'Tidak pernah terbayang oleh ku jika aku harus menikah lagi, dulu saat belum menikah aku berharap akan menikah dengan sekali dalam seumur hidup. Aku ingin menikah dengan di cintai dan mencintai. Harapan itu terwujud saat aku menikah dengan mas Ekawira, kebahagiaan sesaat karena mas Wira pergi meninggalkanku. Dan kini aku menikah lagi dengan laki-laki yang bahkan tidak aku kenal'
ucap Anna dalam hati saat ia duduk di samping Alister yang sedang menjabat tangan sang ayah melafalkan kobul.
Anna tersadar dari lamunan nya ketika mendengar semua yang hadir mengatakan kata ‘sah’. Air mata yang sedari tadi meminta dikeluarkan akhirnya pecah juga.
Alister menatap Anna dengan pandangan tidak bisa di artikan, ia mengulurkan tangan kanan tepat di depan Anna. Dengan ragu Anna meraih tangan Ali dan mencium punggung tangan lelaki yang kini berstatus suami. Alister membalas dengan mencium kening Anna cukup lama hingga tanpa terasa Ali meneteskan air mata yang membasahi kerudung putih Anna.
Acara di lanjutkan dengan ramah tamah dan menikmati hidangan. Tidak banyak yang hadir di akad nikah itu, hanya sanak saudara dan kerabat terdekat dari kedua belah pihak.
Tidak lupa mami menyewa seorang fotografer yang kebetulan sepupu Alister untuk mengabadikan momen sakral tersebut.
🌻
Setelah acara selesai Alister meminta izin kepada sang mertua untuk membawa Anna ke rumah nya. Ayah dan ibu mengizinkan walaupun berat, tanggungjawab terhadap Anna sudah kembali berpindah ke pada sang menantu.
Ibu berharap ini pernikahan terakhir bagi sang anak, ibu tidak mau melihat Anna kembali hancur.
Selesai berpamitan Alister langsung mengajak Anna masuk ke dalam mobil.
Sepanjang perjalanan tidak ada yang membuka suara membuat suasana begitu canggung.
Tiba di rumah Ali mengajak Anna masuk ke rumah, ia juga membantu membawakan tas Anna yang tidak terlalu besar.
“Aku udah nyiapin kamar buat kamu, aku tahu walaupun kita sudah sah menjadi suami-istri tapi aku tidak akan melewati batasan karena kita menikah bukan karena cinta” ujar Ali membukakan pintu kamar yang sudah di desain untuk kamar perempuan. Kamar yang di dominasi warna pink.
“Aku gak tahu kamu suka interior kamar yang bagaimana, yang aku tahu perempuan biasanya menyukai warna pink” ujar Ali lagi menyusul Anna masuk ke kamar dan membiarkan pintu kamar terbuka.
“Terimakasih, maaf merepotkan”
“Itu sudah menjadi kewajiban ku, aku juga sudah memindahkan semua barang kamu yang ada di kost-an” ujar Alister lagi membukakan lemari yang terdapat pakaian-pakaian Anna dan pakaian baru tersusun rapih.
Hal itu membuat pipi Anna bersemu merah.
Ali yang melihat Anna malu-malu kembali mengangkat suara “kamu tidak perlu khawatir, yang membereskan bukan aku tapi bi Inah. Asisten rumah tangga di sini”
Anna tidak menanggapi, ia sangat malu karena sudah berpikir yang tidak-tidak.
“Sekarang kamu bisa istirahat, kamar ku ada di samping kamar kamu. Jangan sungkan, sekarang rumah ini juga menjadi rumah kamu. Kalau ada apa-apa kamu bisa menghubungi ku” ujar Ali memberikan kartu nama.
Setelah kepergian Ali Anna langsung menutup pintu kamar, tidak lupa menguncinya.
“Huuuf” Anna membuang nafas panjang.
Dengan gerakan cepat Anna membuka kerudung yang menutup kepalanya. Anna berjalan menuju kamar mandi, perjalanan yang lumayan lama dengan seorang suami baru membuat Anna berkeringat.
🌻
Berbeda dengan Alister yang terlihat santai di kamarnya. Ia berbaring sambil memainkan ponsel dengan bibir yang senyum-senyum sendiri. Entah apa yang di lakukan Alister dengan ponselnya.
Malam telah berganti, pagi-pagi saat langit masih gelap Anna sudah bangun dan melaksanakan Salat subuh. Anna keluar dari kamar lalu melihat ke arah pintu kamar Alister yang berada di sampingnya masih tertutup.
Karena ragu Anna tidak jadi mengetuk pintu berniat membangunkan Alister atau sekedar ingin tahu apa suaminya sudah melaksanakan Salat atau belum.
Akhirnya Anna memilih turun ke bawah menuju dapur berniat membuat sarapan, saat di dapur ia bertemu dengan bi Inah.
🌻
“Sarapan dulu mas” ujar Anna saat melihat Alister berjalan keluar melewatinya begitu saja.
Alister menghentikan langkah sebentar lalu kembali melanjutkan jalannya mengabaikan Anna yang berjalan hendak menghampiri.
Anna menghela nafas merasa kesal dengan tingkah Alister “Pernikahan macam apa ini” guman Anna.
Alister mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Ia bingung harus ngapain saat berhadapan dengan Anna makanya ia memutuskan untuk pergi dan mengabaikan Anna.
Tujuannya bukan apartemen Stella melainkan ke rumah Hetal.
🌻
“Ngapain pagi-pagi kesini. Gak ada kerjaan juga kan hari ini, harusnya kamu menghabiskan waktu berduaan dengan Anna”
“Berisik”
Setelah mengatakan itu Alister memejamkan mata sambil bersandar di sandaran sofa dengan satu tangan di simpan di dahi.
Hetal hanya menggeleng melihat tingkah Alister.
Sampai malam Anna menunggu kepulangan Alister tapi tak kunjung datang hingga tanpa sadar ia malah tidur di kursi ruang tamu.
Alister yang baru sampai rumah saat jam menunjukan pukul 01.30, dengan jalan yang sempoyongan Alister menghampiri Anna yang tidur di kursi.
“Biru” gumam Alister sambil menggendong Anna membawanya masuk ke dalam kamar nya.
Perlahan Alister membaringkan Anna di ranjangnya lalu ikut berbaring sambil memeluk Anna.
Anna yang merasakan hembusan nafas di lehernya menggerak-gerakkan bulu mata sampai akhirnya membuka mata melihat apa yang terjadi, betapa kagetnya Anna saat melihat Alister di depannya.
Dengan perlahan Anna bangkit namun tidak bisa karena Alister memeluk Anna posesif.
“Biru..Biru” guman Alister yang terdengar oleh Anna membuat Anna menyerngit merasa bingung dengan nama 'Biru'. Siapa dia?
Anna merasakan mual begitu mencium bau tidak enak dari tubuh Alister, ia tidak tahu bau apa itu. Mungkin kah itu semacam minuman terlarang? Di lihat dari keadaan Alister yang seperti itu membuat Anna yakin jika suaminya meminum minuman haram.
“Mas..mas bangun” Anna menepuk-nepuk pipi Alister pelan.
Tidak ada respon.
Anna kembali mencoba membangunkan Alister tapi tetap tidak bisa membuat Anna frustrasi. Bagaimana tidak, jantungnya sungguh berdetak begitu cepat. Antara takut dan gugup menjadi satu di tambah dengan rasa mual yang belum hilang membuat perut Anna seperti di kocok-kocok.
Cara lembut tidak berhasil kini Anna mencoba dengan cara yang sedikit kasar. Ia mendorong Alister kuat hingga pelukan di pinggangnya lepas. Dengan cepat Anna bangkit dan turun dari ranjang berniat keluar namun belum sempat melangkah lengan Anna sudah di tarik Alister membuat Anna kembali jatuh ke dalam pelukan Alister.
“Mas lepas mas” ujar Anna sambil terus berontak.
“Diam lah”
“Tidak mas jangan" Anna kembali mencoba menghentikan Alister namun Alister tidak terpengaruh membuat Anna bingung harus mengatakan apa agar Alister menghentikan aksinya.
"Aku bukan Biru mas aku Anna” teriak Anna saat Alister mencoba membuka piyama yang di kenakan Anna.
Perkataan Anna berhasil, Alister langsung melepaskan nya begitu saja. Anna lega.
“Maaf” ucup Alister lalu berjalan ke kamar mandi.
Begitu melihat Alister masuk ke kamar mandi Anna langsung berlari masuk ke kamar nya.
Tidak lupa ia mengunci pintu jaga-jaga.
Bukan karena tidak tahu dosa tapi pernikahan nya yang tanpa cinta dan masih mencintai sang suami pertamanya membuat Anna merasa tidak nyaman dan takut. Apalagi Alister dalam keadaan mabuk seperti itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments