“Kita makan siang dulu yuk” ajak Hetal saat keluar dari ruangan pak Anton.
“Aku masih kenyang. Kamu sendiri liat tadi aku baru makan”
“Ya kamu ngopi aja, ini udah jam makan siang loh. Kamu tahu kan aku punya magh”
“Ck. Ya udah di kantin ini aja” Ali mengalah. Ia tidak mau asisten nya sakit yang nanti malah membuat ia repot.
Mereka berjalan ke kantin, semua karyawan di larang meminta foto, menghampiri dan berteriak saat bertemu dengan artis atau model di kantor. Itu peraturan yang kantor buat untuk memberikan kenyamanan bagi para aktor aktris dan model.
Saat sedang duduk menunggu pesanan Ali tanpa sengaja melihat Anna berjalan bersama teman nya yang Ali tidak tahu siapa namanya.
“Na aku tunggu di sana ya” ujar Gisel menunjuk ke arah meja pojokan.
“Iya mba” jawab Anna lalu memesan makanan. Memang kadang-kadang mereka suka saling membantu dalam memesan. Hari ini Gisel yang sedang bersedih karena putus dari pacarnya membuat Anna berinisiatif memesankan makanan untuk Gisel.
Saat berjalan dengan membawa nampan tiba-tiba Keenan menghampiri Anna lalu mengambil alih nampan yang ada di tangan Anna membuat Ali yang sedari tadi memperhatikan Anna mengepalkan tangan.
“Kenapa?” tanya Hetal yang tidak tahu apa-apa. Tidak mendapat membuat Hetal tambah penasaran dan mengikuti arah mata Ali melihat.
Hetal kaget melihat Keenan yang dia tahu sebagai pemilik perusahaan KI Entertainment terlihat mepet-mepet pada Anna. Hetal lalu mengalihkan perhatian nya pada Ali membuat Hetal tersenyum jahil.
“Kalau cemburu samperin gih”
Ali tidak menggubris ucapan Hetal, matanya masih fokus melihat kedekatan Anna dengan Keenan.
“Bapak ngapain” tanya Anna saat Keenan mengambil nampan begitu saja. Padahal Keenan sudah sering melakukan ini tapi Anna tetap saja merasa kurang nyaman.
“Saya cuman mau bantu” ujar Keenan sambil berjalan di samping Anna.
“Bapak bisa bantu yang lain”
“Saya cuman mau bantu kamu saja” jawab Keenan lempeng.
Keenan ikut duduk di meja Anna membuat Gisel yang sudah tahu apa maksud Keenan pada Anna memilih pergi. Lagi Gisel sedang merasa patah hati tentu melihat perhatian Keenan pada Anna membuat Gisel merasa kesal.
Hampir semua karyawan juga sudah tahu kalau Keenan sang bos menyukai Anna. Jadi mereka terlihat biasa saja, Keenan juga meminta untuk tidak bergosip tentang dirinya dan Anna sehingga mereka tidak berani berkomentar.
“Mba Gisel mau kemana?” tanya Anna.
“Aku mau ke toilet dulu na” jawab Gisel berjalan menjauhi.
Anna menghela nafas. Ia tahu Gisel pergi bukan karena itu. Anna bukan perempuan polos lagi.
“Maaf pak seperti nya teman saya merasa tidak nyaman karena ada bapak” ujar Anna memberanikan diri. Bukan hanya Gisel tapi Anna juga, apalagi dengan status Anna yang sudah kembali bersuami membuat Anna merasa tidak pantas berdekatan dengan laki-laki.
“Ehem” Keenan berdehem tidak menyangka Anna seberani itu.
“Maaf membuat mu tidak nyaman, saya hanya ingin dekat dengan kamu” jawab Keenan jujur.
“Saya sudah bersuami pak”
“Saya tahu” jawab Keenan membuat Anna mengangkat satu alisnya. Bukankah pernikahan ini tertutup?
“Jangan di pikirkan, ayo di makan” ujar Keenan mencairkan suasana.
Akhirnya Anna menyendokan makan dengan perasaan tidak menentu.
Di meja Ali tentu suana mencekam menyelimuti. Entah karena Anna sudah menjadi istrinya sehingga tidak suka melihat ada yang mendekati Anna, atau karena alasan lain?
“Sudah sana samperin” Hatel malah memanas-manasi.
“Kamu gila? Gak mungkin lah” jawab Ali dengan mata yang terus melihat ke arah Anna.
“Terus kamu mau apa?”
“Lihat aja nanti di rumah Anna” ujar Ali lalu pergi begitu saja.
Setelah makan siang Anna kembali ke ruangannya dan langsung menghampiri Gisel.
“Mba maaf ya soal di kantin tadi”
“Kenapa harus minta maaf? Santai aja kali”
“Aku gak enak mba. Aku juga kesal sama pak Keenan mepet-mepet terus”
“Kamu sih gak peka”
“Bukan gak peka mba, tapi aku udah punya suami”
“Move on Na” ujar Gisel tidak sadar diri.
Anna tidak lagi menjawab.
🌻
Sambil meng-input pikiran Anna melalang buana mengingat ucapan Gisel tadi.
'Move on? Apakah bisa aku melupakan mu mas? Walaupun aku sudah menikah lagi tapi hati ini masih untuk mu mas' ucap Anna dalam hati.
Pekerjaan yang menumpuk membuat Anna harus lembur.
Di rumah Ali sedang mondar-mandir karena Anna belum pulang padahal jam sudah menunjukkan pukul 19.30 Waktu yang terlalu lama hanya untuk pulang ke rumah.
Ingin menghubungi. Tapa bagaimana caranya? Sedangkan ia saja tidak mempunyai nomor telepon Anna. Bodoh!
Merasa sudah tidak sabar menunggu Ali memutuskan untuk menyusul Anna ke kantor.
Decitan suara ban yang bergesekan dengan aspal menandakan bahwa Ali mengemudi dengan kecepatan penuh membelah jalanan Jakarta yang sedikit lenggang karena sudah malam.
Ali langsung berlari masuk ke kantor. Pak satpam yang sudah tahu Alister tidak banyak bertanya dan membiarkan Ali masuk begitu saja.
Keadaan kantor yang hampir sebagian sudah gelap membuat Ali tidak mudah menemukan Anna apalagi ia tidak tahu Anna kerja di depisi apa.
“Ah sial” runtuk Ali pada diri sendiri.
Hampir 35 menit Ali mencari Anna tapi tidak ketemu. Kantor yang begitu besar luas dan tinggi tentu membuat Ali kesusahan mencari Anna. Hingga akhirnya Ali memilih turun dan menunggu di lobi.
Saat berjalan menuju lobi samar-samar Ali mendengar suara seperti ******* di barengi pintu terbuka membuat Ali meremang
Merasa penasaran Ali menoleh ke belakang.
Betapa terkejutnya Ali saat melihat Anna jalan berduan dengan Keenan.
Dengan pikiran yang sudah negatif apalagi tadi saat mendengar suara seperti ******* membuat Ali berpikir begitu jauh. Ali menarik Anna dengan kasar membuat Anna harus berlari untuk menyeimbangkan langkah kaki Ali.
Keenan yang tidak terima mengejar Alister lalu menarik lengan Anna satunya lagi membuat Ali terpaksa harus menghentikan langkahnya kalau tidak mau tangan Anna putus.
“Apa yang kau lakukan?” bentak Ali dengan suara keras menggema ke seluruh kantor.
“Seharusnya saya yang bertanya seperti itu!” jawab Keenan tidak kalah keras.
Anna mencoba melepaskan cekalan tangan Ali dan Keenan namun sulit keduanya memegang cukup keras.
“Lepaskan tangan Anna” ujar Ali menarik lengan Anna. Keenan tidak mau kalah, ia juga ikut menarik lengan Anna membuat Anna harus kesana kemari mengikuti tarikan.
“STOP! Lepaskan tangan ku” ujar Anna menarik kedua lengannya.
Ali dan Keenan yang sadar dengan kelakuannya langsung melepaskan tangan Anna.
Anna langsung berbalik berjalan dengan cepat meninggalkan kedua laki-laki yang masih bersitegang.
“Anna tunggu ayo pulang bersama” Ali mengejar Anna.
“Ayo saya antar pulang” Keenan tiba-tiba menarik lengan Anna lagi membuat Ali kembali memanas.
“Sudah mas sudah” Anna menahan Ali untuk tidak terpancing emosi lagi.
“Bapak saya mohon lepaskan tangan saya” Anna beralih pada Keenan. Terpaksa Keenan melepaskan tangan Anna.
“Biar adil aku pulang sendiri saja” Anna langsung berlari ke arah jalan raya dan mencegah taksi yang kebetulan lewat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Artini
hay ka bru mampir nih... baca merayap ya ka
2022-02-13
0