Bronis (Revisi)

Rianti dan Shinta sudah tiba di depan toko tempat mereka bekerja. Hari ini penampilan Rianti sedikit berbeda. Ia menggunakan atribut yang tidak pernah ia gunakan sebelumnya.

Terlihat bandana simpul twist elastis ala Korea berwarna merah muda menghiasi rambut pendeknya. Sedangkan di kaki, ia menggunakan high heels yang berwarna senada dengan bandana yang ada di kepala.

Shinta heran dengan perubahan penampilan dari sahabatnya itu. Karena Rianti yang selama ini bersamanya bukanlah tipe orang yang mementingkan penampilan. Ia akan memilih menghilang dan bersembunyi dari pada menjadi pusat perhatian khalayak ramai.

Kesambet apa yah ni anak? Kok bikin aku takut, sih. Gak biasanya seperti ini? Tanya gak ya? Tapi, ntar kalo aku tanya dia tersinggung gimana?

Shinta berpikir sejanak. "Ri, kamu kenapa? Gak biasanya dandan kaya gini," tanya Shinta keheranan.

"Bukannya aku gak suka. Malah aku seneng banget, kamu jadi makin cantik. Tapi kamu kelihatan gak nyaman pake high heels," terang Shinta lagi.

Menggeleng seraya mengukir senyuman. Rianti berucap penuh keyakinan. "Gak kok, aku cuma pengen coba aja, udah lama gak pake heels. Lagian, kemaren aku baca di Google, katanya dengan menggunakan high heels bisa meningkatkan kepercayaan diri kita. Makanya aku coba."

"Lagian kamu aja bisa pake heels, masa aku gak," tutur Rianti seraya tertawa kecil hingga nampaklah gigi putihnya yang tersusun rapi.

Shinta hanya diam dan mengangguk pelan.

Tapi tetap saja ia merasa khawatir melihat Rianti yang kurang stabil dalam melangkah.

"Tapi kamu tetap hati-hati, ya. Make heels itu gak mudah lho," ujar Shinta sambil menggandeng lengan Rianti.

Di dalam toko sudah ada karyawan yang lainnya. Mereka sedang melakukan tugas sebelum toko di buka, seperti membersihkan debu, menyapu, dan menyusun barang-barang agar terlihat rapi.

Tiba-tiba pintu terbuka, dan masuklah seorang remaja yang mengenakan seragam putih abu-abu menghampiri Rianti yang sedang sibuk dengan aktivitasnya. "Hai, apa kabar?"

Rianti melongo sesaat. Mencoba mengingat siapa gerangan orang yang ada di hadapannya. "K-kamu yang kemaren?" Menggeram, Rianti menegepalkan tangan. Ternyata orang yang ada di hadapannya sekarang adalah orang yang mempermalukannya kemarin sore. Remaja labil yang mengungkapkan cinta di depan orang ramai.

"Iya, itu aku." Tersenyum, murid yang bertag nama Davin Setiawan itu meraih tangan Rianti. "Kamu cantik banget hari ini. Sengaja dandan demi aku, ya." Berucap lirih, kemudian mencium punggung tangan Rianti.

Merinding, Rianti langsung menarik tangannya. Mendapat godaan receh itu mendadak darah Rianti mendesir.

Ngapain sih manusia aneh ini ke sini. Bikin kesel aja. Menyebalkan! Rutuk Rianti dalam hatinya.

"Gak tuh," ucap Rianti singkat, menggosok kuat meja kasirnya dengan kain lap. Ia begitu tidak senang akan kehadiran Davin hingga membayangkan meja adalah wajahnya Davin yang bisa ia sikat dengan kekuatan penuh.

"Ayolah ... terima perasaanku, ya?" kata Davin dengan tatapan penuh harap. Ia pengang paksa kembali tangan Rianti yang sedang memegang kain lap dan menciumnya lagi dengan lembut.

Menarik tangan, Rianti memutar malas bola matanya. "Aku gak mau, kamu bukan tipeku!" tolak Rianti secara blak-blakan.

"Masak sih, coba kamu lihat baik-baik, tidakkah kamu merasakan aura ketampananku ini yang sudah mencapai angkasa. Dan juga, banyak yang bilang aku ini mirip Stevan William, lho," ucapnya penuh kebanggaan. "Aku janji, deh. Aku akan bikin kamu bahagia. Aku hanya akan setia kepadamu seorang. Tidak akan ada yang bisa menggantikan posisimu di hatiku yang masih murni ini," imbuhnya lagi, menatap wajah Rianti tanpa berkedip.

"Alamaakkk, meleleh hati adek, Baaaang," celetuk Shinta sambil cekikikan di meja kasirnya. Hatinya serasa digelitik setelah mendengar rayuan tak bermutu dari mulut Davin. Dan tentu saja direspon dengan lirikan tajam dari Davi dan Rianti.

"Jadi gimana? Terima aku, yah." pinta Davin lagi.

Dasar gila!!! Terbuat dari apakah makhluk yang menyebalkan ini?"

"Gak bisa! Aku udah punya pacar!" jawab Rianti dengan suara naik satu oktaf.

Rianti berharap kebohongan kecilnya itu menghentikan tingkah konyol Davin dan segera pergi dari hadapannya.

"Ya, ga apa-apa kalo kamu punya pacar, aku juga udah punya pacar," ucap Davin asal.

Ya Tuhaaaan. *Bo*lehkan kucekik salah satu makhluk astral ciptaanMu ini? Ingin rasanya ku bejek-bejek, ku injek-injek lalu kubuang ke lautan. Rianti kembali mengumpat dalam hati. Ia kesal dan bingung bagaimana caranya mengusir Davin. Bahkan kebohongannya saja, tidak mempan.

Memandang Shinta yang ada di sampingnya. Rianti begitu berharap Shinta mau bekerja sama. Tapi sayang, yang dimintai tolong malah sengaja membuang wajah ke sembarang arah.

Perlu kepastian. Davin yang melihat rona kesal dari wajah sang calon pacar kembali melayangkan pertanyaan. "Jadi gimana? Kita udah mulai pacaran, kan?" Memencet-mencet kalkulator yang tersedia di atas meja. Davin makin membuat Rianti makin geram.

"Enggak!"

Tidak berapa lama Haikal pun tiba.

"Ada apa ini?" tanya Haikal yang kebingungan akan kehadiran Davin, adik sepupunya sendiri.

Sementara Davin, menjadi salah tingkah di depan sang abang. Ia merasa seakan telah kepergok mencuri mangga milik tetangga sebelah. "Gak apa-apa, Bang. Cuma mampir aja," jawabnya sambil memaksakan senyum. Ia pun pergi tanpa bisa meyakinkan Rianti.

Menggelang heran, Haikan rapikan kemejanya yang sedikit berantakan. Tak terlalu memikirkan Davin yang memang selalu membuat ulah. "Ya sudah. Kalian lanjut lagi kerjanya," ucap Haikal, melemparkan senyuman pada Rianti dan juga Shinta. Tapi sayang, Shinta membalas senyuman dan pandangannya dengan tatapan yang tidak biasa. Ada sedikit perubahan dari tatapan dan raut wajah Shinta kepada dirinya.

"Kenapa dengan anak itu? Biasa senyumnya sangat manis, senyuman yang begitu menggoda. Ah, andai saja aku belum menikah, sudah pasti dia yang kujadikan istri," ucap Haikal lirih. Ia pun berlalu menuju ruang kerjanya.

Setelah Haikal pergi, Shinta pun mulai berjalan menuju meja kasir Rianti.

"cie ... cie ... sepertinya gak lama lagi bakalan ada yang melepas status jomblo, nih," goda Shinta sambil menahan tawa.

"Kalo kamu mau, kamu aja yang ambil," sahut Rianti dengan nada sedikit tinggi. Ia masih marah karena tadi Shinta sama sekali tidak mau menolongnya.

***

Pukul satu siang.

"Ri, kamu di panggil pak Haikal. Disuruh keruangannya sekarang," ucap Kelly yang baru turun dari lantai dua gedung.

Rianti yang mendengar perintah itu hanya mengangguk paham, kemudian beranjak dari meja kasirnya menuju ke ruangan kerja si bos yang ada di lantai dua gedung.

Rianti mengetuk pintu ruangan kerja Haikal.

"Masuk!"

Melangkah dengan hati-hati, Rianti berjalan mendekati Haikal yang duduk di balik meja. "Ada apa, Pak?" tanya, gugup.

"Kamu dan Shinta sudah enam bulan kerja di sini. Apa kalian berdua gak mau ambil cuti?" tanya Haikal tanpa memandang Rianti. Matanya masih tertuju pada laptop yang ada di hadapannya.

"Iya Pak, kami berdua memang ingin mengajukan cuti," jawab Rianti cepat.

Mengangguk, Haikal hentikan pekerjaannya. Menatap Rianti yang sedang meremas-remas jemarinya sendiri. "Ok, kapan kalian akan ambil cuti?"

"Sabtu, Pak," jawab Rianti.

"Baiklah, kalau hari sabtu kalian cuti, berarti hari selasa kalian masuk kerja kembali."

Mengangguk senang, ada jejak kebahagiaan di wajah Rianti. "Iya Pak, kalau begitu saya pamit." Memutar tumit hendak melangkah pergi. Namun langkah terhenti saat Haikal memanggil namanya sebelum sempat keluar dari sana. "Kenapa, Pak?"

"Tunggu sebentar, bisa kamu antar cat ini kepada Pak Edo?" tanya Haikal sambil memberikan ember kecil yang ada di tangannya.

Pak Edo adalah pemilik toko bangunan yang ada di seberang jalan.

Terpopuler

Comments

Ida Lailamajenun

Ida Lailamajenun

setelah muter" baca yg ketemunya CEO bucin eh yg ini beda bisa senyum" n.ketawa sendiri bacanya😂😂

2021-11-01

2

@ Teh iim🍒🍒😘

@ Teh iim🍒🍒😘

Brondong labil...😅😅😅

2020-09-09

3

Anhy(Anibel)

Anhy(Anibel)

hai kk cantik dan baik,aku mampir lagi mau lanjut baca cerita kk yang tadi siang cuman bisa baca 6 episede,

2020-05-31

1

lihat semua
Episodes
1 prolog (Revisi)
2 in the kost (Revisi)
3 kamu itu cantik (Revisi)
4 naksir si kasir (Revisi)
5 Stella (Revisi)
6 Pria es (Revisi)
7 Bronis (Revisi)
8 Jatuh tertimpa duren (Revisi)
9 Belum bisa move on (Revisi)
10 Coca-cola (cowo cakep, cowo idol) (Revisi)
11 Ketahuan (Revisi)
12 Tanggal jatuh tempo
13 Mendadak dilamar
14 Terima takdir
15 Duren sawit (duda keren sarang duit)
16 Bisikan
17 Niat terselubung
18 Luka terdalam
19 Awal mula teror
20 Rentetan teror
21 Kebohongan kecil
22 Kebohongan kecil namun berdampak besar
23 teror
24 Duren sawit dan Coca-cola ternyata masih satu keluarga
25 SAH
26 Katanya terbelah dua
27 Grogi
28 Tamu langganan
29 Hampir saja
30 Di gendong ala bridal style
31 Tercapai
32 Akhirnya
33 Firasat buruk
34 Si boss
35 Takut ketahuan
36 Kamu bukan malaikat
37 Stella atau Rianti
38 Curiga
39 Tante Yulia
40 Tipis
41 Rasain!
42 seperti vampir
43 Tentang Amir
44 Kesalahan
45 Ombak saksi cinta kita
46 Tau segalanya
47 Pemaaf tapi pendendam
48 Mencoba move on
49 Terciduk
50 Malu banget
51 Dianti
52 Say no to pelakor!
53 Hajarrr
54 Veno
55 Wedding
56 Gaun berdarah
57 Rahasia besar Ardi
58 Kebencian Rianti
59 Terluka
60 Mencari tersangka
61 Bumil
62 Retak
63 Percobaan pembunuhan
64 Siapa om itu?
65 Kemarahan Andra
66 Awal mula
67 Sandiwara
68 Usaha Ardi
69 Hukuman
70 Rindu
71 Ular berkepala dua
72 Amir lagi
73 Heru
74 Langkah pencegahan.
75 Patah hati
76 Sasa
77 Si bulgan dan si basi
78 Andra
79 Ngedate.
80 Perjuangan Ardi
81 Ingatan Rianti kembali
82 Tingkah Shinta.
83 Gara-gara film
84 Tak sesuai ekspektasi
85 Meloholic
86 Ujian Veno
87 Jadian
88 Bulan madu atau bulan-bulanan kamu
89 Gara-gara Hotman
90 Ngidam
91 Gagal nge-drama
92 Dilema Shinta.
93 Veno dan Shinta
94 Ngidam bagian ke dua.
95 Pernikahan
96 Happy ending, happy reading.
97 pengumuman penting
Episodes

Updated 97 Episodes

1
prolog (Revisi)
2
in the kost (Revisi)
3
kamu itu cantik (Revisi)
4
naksir si kasir (Revisi)
5
Stella (Revisi)
6
Pria es (Revisi)
7
Bronis (Revisi)
8
Jatuh tertimpa duren (Revisi)
9
Belum bisa move on (Revisi)
10
Coca-cola (cowo cakep, cowo idol) (Revisi)
11
Ketahuan (Revisi)
12
Tanggal jatuh tempo
13
Mendadak dilamar
14
Terima takdir
15
Duren sawit (duda keren sarang duit)
16
Bisikan
17
Niat terselubung
18
Luka terdalam
19
Awal mula teror
20
Rentetan teror
21
Kebohongan kecil
22
Kebohongan kecil namun berdampak besar
23
teror
24
Duren sawit dan Coca-cola ternyata masih satu keluarga
25
SAH
26
Katanya terbelah dua
27
Grogi
28
Tamu langganan
29
Hampir saja
30
Di gendong ala bridal style
31
Tercapai
32
Akhirnya
33
Firasat buruk
34
Si boss
35
Takut ketahuan
36
Kamu bukan malaikat
37
Stella atau Rianti
38
Curiga
39
Tante Yulia
40
Tipis
41
Rasain!
42
seperti vampir
43
Tentang Amir
44
Kesalahan
45
Ombak saksi cinta kita
46
Tau segalanya
47
Pemaaf tapi pendendam
48
Mencoba move on
49
Terciduk
50
Malu banget
51
Dianti
52
Say no to pelakor!
53
Hajarrr
54
Veno
55
Wedding
56
Gaun berdarah
57
Rahasia besar Ardi
58
Kebencian Rianti
59
Terluka
60
Mencari tersangka
61
Bumil
62
Retak
63
Percobaan pembunuhan
64
Siapa om itu?
65
Kemarahan Andra
66
Awal mula
67
Sandiwara
68
Usaha Ardi
69
Hukuman
70
Rindu
71
Ular berkepala dua
72
Amir lagi
73
Heru
74
Langkah pencegahan.
75
Patah hati
76
Sasa
77
Si bulgan dan si basi
78
Andra
79
Ngedate.
80
Perjuangan Ardi
81
Ingatan Rianti kembali
82
Tingkah Shinta.
83
Gara-gara film
84
Tak sesuai ekspektasi
85
Meloholic
86
Ujian Veno
87
Jadian
88
Bulan madu atau bulan-bulanan kamu
89
Gara-gara Hotman
90
Ngidam
91
Gagal nge-drama
92
Dilema Shinta.
93
Veno dan Shinta
94
Ngidam bagian ke dua.
95
Pernikahan
96
Happy ending, happy reading.
97
pengumuman penting

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!