Luka terdalam

Di dalam mobil BMW i8, terlihat Veno sedang mencoba mengatur emosinya. Beberapa kali ia menghirup nafas panjang dari hidung dan mengeluarkannya perlahan melalui mulut.

"Tenang Veno ... menghadapi nenek sihir itu tidak bisa dengan emosi. Semakin kamu melawan, semakin keras juga dia akan mencoba mendapatkan yang dia inginkan," ucap Veno yang mencoba menenangkan dirinya sendiri.

drtt ... drttt ... drrtt ....

Ponsel Veno bergetar dan terlihat ada nama Ardi di sana.

"Tumben ni anak nelfon," ucap Veno. Ia pun langsung menerima panggilan itu.

"Kenapa?" ucap Veno to the point kepada seseorang di seberang telepon.

"Sibuk gak? Ada yang mau aku omongin. Sekarang aku lagi di kafe deket kampus," jawab Ardi.

"Baiklah, aku akan segera kesana." ucap Veno singkat, ia pun langsung menutup panggilan dan memasukkan ponselnya ke saku celana.

"Dasar tuan perintah!" dengus Veno kesal. Ia pun melajukan mobilnya menuju ke tempat pertemuannya dengan sepupunya itu.

Ardi berada disebuah kafe di dekat kampus. Ia sedang menikmati kopi hitam sambil menunggu sepupu satu-satunya tiba.

Ardi menatap pemandangan di luar jendela.

Langit yang mendung dan terlihat juga rintik hujan mulai turun.

"Kira-kira tu anak lagi apa ya?" guman Ardi pelan.

Ardi pun mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan pada calon istinya itu.

Ardi.

Kamu lagi ap?

Rianti.

K**enapa nanya-nanya! Aku lagi dipingit sama ibuk, jadi gak boleh keluar kamar.😣😣**

Seketika Ardi pun terkekeh geli melihat pesan dan emoticon yang Rianti kirim.

Ardi.

Ya jangan ngedumel gitu donk ... ntar cantik kamu ilang.

Rianti.

Biarin! Kan udah laku.😊

Membaca pesan dari Rianti membuat Ardi tertawa terpingkal-pingkal. Bahkan ada beberapa mahasiswi yang mengabadikan kejadian langka itu dengan ponsel mereka.

"Kesambet apaan tuh si tuan es?" tanya seorang mahasiswi yang duduk dimeja yang tak jauh dari Ardi.

"Mana aku tau. Mungkin lagi chat sama pacarnya," ucap mahasiswi lainnya.

"Masa sih udah punya pacar."

"Hmm ... mungkin. Eh tapi kalo si tuan es tersenyum begitu hatiku kok jadi meleleh ya."

"Hust ... jangan macem-macem sama si dosen killer itu. Bisa-bisa kamu akan di persulit pas mata pelajaran dia."

Mereka bertiga pun menghentikan ghibahan itu langsung pergi meninggalkan kafe.

Ardi yang mendengar bisik-bisik tetangga dari para mahasiswi itu hanya bisa tersenyum. Ia masih menatap layar HP dan melanjutkan aktivitasnya.

Ardi.

Maafin aku yah ... jadwal pekerjaanku masih padat banget, jadi pernikahan kita gak bisa semeriah orang lain. Tapi aku janji, 2 bulan yang akan datang, aku akan buat pesta pernikahan yang paling megah buat kamu.

Rianti.

OK ... BTW aku udahan dulu ya. Ada Shinta main kerumah. Daaaa Pak Dhe ....😄😄😄

Ardi kembali tertawa lepas melihat pesan balasan dari Rianti.

"Hahaha ... kamu ini ada-ada aja. Berhubungan sama kamu tuh membuat ku kembali seperti ABG," gumam Ardi sambil berusaha menahan tawanya.

Tiba-tiba ada seorang pria duduk di depannya. Mata Ardi yang semula tertuju ke ponsel, sekarang beralih memandang sosok pria tersebut.

"Kamu udah datang," Ucap Ardi sambil meletakkan ponsel di atas meja.

Veno hanya mengagguk, ia memanggil karyawan cafe dan memesan coffe latte.

"Kamu kenapa senyum-senyum sendiri?" tanya Veno yang rupanya sejak tadi sudah melihat senyuman dari wajah sepupunya itu.

"Aku mau nikah," jawab Ardi dengan suara datarnya.

"Iya aku udah tau, tadi papi ada bilang," sahut Veno sambil melihat sekeliling.

"Ini Tuan pesanannya," ucap seorang karyawan dan langsung meletakkan secangkir coffe latte di atas meja. Veno hanya mengangguk dan melepaskan senyuman kepada karyawan wanita itu.

Ardi terdiam, terlihat hanyut dalam lamunannya. Ia mengingat ekspresi Rianti yang Shock saat di cium olehnya.

Aku yakin kemarin itu adalah ciuman pertamanya, batin Ardi.

"Woiii!" pekik Veno mencoba membuyarkan lamunan Ardi.

Ardi tersentak kaget dan berusaha untuk fokus kembali.

"Kamu kenapa sih! Udah kayak orang gila tau gak," tanya Veno dengan kesal.

Veno menyeruput coffe latte yang ada dihadapannya.

Ardi hanya tersenyum dan memperlihatkan isi pesan di HP miliknya. Veno yang membaca isi pesan itu terlihat mengernyitkan dahi seolah memahami situasi yang menurutnya terasa aneh.

"Calon istri kamu di bawah umur!" pekik Veno dengan wajah serius dan mata yang terbuka lebar. Beberapa mahasiswa yang ada disana bahkan memandang mereka.

Mendengar kata-kata Veno membuat Ardi melemparkan sapu tangan ke wajah sepupunya itu.

"Kalo ngomong tu jangan asal," jawab Ardi yang dengan nada tinggi satu oktaf.

"Lah ini buktinya! Dia aja manggil kamu pak dhe," sahut Veno sambil menunjuk isi pesan yang ada di layar HP.

"Dia udah 18 tahun," jawab Ardi singkat.

"Wahh ... kamu bener-bener gila! Anak masih kecil itu!" Veno terpancing emosi, tidak mengerti dengan jalan fikiran Ardi.

"Di luar banyak wanita yang ingin menjadi istrimu, tapi kenapa kamu milih gadis yang masih bau kencur?" ucap Veno yang masih tidak percaya akan keputusan sepupunya itu.

"Karena dia mirip Stella," ungkap Ardi dengan santainya. Ia masih memandang jauh ke luar jendela.

Veno menatap jengah pada pria yang ada di hadapannya.

"Kamu bener-bener keterlaluan Ardi! Bisa-bisanya kamu mempermainkan perasan gadis itu. Apa kamu tidak merasa bersalah mempermainkan perasaannya? Apa kamu tidak takut dia akan mengetahui kebenaran dan akan membencimu?"

Ardi menatap tajam mata Veno.

"Aku tidak akan mempermainkan dia. Aku akan mencintainya dan akan aku pastikan dia juga bisa mencintaiku. Aku akan selalu menjaganya agar selalu bersamaku. Aku tidak akan membiarkan Stella meninggalkan aku dua kali. Dia juga tidak akan pernah tau kenyataannya kalau kamu tidak buka mulut."

"Dia bukan Stella, Ardi! Istrimu sudah lama meninggal! Sadarlah dan terima kenyataan. Stella dan gadis itu adalah dua orang yang berbeda, raihlah kebahagiaanmu dan lupakan masa lalu," ucap Veno mencoba menyadarkan Ardi.

"Kamu tidak tau penderitaanku! Aku juga ingin bahagia, tapi bagaimana aku bisa bahagia dan melanjutkan hidup kalau separuh hidupku di penuhi kebahagiaan dengan kenangan indah bersama Stella. Di saat Stella pergi, kebahagian juga mulai lenyap dariku. Stella segalanya bagiku, dia cinta pertama dan terakhirku. Saat aku bertemu gadis itu aku merasa melihat Stella lagi. Aku yakin aku bisa bahagia bila bisa mendapatkan gadis itu." ucap Ardi dan terlihat ada raut kesedihan di wajahnya.

Veno terdiam. Ia tidak menyadari seberapa dalam luka yang telah Ardi alami selama ini. Ia tidak menyangka kalau mencintai seseorang terlalu dalam akan memberikan luka lebih dalam lagi.

Mereka berdua sama-sama terdiam mengikuti arah jalan fikiran mereka masing-masing.

"Maafin aku ya. Aku tidak tau perasaanmu dan malah mencoba menghakimimu," ucap Veno sambil memegang bahu sepupunya itu. Ia pun pergi meninggalkan Ardi yang masih enggan beranjak dari kursinya.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Pasti Rianti akan kecewa dan terluka banget saat itu alesan Ardi menikahinya.. Pernikahan seperti ini biasanya gak akan bertahan lama,..

2024-04-20

0

Athallah Linggar

Athallah Linggar

Ardi kamu akan ditinggalin rianti klo anggapanmu seperti itu,mereka ber2,orqng yg bbeda pa dheee,jgn smpe kamu ditinggalin untuk yg ke 2 kalinya

2022-09-22

0

Ida Lailamajenun

Ida Lailamajenun

obsesi dan cinta beda jauh ardi.kmu terobsesi parah ma Stella hingga rianti kamu jadikan duplikat stella.hati" loh dengan pola pikir Spt itu tar rianti pergi setelah tau kenyataannya..

2021-11-02

0

lihat semua
Episodes
1 prolog (Revisi)
2 in the kost (Revisi)
3 kamu itu cantik (Revisi)
4 naksir si kasir (Revisi)
5 Stella (Revisi)
6 Pria es (Revisi)
7 Bronis (Revisi)
8 Jatuh tertimpa duren (Revisi)
9 Belum bisa move on (Revisi)
10 Coca-cola (cowo cakep, cowo idol) (Revisi)
11 Ketahuan (Revisi)
12 Tanggal jatuh tempo
13 Mendadak dilamar
14 Terima takdir
15 Duren sawit (duda keren sarang duit)
16 Bisikan
17 Niat terselubung
18 Luka terdalam
19 Awal mula teror
20 Rentetan teror
21 Kebohongan kecil
22 Kebohongan kecil namun berdampak besar
23 teror
24 Duren sawit dan Coca-cola ternyata masih satu keluarga
25 SAH
26 Katanya terbelah dua
27 Grogi
28 Tamu langganan
29 Hampir saja
30 Di gendong ala bridal style
31 Tercapai
32 Akhirnya
33 Firasat buruk
34 Si boss
35 Takut ketahuan
36 Kamu bukan malaikat
37 Stella atau Rianti
38 Curiga
39 Tante Yulia
40 Tipis
41 Rasain!
42 seperti vampir
43 Tentang Amir
44 Kesalahan
45 Ombak saksi cinta kita
46 Tau segalanya
47 Pemaaf tapi pendendam
48 Mencoba move on
49 Terciduk
50 Malu banget
51 Dianti
52 Say no to pelakor!
53 Hajarrr
54 Veno
55 Wedding
56 Gaun berdarah
57 Rahasia besar Ardi
58 Kebencian Rianti
59 Terluka
60 Mencari tersangka
61 Bumil
62 Retak
63 Percobaan pembunuhan
64 Siapa om itu?
65 Kemarahan Andra
66 Awal mula
67 Sandiwara
68 Usaha Ardi
69 Hukuman
70 Rindu
71 Ular berkepala dua
72 Amir lagi
73 Heru
74 Langkah pencegahan.
75 Patah hati
76 Sasa
77 Si bulgan dan si basi
78 Andra
79 Ngedate.
80 Perjuangan Ardi
81 Ingatan Rianti kembali
82 Tingkah Shinta.
83 Gara-gara film
84 Tak sesuai ekspektasi
85 Meloholic
86 Ujian Veno
87 Jadian
88 Bulan madu atau bulan-bulanan kamu
89 Gara-gara Hotman
90 Ngidam
91 Gagal nge-drama
92 Dilema Shinta.
93 Veno dan Shinta
94 Ngidam bagian ke dua.
95 Pernikahan
96 Happy ending, happy reading.
97 pengumuman penting
Episodes

Updated 97 Episodes

1
prolog (Revisi)
2
in the kost (Revisi)
3
kamu itu cantik (Revisi)
4
naksir si kasir (Revisi)
5
Stella (Revisi)
6
Pria es (Revisi)
7
Bronis (Revisi)
8
Jatuh tertimpa duren (Revisi)
9
Belum bisa move on (Revisi)
10
Coca-cola (cowo cakep, cowo idol) (Revisi)
11
Ketahuan (Revisi)
12
Tanggal jatuh tempo
13
Mendadak dilamar
14
Terima takdir
15
Duren sawit (duda keren sarang duit)
16
Bisikan
17
Niat terselubung
18
Luka terdalam
19
Awal mula teror
20
Rentetan teror
21
Kebohongan kecil
22
Kebohongan kecil namun berdampak besar
23
teror
24
Duren sawit dan Coca-cola ternyata masih satu keluarga
25
SAH
26
Katanya terbelah dua
27
Grogi
28
Tamu langganan
29
Hampir saja
30
Di gendong ala bridal style
31
Tercapai
32
Akhirnya
33
Firasat buruk
34
Si boss
35
Takut ketahuan
36
Kamu bukan malaikat
37
Stella atau Rianti
38
Curiga
39
Tante Yulia
40
Tipis
41
Rasain!
42
seperti vampir
43
Tentang Amir
44
Kesalahan
45
Ombak saksi cinta kita
46
Tau segalanya
47
Pemaaf tapi pendendam
48
Mencoba move on
49
Terciduk
50
Malu banget
51
Dianti
52
Say no to pelakor!
53
Hajarrr
54
Veno
55
Wedding
56
Gaun berdarah
57
Rahasia besar Ardi
58
Kebencian Rianti
59
Terluka
60
Mencari tersangka
61
Bumil
62
Retak
63
Percobaan pembunuhan
64
Siapa om itu?
65
Kemarahan Andra
66
Awal mula
67
Sandiwara
68
Usaha Ardi
69
Hukuman
70
Rindu
71
Ular berkepala dua
72
Amir lagi
73
Heru
74
Langkah pencegahan.
75
Patah hati
76
Sasa
77
Si bulgan dan si basi
78
Andra
79
Ngedate.
80
Perjuangan Ardi
81
Ingatan Rianti kembali
82
Tingkah Shinta.
83
Gara-gara film
84
Tak sesuai ekspektasi
85
Meloholic
86
Ujian Veno
87
Jadian
88
Bulan madu atau bulan-bulanan kamu
89
Gara-gara Hotman
90
Ngidam
91
Gagal nge-drama
92
Dilema Shinta.
93
Veno dan Shinta
94
Ngidam bagian ke dua.
95
Pernikahan
96
Happy ending, happy reading.
97
pengumuman penting

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!