Terima takdir

Waktu menunjukkan jam setengah empat sore.

Rianti menatap dirinya di depan cermin.

Dari pantulan cermin terlihat barang-barang hantaran yang masih terbungkus rapi.

Barang-barang yang terlihat begitu mahal, tapi kenapa aku tidak bisa merasakan kebahagiaan di dalamnya? Kenapa aku merasa hampa?

"Hyufff ...."

Rianti menghebuskan napas. Ia menatap wajahnya kembali di cermin, seakan sedang mengumpulkan semua energi dan tenaga.

Aku capek kalau terus begini, menolak kenyataan ternyata melelahkan. Otakku lelah terus saja memikirkan sesuatu yang tidak ada habisnya. Hatiku bilang ya, tapi otakku bilang tidak. Lama-lama mungkin aku bisa gila kalau seperti ini terus ....

Baiklah! Aku akan mencoba terima kenyataan. Terima kalau aku sebentar lagi akan menjadi seorang istri si pria tua nan kasar itu. Duda tampan tapi otaknya kurang.

Ayo Rianti, kamu pasti bisa! Jangan lemah dan mudah terintimidasi oleh pria tua itu, buktikan kalau kamu itu wanita muda yang kuat. Ayo smangat!

Ceklekk

Pintu terbuka dan terlihat Dewi di sana.

Dewi menghampiri Rianti dan memberikan sebuah kotak kecil.

"Ri, maaf ya ... acara ulang tahunmu jadi berantakan. Ibu semalam terlalu shock hingga jadi lupa dengan acara kejutannya."

"Gak apa-apa kok, Bu. Riri senang merayakan ulang tahun bersama keluarga," jawab Rianti. Ia sebenarnya merasa sedih karena mungkin ini ulang tahun terakhir yang bisa ia rayakan bersama mereka.

Rianti melihat isi kotak kecil itu dan ternyata isinya adalah sebuah jam tangan bewarna silver.

Cantiknya ....

"Terima kasih sudah melahirkan Riri, Bu" ucap Rianti seraya memeluk pinggang ibunya.

"Iya sayang. Ibu sangat menyayangi kamu dan kalian semua. Kamu selama ini sudah menjadi anak yang baik, dan ibu yakin kamu juga pasti bisa menjadi seorang istri yang baik," ucap Dewi sambil mengelus-elus rambut pendek Rianti.

Rianti menangis sesenggukan dipelukan ibunya. Ia belum siap untuk pergi jauh meninggalkan keluarga yang sangat disayanginya itu.

Dewi melepaskan pelukan Rianti dan menatap lamat-lamat mata putrinya.

"Hapuslah air matamu sayang, berjanjilah kamu tidak akan bersedih apapun masalahmu. Cobaan orang yang sudah berumah tangga itu tidak main-main. Jadi kamu harus kuat ya."

Dewi kembali memeluk Rianti. Pelukan yang sangat hangat sehingga Rianti enggan melepaskannya.

"Keluar lah Ri, ada Andra menunggumu di teras," ucap Dewi sembari melepaskan pelukan Rianti.

Rianti menghapus air matanya dan memandang sang ibu.

"Bang Andra sudah pulang?"

Dewi hanya merespon pertanyaan anaknya dengan anggukan.

Rianti kelihatan senang dan langsung berlari menuju teras.

"Bang Aan!" pekik Rianti kegirangan.

Orang yang di panggil namaya oleh Rianti langsung saja menoleh dan tersenyum ramah.

"Bang Aan duduk sini, di sebelah Riri," ucap Rianti sembari menepuk-nepuk kursi rotan yang ada di teras.

Andra pun mengikuti perintah Rianti dan duduk disebelahnya.

"Abang kapan nyampe? Trus sekarang pulangnya lama atau cuma untuk liburan? Tanya Rianti yang begitu antusias kepada pria yang sudah di anggapnya sebagai abang sendiri.

"Lama."

Rianti hanya diam dan matanya memandang wajah Andra yang sudah 2 tahun tidak ia lihat.

"Nih kado buat kamu," kata Andra seraya memberika sebuah kotak kecil ke tangan Rianti.

"Kado buat aku yah ... apaan nih isinya?" tanya Rianti dengan wajah yang berseri-seri.

"Buka aja."

Ia berharap Rianti akan menyukai hadiah darinya. Hadiah yang sudah 2 tahun ia siapkan untuk gadis itu.

"Waaaahh ... liontin. Bagus banget ...."

Terlihat senyuman bahagia di wajah Rianti.

Senyum kamu masih seindah dulu, Ri. Tapi sepertinya aku kalah cepat.

Ia tau kalau Rianti telah dilamar dan akan segera menikah dari Shinta, sepupunya.

"Tapi kenapa cuma setengah, kalo ini full pasti bentuknya kaya hati." ucap Rianti dengan ekspresi polosnya.

Karena setengahnya ada padaku, gumam Andra.

Andra hanya tersenyum melihat tingkah Rianti yang masih sama seperti dulu. Begitu lucu dan menggemaskan.

"Yeee ... kamu tu ya kalo di kasih ya terima aja, jangan banyak tanya jangan banyak pinta," ucap Andra yang pura-pura kesal.

"Abang tu ngapa sih dari dulu jahat amat sama aku? Salahku apa coba. Aku kan nanya baik-baik," tanya Rianti dengan nada manja dan bibir sedikit di monyongkan.

Astaga ... bibir itu, aku benar-benar ingin menciumnya.

Batin Andra begitu bergejolak. Rasanya ia ingin mencium dan memeluk gadis kecil yang ada dihadapannya. Menyalurkan perasaan rindu yang sudah ia tahan selama 2 tahun belakangan. Namun ia mencoba meredam perasaan dan mencoba bersikap normal.

Andra pun tersenyum dan mengacak-acak sedikit rambut depan Rianti.

"Nih hukuman bagi orang yang banyak mau!"

"Aaa ... Bang Aan rese deh, kan jadi berantakan nih," gerutu Rianti sambil merapikan poninya yang di acak-acak Andra.

Tidak lama kemudian ada sebuah mobil mewah masuk ke halaman rumah dan terlihat seseorang turun. Orang itu adalah Ardi. Si calon suami yang sangat dibenci Rianti. Mendadak ekspresi Rianti berubah menjadi tidak senang.

Ngapain tuh orang tua kesini? Apa dia mau aku berbohong lagi? Lama-lama aku bisa jadi anak durhaka kalo dekat-dekat dia. Hufff ... menyebalkan! Gerutu Rianti dalam hati.

Ardi yang melihat ada tamu lelaki yang berbicara dengan Rianti tentu saja tidak menyukai itu . Apa lagi setelah melihat tatapan si pria terhadap calon istrinya.

Andra melihat ada yang datang langsung berdiri dari tempat duduknya, begitu pula Rianti.

Ardi menghampiri Rianti dan langsung merangkul tubuh gadis pendek yang ada di sebelahnya. Karena tinggi tubuh mereka yang terlihat begitu berbeda membuat Ardi dengan leluasa meletakkan lengannya di bahu kiri Rianti.

"Sayang ... siapa ini?" tanya Ardi yang baru sampai.

Rianti mendengus kesal dan mencoba melepaskan rangkulan Ardi. Tapi lagi-lagi lengan Ardi naik dengan bebas ke bahu gadis yang bertubuh kecil itu.

Andra yang melihat pemandangan itu hatinya mendadak terasa sakit. Jantungnya seolah berhenti berdetak. Namun ia mencoba tetap tersenyum, agar tidak ada yang menyadari betapa perih hati yang ia rasakan.

"Aku Andra, sepupu Shinta," ucap Andra sambil mengulurkan tangan. Namun Ardi mengabaikan tangan Andra yang ingin bersalaman padanya.

"Aku Ardi, calon suami Riri." ucap Ardi penuh penakanan.

Andra menjadi makin patah hati setelah melihat sosok calon suami dari gadis yang ia sukai. Walaupum dari postur tubuh mereka sama-sama tinggi, tapi tetap saja Ardi lebih tampan dan lebih mapan dari dirinya.

"Ya udah ya Ri, Abang pulang dulu." Andra melepaskan senyum yang ia paksakan.

"Iya," jawab Shinta sambil melepaskan senyuman termanisnya.

Ardi merasa sedikit terbakar cemburu melihat Rianti melemparkan senyuman yang begitu manis pada pria lain, sedangkan padanya hanya ada tatapan penuh emosi.

Setelah melihat Andra pulang, kini mata Rianti tertuju pada pria yang ada di sebelahnya. Ia pun segera menepis lengan Ardi dari bahunya.

Ternyata tidak ada yang menyadari bahwa dari tadi Reka mengintip dari balik pintu. Raut wajahnya terlihat sedih dan hampir menangis. Ia pun memutuskan untuk kembali ke dalam kamar.

****

Hai gaes ... makasih udah mampir. Jangan lupa like, komen dan vote nya dong. Tanpa jempol kalian apalah daya author receh ini. 😊

Visual Ardi Mahendra Abbas Author bayangin li xian. Nah kalian, terserah ya. heheh

Terpopuler

Comments

Farisi Caem

Farisi Caem

reka suka sama.andra

2021-09-26

1

Wiji Bajay

Wiji Bajay

Reka sama Irwan

2021-03-19

1

Echa Nidaul

Echa Nidaul

kak author pecinta go go squid kyaknya

2020-08-01

1

lihat semua
Episodes
1 prolog (Revisi)
2 in the kost (Revisi)
3 kamu itu cantik (Revisi)
4 naksir si kasir (Revisi)
5 Stella (Revisi)
6 Pria es (Revisi)
7 Bronis (Revisi)
8 Jatuh tertimpa duren (Revisi)
9 Belum bisa move on (Revisi)
10 Coca-cola (cowo cakep, cowo idol) (Revisi)
11 Ketahuan (Revisi)
12 Tanggal jatuh tempo
13 Mendadak dilamar
14 Terima takdir
15 Duren sawit (duda keren sarang duit)
16 Bisikan
17 Niat terselubung
18 Luka terdalam
19 Awal mula teror
20 Rentetan teror
21 Kebohongan kecil
22 Kebohongan kecil namun berdampak besar
23 teror
24 Duren sawit dan Coca-cola ternyata masih satu keluarga
25 SAH
26 Katanya terbelah dua
27 Grogi
28 Tamu langganan
29 Hampir saja
30 Di gendong ala bridal style
31 Tercapai
32 Akhirnya
33 Firasat buruk
34 Si boss
35 Takut ketahuan
36 Kamu bukan malaikat
37 Stella atau Rianti
38 Curiga
39 Tante Yulia
40 Tipis
41 Rasain!
42 seperti vampir
43 Tentang Amir
44 Kesalahan
45 Ombak saksi cinta kita
46 Tau segalanya
47 Pemaaf tapi pendendam
48 Mencoba move on
49 Terciduk
50 Malu banget
51 Dianti
52 Say no to pelakor!
53 Hajarrr
54 Veno
55 Wedding
56 Gaun berdarah
57 Rahasia besar Ardi
58 Kebencian Rianti
59 Terluka
60 Mencari tersangka
61 Bumil
62 Retak
63 Percobaan pembunuhan
64 Siapa om itu?
65 Kemarahan Andra
66 Awal mula
67 Sandiwara
68 Usaha Ardi
69 Hukuman
70 Rindu
71 Ular berkepala dua
72 Amir lagi
73 Heru
74 Langkah pencegahan.
75 Patah hati
76 Sasa
77 Si bulgan dan si basi
78 Andra
79 Ngedate.
80 Perjuangan Ardi
81 Ingatan Rianti kembali
82 Tingkah Shinta.
83 Gara-gara film
84 Tak sesuai ekspektasi
85 Meloholic
86 Ujian Veno
87 Jadian
88 Bulan madu atau bulan-bulanan kamu
89 Gara-gara Hotman
90 Ngidam
91 Gagal nge-drama
92 Dilema Shinta.
93 Veno dan Shinta
94 Ngidam bagian ke dua.
95 Pernikahan
96 Happy ending, happy reading.
97 pengumuman penting
Episodes

Updated 97 Episodes

1
prolog (Revisi)
2
in the kost (Revisi)
3
kamu itu cantik (Revisi)
4
naksir si kasir (Revisi)
5
Stella (Revisi)
6
Pria es (Revisi)
7
Bronis (Revisi)
8
Jatuh tertimpa duren (Revisi)
9
Belum bisa move on (Revisi)
10
Coca-cola (cowo cakep, cowo idol) (Revisi)
11
Ketahuan (Revisi)
12
Tanggal jatuh tempo
13
Mendadak dilamar
14
Terima takdir
15
Duren sawit (duda keren sarang duit)
16
Bisikan
17
Niat terselubung
18
Luka terdalam
19
Awal mula teror
20
Rentetan teror
21
Kebohongan kecil
22
Kebohongan kecil namun berdampak besar
23
teror
24
Duren sawit dan Coca-cola ternyata masih satu keluarga
25
SAH
26
Katanya terbelah dua
27
Grogi
28
Tamu langganan
29
Hampir saja
30
Di gendong ala bridal style
31
Tercapai
32
Akhirnya
33
Firasat buruk
34
Si boss
35
Takut ketahuan
36
Kamu bukan malaikat
37
Stella atau Rianti
38
Curiga
39
Tante Yulia
40
Tipis
41
Rasain!
42
seperti vampir
43
Tentang Amir
44
Kesalahan
45
Ombak saksi cinta kita
46
Tau segalanya
47
Pemaaf tapi pendendam
48
Mencoba move on
49
Terciduk
50
Malu banget
51
Dianti
52
Say no to pelakor!
53
Hajarrr
54
Veno
55
Wedding
56
Gaun berdarah
57
Rahasia besar Ardi
58
Kebencian Rianti
59
Terluka
60
Mencari tersangka
61
Bumil
62
Retak
63
Percobaan pembunuhan
64
Siapa om itu?
65
Kemarahan Andra
66
Awal mula
67
Sandiwara
68
Usaha Ardi
69
Hukuman
70
Rindu
71
Ular berkepala dua
72
Amir lagi
73
Heru
74
Langkah pencegahan.
75
Patah hati
76
Sasa
77
Si bulgan dan si basi
78
Andra
79
Ngedate.
80
Perjuangan Ardi
81
Ingatan Rianti kembali
82
Tingkah Shinta.
83
Gara-gara film
84
Tak sesuai ekspektasi
85
Meloholic
86
Ujian Veno
87
Jadian
88
Bulan madu atau bulan-bulanan kamu
89
Gara-gara Hotman
90
Ngidam
91
Gagal nge-drama
92
Dilema Shinta.
93
Veno dan Shinta
94
Ngidam bagian ke dua.
95
Pernikahan
96
Happy ending, happy reading.
97
pengumuman penting

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!