Orang-orang Kota

DARI sudut manapun pandangan di lempar, sekolah terapung itu adalah miniatur ketangguhan manusia muara di Dusun Telukgedung dan mereka sudah tinggal di sana selama ratusan tahun. Tuhan memelihara mereka di pertemuan antara Sungai Mesuji dan Laut Jawa dengan segenap rencana yang sebelumnya tak pernah terpikirkan dan begitu juga halnya dengan para pendiri sekolah reot itu, ketika pertama kali memutuskan untuk memancangkan tonggak dan memakunya; sesungguhnya, mereka sedang membela pemukiman nelayan yang selalu tertekan oleh sulitnya akses pendidikan dalam wilayah tapal batas antara Kabupaten Mesuji dan Tulangbawang yang terus berdebat. Karena itulah, sejak sekolah itu berdiri, orang-orang di pemukiman nelayan itu mulai bermimpi tentang harapan yang berbeda kemudian mencoba meyakininya. Mereka yang tidur dan bangun secara tepat waktu dan tak lagi merasa ragu untuk menjawab sendiri pertanyaan tentang pentingkah menyandingkan antara hidup dan harapan.

Dan kali ini anak-anak di sekolah itu kembali menghimpun diri di bawah matahari yang hangat tapi tanpa kehadiran para orang tua seperti kemarin. Sungai mengalirkan kekeruhan, harapan terus dipancangkan, namun limbah dari hulu sama sekali tak mau menyusut hingga para nelayan harus memikirkan cara lain untuk tetap bertahan hidup tanpa ikan.

“Tuhan mengabulkan doa kita!”

Suara mengejutkan itu datang secara tiba-tiba dari seorang gadis kecil yang tadi malam benar-benar tidur di halaman sekolah tanpa memikirkan apakah matahari siang masih penting untuk ditunggu. Dia memekik dengan leher dan kepala tegak dan wajah menatap ke satu titik hingga anak-anak yang lain segera mengikuti layaknya sekawanan anak angsa. Mereka lalu terperangah dengan mulut membentuk rongga dan mata terbelalak. Sebagian yang lain ada yang langsung menangis namun terus menahan jatuhnya air mata sementara sebagian yang lain lagi sudah melompat-lompat atau memukul-mukulkan tangannya ke dinding hingga papan dan tiang sekolah bergoyang-goyang. Sedikit sekali yang saling berbicara tapi sangat banyak yang memilih diam sebab sudah tak bisa lagi berkata-kata.

Bu Aisyah yang sedang menilai tugas siswa kelas 5 dan sama sekali tak berniat menggerakan kepala ke arah dinding, secara refleks menghentikan gerak jarinya lalu tertegun beberapa lama. Jika kemarin ia sangat menunggu kedatangan buku-buku itu bahkan hampir memutuskan untuk menginap bersama Lila, hari ini dia sengaja tidak terlalu memikirkan tapi tetap mengharapkanya. Dia memilih sikap itu dan meyakini sebaiknya dia memang memilihnya.

Di ruang kantor enam meter persegi itu Bu Aisyah juga baru selesai mengakhiri percakapan penting dengan Mala hingga teriakan anak-anak yang gaduh membuat kedua bahunya hampir lepas karena terkejut. Mala kemudian mengajaknya bergabung dalam kerumunan anak-anak yang sudah tertumpah di halaman panggung dan mengatakan kalau anak-anak itu memang harus melakukannya sebagai bagian dari ucapan selamat datang.

Perahu motor yang sudah mengejutkan seisi sekolah itu bergerak makin dekat dan mulai mengurangi kecepatan lalu membelokan kepala ke arah sekolah. Seseorang yang memegang kendali segera mematikan mesin untuk menggantinya dengan kayuhan dayung dan perahu motor itu bergerak makin dekat. Selain pengemudi, ada dua lelaki lain yang duduk di bagian tengah dan tangan mereka melambai ke arah anak-anak yang lantas menciar macam anak burung. Mereka berteriak-teriak seolah sedang mengusir kawanan burung lain yang salah arah terbang dan Raya, seorang perempuan muda di atas perahu itu, samar-samar mengulas senyum dengan terus saja ikut melambai. Ia tampak tenang dengan duduk di atas tumpukan kardus dan tak jauh darinya, di belakang sebelah kanan, suaminya, Laz, sudah tersenyum lebar dengan tangan bersedekap untuk membiarkan begitu saja wajahnya dikibas angin. Laz adalah seorang jurnalis tv yang tampan dan berkulit sawo matang dengan wajah bersih tanpa kumis dan bertubuh tegap macam Jamie Dornan ketika memerankan komandan tentara PBB dalam film Siege At Jadotville. Beberapa tahun lalu ia menikahi Raya setelah bertemu tanpa sengaja dan ketika itu ia menjelaskan pada Raya bahwa, dia tidak bisa tidak menikahi perempuan itu sebab gadis muara itu sudah ditakdirkan untuk merawatnya hingga tua. Seperti kisah roman, cinta yang ajaib benar-benar menambat ujung siku keduanya lalu Laz menikahi Raya kemudian mereka meninggalkan muara itu untuk memburu segala kemungkinan di jantung kota raya.

Selain Laz, ada pula Samuel Ethar atau Sam yang bertubuh sedang, usianya 35 tahun, aktivis Non Govermen Organization (NGO) khusus anak. Kedatangannya selain diajak Laz, pada mulanya juga atas dorongan keinginan yang aneh pasca membaca artikel tentang sekolah di atas muara itu melalui media sosial. Dia terus memikirkan bagaimana sebuah zaman yang melaju kencang ternyata adalah ruang berbeda bagi sebagian orang tapi tidak untuk yang lain; milenial tak lebih dari suku kata asing yang bukan saja sulit diucapkan namun sukar dilihat wujudnya di kampung terapung ini. Karena itu, ketika pada suatu hari Laz bertanya, “kau mau ikut?” Sam segera menjawab: “Ya!” Tanpa merasa perlu untuk memikirkannya.

Maka berangkatlah mereka di hari yang sudah dijanjikan dengan hanya sedikit kesepakatan tentang waktu kembali meski Laz ternyata salah tentang itu; dengan gagah berani Sam mengatakan kalau dia adalah anak sungai Ciliwung yang sanggup menyelam labih dari 30 menit dan dia sudah biasa melakukannya. Dan hari ini, sebuah perahu akhirnya benar-benar membawa mereka dengan semua harapan yang terus disimpan anak-anak Telugedung layaknya sebatang tiang di sisi kanan sekolah yang terus menanti kaki camar untuk hinggap.

Mesin perahu tak lagi bersuara. Pengemudi telah melemparkan tali kekang ke arah Mala yang lalu menambatkannya. Raya melompat lebih dulu diikuti Laz lalu Sam dan puluhan kardus berisi buku dan alat tulis. Sepasang mata Bu Aisyah tampak sekali berbinar hampir menangis setelah mendengar Raya menjelaskan muasal buku-buku itu yang tak perlu waktu lama untuk mengumpulkannya. “Semua dari para donatur literasi,” kata Raya dan untuk pertama kali Bu Aisyah seolah kehilangan semua kata untuk diucapkan.

Usai menguasai diri, guru tengah baya itu lalu menanyakan apakah Raya ingin memeluk seorang gadis yang selalu menjadikan rasa malu sebagai perisai dan sudah lama menyimpan rindu. Raya memiringkan wajah: “Tentu saja,” katanya dengan kedua tangan mengembang lalu memeluk Mala erat-erat sambil terpejam menikmatinya. “Aku juga sangat merindukanmu,” bisiknya.

“Aku tak bisa lagi mengatakan apa-apa,” jawab Mala."Aku sangat bahagia."

Untuk beberapa saat waktu menjadi agak hening.

“Keteguhan Mala menggantikanmu di sekolah ini lebih tragis dari cerita roman,” Bu Aisyah kembali bersabda dengan tanpa merasa perlu untuk menyampaikan hal-hal kecil dan rahasia tentang Mala.

Raya melepas pelukan namun dengan pandangan yang tetap menghujam. "Kukira kau adalah gadis yang agung,” katanya dengan rasa bangga dan Mala agak menunduk untuk meyakinkan diri kalau dia tidak sedang mendengar pujian itu.

“Kau sangat cantik,” jawab Mala.

“Oh, ya?”

“Aku serius.”

“Kau meminta aku percaya padamu?”

“Aku meminta kau mengakuinya.”

Mereka lalu tertawa dan Laz yang agak tersipu kembali membiarkan sisa angin meniup ujung rambutnya. Sesekali bibir Raya juga menyebutkan namanya untuk menegaskan kalau dia adalah sosok suami yang sangat menyenangkan meski pada saat yang sama, Mala sama sekali tak merasa terpengaruh dengan keadaan itu sebab kegundahan atas kepergian Ombak, calon suaminya yang tadi pagi nekat melaut, kini mulai menguras pikiran dan waktunya sehingga dia seolah sedang berada di sebuah tempat yang sama dengan benak yang jauh berbeda: Asing.

Terpopuler

Comments

Maharani Rania

Maharani Rania

terlalu ribet bacanya

2020-12-15

2

¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻

¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻

masih menyimak..mski prlu mengulang2 utk cb memahami...tp akhirnya ku ngerti jg ...& makin trtarik lnjut bc✊✊

2020-12-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!