Badai

LANGIT di atas Telukgedung mulai diliputi awan hitam saat angin bertiup kencang dan udara yang hangat turun menjadi lembap. Ombak memiringkan caping nipah di kepalanya dan mendapati gerakan angin yang menekan makin tinggi sebelum gerimis sebesar ujung lidi tertuang bagai ribuan jarum. Dia lelaki muda dengan tubuh gempal dan otot di kedua lengan mengurat tapi tidak berambut tebal. Tatapan matanya yang tajam cukup sepadan dengan kulit coklat tuanya yang selalu berlawanan dengan sinar matahari dan angin laut.

Di sebelah Barat Daya, gugusan awan yang semula berwarna biru keputih-putihan perlahan menjadi biru tua dan semua suara yang gaduh dengan pasti segera berganti menjadi kesunyian menakutkan. Matahari menghilang. Bumi semakin gelap. Awan yang mengapung kian rendah mulai membawa curah hujan agak deras setelah menggantikan gerimis dan angin kuat yang mulai pembawa kecemasan.

Dengan tubuh mulai ragu, di atas perahu yang hilang tujuan itu Ombak tak lagi terlihat sebagai lelaki berwajah boros meski dua puluh lima tahun umurnya kini. Dan dia adalah seorang lelaki yang bebas sebelum pernikahannya dengan Mala seminggu lagi. Untuk keinginan menjaga perasaan semua orang pada hari paling ajaib itu, ia kemudian memilih berada di tengah lautan meski orang-orang mengatakan, saat ini, dia semestinya sedang berada dalam posisi ‘menunggu’ dalan arti yang sesungguhnya. Akan tetapi Ombak menegaskan kalau hal penting harus ditempuh dan dia memilih untuk melakukannya. Bahwa, limbah beracun yang dikirimkan oleh pabrik dari hulu itu sudah mengusir ikan-ikan ke lautan dan ia harus menaklukan laut itu untuk membawa pulang ikan-ikan itu.

Dia berangkat dari muara sebelum matahari menghilang dan sebagian cahaya masih terhalang daun nipah: Mengenakan celana dasar hitam, tanpa sarung, berbalut kaus putih tipis bergambar wajah lelaki gemuk sedang mengangkat sebelah tangan – itu adalah gambar seorang calon anggota legislatif yang sudah kalah tapi tetap saja tersenyum seolah sedang menertawakan kekalahannya.

Melihat wajah Ombak, orang-orang akan memiliki kesan bahwa, dia adalah pemuda kuat yang selalu berada di bawah sinar matahari. Perawakannya kekar dan rambut kering hampir menyerupai sapu ijuk. Orang-orang percaya kalau potongan badan seperti itu sama sekali bukan milik seorang lelaki lemah sebagaimana gadis-gadis Telukgedung yang juga meyakini bahwa, Ombak adalah contoh makhluk hidup yang akan bertahan bahkan dalam keadaan paling mustahil. Saat ia mengayuhkan dayung, otot-otot di tangannya akan membesar dan menjadi kencang hingga semua perhatian akan tertuju pada tubuhnya yang padat serta tatapan mata yang agak besar dan bersinar.

Selama beberapa waktu berada di atas perahu itu dia sebenarnya sudah bulat untuk meneruskan memburu cumi-cumi, atau menangkap ikan dan akan membawanya ke pasar Rawajitu tanpa harus mengolahnya menjadi ikan asin sebelum disetorkan pada pengepul untuk membantu persiapan pernikahannya di rumah Mala. Namun badai kali ini benar-benar menjadi kisah penghalang yang terlalu ganas. Tak mengenal kasta dan waktu, juga rasa iba dan sakit. Ombak dipaksa memikirkan kembali keinginannya dengan wajah dan pikiran yang mengembara sebab sebagian keyakinannya perlahan mulai runtuh bersamaan dengan bayangan Mala yang tiba-tiba hadir: Berkerudung putih. Berdiri di atas laut, menerangi gulita. Tubuh berwajah oval itu terlihat ramping bagai kijang rimba dengan kedua mata menatap jernih dan mulai menggarakan bibir untuk mengucapkan sesuatu namun Ombak tak bisa mendengarnya. Kemudian ia merentangkan kedua tangan dan menjulurkan salah satunya ke depan Ombak yang sudah tak mampu lagi bergerak.

Hujan deras turun disertai gelombang. Endapan kabut yang menyertainya sejak tadi bergulung makin tebal hingga mengakibatkan jarak pandang di permukaan laut menjadi sangat terbatas. Halilintar menggelegar. Langit kehilangan cahaya. Badai melapisi kabut yang turun dengan suara bergemuruh hingga semua benda yang kasat menjadi hilang keseimbangan. Ketika segulung badai menghantam perahu yang oleng itu, Ombak tiba-tiba tersadar dan bergegas menggenggam dayung untuk menahan hantaman lalu meneguhkan kedua pegangan di sisi kanan dan kiri hingga sekujur tubuhnya gemetar sebelum kemudian terlempar lalu bangkit, lalu terlempar lagi dan bangkit lagi. Ujung kilat menyambar begitu cepat. Membawa medan listrik yang mencakar sekujur kulit. Pemuda itu terseret menuju detik-detik kepunahan hingga medan listrik itu, kemudian terpecah memenuhi gemuruh yang bergolak. Pada saat itu, Ombak mulai menyadari kalau sesuatu paling buruk akan segera menimpanya.

Maka dengan kesadaran yang makin hilang, lamat-lamat ia mulai menertawakan perjalanan hidupnya dan membayangkan bagaimana orang-orang Telukgedung telah menyelamatkan masa kecilnya dari kebodohan tapi tidak dengan kemiskinan. Setelah tawa itu menghilang, ia mulai merasa tak yakin lagi kalau hidupnya masih akan sampai ke bibir pantai meski ia sempat memandangi langit yang bergerak ke Utara sebelum merasa seolah sedang melihat wajah Tuhan yang sama sekali berbeda dengan bentuk apa pun. Wajah itu meminta Ombak memandangi hamparan laut sebagai tempat dia akan mengakhiri hidup dan pemuda itu tahu, semua itu sama sekali tidak mengungkapkan apa pun kecuali kabar tentang kemungkinan kematiannya.

Namun pada saat semua makin mendekati kenyataan, tiba-tiba dari ujung Utara terjadi perubahan radikal. Tekanan udara perlahan menurun meski langit masih saja gelap dan tiupan angin makin lama kian mendekati posisi normal. Badai yang sempat membawa sejumlah kengerian itu, perlahan bergeser menuju Selatan lalu berbelok meninggalkan seorang pemuda yang mulai berani memikirkan bagaimana rasanya bernapas untuk hidup.

Bagai sepotong kapas, Ombak dan perahunya terombang-ambing di pesisir sebuah pulau yang tak pernah ia kenal. Tanpa suara burung, tiada desis ular atau pekik siamang dan kera-kera yang marah. Namun langit yang menaunginya masih terlihat pekat dan buram dan cahaya matahari yang agak tertahan menjadi penanda kalau ancaman hujan badai itu belum benar-benar menjauh.

Dengan sisa tenaga Ombak berupaya mengayuh dayung untuk mendekati ujung daratan yang tinggal beberapa meter. Ia menguatkan sendi dan otot-totot tangan dan rasanya, ingin sekali berkata: Pikirkanlah Telukgedung Wahai penentu keajaiban! Pikirkanlah dusun-dusun dan rumah terapung juga orang-orang yang siang malam hidup di sana. Pikirkanlah para gadis dan lelaki tua yang selalu menghadap matahari dengan segelas kopi hangat. Pikirkanlah makian panjang pekerja pabrik di hulu sungai yang begitu menjijikan, buruh-buruh yang menjadi tolol, juga kebingungan yang datang di setiap bulan April hingga Nopember akibat kebiadaban limbah!

Kemudian, bersamaan dengan daratan yang semakin dekat, masih pada dirinya sendiri Ombak kembali berkata: Pergilah pada seorang gadis muara untuk mengambil sebagian waktu dan tinggalah bersamanya. Di dalam dirimu dan dirinya, kini dan nanti, atas nama cinta, temukanlah sungai-sungai penuh keajaiban yang bisa mengubah banyak hal menjadi kekuatan orang muara. Singkapkan semua tirai yang menutupi setiap jengkal kenyataan bahwa, gadis-gadis di sana akan membutuhkan cara hidup yang berbeda, sebagai sebuah puisi; dan tak seorang pun boleh menggunakan kekerasan untuk membunuh kaum nelayan di hilir kecuali para korporat dengan hanya meluruskan jari telunjuk.

Namun setelah itu tiba-tiba serangkum badai kembali menerjang dari arah berlawanan. Mengantam begitu kuat hingga pemuda itu cepat-cepat memutuskan untuk mendarat namun terlambat. Perahu sudah terseret dan arus besar membawanya melesat seolah dihisap kekuatan seribu kuda. Ombak meronta!

“Mala!”

Terpopuler

Comments

Maharani Rania

Maharani Rania

hadeh ...kata kata pujangga yg di pakai jadi pusiiiingg bacanya

2020-12-15

2

¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻

¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻

ku tetap brthn...demi mengetahui bgmn nasib Ombak & smua penghuni kampung terapung selanjutnya👀👀

2020-12-11

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!