah!” Jawab Ali sewot membuat Hetal mengulum senyum.
“Ngapain senyum-senyum!” sentak Ali merasa sedang di tertawa kan.
“Enggak-enggak. Ayo mending turun” ajak Hetal keluar dari mobil karena mereka sudah sampai di parkiran.
Saat di lobi Ali pandangan Ali kesana kemari seperti sedang mencari sesuatu.
“Anna ada di ruangannya. Udah nanti malam juga ketemu kok” goda Hetal lagi membuat Ali langsung berdehem menetralkan perasaan nya.
Sampai di ruangan manager Ali dan Hetal langsung duduk menghadap ke arah pak Anton selaku manager yang bertugas untuk mengurusi artis-artis yang ada di KI Entertainment.
“Jadi benar kamu melakukan rencana waktu itu?” tanya pak Anton serius.
Ali mengangguk.
Sekarang ia tahu alasan apa yang membuat sang manager memanggilnya saat di masa tenang. Biasanya bila Ali sedang tidak menerima job pak Anton tidak pernah memanggil Ali seperti ini.
“Boleh saya minta bukti? Bagaimana pun jika ada desas desus atau scandal lagi saya harus bersiap”
Ali memperlihatkan foto pernikahannya di layar ponsel. Ali memang mempunyai foto pernikahannya karena Hatel sengaja memfoto lewat ponsel dan di kirim ke Ali lewat WhatsApp.
Pak Anton mengangguk lalu kembali bertanya “bagaimana perasaan mu? Maaf seharusnya saya tidak menyarankan itu” Setelah merenung pak Anton sadar saran dan perintahnya membuat Ali dan Anna dalam posisi tidak enak.
“Tidak perlu khawatir pak”
Hetal hanya diam saja.
“Ok pak jika tidak ada yang perlu di bahas saya izin keluar” Ali berdiri tidak menunggu jawaban pak Anton.
“Kami permisi pak” ucap Hetal yang merasa tidak enak dengan sikap Ali yang tidak sopan.
“Tidak masalah, sudah biasa” jawab pak Anton membuat Hetal nyengir kuda.
Pak Anton memang orangnya baik, tapi kalau artis-artis nya kena scandal ia akan tegas cenderung marah-marah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments