Niat terselubung

Shinta.

Besok saya OTW Pak, jadi lusa udah bisa masuk kerja.

Pak Haikal.

Jangan panggil bapak dong ... panggil Mas aja.

Shinta.

Iya Mas.

Pak Haikal.

Saya gak percaya kamu lagi jogging. Kirim fotomu sekarang!!!

Tanpa curiga Shinta langsung mengambil fotonya sendiri dengan pose senyum yang lebar dan jari telunjuk dan tengah membentuk huruf V. Ia tidak berani membantah karena ada banyak tanda seru dari pesan Haikal.

Tanpa menungu lama dan tanpa di edit pula foto itu pun Shinta kirimkan.

Pak Haikal.

Kamu cantik banget. 💞💞💞

Shinta mengernyitkan dahi setelah melihat pesan itu. Ia merasa tidak enak hati setelah melihat ada emot hati dari pesan pak Haikal. Shinta memilih mengabaikan firasat aneh itu. Ia tidak ingin su'uzon terhadap pak Haikal.

Shinta pun melanjutkan aktivitas lari paginya.

****

Veno terlihat sedang duduk di teras rumah dan menatap jauh kedepan. Tatapan yang begitu penuh dengan kesedihan. Entah kenapa setelah beberapa hari putus dari Susi, Veno lebih banyak menghabiskan waktunya dirumah. Ia memikirkan kelakuan-kelakuan bejatnya di masa lalu hingga sekarang. Ia merasa seperti mendapatkan karma.

Veno memandang foto Susi yang ada di layar HP miliknya.

"Aku tidak menyangka pertemuan kita setelah 4 tahun akan menjadi seperti ini. Aku kira aku adalah orang yang beruntung telah mendapatkanmu setelah sebelumnya hanya mampu menyukaimu dari kejauhan."

Veno menghembuskan nafasnya dengan kasar. Ia teringat di saat pertama kali melihat Susi setelah 4 tahun tidak bertemu.

Flashback

Sebulan yang lalu di sebuah cafe.

"Kamu Susi, kan?" tanya Veno dengan wajah begitu senang. Ia begitu yakin kalau wanita yang ada dihadapannya itu adalah Susi. Wanita yang ia sukai waktu masih kuliah dulu.

Wanita cantik yang ada di hadapannya terlihat terkejut dan seperti mencoba mengingat sesuatu.

"Aku Veno."

Veno pun duduk di kursi yang ada di depan Susi.

"Veno ... Veno anaknya Madam Yulia yang disigner itu?"

"Iya. Kamu kenal mami aku?" ucap Veno dengan nada agak kecewa. Padahal ia berharap kalau Susi masih mengingatnya saat mereka bertemu pertama kali di salah satu club yang ada di Amerika.

"Ya tau lah. Aku itu penggila fashion dan mami kamu itu adalah idolaku. Tapi kamu juga tidak kalah terkenal kok. Jadi aku sedikit banyak juga tau tentangmu" ucap Susi setelah mengunyah dan menelan blackforest miliknya.

Oh my god ... ternyata dia juga mengenalku. Kenapa tidak dari dulu aku mendekatinya?

"Hey ... Veno! Pekik Susi dengan suara agak nyaring. Ia mencoba menyadarkan Veno yang terlihat melamun dengan melambai-lambaikan tangan di depan wajah Veno.

"Eh iya ... kenapa Sus?" tanya Veno yang terlihat kebingungan.

"Kamu tuh yang kenapa? Ngelamunin apaan sih?"

Veno hanya merespon pertanyaan Susi dengan senyuman.

"O iya kamu di sini sama siapa? Lagi nunggu seseorang ya?" tanya Veno mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Gak kok, aku sendirian. Tadinya mau ketemu seseorang. Tapi katanya lagi banyak kerjaan jadi gak bisa dateng," jawab susi.

Susi lalu menyantap hidangan yang ada di depannya. Ia pun terlihat mengeluarkan uang seratus ribuan dan menuju kasir.

"Kamu udah selesai ya? Mau aku anter gak?"

Pertanyaan Veno direspon dengan anggukan kecil dari Susi.

Di dalam mobil mereka masih asik bercerita tentang masa-masa kuliah dulu hingga lelucon-lelucon yang membuat keduanya terlihat tertawa bersama. Hingga pada akhirnya Veno memberanikan diri untuk bertanya pada Susi.

"Sus, kamu sekarang lagi deket sama orang lain gak? Seorang pria yang spesial gitu ..." tanya Veno dengan malu-malu.

"Kalo pria sih gak ada. Tapi ...."

Belum sempat Susi melanjutkan ucapannya, jari telunjuk veno mendarat di bibir Susi.

"Kalau begitu aku akan mencoba menjadi teman priamu. Jangan menolakku ... beri aku waktu untuk menunjukkan keseriusanku padamu."

Setelah pertemuan di cafe itu. Veno dengan sungguh-sungguh berusaha mengambil hati wanita pujaannya. Hingga pada akhirnya 2 minggu yang lalu mereka memutuskan untuk berpacaran.

Flashback off

Hyufff ... terdengar kembali hembusan nafas berat yang keluar dari mulut Veno.

"Kamu kenapa lagi?"

Tanya seseorang dari arah belakang.

Veno langsung melihat ke arah sumber suara itu.

"Eh Papi ... ngagetin aja," ucap Veno yang mencoba menyembunyikan kesedihannya.

"Kamu kenapa? Pagi-pagi sudah berkeluh kesah begitu," tanya Baskoro lagi sambil duduk di kursi yang bersebelahan dengan Veno.

"Gak kok Pi," sahut Veno sambil menyeruput kopi miliknya.

Baskoro dan Veno sama-sama terdiam, seakan larut dalam fikiran mereka masing-masing.

"Minggu depan Ardi akan menikah," ucap Baskoro yang memecahkan keheningan di antara mereka.

Mendengar penuturan Baskoro membuat Veno terkejut seakan tak percaya.

"Idiih Papi, pagi-pagi udah becanda aja," jawab Veno sambil tertawa kecil.

Bakoro hanya menggelengkan kepalanya memandang jauh kedepan.

"Dia benar-benar akan menikah. Barusan Mahendra menelepon."

*I*nih seriusan Ardi mau menikah? Bukankah rasanya kemarin dia bilang masih sangat mencintai Stella. Apa jangan-jangan yang dia katakan kemarin benar. Kalau dia akan menjadikan wanita yang mirip Stella menjadi miliknya. Wahh Ardi memang benar-benar gila.

"Papi masih ingat dengan wajah Stella?" tanya Veno penasaran.

"Papi udah tua Veno, mana mungkin masih ingat wajah orang yang udah meninggal 6 tahun lalu. Lagipula Papi ketemu Stella cuma 1 kali, itu pun waktu resepsi pernikahan mereka di Denmark," jawab Baskoro yang mencoba mengingat masa lalu.

Veno tampak begitu gelisah.

"Apa Papi punya fotonya. Aku penasaran seperti apa wajah Stella itu?"

"Gak punya. Foto-foto di jejaring sosial dan sebagainya semua sudah di hapus oleh Ardi. Katanya itu adalah wasiat waktu Stella masih hidup. Mungkin hanya Ardi yang masih menyimpannya."

Veno terdiam sejenak.

"Lalu di mana resepsinya?" tanya Veno yang mengalihkan pembicaraan.

"Katanya gak pake resepsi. Hanya nikah di rumah calon istrinya saja dan resepsi akan di gelar di sini 2 bulan lagi setelah Ardi menyelesaikan semua pekerjaannya."

"Kalau kamu kapan nikah?" tanya Baskoro. Sudah lama ia ingin bertanya perihal tentang calon menantunya itu.

Mendengar pertanyaan itu membuat Veno menghembuskan nafasnya yang teras berat.

"Gak jadi Pi. Kami udah putus."

Kini Baskoro yang menghembuskan nafasnya dengan kasar.

"Cepatlah menikah, Papi udah pengen nerima menantu dan nimang cucu. Kalau kamu gak punya calon, ikuti saja perjodohan yang sudah mami kamu atur. Bukankah kemarin kamu sudah menerima paketan dari mami kamu. Kata mami kamu itu isinya jaket bulu dari perancang terkenal."

"Udah. Tapi masih ada di mobil. Belum sempat aku buka," jawab Veno ketus.

"Kalu begitu temuilah wanita itu, namanya Jessi dan berikanlah jaket bulu itu padanya. Bersikap baiklah, agar dia mau menjadi istrimu," bujuk Baskoro kepada anak semata wayangnya itu.

"Aku tidak mau! Aku bisa mencari calon istriku sendiri. Katakan pada mami tidak perlu repot-repot mengurus perjodohan ini."

Veno pun berlalu pergi dengan emosi yang membuncah di dadanya.

Dasar nenek sihir!

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Wkwkwkwk dasar Bodoh,Kamu itu ternyata salah paham,Dia tau kamu itu si Cassanova,Jadi dia bisa jadiin kamu kambing hitam nya,utk menutupi hubungan lesbiannya dr ortunya..

2024-04-20

0

Athallah Linggar

Athallah Linggar

bukannya jesika yg dlu pernah godain ardi yaa?🤔🤔

2022-09-22

0

Ciripah Mei

Ciripah Mei

Shinta sm veno apa Haikal y?

2021-08-22

0

lihat semua
Episodes
1 prolog (Revisi)
2 in the kost (Revisi)
3 kamu itu cantik (Revisi)
4 naksir si kasir (Revisi)
5 Stella (Revisi)
6 Pria es (Revisi)
7 Bronis (Revisi)
8 Jatuh tertimpa duren (Revisi)
9 Belum bisa move on (Revisi)
10 Coca-cola (cowo cakep, cowo idol) (Revisi)
11 Ketahuan (Revisi)
12 Tanggal jatuh tempo
13 Mendadak dilamar
14 Terima takdir
15 Duren sawit (duda keren sarang duit)
16 Bisikan
17 Niat terselubung
18 Luka terdalam
19 Awal mula teror
20 Rentetan teror
21 Kebohongan kecil
22 Kebohongan kecil namun berdampak besar
23 teror
24 Duren sawit dan Coca-cola ternyata masih satu keluarga
25 SAH
26 Katanya terbelah dua
27 Grogi
28 Tamu langganan
29 Hampir saja
30 Di gendong ala bridal style
31 Tercapai
32 Akhirnya
33 Firasat buruk
34 Si boss
35 Takut ketahuan
36 Kamu bukan malaikat
37 Stella atau Rianti
38 Curiga
39 Tante Yulia
40 Tipis
41 Rasain!
42 seperti vampir
43 Tentang Amir
44 Kesalahan
45 Ombak saksi cinta kita
46 Tau segalanya
47 Pemaaf tapi pendendam
48 Mencoba move on
49 Terciduk
50 Malu banget
51 Dianti
52 Say no to pelakor!
53 Hajarrr
54 Veno
55 Wedding
56 Gaun berdarah
57 Rahasia besar Ardi
58 Kebencian Rianti
59 Terluka
60 Mencari tersangka
61 Bumil
62 Retak
63 Percobaan pembunuhan
64 Siapa om itu?
65 Kemarahan Andra
66 Awal mula
67 Sandiwara
68 Usaha Ardi
69 Hukuman
70 Rindu
71 Ular berkepala dua
72 Amir lagi
73 Heru
74 Langkah pencegahan.
75 Patah hati
76 Sasa
77 Si bulgan dan si basi
78 Andra
79 Ngedate.
80 Perjuangan Ardi
81 Ingatan Rianti kembali
82 Tingkah Shinta.
83 Gara-gara film
84 Tak sesuai ekspektasi
85 Meloholic
86 Ujian Veno
87 Jadian
88 Bulan madu atau bulan-bulanan kamu
89 Gara-gara Hotman
90 Ngidam
91 Gagal nge-drama
92 Dilema Shinta.
93 Veno dan Shinta
94 Ngidam bagian ke dua.
95 Pernikahan
96 Happy ending, happy reading.
97 pengumuman penting
Episodes

Updated 97 Episodes

1
prolog (Revisi)
2
in the kost (Revisi)
3
kamu itu cantik (Revisi)
4
naksir si kasir (Revisi)
5
Stella (Revisi)
6
Pria es (Revisi)
7
Bronis (Revisi)
8
Jatuh tertimpa duren (Revisi)
9
Belum bisa move on (Revisi)
10
Coca-cola (cowo cakep, cowo idol) (Revisi)
11
Ketahuan (Revisi)
12
Tanggal jatuh tempo
13
Mendadak dilamar
14
Terima takdir
15
Duren sawit (duda keren sarang duit)
16
Bisikan
17
Niat terselubung
18
Luka terdalam
19
Awal mula teror
20
Rentetan teror
21
Kebohongan kecil
22
Kebohongan kecil namun berdampak besar
23
teror
24
Duren sawit dan Coca-cola ternyata masih satu keluarga
25
SAH
26
Katanya terbelah dua
27
Grogi
28
Tamu langganan
29
Hampir saja
30
Di gendong ala bridal style
31
Tercapai
32
Akhirnya
33
Firasat buruk
34
Si boss
35
Takut ketahuan
36
Kamu bukan malaikat
37
Stella atau Rianti
38
Curiga
39
Tante Yulia
40
Tipis
41
Rasain!
42
seperti vampir
43
Tentang Amir
44
Kesalahan
45
Ombak saksi cinta kita
46
Tau segalanya
47
Pemaaf tapi pendendam
48
Mencoba move on
49
Terciduk
50
Malu banget
51
Dianti
52
Say no to pelakor!
53
Hajarrr
54
Veno
55
Wedding
56
Gaun berdarah
57
Rahasia besar Ardi
58
Kebencian Rianti
59
Terluka
60
Mencari tersangka
61
Bumil
62
Retak
63
Percobaan pembunuhan
64
Siapa om itu?
65
Kemarahan Andra
66
Awal mula
67
Sandiwara
68
Usaha Ardi
69
Hukuman
70
Rindu
71
Ular berkepala dua
72
Amir lagi
73
Heru
74
Langkah pencegahan.
75
Patah hati
76
Sasa
77
Si bulgan dan si basi
78
Andra
79
Ngedate.
80
Perjuangan Ardi
81
Ingatan Rianti kembali
82
Tingkah Shinta.
83
Gara-gara film
84
Tak sesuai ekspektasi
85
Meloholic
86
Ujian Veno
87
Jadian
88
Bulan madu atau bulan-bulanan kamu
89
Gara-gara Hotman
90
Ngidam
91
Gagal nge-drama
92
Dilema Shinta.
93
Veno dan Shinta
94
Ngidam bagian ke dua.
95
Pernikahan
96
Happy ending, happy reading.
97
pengumuman penting

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!